Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

BAB 3
NILAI DAN NORMA SOSIAL

A. NILAI SOSIAL
Nilai sosial merupakan konsep abstrak tentang prinsip standar atau patokan yang baik, dicita-citakan, penting dan
berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sosial berperan mengarahkan perilaku seseorang dalam kehidupan
masyarakat.

1. Jenis-Jenis Nilai Sosial


Berdasarkan Cirinya Penjelasan
Nilai Mendarah Nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika sesorang
Daging (Internalized melakukannya kadang tidak melalui proses berfikir atau pertimbangan lagi, melainkan
Value) secara tidak sadar.
Contoh : guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam
mendidik anak tersebut.
Nilai Dominan Nilai-nilai yang diutamakan/ dianggap lebih penting daripada nilai-nilai yang lain.
Ciri-ciri nilai dominan:
1) Dianut oleh sebagian besar masyarakat
2) Dianut dalam kurun waktu yang panjang
3) Mempunyai pengaruh kuat dalam kehidupan sosial
4) Disusun, dan dibentuk dengan perjuangan dan dipertahankan secara gigih.
5) Dirumuskan oleh orang yang mempunyai prestasi tinggi
Nilai instrumental Nilai yang bersifat fleksibel terhadap hukum dan biasanya terdapat dalam kelompok
primer yang anggotanya memiliki rasa empati satu dengan yang lainnya. Contohnya :
keluarga.

Menurut
Penjelasan
Prof.Notonagoro
1. Nilai Berdasarkan Kegunaannya
Nilai Material Segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan fisik/jasmani manusia.
Contoh : pakaian, air, dan makanan.
Nilai Vital Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitas atau kegiatan
dalam hidupnya. Contoh : buku dan alat tulis bagi pelajar.
Nilai Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Meliputi :
Kerohanian/Spritual 1) Nilai kebenaran/logis → bersumber pada akal manusia
2) Nilai religius/agama → bersumber dari keyakinan dan mutlak
3) Nilai moral/etika /kebaikan → bersumber pada kehendak/kemauan manusia
4) Nilai keindahan/estetika → bersumber dari unsur rasa manusia
2. Berdasarkan Cirinya
Nilai Immaterial Nilai yang tidak berwujud, tidak bisa disentuh dan sulit untuk berubah. Misal : Ideologi,
gagasan, ide, peraturan-peraturan.
Nilai Material Nilai jasmani atau nilai yang berwujud, mudah dilihat, diraba dan memiliki karakteristik
mudah berubah. Misal : gedung, karya seni, dsb.

Berdasarkan
Penjelasan
Fungsinya
Nilai Integratif Nilai yang memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang/kelompok dalam usaha
mencapai cita-cita bersama. Contoh :
Nilai Disintegratif Nilai yang hanya berlaku untuk sekelompok orang di wilayah tertentu.

© Fedri Apri Nugroho 1|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

Berdasarkan
Penjelasan
Penerapannya
Nilai Sosial Nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Contoh: solidaritas, gotong royong,
toleransi, musyawarah.
Nilai Kesusilaan Nilai yang berkaitan dengan sopan-santun.

Menurut Kluckhonn Penjelasan


Nilai Hakikat Hidup Masyarakat yang menganggap hidup itu buruk, hidup itu baik, hidup itu
buruk tapi wajib berusaha agar menjadi baik.
Nilai Hakikat Karya Manusia Berkarya untuk nafkah hidup. Berkarya untuk kedudukan dan
kehormatan. Berkarya untuk menghasilkan karya.
Nilai Hakikat Kedudukan Manusia Memandang penting, memperhatikan masa lampau. Orientasi masa
dalam Ruang dan Waktu sekarang. Orientasi masa depan.
Nilai Hakikat Hubungan Manusia Manusia tunduk kepada alam. Manusia berhasrat menguasai alam.
dengan Alam Sekitar Manusia selaras terhadap alam.
Nilai Hakikat Hubungan Manusia Ketergantungan dengan tokoh atasan (orientasi vertikal). Ketergantungan
dengan Sesamanya pada sesama dan berjiwa gotong royong (orientasi horizontal). Menilai
tinggi usaha diri sendiri (individualisme).

3. Fungsi Nilai Sosial


1) Sebagai petunjuk arah untuk bersikap dan bertindak. Contoh: nilai persatuan dan kesatuan, gotong royong.
2) Sebagai acuan dan sumber motivasi. Contoh: Nilai IPTEK.
3) Sebagai benteng, pengawas, perlindungan bagi eksistensi suatu masyarakat. Contoh: Nilai Pancasila.
4) Sebagai tolok ukur terhadap hal-hal yang bersifat etis.
5) Sebagai pemandu & pengontrol bagi sikap serta tindakan manusia.
6) Sebagai alat pemersatu anggota masyarakat

4. Karakteristik Nilai sosial


1) Hasil interaksi sosial
2) Nilai bentukan manusia
3) Dapat ditularkan
4) Bisa membentuk kepribadian
5) Alat pemenihan kebutuhan sosial
6) Beda tempat, beda daerah, dsb. maka akan berbeda nilainya
7) Melibatkan emosi dan perasaan.

B. NORMA SOSIAL
Norma sosial merupakan pedoman perilaku yang berisi perintah, larangan, dan anjuran agar tercipta ketertiban,
keteraturan, dan kedamaian dalam masyarakat.

1. Jenis – Jenis Norma Sosial


Berdasarkan Sanksinya/Sumbernya Penjelasan
Norma Agama Ketentuan-ketentuan yang bersumber pada agama, bersifat mutlak, dan
keberadaannya tidak dapat ditawar. Contoh : larangan berzina,
mengerjakan sholat.
Norma Kesusilaan Peraturan sosial yang berasal dari akhlak atau hati nurani sendiri
tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Contoh : berpelukan antara
pria dan wanita di depan umum, walaupun suami istri, bertentangan
dengan norma susila.

© Fedri Apri Nugroho 2|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

Norma Kesopanan Petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah
laku dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh : jangan meludah di
sembarang tempat, berbicara dan berpakaian harus sopan.
Norma Kebiasaan Kumpulan petunjuk tentang perilaku yang diulang-ulang dalam bentuk
yang sama, sehingga menjadi kebiasaan masyarakat. Contoh :
mengucapkan salam sebelum masuk rumah orang lain, membawa oleh-
oleh ketika pulang dari bepergian.
Norma Hukum Ketentuan-ketentuan dalam kehidupan sosial yang bersumber dari
undang-undang. Pelanggar norma ini akan mendapat sanksi tegas
berupa pidana atau perdata. Contoh : wajib bayar pajak, membunuh
akan dikenakan maksimal hukuman mati.

Berdasarkan Daya Ikatanya Penjelasan


Cara (Usage) Bentuk perilaku atau tindakan yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Sanksi sanksi berupa celaan/hinaan. Contoh : cara makan orang Asia
Timur dengan sumpit dan cara makan orang Indonesia dengan tangan.
Kebiasaan (Folkways) Perbuatan yang diulang-ulang, daya ikat agak kuat, sanksi berupa gunjingan, dan
teguran. Contoh : mengetuk pintu ketika masuk, patuh pada orang tua, member
dengan tangan kanan.
Tata Kelakuan (Mores) Gagasan yang kuat mengenai benar dan salah yang menuntun tindakan tertentu
dan melarang tindakan tertentu. Daya ikat cukup kuat, sanksi berupa kutukan
atau dikucilkan. Contoh : Larangan berzina.
Adat Istiadat (Custom) Daya ikat sangat kuat dan menjadi sistem nilai budaya yang dipedomani oleh
semua warga masyarakat. Sanksi berupa kutukan atau dikucilkan, dipermalukan
dan membayar denda. Contoh : hukum adat di desa Panglipuran bali yang
melarang seseorang memiliki istri lebih dari satu, apabila sesorang melanggar, ia
akan dikenai sanksi pengucilan ditempat khusus.
Hukum (Laws) Merupakan sekumpulan aturan tertulis dalam masyarakat yang beris ketentuan,
perintah dan larangan agar tercipta suatu keadilan. Pelanggaran terhadap
hukum akan diberi sanksi.

2. Fungsi Norma Sosial


1) Sebagai alat menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial.
2) Sebagai aturan/pedoman perilaku dalam hidup bermasyarakat.
3) Sebagai sistem kontrol/pengendalian sosial dalam masyarakat.
4) Untuk menjaga kelestarian nilai-nilai dalam masyarakat.

3. Karakteristik Norma Sosial


1) Tidak tertulis/lisan
2) Hasil konsensus/kesepakatan masyarakat
3) Bersifat mengikat
4) Ada sanksi yang tegas
5) Dinamis terhadap perubahan sosial

© Fedri Apri Nugroho 3|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

BAB 4
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

A. DEFINISI , FUNGSI DAN TUJUAN SOSIALISASI


1. Definisi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran nilai dan norma sosial untuk membentuk perilaku dan kepribadian
individu/kelompok dalam masyarakat, melalui pemahaman terhadap peran yang ia jalankan dan dijalankan oleh
orang lain.

2. Fungsi Sosialisasi
a. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada individu.
b. Menambah kemampuan berkomunikasi, mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan bercerita.
c. Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri.
d. Membentuk pola perilaku dan kepribadian individu berdasarkan kaidah nilai dan norma suatu masyarakat.
e. Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah laku berdasarkan nilai dan norma
yang diajarkan.
f. Menjaga integrasi dalam masyarakat.

3. Tujuan Sosialisasi
a. Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan norma sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat dan untuk melangsungkan kehidupannya ditengah–tengah masyarakat.
b. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif .
c. Membantu individu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
d. Mewariskan nilai dan norma kepada generasi selanjutnya.
e. Mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
f. Menanamkan kepada seseorang nilai dan kepercayaan pokok yang ada dalam masyarakat.
g. Menciptakan integrasi masyarakat.

B. TAHAPAN SOSIALISASI
 Menurut George Herbert Mead
1) Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Dialami sejak manusia dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya.
Pada masa ini anak mulai melakukan kegiatan meniru meskipun tidak sempurna.
2) Tahap Meniru (Play Stage)
Ditandai semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran –peran yang dilakukan orang dewasa. Anak
menyadari keberadaan dirinya dan orang-orang terdekatnya serta mampu memahami suatu peran.
3) Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan
sendiri dengan penuh kesadaran. Sudah mulai mencari jati diri, lebih sering berinteraksi sosial dengan
kelompoknya, serta mulai menyadari peraturan yang berlaku.
4) Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized stage)
Seorang anak dianggap telah dewasa, sudah tau betul perannya di keluarga dan masyarakat.
 Teori Looking Glass Self Menurut Charles Horton Cooley
1) Kita membayangkan bagaimana diri kita di mata orang lain,
2) Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita,
3) Bagaimana perasaan kita sebagai akibat penilaian tersebut,
4) Konsep diri berlangsung lama dan rumit, bahwa seseorang berkembang hanya bisa dengan bantuan orang
lain.
© Fedri Apri Nugroho 1|P a g e
RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

C. MACAM-MACAM SOSIALISASI
 Ditinjau dari Bentuknya (Menurut Peter L. Berger dan Luckmann)
1) Sosialisasi Primer
Sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu masih kecil dan dalam lingkungan keluarga.
2) Sosialisasi Sekunder
Tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer. Sosialisasi ini terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan
bermain, lingkungan kerja, dan interaksi melalui medi massa.
Dalam tahap ini seseorang bisa mengalami desosialisasi yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama
atau proses resosialisasi yaitu pemberian identitas baru yang didapat dari suatu institusi sosial.
 Ditinjau dari Polanya ( Menurut Jaeger)
1) Sosialisasi Represif
Bertujuan mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan
hukuman (punishment).
2) Sosialisais Partisipatoris
Dilakukan dengan mengutamakan peran aktif objek sosialisasi dalam proses internalisasi nilai dan norma.
 Ditinjau dari Tipenya
1) Sosialisasi Formal
Melalui lembaga yang berwenang melalui ketentuan yang berlaku dalam negara seperti pendidikan sekolah
dan pendidikan militer.
2) Sosialisasi Informal
Terdapat di dalam masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan seperti antar teman,
sesama anggota club, kelompok sosial yang ada dalam masyarakat.
 Lainnya
1) Sosialisasi Langsung
Dilakukan secara face to face tanpa menggunakan media perantara atau alat komunikasi.
2) Sosialisasi Tidak Langsung
Menggunakan media perantara/alat komunikasi.
3) Sosialisasi Otoritatif
Memberi kesempatan kepada indivisu secara bebas untuk menerima atau menolak perilaku tertentu.
4) Sosialisasi Ekualitatif
Berdasarkan persamaan kedudukan antara pihak yang melakukan sosialisasi dan pihak yang disosialisasi
(memiliki hubungan sederajat).

D. MEDIA/AGEN SOSIALISASI
Keluarga  Merupakan kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi untuk mengawasi perilaku
anggota keluarganya.
 Tujuan : membentuk ciri khas kepribadian anak.
Sekolah  Berperan sebagai sosialisasi sekunder dan memiliki cakupan lebih luas.
 Tujuan : menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak serta berorientasi
mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang.
Kelompok  Prosesnya dilakukan antarteman, baik teman sebaya maupun tidak sebaya.
Bermain  Hubungan sosialisasi yang terjalin versifat ekualitas (sederajat).
Lingkungan  Adaptasi dalam proses sosialisasinya dilakukan berdasarkan tuntutan sistem dan dan
Kerja intensitas sosial tertinggi dilakukan antarkolega.
 Tujuan : Untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja.
Media  Bersifat umum, selalu mengikuti segala bentuk perkembangan dan perubahan sosial.
Massa  Berperan penting menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yang
heterogen.

© Fedri Apri Nugroho 2|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

E. KEPRIBADIAN

Definisi Unsur Kepribadian


Corak tingkah laku sosial yang 1) Pengetahuan
meliputi kekuatan, dorongan, 2) Perasaan
keinginan, opini, dan sikap yang 3) Dorongan Naluri
melekat pada seseorang.

Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian

Faktor biologis Kepribadian diperoleh dari gen keturunan orang tua, ciri-ciri fisik.
Faktor prenatal Berkaitan dengan pemberian rangsangan atau stimulus ketika anak masih
dalam kandungan
Faktor geografis Kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan alam (iklim dan bentuk muka
bumi/topografi setempat.
Faktor pengalaman Berhubungan dengan pengalaman hidup
Faktor kelompok/ Kepribadian terbentuk melalui pengaruh lingkungan kelompok sosial
lingkungan sosial (lingkungan keluarga dan masyarakat).
Faktor kebudayaan Keprobadian dipengaruhi oleh lingkungan budaya.

F. KEBUDAYAAN (CULTURE)

Wujud Kebudayaan
Definisi  Gagasan : kumpulan ide, nilai dan norma
Segala upaya serta tindakan manusia  Aktivitas : sistem sosial
untuk mengolah tanah dan  Artefak : wujud fisik (candi, bangunan,
mengubah alam. patung, monumen)

Unsur-Unsur Pokok Kebudayaan


 Bahasa
 Sistem pengetahuan Komponen Utama Kebudayaan
 Organisasi Sosial  Kebudayaan material : semua ciptaan
 Sistem peralatan hidup dan masyarakat yang berbentuk benda.
Teknologi  Kebudayaan nonmaterial : ciptaan
 Mata Pencaharian Hidup masyarakat berbentuk kesenian dan adat.
 Sistem Religi
 Kesenian

© Fedri Apri Nugroho 3|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

BAB 5
PERILAKU MENYIMPANG DAN SIKAP ANTI SOSIAL

A. PENYIMPANGAN SOSIAL
1. Definisi Penyimpangan Sosial
Penyimpangan Sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang disebut deviasi sosial. Pelakunya disebut devian.

2. Ciri-Ciri Penyimpangan Sosial


1) Didefinisikan menyimpang oleh masyarakat
2) Penyimpangan dapat diterima atau ditolak
3) Terdapat penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
4) Muncul penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya ideal
5) Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan

3. Teori-teori Penyimpangan Sosial


 Teori Differential Association (Pergaulan Berbeda)
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland yang berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada
pergaulan berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. Contoh: Proses menghisap ganja dan
perilaku homoseksual.
 Teori Labelling
Teori ini disampaikan oleh Edwin M. Lemerd yang berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan
penyimpangan pada tahap primer (pertama) lalu oleh masyarakat sudah diberi cap sebagai penyimpangan,
maka orang tersebut terdorong untuk melakukan penyimpangan skunder (tahap lanjut) dengan alasan
“kepalang tanggung”. Contoh: Seorang yang pernah sekali mencuri dengan alasan kebutuhan, tetapi kemudian
oleh masyarakat dijuluki penduri, maka ia akan terdorong menjadi perampok.
 Teori Merton
Teori ini dikemukakan oleh Robert K Merton adalah perilaku penyimpangan merupakan bentuk dari adaptasi
terhadap situasi tertentu. Merton mengidentifikasi 5 cara adaptasi, diantarnya:
a. Komformitas, adalah perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai
tujuan tersebut atau cara konvensional dan melembaga. Contoh: Seorang anggota kelompok etnis Aceh
berperilaku sebagai orang Aceh.
b. Inovasi, adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan oleh masyarakat, tetapi memakai cara yang
dilarang oleh masyarakat.
Contoh: Penggunaan obat bius pada dokter untuk tujuan membius orang yang akan dioperasi itu boleh
tetapi jika disalahgunakan merupakan perbuatan yang menyimpang.
c. Ritualisme, adalah perilaku yang telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang pada
cara-cara yang telah digariskan oleh masyarakat. Contoh: Upacara di Ngaben di Bali.
d. Retretism (pengasingan diri), adalah perilaku yang meninggalkan, baik tujuan konvensional maupun cara
pencapaiannya Contoh: Pecandu obat bius, pemabuk, gelandangan.
e. Rebellion (pembenrontakan), adalah penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai
dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru. Contoh: Para reformator agama.
 Teori Fungsi
Teori ini dipelopori oleh Emile Durkhem adalah bahwa kesadaran moral dari semua masyarakat adalah faktor
keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Contoh : Orang yang orang tuanya penjahat, dan
tinggal dilingkungan yang tidak baik maka ia berpeluang besar untuk jadi penjahat.
 Teori Konflik
Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx yang berpendapat bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan
kapitalisme. Menurut Marx perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam
masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri dan hukum merupakan cerminan kepentingan kelas
yang berkuasa, dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan merek.
Contoh: Banyak pengusaha besar melakukan pelanggaran hukum tetapi tidak diajukan ke pengadilan.
© Fedri Apri Nugroho 1|P a g e
RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

4. Sebab-Sebab Penyimpangan Sosial


1) Sikap Mental Yang Tidak Sehat
Perilaku yang menyimpang dapat pula disebabkan karena sikap mental yang tidak sehat. Sikap itu ditunjukkan
dengan tidak merasa bersalah/menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa senang. Contoh: Profesi pelacur.
2) Ketidakharmonisan Dalam Keluarga
Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku menyimpang.
Contoh : Kalangan remaja yang menggunakan obat-obatan terlarang karena faktor broken home.
3) Pelampiasan Rasa Kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal yang positif, maka ia akan
berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya. Contoh : Bunuh diri
4) Dorongan kebutuhan ekonomi
Perilaku menyimpang yang terjadi karena dorongan kebutuhan ekonomi. Contoh : Perbuatan mencuri
5) Pengaruh Lingkungan Dan Media Massa
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan
kerjanya/teman sepermainannya. Begitu juga peran media massa, sangat berpengaruh terhadap
penyimpangan perilaku. Contoh: Anak kecil yang menonton Smackdown tanpa bimbingan orang tuanya, ia
mempraktekannya.
6) Keinginan Untuk Dipuji
Seseorang dapat bertindak menyimpang karena keinginan untuk mendapat pujian, seperti banyak uang,
selalu berpakaian mahal dan perhiasan yang mewah, atau gaya hidup yang mewah. Agar keinginan itu
terwujud, ia rela melakukan perbuatan menyimpang. Contoh: Korupsi, menjual diri, merampok.
7) Proses Belajar Yang Menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Contoh: Seorang
anak remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna obat-obatan terlarang atau terlibat
perkelahian.
8) Ketidaksanggupan Menyerap Norma
Ketidaksanggupan menyerap norma kedalam kepribadian seseorang diakibatkan karena ia menjalani proses
sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga ia tidak sanggup menjalankan peranannya sesuai dengan perilaku
yang diharapkan oleh masyarakat.
Contoh : Anak dari keluarga broken home tidak mendapat pendidikan yang sempurna dari orang tua, maka
anak tidak akan mengetahui hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
9) Adanya Ikatan Sosial Yang Berlain-Lainan
Seorang individu cenderung mengidetinfikasikan dirinya dengan kelompok yang paling ia hargai, dan akan
lebih senang bergaul dengan kelompok itu daripada dengan kelompok lainnya. Contoh : Seorang yang
menyukai musik punk maka orang itu akan lebih senang dengan orang-orang yang bergaya dan senang
dengan musik punk.
10) Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Sub Kebudayaan Menyimpang
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat dapat disebabkan karena seseorang memilih nilai sub
kebudayaan yang menyimpang yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma
budaya yang dominan. Contoh : Kehidupan dilingkungan pelacuran dan perjudian.
11) Kegagalan Dalam Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi bisa dianggap tidak berhasil jika individu tersebut berhasil mendalami norma-norma
masyarakat keluarga adalah lembaga yang paling bertanggung jawab atas penanaman norma-norma
masyarakat dalam diri anggota keluarga.
Ketika keluarga tidak berhasil mendidik para anggotanya, maka yang terjadi adalah penyimpangan perilaku.
Contoh : Jika orang tua terlalu sibuk sehingga kurang memperhatikan anaknya, maka anak itu cenderung akan
menjadi anak yang nakal.

© Fedri Apri Nugroho 2|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

5. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang


 Berdasarkan Jenisnya
a. Penyimpangan Primer
Adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan
seseorang. Contoh : Siswa yang menyontek pada saat ujian dan pelanggaran peraturan lalu lintas.
Ciri-ciri penyimpangan primer, antar lain:
a) Bersifat sementara
b) Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c) Masyarakat masih metolelir/menerima
b. Penyimpangan Sekunder
Adalah perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang. Contoh :
Pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
Ciri-ciri penyimpangan sekunder, antara lain:
a) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
b) Masyarakat tidak bisa mentolelir perilaku yang menyimpang tersebut.

 Berdasarkan Jumlah Pelakunya


a. Penyimpangan Individu
Adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contoh: Pencurian yang dilakukan sendiri
b. Penyimpangan Kelompok
Adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Contoh: Geng kejahatan atau mafia
c. Penyimpangan Situasional
Adalah suatu penyimpangan yang diperngaruhi bermacam-macam kekuatan/sosial diluar individu dan
memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang. Contoh: Seorang suami terpaksa mencuri karena
melihat anak dan istrinya kelaparan.
d. Penyimpangan Sistematik
Adalah suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-
nilai, norma-norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Contoh: Kelompok
teroris/jaringan Alkaida, jaringan ini termasuk kelompok yang melakukan penyimpangan sosial yang
terorganisir dan sistematis.

 Berdasarkan bentuknya
a. Penyalahgunaan Narkotika d. Alkoholisme
b. Perkelahian Pelajar e. Kriminalitas/Kejahatan
c. Penyimpangan Seksual
- Perzinaan : hubungan seks diluar nikah.
- Lesbianisme : hubungan seks oleh sesama wanita
- Homoseksual : hubungan seks oleh sesama laki-laki
- Kumpul kebo : hidup sebagai suami istri tanpa nikah
- Sodomi : hubungan seks melalui anus
- Onani : pelampiasan hubungan seks dengan benda.
- Transvestitisme : pemuasan keinginan seks dengan mengenakan pakaian lawan jenis.
- Pedophilia : pemuasan keinginan/hubungan seks dengan anak-anak

© Fedri Apri Nugroho 3|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

6. Sifat-sifat Perilaku Penyimpang


a. Penyimpangan Positif
Penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya
alternatif. Contoh: Seorang ibu rumah tangga terpaksa harus menjadi sopir taksi karena desakan ekonomi.
b. Penyimpangan negatif
Adalah penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan
berakibat buruk. Contoh: Pembunuhan dan pemerkosaan.

7. Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial


a. Dampak Psikologis
Dampak psikologis antara lain berupa penderitaan yang bersifat kejiwaan dan perasaan terhadap pelaku
penyimpangan sosial, seperti dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat atau dijauhi dalam pergaulan.
b. Dampak sosial
1) Mengganggu keamanan dan ketertiban lingkungan sosial.
2) Menimbulkan beban sosial, psikologis dan ekonomi bagi keluarga.
3) Menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan sosial dan keluarganya.
c. Dampak moral (agama)
1) Merupakan bentuk perbuatan dosa yang dapat mencelakakan dirinya sendiri (si pelaku penyimpangan
sosial) dan orang lain.
2) Merusak akal sehat sehingga dapat mengganggu ketentraman beribadah.
3) Merusak akidah (keyakinan dasar), keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Dampak budaya
1) Menimbulkan drug subculture yang dapat mencemari nilai-nilai budaya bangsa.
2) Merupakan bentuk pemenuhan dorongan nafsu sepuas-puasnya/ konsumsi hedonis.
3) Merusak tatanan nilai, norma, dan moral masyarakat bangsa.
4) Merusak pranata (lembaga masyarakat), lembaga budaya bangsa dan unsur-unsur lain yang mengatur
perilaku seseorang di lingkungan masyarakat.

8. Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Sosial


Penyimpangan sosial merupakan permasalahan nyata yang ada dalam kehidupan di dunia ini. Dan ada beberapa
upaya-upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial yang dapat dilakukan oleh beberapa pihak.
a. Peran Guru (Sekolah)
1) Memperhatikan tingkah laku siswa yang terlihat menyimpang.
2) Sesekali melakukan razia di kelas yang teridentifikasi menyimpang.
3) Mengawasi mantan murid yang dikeluarkan/mendapat peringatan, namun masih sering datang ke
sekolah.
4) Memberi pekerjaan rumah/tugas sehingga tidak ada peluang untuk melakukan perilaku peyimpangan
sosial.
b. Peran Orang Tua (Keluarga)
1) Mengajak keluarga untuk meningkatkan iman dan takwa.
2) Memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus.
3) Mengamati/memperhatikan apabila ada perubahan sikap dan perilaku anak-anaknya.
4) Menciptakan keluarga yang harmonis.
5) Mengenali dan memperhatikan teman bermain dan bergaul anak-anaknya.
6) Menyalurkan hobi dan bakat anak-anaknya secara positif.
7) Memperhatikan penggunaan waktu luang anak-anaknya.
8) Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.

© Fedri Apri Nugroho 4|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

c. Peran tokoh agama dan masyarakat


1) Mengajak masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan dan warganya,
terutama terhadap orang-orang bukan warga yang sering datang di lingkungan pemukiman dan kemudian
bergaul dengan anak-anak di lingkungan tersebut.
2) Memberikan pendidikan, pengetahuan, dan nasehat untuk tidak melakukan penyimpangan sosial karena
dilarang oleh agama.
3) Mengisi waktu luang para remaja dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif.
4) Mengembangkan nilai-nilai moral, agama dan adat istiadat yang ada di lingkungan masyarakat.
5) Mengadakan pertemuan-pertemuan warga untuk membahas permasalahan-permasalahan di lingkungan
tempat tinggal.

B. SIKAP ANTI SOSIAL


Sikap antisosial adalah perilaku yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun
masyarakat secara umum di sekitarnya. Sikap antisosial bukan suatu sikap yang tetap, artinya bisa berubah dengan
pengaruh dari faktor usia dan pendidikan.

 Istilah yang berkaitan dengan sikap antisosial


a. Antikonformitas : pelanggaran terhadap norma-norma dan nilai-nilai yang disengaja oleh individu atau
kelompok orang.
b. Aksi antisosial : menempatkan kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok tertentu di atas
kepentingan umum.
c. Antisosial grudge : rasa sakit hati atau dendam terhadap masyarakat atau aturan sosial sehingga
menimbulkan perilaku menyeleweng.

 Tipe Tindakan Anti Sosial


a. Dilakukan di jalan
b. Dilakukan oleh tetangga
c. Dilakukan terhadap lingkungan sekitar

© Fedri Apri Nugroho 5|P a g e


RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI

BAB 6
PENGENDALIAN SOSIAL

A. PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial merupakan segala proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan yang bersifat
mendidik, mengajak bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

1. Fungsi Pengendalian Sosial


1) Mempertebal keyakinan masyarakt terhadap norma sosial.
2) Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma.
3) Mengembangkan rasa malu.
4) Mengembangkan rasa takut.
5) Menciptakan sistem hukum.

2. Proses Pengendalian Perilaku Menyimpang


 Berdasarkan Sifatnya
1) Preventif, yaitu pengendalian sosial dilakukan dengan cara mencegah adanya gangguan. Contoh: guru
menegur siswa yang tidak tertib.
2) Kuratif, yaitu pada saat kejadian berlangsung. Contoh: seorang kakak menegur adiknya yang berkelahi.
3) Represif, yaitu dilakukan apabila telah terjadi pelanggaran dan supaya keadaan pulih kembali seperti
sedia kala atau mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya pelanggaran.
Contoh: Menjatuhkan denda terhadap pelanggar lalu lintas, menskors siswa yang berulang-ulang
melanggar peraturan.
 Berdasarkan Caranya
1) Persuasif, dilakukan tanpa kekerasan dengan cara membimbing individu atau kelompok untuk mematuhi
nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat.
2) Koersif, pengendalian sosial dilakukan dengan cara kekerasan atau paksaan untuk membentuk
masyarakat yang tertib sosial. Bisa dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikis. Contoh: Apabila
pedagang kaki lima disuruh pindah ketempat yang baru tidak mau petugas terpaksa melakukan
penggusuran.
 Berdasarkan Resmi/Tidaknya
1) Pengendalian sosial formal
Dilakukan secara sadar dan berkesinambungan untuk membentuk perilaku individu berdasarkan nilai dan
norma sosial. Dilakukan melalui lembaga pendidikan dan lembaga hukum.
2) Pengendalian sosial non formal
Sering dilakukan oleh masyarakat tradisional melalui desas – desus, ejekan maupun celaan

3. Lembaga Pengendalian Sosial


a. Lembaga Kepolisian : bertugas mengendalikan perilaku warga masyarakat agar dapat memelihara dan
mewujudkan ketertiban dan keamanan.
b. Lembaga Pengadilan : bertugas menyelidiki , mengusut dan menjatuhkan hukuman kepada masyarakat
yang melanggar hukum.
c. Lembaga Adat : menjadi alat pengendalian sosial pada masyarakat tradisional. Lembaga adat
memuat nilai dan norma adat istiadat masyarakat setempat agar dapat mengatur
seluruh perilaku masyarakat
d. Tokoh Masyarakat
e. Lembaga pendidikan
f. Keluarga
g. Media massa

© Fedri Apri Nugroho 1|P a g e

Anda mungkin juga menyukai