Anda di halaman 1dari 2

Keterpaduan Pembelajaran Berbicara Dalam Pendidikan Karakter

Dalam kaitanya dengan pendidikan karakter, prosedur pembelajaran berbicara ini merupakan
saluran pendidikan karakter (Chaer, 2012: 32). Pada masing-masing tahapan pembelajaran
berbicara ini akan terdapat sejumlah aktifitas yang harus dilakukan siswa. Melalui aktivitas-
aktivitas inilah siswa akan secara tidak sadar menunjukan karakter dirinya. Guna
memperjelas hubungan prosedur pembelajaran berbicara (yang nantinya akan membentuk
metode pembelajaran berbicara) dengan pengembangan karakter siswa, berikut diuraikan
analisis aktivitas pada setiap tahapan pembelajaran berbicara dalam kaitanya dengan
pembiasaan berkarakter pada diri siswa.
Pada tahap prabicara, siswa dapat melakukan serangkaian aktifitas seperti eksplorasi
fenomena untuk mendapatkan ide. Kegiatan ini akan menuntut siswa untuk mendayagunakan
panca indra dan perasaanya dalam menangkap ilham atau ide dasar bagi bahan
pembicaraanya. Pada saat siswa melakukan kegiatan eksplorasi, ia sebenarnya sedang
membiasakan diri untuk teliti, cermat, peka, antusias, tanggung jawab dan disiplin. Pada saat
siswa menulis naskah secara kooperatif , siswa akan dibiasakan untuk saling menghargai,
kerjasama, tanggung jawab, dan kreatif. Demikian pula pada tahap latihan siswa dituntut
untuk mengembangkan karakter sungguh-sungguh berorientasi hasil, dan kreatif.
Pada tahap berbicara, siswa akan terbangun nilai karakter disiplin, kepemimpinan, sungguh-
sungguh berorientasi prestasi dan sopan serta santun. Hal ini disebabkan proses berbicara
akan menuntut kemampuan bertukar peran, giliran tuturan, sehingga memerlukan konsentrasi
dan kesungguhan para pelaku. Dalam berpidato siswa juga dituntut untuk berpakaian yang
santun, bertutur yang sopan dan bergaya yang etis. Demikian juga dalam aktivitas orasi
ilmiah atau debat misalnya, siswa akan dibiasakan untuk menghargai orang lain, peduli dan
bertanggung jawab. Berdasarkan kenyataan tersebut jelaslah bahwa jika aktivitas pada tahap
berbicara dilakukan dengan benar, siswa akan beroleh kemampuan berbicara sekaligus akan
beroleh pengembangan karakter sehingga pada akhirnya karakter positif tersebut akan
membudaya pada diri siswa.
Pada tahap pasca bicara dapat dilakukan aktivitas bertanya jawab yang dapat digunakan
sebagai saluran membudaya karakter terutama nilai jujur, rasa ingin tahu, peduli dan
berorientasi pada prestasi. Pada aktivitas diskusi performa dan koreksi performa akan
dibudayakan nilai karakter tanggung jawab, disiplin dan etos kerja.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran berbicara dapat digunakan sebagai wahana
implementasi pendidikan karakter. Syarat utamanya adalah bahwa pembelajaran berbicara
harus dilakukan dalam gamitan pembelajaranaktif dan kreatif. Melalui ativitas-aktivitas yang
dilakukan, siswa akan pengetahuan, pengalaman, sekaligus pengembangan karakter. Jika
selama proses pembelajaran digunakan penilaian otentik, pembudayaan karakter juga akan
semakin kuat sehingga siswa benar-benar mampu mencapai prestasi belajar yang baik
sekaligus berkarakter. Inilah sebenarnya implementasi pembelajaran bahasa indonesia yang
harmonis, bermutu, bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai