BAB 3
NILAI DAN NORMA SOSIAL
A. NILAI SOSIAL
Nilai sosial merupakan konsep abstrak tentang prinsip standar atau patokan yang baik, dicita-citakan, penting dan
berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sosial berperan mengarahkan perilaku seseorang dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut
Penjelasan
Prof.Notonagoro
1. Nilai Berdasarkan Kegunaannya
Nilai Material Segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan fisik/jasmani manusia.
Contoh : pakaian, air, dan makanan.
Nilai Vital Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitas atau kegiatan
dalam hidupnya. Contoh : buku dan alat tulis bagi pelajar.
Nilai Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Meliputi :
Kerohanian/Spritual 1) Nilai kebenaran/logis → bersumber pada akal manusia
2) Nilai religius/agama → bersumber dari keyakinan dan mutlak
3) Nilai moral/etika /kebaikan → bersumber pada kehendak/kemauan manusia
4) Nilai keindahan/estetika → bersumber dari unsur rasa manusia
2. Berdasarkan Cirinya
Nilai Immaterial Nilai yang tidak berwujud, tidak bisa disentuh dan sulit untuk berubah. Misal : Ideologi,
gagasan, ide, peraturan-peraturan.
Nilai Material Nilai jasmani atau nilai yang berwujud, mudah dilihat, diraba dan memiliki karakteristik
mudah berubah. Misal : gedung, karya seni, dsb.
Berdasarkan
Penjelasan
Fungsinya
Nilai Integratif Nilai yang memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang/kelompok dalam usaha
mencapai cita-cita bersama. Contoh :
Nilai Disintegratif Nilai yang hanya berlaku untuk sekelompok orang di wilayah tertentu.
Berdasarkan
Penjelasan
Penerapannya
Nilai Sosial Nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Contoh: solidaritas, gotong royong,
toleransi, musyawarah.
Nilai Kesusilaan Nilai yang berkaitan dengan sopan-santun.
B. NORMA SOSIAL
Norma sosial merupakan pedoman perilaku yang berisi perintah, larangan, dan anjuran agar tercipta ketertiban,
keteraturan, dan kedamaian dalam masyarakat.
Norma Kesopanan Petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah
laku dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh : jangan meludah di
sembarang tempat, berbicara dan berpakaian harus sopan.
Norma Kebiasaan Kumpulan petunjuk tentang perilaku yang diulang-ulang dalam bentuk
yang sama, sehingga menjadi kebiasaan masyarakat. Contoh :
mengucapkan salam sebelum masuk rumah orang lain, membawa oleh-
oleh ketika pulang dari bepergian.
Norma Hukum Ketentuan-ketentuan dalam kehidupan sosial yang bersumber dari
undang-undang. Pelanggar norma ini akan mendapat sanksi tegas
berupa pidana atau perdata. Contoh : wajib bayar pajak, membunuh
akan dikenakan maksimal hukuman mati.
BAB 4
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
2. Fungsi Sosialisasi
a. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada individu.
b. Menambah kemampuan berkomunikasi, mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan bercerita.
c. Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri.
d. Membentuk pola perilaku dan kepribadian individu berdasarkan kaidah nilai dan norma suatu masyarakat.
e. Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah laku berdasarkan nilai dan norma
yang diajarkan.
f. Menjaga integrasi dalam masyarakat.
3. Tujuan Sosialisasi
a. Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan norma sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat dan untuk melangsungkan kehidupannya ditengah–tengah masyarakat.
b. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif .
c. Membantu individu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
d. Mewariskan nilai dan norma kepada generasi selanjutnya.
e. Mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
f. Menanamkan kepada seseorang nilai dan kepercayaan pokok yang ada dalam masyarakat.
g. Menciptakan integrasi masyarakat.
B. TAHAPAN SOSIALISASI
Menurut George Herbert Mead
1) Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Dialami sejak manusia dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya.
Pada masa ini anak mulai melakukan kegiatan meniru meskipun tidak sempurna.
2) Tahap Meniru (Play Stage)
Ditandai semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran –peran yang dilakukan orang dewasa. Anak
menyadari keberadaan dirinya dan orang-orang terdekatnya serta mampu memahami suatu peran.
3) Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan
sendiri dengan penuh kesadaran. Sudah mulai mencari jati diri, lebih sering berinteraksi sosial dengan
kelompoknya, serta mulai menyadari peraturan yang berlaku.
4) Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized stage)
Seorang anak dianggap telah dewasa, sudah tau betul perannya di keluarga dan masyarakat.
Teori Looking Glass Self Menurut Charles Horton Cooley
1) Kita membayangkan bagaimana diri kita di mata orang lain,
2) Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita,
3) Bagaimana perasaan kita sebagai akibat penilaian tersebut,
4) Konsep diri berlangsung lama dan rumit, bahwa seseorang berkembang hanya bisa dengan bantuan orang
lain.
© Fedri Apri Nugroho 1|P a g e
RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI
C. MACAM-MACAM SOSIALISASI
Ditinjau dari Bentuknya (Menurut Peter L. Berger dan Luckmann)
1) Sosialisasi Primer
Sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu masih kecil dan dalam lingkungan keluarga.
2) Sosialisasi Sekunder
Tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer. Sosialisasi ini terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan
bermain, lingkungan kerja, dan interaksi melalui medi massa.
Dalam tahap ini seseorang bisa mengalami desosialisasi yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama
atau proses resosialisasi yaitu pemberian identitas baru yang didapat dari suatu institusi sosial.
Ditinjau dari Polanya ( Menurut Jaeger)
1) Sosialisasi Represif
Bertujuan mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan
hukuman (punishment).
2) Sosialisais Partisipatoris
Dilakukan dengan mengutamakan peran aktif objek sosialisasi dalam proses internalisasi nilai dan norma.
Ditinjau dari Tipenya
1) Sosialisasi Formal
Melalui lembaga yang berwenang melalui ketentuan yang berlaku dalam negara seperti pendidikan sekolah
dan pendidikan militer.
2) Sosialisasi Informal
Terdapat di dalam masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan seperti antar teman,
sesama anggota club, kelompok sosial yang ada dalam masyarakat.
Lainnya
1) Sosialisasi Langsung
Dilakukan secara face to face tanpa menggunakan media perantara atau alat komunikasi.
2) Sosialisasi Tidak Langsung
Menggunakan media perantara/alat komunikasi.
3) Sosialisasi Otoritatif
Memberi kesempatan kepada indivisu secara bebas untuk menerima atau menolak perilaku tertentu.
4) Sosialisasi Ekualitatif
Berdasarkan persamaan kedudukan antara pihak yang melakukan sosialisasi dan pihak yang disosialisasi
(memiliki hubungan sederajat).
D. MEDIA/AGEN SOSIALISASI
Keluarga Merupakan kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi untuk mengawasi perilaku
anggota keluarganya.
Tujuan : membentuk ciri khas kepribadian anak.
Sekolah Berperan sebagai sosialisasi sekunder dan memiliki cakupan lebih luas.
Tujuan : menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak serta berorientasi
mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang.
Kelompok Prosesnya dilakukan antarteman, baik teman sebaya maupun tidak sebaya.
Bermain Hubungan sosialisasi yang terjalin versifat ekualitas (sederajat).
Lingkungan Adaptasi dalam proses sosialisasinya dilakukan berdasarkan tuntutan sistem dan dan
Kerja intensitas sosial tertinggi dilakukan antarkolega.
Tujuan : Untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja.
Media Bersifat umum, selalu mengikuti segala bentuk perkembangan dan perubahan sosial.
Massa Berperan penting menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yang
heterogen.
E. KEPRIBADIAN
Faktor biologis Kepribadian diperoleh dari gen keturunan orang tua, ciri-ciri fisik.
Faktor prenatal Berkaitan dengan pemberian rangsangan atau stimulus ketika anak masih
dalam kandungan
Faktor geografis Kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan alam (iklim dan bentuk muka
bumi/topografi setempat.
Faktor pengalaman Berhubungan dengan pengalaman hidup
Faktor kelompok/ Kepribadian terbentuk melalui pengaruh lingkungan kelompok sosial
lingkungan sosial (lingkungan keluarga dan masyarakat).
Faktor kebudayaan Keprobadian dipengaruhi oleh lingkungan budaya.
F. KEBUDAYAAN (CULTURE)
Wujud Kebudayaan
Definisi Gagasan : kumpulan ide, nilai dan norma
Segala upaya serta tindakan manusia Aktivitas : sistem sosial
untuk mengolah tanah dan Artefak : wujud fisik (candi, bangunan,
mengubah alam. patung, monumen)
BAB 5
PERILAKU MENYIMPANG DAN SIKAP ANTI SOSIAL
A. PENYIMPANGAN SOSIAL
1. Definisi Penyimpangan Sosial
Penyimpangan Sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang disebut deviasi sosial. Pelakunya disebut devian.
Berdasarkan bentuknya
a. Penyalahgunaan Narkotika d. Alkoholisme
b. Perkelahian Pelajar e. Kriminalitas/Kejahatan
c. Penyimpangan Seksual
- Perzinaan : hubungan seks diluar nikah.
- Lesbianisme : hubungan seks oleh sesama wanita
- Homoseksual : hubungan seks oleh sesama laki-laki
- Kumpul kebo : hidup sebagai suami istri tanpa nikah
- Sodomi : hubungan seks melalui anus
- Onani : pelampiasan hubungan seks dengan benda.
- Transvestitisme : pemuasan keinginan seks dengan mengenakan pakaian lawan jenis.
- Pedophilia : pemuasan keinginan/hubungan seks dengan anak-anak
BAB 6
PENGENDALIAN SOSIAL
A. PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial merupakan segala proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan yang bersifat
mendidik, mengajak bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.