SKRIPSI
OLEH :
SKRIPSI
OLEH :
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Key word : Capsicum annum L., chicken manure fertilizer, goat manure fertilizer
Penelitian ini bertujuan untuk dapat melihat respon pemberian kombinasi pupuk
kandang ayam dan pupuk kandang kambing terhadap peningkatan hara N,P,K
tanah dan pertumbuhan serta produktivitas tanaman cabai merah (Capsicum
annum L.). Penelitian ini dilakukan di desa Hutaginjang Kecamatan
Siborongborong pada November 2016 sampai dengan April 2017. Metode
penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non factorial
dengan faktor perlakuan terdiri dari 6 kombinasi (tanpa aplikasi pupuk kandang ;
100% pupuk kandang Ayam; 75% pupuk kandang ayam + 25% pupuk kandang
kambing; 50% pupuk kandang ayam + 50% pupuk kandang kambing; 25% pupuk
kandang ayam + 75% pupuk kandang kambing; 100% pupuk kandang kambing)
dan 4 ulangan. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk kandang ayam
dan pupuk kandang kambing mampu meningkatkan tinggi tanaman, bobot buah
tanaman per sampel dan bobot buah tanaman per plot, pemberian pupuk kandang
ayam dan pupuk kandang kambing pada perbandingan yang sama adalah
perlakuan terbaik terhadap bobot tanaman. Pupuk kandang ayam mampu
menyediakan unsur hara pada awal pertumbuhan tanaman dan pupuk kandang
kambing menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman selanjutnya.
Kata kunci : Capsicum annum L., pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing
ii
Sianipar dan ibu R. Simanjuntak. Penulis merupakan anak ketiga dari Sembilan
bersaudara.
pada tahun 2011. Tahun 2011 diterima sebagai mahasiswa fakultas pertanian
universitas sumatera utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB) pada
Penulis melaksanakan Praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Wana Sari Nusantara
Kabupaten Teluk Kuantan Singingi pada bulan Juli 2014 sampai Agustus 2014.
iii
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
Pembimbing Bapak Dr. Ir. Mukhlis, M.Si. selaku Ketua pembimbing dan kepada
Ibu Ir. Alida Lubis, M.S. selaku Anggota komisi pembimbing yang telah
moril dan material serta doa. Kepada saudara penulis kak Lisna, kak Windya, adik
Fransiska, Nia kartini, Nova, Rica, Putry dan Maria Reviska yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
terima kasih.
Penulis
iv
Hal
ABSTRACT ……………………………………………………………….....i
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ...................................................................................... 4
Syarat Tumbuh ....................................................................................... 7
Iklim .............................................................................................. 7
Tanah ............................................................................................. 7
Pupuk Kandang Ayam ........................................................................... 8
Pupuk Kandang Kambing ...................................................................... 10
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 13
Bahan dan Alat Penelitian. ..................................................................... 13
Metode Penelitian ................................................................................... 13
Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 15
Analisis Pupuk Kandang ............................................................... 15
Analisis Tanah ............................................................................... 15
Persiapan Lahan ............................................................................ 15
Pembuatan Bedengan .................................................................... 15
Pemupukan .................................................................................... 15
Penutupan bedengan dengan MPHP ............................................. 15
Pembibitan..................................................................................... 16
Penanaman .................................................................................... 16
Pemeliharaan Tanaman ................................................................. 16
Pengairan ............................................................................. 16
Pemasangan ajir................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
vi
No Tabel Hal
vii
No Lampiran Hal
1 Bagan Penelitian…………………………………………………….. 31
viii
Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran
penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah
rumah tangga dan sebagiannya untuk ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung
dan lainnya (B2P2TP, 2008). Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian Tahun
ton/tahun dan produksi pada khususnya daerah Sumatera Utara sebesar 172.857
sebesar 22 %.
adalah kadar haranya yang sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis
dalam pukan sangat menentukan kualitas pukan (Hartatik dan Widowati, 2010).
beberapa hal, yaitu terpenuhinya unsur hara pada pertumbuhan tanaman, selain itu
pengaruh ketersediaan bahan organik dan juga pemberian berbagai jenis mulsa
serta intensitas pemupukan yang berimbang dan penggunaan varietas yang unggul
(Koryati, 2004).
dan organik karena tanaman cabai adalah tanaman yang sangat membutuhkan
untuk tanaman cabai yaitu N 100-120 kg/ha, P2O5 80 kg/ha, dan K2O 100-120
hara, seperti kadar N, P, K, dan Ca. Sifat pupuk kandang ayam yang mudah
tanaman yang terbaik pada awal musim yang pertama, sedangkan pupuk kandang
tanah dengan pemantapan agregat tanah, aerasi, dan daya menahan air serta
hal yang utama guna peningkatan hasil panen yang memuaskan. Kejelian dalam
menggunakan pupuk baik cara pengaplikasian kepada tanaman, jenis pupuk yang
kunci utama dari peningkatan hasil panen yang maksimal (Wahyudi, 2011).
Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak
terdapat suatu unsur hara tanaman, maka kegiatan metabolism akan terganggu
atau berhenti sama sekal. Disamping itu, umumnya tanaman yang kekurangan
atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan suatu organ tertentu yang
spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Gejala ini akan hilang apabila hara
Atas dasar kebutuhan unsur hara tanaman cabai (Capsicum annuum L.)
kimia perlu dilakukan dengan pemberian kombinasi pupuk kandang Ayam yang
cepat tersedia bagi tanaman, dan pupuk kandang kambing yang lama tersedia bagi
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk dapat melihat respon pemberian
Hipotesis Penelitian
Kegunaan Penelitian
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Ordo : Polemoniales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisadipakai untuk kebutuhan
Akar
perdu dengan perakaran akar tunggang. Sistem perakaran tanaman cabai agak
menyebar, panjangnya berkisar 25-35 cm. Akar ini berfungsi antara lain menyerap
air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang
tanaman. Sedangkan menurut akar tanaman cabai tumbuh tegak lurus ke dalam
berwarna coklat. Dari akar tunggang tumbuh akar- akar cabang, akarcabang
tumbuh horisontal didalam tanah, dari akar cabang tumbuh akar serabut yang
Batang
tegak yang bentuknya bulat. Tanaman cabai dapat tumbuh setinggi 50-150 cm,
merupakan tanaman perdu yang warna batangnya hijau dan beruas-ruas yang
dibatasi dengan buku-buku yang panjang tiap ruas 5-10 cm dengan diameter data
5-2 cm.
Daun
menyirip dilengkapi urat daun. Bagian permukaan daun bagian atas berwarna
hijau tua, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau
terang. Panjang daun berkisar 9-15 cm dengan lebar3,5-5 cm. Selain itu daun
tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal
meruncing, tepi rata, petulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm,
berwarna hijau.
Bunga
kecil, umumnya bunga cabai berwarna putih, tetapi ada juga yang berwarna ungu.
Cabai berbunga sempurna dengan benang sari yang lepas tidak berlekatan.
Disebut berbunga sempurna karena terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga,
kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.
Bunga cabai disebut juga berkelamin dua atau hermaphrodite karena alat kelamin
jantan dan betina dalam satu bunga. Posisi bunga cabai menggantung. Warna
mahkota putih, memiliki kuping sebanyak 5-6 helai, panjangnya 1-1,5 cm, lebar
Buah
bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak
menjadi merah cerah. Sedangkan untuk bijinya biji yang masih muda berwarna
kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm.
Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya,
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman
cabai merah mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman cabai merah adalah sekitar 600-1200 mm per tahun.
Pada intensitas cahaya yang tinggi dalam waktu yang cukup lama, masa
pembungaan cabai merah terjadi lebih cepat dan proses pematangan buah juga
Tanah
Tanaman cabai merah dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal
drainase dan aerasi tanah cukup baik, dan air cukup tersedia selama pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Tanah yang ideal untuk penanaman cabai merah
adalah tanah yang gembur, remah, mengandung cukup bahan organik (sekurang-
kurangnya 1,5%), unsur hara dan air, serta bebas dari gulma. Tingkat kemasaman
(pH) tanah yang sesuai adalah 6-7 (Sumarni dan Muharam, 2005).
tenik budidaya, penggunaan Mulsa adalah salah satu teknik yang dilakukan untuk
mulsa ini diantaranya suhu dalam tanah yang dipasang mulsa lebih konstan,
kelembaban tanah terjaga, pertumbuhan gulma tertekan dan banyak hal lainnya.
dengan penggunaan mulsa lainnya karena permukaan perak dari mulsa hitam
perak akan memantulkan radiasi matahari dipertinggi yang memiliki efek ganda.
Yang pertama memperkecil panas yang mengalir ke dalam tanah sehingga suhu
tanah dapat diturunkan dan efek yang kedua ialah memperbesar radiasi matahari
yang dapat di terima oleh daun-daun tanaman sehingga proses fotosintesis dapat
tanah adalah dengan pemberian bahan organik seperti pupuk kandang ke dalam
juga dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan yang harganya relatif mahal dan
(nitrogen, fosfor, dan kalium) juga mengandung unsur hara mikro (Kalsium,
Pupuk kandang memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan pupuk alam lainnya
maupun pupuk buatan. Walaupun cara kerjanya kalau dibandingkan dengan cara
kerja pupuk buatan dapat dikatakan lambat karena harus mengalami proses
perubahan terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh tanaman (Sutedjo, 2002).
kandang ayam mengandung hara 57% H2O, 29% bahan organik, 1,5% N, 1,3%
P2O5, 0,8% K2O, 4% CaO dengan rasio C/N 9-1 (Hartatik dan Widowati, 2010).
(unsur hara) bagi tanaman yang dapat diserapnya dari dalam tanah. Selain itu,
pupuk kandang ternyata mempunyai pengaruh yang positif terhadap sifat fisik dan
kimia tanah, mendorong kehidupan (perkembangan) jasad renik. Dengan kata lain
Menurut Samadi dan Cahyono (2005) dosis pupuk kandang ayam yang
terbaik untuk tanaman cabai merah adalah 20 ton/Ha. Pupuk kandang segar
mempunyai C/N = 25. Bila langsung dipupuk ke dalam tanah, jasad renik akan
menarik N dari dalam tanah. Pupuk kandang ayam dianggap sebagai pupuk
lengkap karena selain menimbulkan tersedianya unsur hara bagi tanaman juga
agregat tanah . Pupuk kotoran ayam dapat menyumbangkan unsur hara yang
diperlukan tanaman, seperti N, P, K, dan beberapa unsur hara mikro berupa Fe, Zn
kegiatan jasad renik tanah untuk merombak secara bertahap. Hasil rombakan
bahan organik oleh jasad renik akan menghasilkan hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Konseksuensinya respons tanaman per satu satuan waktu priode yang
memiliki kandungan Nitrogen sebesar 0,6%, Phospor 0,3%, dan Kalium 0,17%.
Oleh karena itu pemberian pupuk organik sangat perlu untuk mempertahankan
ayam berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan berat
pupuk kotoran sapi, dan kotoran ayam. Tanaman akan lebih banyak memperoleh
unsur hara melalui kotoran kambing, karena mengandung unsur hara yang lebih
(Nurshanti, 2009).
meningkatnya sifat fisik dan kimia tanah terutama dalam hal kemampuan
pada pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing. Hal ini tidak lepas dari
proses kematangan pupuk kandang dimana pupuk kandang kambing lebih matang.
Sehingga jumlah N yang dihasilkan dari proses aminisasi dan nitrifikasi pada
pupuk kandang kambing relatif lebih cepat dan lebih besar ( Hartoyo, 2008).
tanah dengan pemantapan agregat tanah, aerasi , dan daya menahan air, serta
berkembang dengan baik sehingga semakin luas bidang serapan terhadap unsur
hara sehingga dapat menjadikan produktivitas tanaman cabai merah besar yang
khususnya benih dan tanaman muda. Selain itu berfungsi juga sebagai bahan
pernafasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah (Lingga dan
Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman
akan terhambat dan produksinya menurun. Kekurangan salah satu atau beberapa
tanaman yang berfungsi sebagai bahan sintesis klorofil, protein dan asam amino
pertumbuhan daun. Diasumsikan semakin besar luas daun maka semakin tinggi
panjang atau tinggi tanaman , pembentukan cabang baru dan daun baru
tanaman khususnya daun akan meningkatkan bobot segar dan bobot kering
tanaman itu sendiri. Selain itu hal yang mempengaruhi berat kering tanaman
pengukuran berat kering tanaman yang ideal adalah pada saat awal pembungaan
atau akhir dari masa pertumbuhan vegetatif dimana pada saat itu terjadi puncak
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai dengan April
2017.
Adapun bahan yang digunakan adalah bibit cabai merah sebagai objek
penelitian, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing sebagai bahan yang
akan diaplikasikan, mulsa plastik perak hitam (MPPH) sebagai penutup tanah,
pupuk NPK sebagai pupuk dasar, insektisida sebagai pengendali hama dan
penyakit, air untuk menyiram tanaman, ajir untuk menopang tanaman, tali plastik
untuk mengikat ajir, label sebagai penanda perlakuan, dan bahan-bahan kimia
Adapun alat yang akan digunakan adalah cangkul sebagai alat pengolah
tanah, parang untuk memotong ajir, meteran untuk mengukur bedengan dan jarak
tanam, timbangan untuk menimbang pupuk kandang, ember sebagai tempat pupuk
Metode Penelitian
faktorial dengan faktor perlakuan terdiri dari 6 kombinasi dan 4 ulangan, yaitu :
P0 : Kontrol
Yij = µ + αi + βj + εij
I = 1,2,3,… J = 1,2,3,…
Dimana :
yang di ukur dan di uji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan
Pelaksanaan Penelitian
- C/N
- N
- P2O5
- K2O
Analisis Tanah
- pH Tanah
- P tersedia (ppm)
- K tukar
- Rasio C/N
Persiapan Lahan
Lahan diolah dan dibersihkan dari gulma dan sisa – sisa tanaman dengan
menggunakan cangkul.
Pembuatan Bedengan
30 cm. Total bedengan yang dibuat adalah 24 bedengan (yaitu 6 perlakuan dan 4
ulangan). Jarak antar perlakuan 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm.
Pemupukan
dengan dosis perlakuan. Aplikasikan juga pupuk dasar dengan dosis anjuran Urea
mulsa lalu dibiarkan ± 5 hari supaya pupuk buatan larut dalam tanah, setelah itu
bedengan.
Pembibitan
bagian top soil, dimasukkan kedalam polibag ukuran 8 x 9 cm lalu disiram setelah
itu dimasukkan benih cabai merah kedalam polibag dengan kedalaman 1 – 2 cm.
Penanaman
tumbuh 4 helai daun sejati, penanaman di usahakan serentak selesai dalam 1 hari.
Total tanaman secara keseluruhan adalah 336 tanaman dan ditentukan 6 sampel
Pengairan
Penyiraman ini dilakukan pada sore hari dan disesuaikan dengan keadaan iklim.
Pemasangan Ajir
dilakukan pada umur 7 hst hal ini dilaksanakan supaya pertumbuhan akar tanaman
batang tanaman pada ajir agar tanaman tidak rebah dan buah tidak jatuh.
Penyiangan
gulma.
tanaman, dalam penelitian ini digunakan pestisida Curacron (2ml/L air) untuk
(1-4g/L air), dan ditambahkan Agristic (0,5-1ml/L air ) sebagai perekat bahan
Penyemprotan harus dihentikan seminggu sebelum masa panen agar zat aktif
dalam insektisida tidak lagi bekerja, dan produksi cabai dapat dikonsumsi dengan
terlebih dahulu tanaman, agar diketahui serangan yang ada sehingga dapat diatasi
Panen
Buah tanaman cabai dipanen 90 – 100 HST, yang ditandai dengan kulit
buah berwarna merah, pemanenan cabai merah dilakukan sekali dalam 1 minggu,
waktu panen yang baik pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal
sebagai hasil penimbunan zat-zat makanan pada malam harinya dan belum banyak
mengalami penguapan.
Parameter pengamatan
Hasil
Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman cabai merah pada akhir fase vegetatif diukur
pada umur 35 hari setelah tanam. Pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
Tabel 4.1. Tinggi Tanaman Cabai pada Akhir Fase Vegetatif (35 HST)
Perlakuan Kombinasi Pukan Tinggi Tanaman
Ayam : Kambing (cm)
P0 0 : 0 46.31 dD
P1 100 : 0 51.29 bB
P2 75 : 25 50.88 bB
P3 50 : 50 49.10 cC
P4 25 : 75 51.40 bB
P5 0 : 100 52.40 aA
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 5% (a,b,c,d) dan taraf 1% (A,B,C,D)
Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa pemberian pupuk kandang sangat nyata
semakin rendahnya dosis kotoran ayam, namun menaik kembali dengan semakin
pemanenan cabai merah dilakukan sekali dalam satu minggu. Panen cabai merah
Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa pada awal panen (panen I dan panen II)
bobot tananam cabai meningkat dengan semakin tingginya dosis pukan ayam,
namun pada panen III bobot buah cabai tertinggi terdapat pada pemberian
kombinasi yang sama antara pukan ayam dan pukan kambing (50 : 50) dan pada
panen IV pemberian pukan kambing dengan dosis yang tinggi (25 : 75) dan
(0 : 100) bobot buah cabai lebih baik dibandingkan dengan bobot buah pada
terdapat enam tanaman sampel. Selain dengan menjumlahkan total bobot buah
tanaman sampel, bobot buah tanaman cabai per plot diambil bertujuan untuk
karakteristik dari populasi. Bobot buah tanaman cabai per plot, panen I sampai
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa pada panen I bobot buah cabai meningkat
dengan semakin tingginya dosis pukan ayam namun pada panen II bobot buah
dengan kombinasi yang sama antara pukan ayam dan pukan kambing (50 : 50)
lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi (75 : 25), pada panen III dan panen
IV bobot buah cabai tertinggi terdapat pada kombinasi yang (50 : 50). Perubahan
peningkatan bobot buah tanaman cabai dari panen III ke panen IV pada pemberian
pukan kambing dengan dosis yang tinggi (25 : 75) dan (0 : 100) lebih baik
dibandingkan dengan pemberian dosis yang tinggi pada pukan ayam (100 : 0) dan
(75 : 25).
Buah tanaman cabai yang dipanen sebanyak empat kali pemanenan, dapat
dihitung jumlah buah yang bertujuan untuk mengetahui total jumlah buah dari
setiap perlakuan yang akan dikaitkan dengan bobot buah tanaman cabai. Jumlah
buah tanaman sampel, panen I sampai panen IV terlihat pada Tabel 4.4.
Pada Tabel 4.4. terlihat bahwa pada panen I jumlah buah tanaman tertinggi
terdapat pada tanpa pemberian pukan. Pada panen II jumlah buah tanaman
meningkat dengan semakin tingginya dosis pukan ayam namun pada panen III dan
panen IV jumlah buah tanaman cabai tertinggi terdapat pada kombinasi (50 : 50).
Perubahan jumlah buah dari panen III ke panen IV terjadi peningkatan jumlah
buah yang lebih baik pada pemberian pukan kambing dengan dosis yang tinggi
(25 : 75) dan (0 : 100) dibandingkan dengan pemberian dosis yang tinggi pada
Tanaman cabai dalam satu plot terdapat 14 tanaman. Jumlah buat tanaman
mengetahui total jumlah buat tanaman sampel, total jumlah buah tanaman cabai
per plot bertujuan untuk mengetahui apakah tanaman sampel mewakili secara
keseluruhan sifat dan karakteristik dari populasi. Bobot buah tanaman cabai per
Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa pada panen I jumlah buah cabai tertinggi
terdapat pada tanpa pemberian pukan. Pada panen II jumlah buah tanaman cabai
meningkat dengan semakin tingginya dosis pukan ayam namun pada panen III
jumlah buah tertinggi terdapat pada pemberian pukan dengan kombinasi yang
sama antara pukan ayam dan pukan kambing (50 : 50). Pada panen IV jumlah
buah cabai pada pemberian pukan kambing dengan dosis yang tinggi (25 : 75) dan
(0 : 100) lebih baik dibandingkan dengan jumlah buah pada kombinasi (100 : 0).
Pembahasan
Organik, C/N, P(ekstrak HCL 25%) dan K2O pada pupuk kandang ayam lebih
tinggi daripada pupuk kandang kambing. Hal ini sesuai dengan Susilowati (2013)
yang menyatakan bahwa pupuk kandang ayam dianggap sebagai pupuk lengkap
pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing memberi pengaruh yang nyata
pada parameter tinggi tanaman, bobot buah tanaman per sampel, bobot buah
tanaman per plot, jumlah buah tanaman per sampel dan jumlah buah tanaman per
plot dan pengaruh tidak nyata pada parameter bobot buah tanaman per plot pada
ayam dan kambing mempunyai kandungan unsu hara N sebesar 1,5% (dalam
Hartatik dan Widowati (2010)). Unsur hara N dapat membantu proses pembelahan
dan pembesaran sel tanaman. Hal ini sesuai dengan Wijayanti et.al (2013) yang
untuk memacu pertumbuhan daun. Diasumsikan semakin besar luas daun maka
tanaman cabai pada awal panen meningkat dengan semakin tingginya dosis
pukan ayam, namun pada panen IV bobot buah tanaman cabai pada pemberian
pukan kambing dengan dosis yang tinggi (25 : 75) dan (0 : 100) lebih baik
dibandingkan dengan pemberian kombinasi (100 : 0). Hal disebabkan karena pada
pertumbuhan dan produksi awal tanaman, pukan ayam lebih berperan untuk
menyediakan unsur hara dan untuk produksi selanjutnya penyediaan unsur hara
oleh pukan ayam mulai habis dan pada saat itu juga pukan kambing berperan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada panen I jumlah buah tanaman
cabai lebih banyak pada tanpa pemberian pukan ayam tetapi dengan jumlah buah
yang lebih banyak bobot buah tanaman cabai bukan menjadi lebih tinggi hal
disebabkan pada tanpa pemberian pukan, buah tanaman cabai lebih cepat menua
dan bentuk buah cabai kecil, pendek dan ringan. Pada panen II jumlah buah
tanaman meningkat dengan semakin tingginya dosis pukan ayam namun pada
panen III dan panen IV jumlah buah yang tertinggi terdapat pada pemberian
kombinasi yang sama antara pukan ayam dan pukan kambing (50 : 50).
Peningkatan bobot buah ini terjadi disebabkan karena pada pertumbuhan dan
produksi awal tanaman, pukan ayam lebih berperan untuk menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan untuk pertumbuhan serta produksi
tanaman selanjutnya terlihat bahwa peran pukan ayam mulai menurun tetapi
panen III ke panen IV baik bobot buah tanaman sampel, bobot buah per plot,
jumlah buah tanaman sampel dan jumlah buah cabai per plot lebih baik pada
pemberian pukan kambing dengan dosis yang tinggi (25 : 75) dan (0 : 100) jika
dibandingkan dengan pemberian dosis yang tinggi pada pukan ayam (100 : 0) dan
(75 : 25). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa peran pukan kambing untuk
memberi pengaruh yang nyata pada parameter bobot buah tanaman cabai per
sampel. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kandungan unsur hara fosfor
dalam pupuk kandang ayam dan kambing, menurut Hartati dan Widowati (2010)
pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara fosfor sebesar 1,3%. Unsur
hara ini berperan dalam mempercepat pembungaan serta pemasakan biji dan buah.
Hal ini sesuai dengan Lingga dan Marsono 2004 dalam Indah (2006) yang
menyatakan bahwa unsur ini berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan
pembungaan, pemasakan biji dan buah. Disamping itu adanya kandungan hara
memberi pengaruh nyata pada parameter bobot buah tanaman per plot. Bobot
buah tanaman cabai per plot meningkat dari panen I sampai dengan Panen IV.
Pada panen IV bobot buah tanaman per plot tertinggi terdapat pada kombinasi (50
: 50) yaitu sebesar 1.372,25 g/plot. Pemberian kombinasi yang sama antara pukan
ayam dan pukan kambing (50 : 50) dapat meningkatkan bobot buah per sampel.
Hasil menunjukkan kombinasi (100 : 0) dan (75 : 25) berbeda tidak nyata. Hal ini
sesuai dengan Mathius (1994) yang menyatakan bahwa pupuk organik seperti
pupuk kandang kambing dapat meningkatkan kegiatan jasad renik tanah untuk
merombak secara bertahap. Hasil rombakan bahan organik oleh jasad renik akan
memberi pengaruh tidak nyata pada panen I dan berpengaruh nyata pada panen II
sampai panen IV. Hal ini disebabkan oleh pemberian pupuk kandang mampu
berkembang sehingga unsur hara dapat diserap dengan baik, hal ini sesuai dengan
semakin luas bidang serapan terhadap unsur hara sehingga dapat menjadikan
penelitian ini terlihat bahwa penggunaan pupuk kandang ayam memberikan nilai
unsur hara yang lebih cepat tersedia bagi tanaman jika dibandingkan dengan
pupuk kandang kambing terbukti pada panen I dan panen II menunjukkan bobot
cabai pada perlakuan yang diberikan pupuk kandang ayam yang lebih tinggi
menghasilkan bobot buah yang lebih besar. Pupuk kandang kambing merupakan
pupuk kandang yang memberikan ketersediaan hara yang lebih lama untuk
diserap tanaman terlihat pada panen III dan panen IV terbukti bahwa dengan
pemberian pupuk kandang kambing dapat meningkatkan bobot buah cabai dari
panen sebelumnya.
kombinasi (50 : 50) yang menunjukkan peningkatan bobot buah cabai yang
terbaik dari panen I sampai panen IV. Kombinasi (25 : 75) dan kombinasi (0 :
100) menunjukkan peningkatan bobot buah dari panen I sampai panen IV tetapi
bukan menjadi perlakuan yang terbaik, hal ini disebabkan bahwa tanaman cabai
Kesimpulan
per sampel yaitu 90,13 g/tan , bobot tanaman per plot yaitu 1372,25 g/plot
Saran
BPTP, 2001. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak pada Tanaman Cabai
dilahan Kering. Departemen Pertanian. Jambi
Mathius, W. 1994. Potensi dan pemanfaatan pupuk organik asal kotoran kambing-
domba. Balai penelitian ternak. Bogor.
Silvia, M., Gt.M. Sugian, N dan M. Ermayan, E. 2012. Respon Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Terhadap
Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Kambing Pada Tanah Ultisol.
Agroscienteae, Vol.19 No. 3 Desember 2012. Diakses pada tanggal 2
Maret 2018.
Tindall, H. D., 1983. Vegetable In The Tropics. Mac Milan Press Ltd., London.
Wahyudi, 2011. Analisis Pola Pemberian Pupuk anorganik terhadap hasil Panen
pada tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Istitut Agama Islam
Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Wijayanti, M.,M. Syamsoel, H dan Eko, P. 2013. Pengaruh Pemberian tiga jenis
pupuk kandang dan dosis urea pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai.
J. Agrotek Tropika. Vol1, No 2:171-177 Mei 2013. Diakses Pada Tanggal
1 Maret 2018.
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 2.95 0.98 0.16 3.29 5.42
Perlakuan 5 96.83 19.37 3.08* 2.90 4.56
Galat 15 94.28 6.29
Total 23 194.06
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 9.64 3.21 1.55 3.29 5.42
Perlakuan 5 175.87 35.17 17.00** 2.90 4.56
Galat 15 31.03 2.07
Total 23 216.54
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 27.45 9.15 1.60 3.29 5.42
Perlakuan 5 3562.53 712.51 124.37** 2.90 4.56
Galat 15 85.93 5.73
Total 23 3675.92
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
Blok 3 68.65 22.88 4.250* 3.29 5.42
Perlakuan 5 12214.54 2442.91 453.713** 2.90 4.56
Galat 15 80.76 5.38
Total 23 12363.96
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 71.15 23.72 1.53 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 15341.35 3068.27 197.42 2.90 4.56
Galat 15 233.13 15.54
Total 23 15645.64
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 3352.50 1117.50 2.33 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 38927.33 7785.47 16.23 2.90 4.56
Galat 15 7196.00 479.73
Total 23 49475.83
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 25930.46 8643.49 8.23 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 652373.71 130474.74 124.23 2.90 4.56
Galat 15 15753.79 1050.25
Total 23 694057.96
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 7545.00 2515.00 1.56 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 2751523.33 550304.67 341.71 2.90 4.56
Galat 15 24157.00 1610.47
Total 23 2783225.33
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
**
Blok 3 66601.83 22200.61 9.87 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 3123910.33 624782.07 277.63 2.90 4.56
Galat 15 33755.67 2250.38
Total 23 3224267.83
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 0.88 0.29 2.37 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 12.34 2.47 19.90 2.90 4.56
Galat 15 1.86 0.12
Total 23 15.08
Lampiran 13. Jumlah buah panen II (buah/tanaman)
Blok
Perlakuan Total Rataan
I II III IV
P0 2.2 3.5 3.7 2.7 12.0 3.00
P1 8.7 9.0 9.3 8.7 35.7 8.92
P2 9.2 9.5 8.5 8.5 35.7 8.92
P3 8.2 8.7 8.8 8.2 33.8 8.46
P4 6.3 7.3 6.8 7.7 28.2 7.04
P5 6.2 5.8 5.8 5.7 23.5 5.88
Total 40.67 43.83 43.00 41.33 168.8
Rataan 6.78 7.31 7.17 6.89 7.03
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 1.07 0.36 1.78 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 106.94 21.39 107.14 2.90 4.56
Galat 15 2.99 0.20
Total 23 111.00
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 3.83 1.28 3.13 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 409.20 81.84 200.92 2.90 4.56
Galat 15 6.11 0.41
Total 23 419.14
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 2.64 0.88 0.74 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 513.73 102.75 85.89 2.90 4.56
Galat 15 17.94 1.20
Total 23 534.31
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 129.79 43.26 2.42 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 1924.21 384.84 21.54 2.90 4.56
Galat 15 267.96 17.86
Total 23 2321.96
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 693.83 231.28 1.42 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 57779.83 11555.97 70.92 2.90 4.56
Galat 15 2444.17 162.94
Total 23 60917.83
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
tn
Blok 3 2744.17 914.72 1.58 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 73427.33 14685.47 25.33 2.90 4.56
Galat 15 8696.33 579.76
Total 23 84867.83
Tabel Anova
SK db JK KT Fh F.05 F.01
**
Blok 3 212710.46 70903.49 10.46 3.29 5.42
**
Perlakuan 5 18740771.38 3748154.28 552.78 2.9 4.56
Galat 15 101708.79 6780.59
Total 23 19055190.63