Anda di halaman 1dari 27

BAB III

ANALISA SWOT

A. ANALISA SWOT

Identifikasi situasi berdasarkan pendekatan analisis SWOT. Dari hasil

pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan MAKP yang meliputi : 1)

Penarapan MAKP, 2) Penerimaan pasien baru, 3) Timbang terima, 4) Ronde

Keperawatan, 5) Supervisi, 6) Discharge Planning, 7) Sentralisasi Obat, 8)

Dokumentasi Keperawatan.

Tabel 2. 26 Analisis SWOT

Faktor strategi internal Bobot Ratin BxR Hasil


g
M1 (KETENAGAAN)
a. Internal Factor Analysis
Strategic (IFAS)
STRENGTH
1. Jenis ketenagaan kerja di 0,2 2 0,4
ruangan dahlia
S-I Kep : 6 Orang
D-4 Kep : 1 orang
D-3 Kep: 12 Orang
2. Adanya perawat yang 0,3 3 0,9
pernah mengikuti
pelatihan dan workshop
3. Ada mahasiswa S1 0,3 4 1,2
Keperawatan Ners yang
praktek di ruangan.
4. Terdapat administrasi 0,1 2 0,2
penunjang S–W=
5. Tersedia Nurs Station 0,1 3 0,3 3-2,9 = 0,1

TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Tenaga keperawatan yang 0,2 3 0,6
ada sebagian besar masih
vokasional ( D3)

49
2. Sebagian perawat belum 0,3 3 0,9
mengikuti pelatihan
MAKP
3. Sebagian perawat belum 0,1 2 0,2
memahami tentang peran
dan fungsinya
4. Belum dipahaminya 0,2 3 0,6
tanggung jawab perawat
dan tanggung gugat
pasien.
5. Disiplin pegawat kurang 0,2 3 0,6

TOTAL 1 2,9
b. External Factor Analysis
Strategic (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Rumah sakit memberikan 0,3 3 0,9
kebijakan untuk
melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
bagi perawat ruangan
2. Kepala ruangan dan staf 0,2 4 0,8
menerima dengan baik dan
memfasilitasi mahasiswa
praktek Manajemen
Keperawatan di ruangan
3. Adanya kerjasama antara 0,1 3 0,3
perawat ruangan dan
profesi lain
4. Adanya program akreditas 0,1 3 0,3
RS dari pemerintah
dimana MAKP merupakan
salah satu penilaian
5. Adanya kerja sama yang 0,3 4 1,2 O–T
baik antara perawat 3,5 – 3,1 =
dengan mahasiswa S1 0,4
profesi keperawatan

TOTAL 1 3,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan 0,2 3 0,6
masyarakat yang lebih
tinggi terhadap pelayanan
keperawatan
2. Adanya tanggungjawab 0,2 3 0,9

50
dan tanggunggugat
perawat
3. Makin tingginya kesadaran 0,2 2 0,4
masyarakat akan
pelayanan kesehatan
4. Pesaingan antar RS yang 0,3 3 0,9
semakin kuat
5. Beberapa tempat tidur 0,1 3 0,3
pasien pengamannya rusak
sehingga terdapat resiko
jatuh yang tinggi bagi
pasien.

1 3,1
TOTAL

Faktor strategi internal Bobot Rating BxR Hasil


M2 (Sarana dan prasarana)
a. Internal Factor Analysis
Strategic (IFAS)
STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan 0,3 4 1,2
prasarana untuk pasien
tenaga kesehatan.
2. Mempunyai peralatan 0,4 3 1,2
oksigenasi dan semua
perawat ruangan mampu
menggunakannya.
3. Terdapat adminitrasi 0,1 3 0,3
penunjang.
4. Tersedia ners station. 0,2 2 0,4

TOTAL 1 3,1
S-W
WEAKNESS 3,1- 3,6
1. Ners station belum 0,2 3 0,6 =-0,5
termanfaatkan secara
optimal.
2. Beberapa sarana ruangan 0,4 4 1,6
sudah tidak layak
digunakan / perlu diganti.
3. Adanya alat, tapi 0,2 4 0,8
jumlahnya kurang dari
kebutuhan.

51
4. Kurangnya alat/intrumen 0,2 3 0,6
rawat luka steril

TOTAL 1 3,6
b. External Factor Analysis
Strategic (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya pengadaan 0,4 3 1,2
sarana dan prasarana
yang rusak dari bagian
pengadaan barang
2. adanya failitas tempat 0,4 3 1,2 O–T
tidur yang memadai 3,6-3,2=
3. mengadakan 0,2 4 0,8 0,4
penggantian selambu
yang sudah kotor

TOTAL 1
THREATENEND
1. Pesaingan dengan RS 1 3 3
swasta yang memiliki
lebih memadai
1 3,2
TOTAL

Faktor strategi internal Bobot Rating BxR Hasil

M3 (Method )

1. Penerapan MAKP
a. Internal Factor Analysis
Strategic (IFAS)
STRENGTH
1. Ppetugas 0,4 3 1,2
menyatakan bahwa
di ruangan dahlia
menggunkan MAKP
tim
2. Terlaksananya 0,1 2 0,2
komunikasi yang
adekuat
3. RS memiliki visi 0,3 4 1,2
misi motto sebagai
acuan untuk
memberikan

52
pelayanan
4. Adanya kemauan 0,2 3 0,6
perawat untuk
berubah S–W
( meningkatkan 3,2 – 2,8=
jenjang pendidikan 0,4
yang lebih tinggi )

TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
1. Pelaksanaan model 0,2 3 0,6
MAKP belum
dilaksanakan secara
optimal
2. Hampir sebagian 0,2 3 0,6
perawat belum
pernah mengikuti
pelatihan MAKP
3. Timbang terima 0,2 3 0,6
sudah dilakukan
tetapi tidak tersruktur
4. Ronde keperawatan 0,2 3 0,6
belum dilaksanakan
secara optimal
5. Pendokumentasian 0,2 2 0,4
keperawatan belum
optimal

TOTAL 1 2,8
b.External Factor Analysis
Strategic (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
profesi keperawatan
Ners yang praktek
manajemen
keperawatan
2. Kerja sama yang baik 0,4 3 1,2
antara perawat dan
mahasiswa
3. Adanya kerjasama 0,2 3 0,6 O-T
antara institusi Stikes 3 – 3,1 =
Surya Mitra Husada - 0,1
Kediri dengan RSUD
Mardi Waluyo Blitar

53
TOTAL 1 3

THREATENEND
1. Adanya tuntutan 0,2 2 0,4
pasien untuk
mendapatkan
pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Persaingan dengan 0,2 3 0,6
rumah sakit swasta
yang semakin ketat
3. Makin tinggi 0,3 4 1,2
kesadaran masyarakat
akan hukum
4. Makin tinggi 0,3 3 0,9
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan

TOTAL 1 3,1
2. Penerimaan pasien baru
a. Internal Factor Analysis
Strategic (IFAS)
STRENGTH
1. Petugas menyatakan 0,2 4 0,8
bahwa PPB
ditempatkan di bed
sesuai dengan bed
kosong
2. Tersedianya sarana 0,3 3 0,9
dan prasarana untuk S -W
penerimaan pasien 3,5 – 2,9 =
baru 0,6
3. Adanya kemauan 0,3 4 1,2
dari perawat untuk
melakukan
penerimaan pasien
baru
4. Adanya tata tertib 0,2 3 0,6
untuk keluarga
pasien

TOTAL 1 3,5
WEAKNESS
1. Penerimaan pasien

54
baru belum dilakukan 0,5 3 1,5
secara optimal karena
perawat fokus pada
keadaan pasien
2. Dalam pelaksaan 0,4 3 1,2
penerimaan pasien
baru, perawat belum
bisa menyampaikan
informasi yang
seharusnya
didapatkan oleh
pasien dan keluarga
pasien
3. Dalam pelaksanaan 0,1 2 0,2
pasien baru , perawat
belum bisa
menyampaikan
informasi tentang
fasilitas yang tersedia
dengan optimal.

TOTAL 1 2,9
b. External Factor
Analysis Strategic
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya peran 0,5 3 1,5
mahasiswa yang
praktek klinik dan
profesi diruang dahlia
2. Kerja sama antar 0,5 3 1,5 O–T
perawat dengan 3 - 2,8= 0,2
tenaga medis lain

TOTAL 1 3
THREATENEND
1. Adanya tuntutan 0,4 3 1,2
masyarakat yang
lebih tinggi untuk
mendapatkan
informasi yang jelas
tentang status
kesehatan
2. Adanya tuntutan 0,4 2 1,2
masyarakat untuk
memperoleh

55
pelayanan yang
memuaskan
3. Adanya tuntutan 0,2 2 0,4
pasien untuk
mendapatkan fasilitas
yang memadai

TOTAL 1 2,8
3. Timbang Terima
a. Internal Factor Analysis
Strategic (IFAS)
STRENGTH
1. Kepala ruangan 0,3 3 0,9
memimpin kegiatan
timbang terima setiap
pagi
2. Adanya laporan jaga 0,2 3 0,6
setiap shif S-W
3. Timbang terima 0,3 4 1,2 3,1 – 3,6
sudah merupakan = - 0,5
kegiatan rutin yang
telah dilaksanakan
4. Adanya kemauan 0,1 2 0,2
perawat untuk
melakukan timbang
terima
5. Adanya buku khusus 0,1 2 0,2
untuk pelaporan
timbang terima

TOTAL 1 3,1
WEAKNESS
1. Perawat kurang 0,2 3 0,6
disiplin waktu
operan
2. Belum adanya 0,3 4 1,2
format timbang
terima
3. Pendokumentasian 0,2 3 0,6
timbang terima
belum tepat hanya
fokus pada masalah
medis
4. Timbang terima 0,3 4 1,2
dilakukan tetapi
tidak tepat waktu

56
TOTAL 1 3,6
b. External Factor
Analysis Strategic
(EFAS)
OPPORTUNITY 0,4 3 1,2
1. Adanya mahasiswa
profesi ners yang
praktek manajemen
di ruangan
2. Adanya kerja sama 0,3 3 0,9
yang baik antara
mahasiswa dan
perawat ruangan O-T
3. Sarana dan prasarana 0,3 2 0,6 2,7 – 2,5
penunjang cukup = 0,2
tersedia

TOTAL 1 2,7
THREATENEND
1. Adanya tuntutan 0,5 3 1,5
yang lebih tingi dari
masyarakat untuk
mendapat pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Meningkatkan 0,5 2 1
kesadaran
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat
perawta sebagai
pemberi asuhan
keperawatan

TOTAL 1 2,5
4. Supervisi
a. Internal Factor Analysis
Strategic (IFAS)
STRENGTH S–W
1. Rumah sakit Mardi 0,4 2 0,8 2,2 – 2,5 =
Waluyo merupakan -0,3
rumah sakit yang
menjadi rumah sakit
rujukan wilayah
setempat

57
2. Kepala ruangan 0,3 2 0,6
mendukung kegiatan
supervisi demi
peningkatan mutu
pelayanan perawatan
3. RSD Mardi Waluyo 0,2 3 0,6
merupakan RS
pendidikan tipe B milik
pemkot
4. Adanya kemauan 0,1 2 0,2
perawat untuk berubah

TOTAL 1 2,2

WEAKNESS
1. Supervisi belum 0,2 2 0,4
terstruktur dan tidak
ada formulir penilaian
yang tetap
2. Belum ada uraian yang 0,3 2 0,6
jelas tentang supervisi
3. Supervisi dilaukan 0,3 3 0,9
tetapi tidak
terdokumentasi.
4. Kurangnya program 0,2 3 0,6
pelatihan dan
sosialisasi tentang
supervisi

TOTAL 1 2,5
b. External Factor Analysis
Strategic (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,2 3 0,6
praktek profesi manajemen
2. Adanya teguran dari 0,3 4 1,2
kepala ruangan bagi
kepala ruangan yang tidak
melaksanakan tugas
dengan baik
3. Hasil supervisi dapat 0,3 3 0,9
dilakukan sebagai
pedoman untuk daftar
penilaian prestasi pegawai O-T
4. adanya jadwal supervisi 0,2 3 0,6 3,3 – 3
keperawatan oleh = 0,3

58
pengawas
TOTAL 1 3,3
THREATENEND
1. Tuntutan pasien sebagai 0,6 3 1,8
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan
yang profesional
2. Adanya perkembangan 0,4 3 1,2
dalam acuan SOP

TOTAL 1 3
5. Ronde Keperawatan
a. Internal Factor
Analysis Strategic
(IFAS)
STRENGTH
1. Ruangan mendukung 0,3 3 0,9
adanya ronde
keperawatan
2. Adanya kemauan 0,2 4 0,8
perawat untuk berubah
3. Adanya kasus yang 0,3 3 0,9
memerlukan perhatian
kusus oleh perawat
ruangan
4. Motivasi perawat untuk 0,2 3 0,6
memberikan asuhan S- W
keperawatan secara 3,2 – 2,6 =
maksimal 0,6

TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
1. Sulitnya menyesuaikan 0,3 2 0,6
waktu antar tim perawat
2. Belum ada pembentukan 0,3 2 0,6
tim ronde
3. Belum dilakukan ronde 0,1 4 0,4
keperawatan yang
optimal
4. Ronde keperawatan 0,1 2 0,2
adalah kegiatan yang
belum dapat dilakukan
diruang bedah dahlia
5. Karakteristik tenaga yang 0,2 4 0,8
memenuhi klasifikasi
belum merata.

59
TOTAL 1 2,6
b. External Factor
Analysis Strategic
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,4 4 1,6
profesi ners yang
praktek manajemen di
ruangan dan akan
melekukan ronde
keperawatan
2. Kepala ruangan 0,3 3 0,9
memberikan
dukungan bagi
mahasiswa untuk
melakukan ronde
keperawatan
3. Ronde keperawatan 0,2 3 0,6 O–T
sudah direncanakan 3,4 – 3 =
namun belum 0,4
terjadwal.
4. Adanya pelatihan 0,1 3 0,3
atau seminar
manajemen
keperawatan

TOTAL 1 3,4
THREATENEND
1. Adanya tuntutan dari 0,4 4 1,6
profesi kesehatan lain
pada profesi
keperawatan sebagai
pemberi asuhan
keperawatan dan
mitra tim kesehatan
lain
2. Tuntutan masyarakat 0,2 2 0,4
untuk mendapatkan
pelayanan yang
profesional
3. Tanpa adanya ronde 0,2 2 0,4
keperawatan masalah
kesehatan pasien
tidak segera teratasi
4. Persaingan antar 0,2 3 0,6

60
ruang makin kuat
dalam pemberian
pelayanan

TOTAL 1 3
6. Sentralisasi Obat
a. Internal Factor Analysis
Strategic (IFAS)
STRENGTH
1. Semua perawat 0,1 3 0,3
mengungkapkan
jawaban mengerti
tentang sentralisasi
obat
2. Diruangan sudah ada 0,4 4 0,16
tempat sentralisasi
obat pasien
3. Adanya buku injeksi 0,3 3 0,9
dan obat oral bekerja
sama dengan depo
farmasi
4. Kepala ruagan 0,2 4 0,8
mendukung tindakan
sentralisasi obat
S-W
TOTAL 1 2,16 2,16- 2,5 =
WEAKNESS -0,34
1. Belum ada supervisi 0,3 2 0,6
tentang sentralisasi obat
2. Belum ada pembagian 0,2 3 0,6
tugas dan tanggung
jawab tentang sentralisasi
obat yang jelas
3. Belum adanya inform 0,2 2 0,4
concent terkait
sentralisasi obat
4. Banyaknya jumlah 0,2 3 0,6
petugas sehingga
pengawasan sentralisasi
obat belum maksimal
5. Tehnik dan prosedur 0,1 3 0,3
sentralisasi obat belum
jelas

TOTAL 1 2,5

61
b. External Factor
Analysis Strategic
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kerja sama yang 0,2 3 0,6
baik antara mahasiswa
dan perawat
2. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
profesi praktek
manajemen keparawatan
3. Rumah sakit memberi 0,4 4 1,6
kebebasan kepada
ruangan untuk
melekukan sentralisasi
obat O–T
3,4 – 3 =
TOTAL 1 3,4 0,4
THREATENEND
1. Adanya tuntutan pasien 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan
perawatan yang
profesional
2. Adanya tuntutan pasien 0,7 3 2,1
untuk mendapatkan obat
sesuia dengan waktu
pemberian

TOTAL 1 3
7. Discharge Planning
a. Internal Factor
Analysis Strategic
(IFAS)
STRENGTH
1. Adanya kemauan untuk 0,2 2 0,4
memberikan pendidikan
kesehatan kepada
pasien dan keluarga
pasien
2. Tersedianya sarana dan 0,2 2 0,4
prasarana discharge
planning di ruangan
untuk pasien pulang
( format)
3. Adanya surat kontrol 0,3 3 0,9

62
obat
4. 91% adanya format 0,3 3 0,9
perencanaan pulang S–W
bagi setiap pasien 2,6 – 2,4 =
0,2
TOTAL 1 2,6
WEAKNESS
1. Tidak tersedianya liflet 0,4 3 1,2
pasien pulang
2. Pendokumentasian 0,3 2 0,6
discharge planning
belum dilaksanakan
secara
berkesinambungan dan
belum sesuai dengan
prosedur
3. Kurangnya kemauan 0,3 2 0,6
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
kepada pasien /
keluarga

TOTAL 1 2,4
b. External Factor Analysis
Strategic (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,4 3 1,2
profesi ners yang
melakukan praktek
manajemen
keperawatan
2. Adanya kerja sama 0,2 3 0,6
yang baik antara
mahasiswa dan perawat
3. Adanya kemauan 0,4 3 1,2
pasien / keluarga
terhadap anjuran O–T
perawat 3- 2,4= 0,6

TOTAL 1 3
THREATENEND
1. Adanya tuntutan 0,3 2 0,6
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional

63
2. Makin tingginya 0,3 2 0,6
kesadaran msyarakat
akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar RS 0,4 3 1,2
yang semakin ketat

TOTAL 1 2,4
8. Dokumentasi
Keperawatan
a. Internal Factor
Analysis Strategic
(IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,2 2 0,4
prasarana dokumentasi
untuk tenaga kesehatan
(administrasi penunjang)
2. adanya dokumentasi 0,3 3 0,9
dan sesuai dengan
perkembangan pasien
3. Dokumentasi 0,2 2 0,4
keperawatan yang
dilakukan meliputi
pengkajian
4. Format pengkajian 0,3 3 0,9
sudah ada dan dapat
memudahkan perawat
dalam pengisianya

TOTAL 1 2,6 S–W


WEAKNESS 2,6 – 2,3 =
1. Proses 0,5 2 1 0,3
pendokumentasian
keperawatan sudah
dilakukan tetapi pada
prosesnya belum
optimal
2. Belum semua tindakan 0,2 2 0,4
keperawatan
didokumentasikan
3. Pengawasan dalam 0,3 3 0,9
sistematika dalam
pendokumentasian
belum optimal

64
TOTAL 1 2,3

b. External Factor
Analysis Strategic
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,3 3 0,9
profesi ners yang
melakukan praktek
manajemen
keperawatan
2. Adanya kerja sama 0,4 3 1,2
yang baik antara
mahasiswa dan
perawat
3. Adanya peluang 0,3 3 0,9
perawat untuk O–T
menigkatkan atau 3 – 2,8 =
melanjutkan 0,2
pendidikan

TOTAL 1 3
THREATENEND
1. Adanya kesadaran 0,2 2 0,4
pasien dan keluarga
akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
2. Akreditasi rumah sakit 0,4 3 1,2
tentang sistem
dokumentasi
3. Persaingan fasilitas 0,4 3 1,2
pemberian asuhan
keperawatan

TOTAL 1 2,8

65
DIAGRAM LAYANG

O
0.7
0.6
0.6

0.5
0.4 0.4 0.4 0.4
0.4
0.3
0.3
0.2 0.2 0.2
0.2

0.1
W S
0
-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
-0.1
-0.1

-0.2
T
KETERANGAN:

M1 ( Ketenagaan) = ( 0,1 : 0,4)


M2 ( Sarana dan Prasarana) = (-0,5 : 0,4 )
MAKP = (0,4 : -0,1)
PPB ( Penerimaan Pasien Baru) = ( 0,6 : 0,2)
TT ( Timbang Terima) = (-0,5 : 0,2)
SV ( Supervisi) = (-0,3 : 0,3 )
RK ( Ronde Keperawatan) = (-1 : 0,4)
SO (Sentralisasi Obat) =(-0,34 : 0,4 )
DP ( Discharge Planning) = (0,2 : 0,6)
DK ( Dokumentasi) = ( 0,3 : 0,2)

66
Dari pengkajian dengan analisa SWOT dan digambarkan dalam
diagram layang, maka prioritas masalah yang ada sesuai hasil pengkajian
kami adalah sebagai berikut :

Skor analisa Priori


N Masalah SWOT tas
o IFAS EFAS
1 Penerimaan pasien baru 0,6 0,2 1
2 MAKP 0,4 -0,1 2
3 Ronde keperawatan 0,3 0,2 3
4 Dokumentasi 0,3 0,2 4
5 Keperawatan 0,2 0,6 5
6 Discharge planning 0,1 0,4 6
7 M1 (Ketenagaan) -0,5 0,4 7
8 M2 (sarana dan -0,5 0,2 8
9 prasarana) -0,3 0,3 9
1 Timbang terima -0,34 0,4 10
0 Supervisi
Sentralisasi obat

67
68
PLAN OF ACTION (POA)

NO PROBLEM TUJUAN KEGIATAN INDIKATOR PENANGGUNG WAKTU


KEBERHASILAN JAWAB

1. Penerimaan Terciptanya 1. Menentukan 3. Penerima pasien Francisco Sarmento


pasien baru penerimaan pasien penanggung jawab baru di laksanakan Noronha, S.Kep
baru yang efektif penerimaan pasien sesuai dengan
sesuai standar baru standarisasi
2. Menyusun format
penerimaan pasien
baru. Klien serta
petunjuk teknis
pengisiannya.
Melaksanakan
timbang terima
2. M3-Methode Mampu meningkatkan Mengusulkan : 1. MAKP Primer Putri Rahayu
MAKP penerapan MAKP 1. Menjelaskan dan diterapkan secara Widyastutik, S.Kep
primer memperkenalkan baik
method MAKP
primer
2. Menentukan
diskripsi tugas dan
tanggung jawab
perawat.
3. Uji coba
pelaksanaan metode

69
MAKP primer pada
perawat diruang
Dahlia
4. Membantu
penerapan model
MAKP primer
mendiskusikan
setiap hambatan
yang ada dalam
penerapan model
primer
3. Ronde Mampu menerapkan 1. Menyiapkan inform 1. Ronde keperawatan Jessica Dandel,
Keperawatan ronde keperawatan concent ronde dilakukan sesuai S.Kep
secara optimal keperawatan dengan kondisi pasien
2. Melaksanakan
kontrak waktu
dengan karu, dokter,
ahli gizi, dsb
3. Mendokumentasikan
hasil pelaksanaan
ronde keperawatan
4. Dokumentasi supaya dapat 1. Resosialisasi penulisan
keperawatan menerapkan pengisian dokumentasi
dokumentasi sesuai dokumentasi keperawatan dapat
SOP keperawatan sesuai dilaksanakan sesuai
NANDA, NIC, dengan NANDA,
NOC NOC, dan NIC
2. pembuatan buku 2. Mningatkan

70
saku 10 diagnosa keeektifan petugas
keperawatan teratas dalam
pendkumentasian
asuhan
keperawatan.

1. Setiap klien mulai


Discharge Dischaege planning 1. Menyusun proposal Anisia Kole, S.Kep
Planning dilaksanakan secara discharge planning masuk sampai
ptimal dan 2. Menetukan jadwal pulang sudah
terdokumentasi pelaksanaan mendapatkan
dengan baik, discharge planning discharge
3. Mensosialisasikan planninng
daan melaksanakan
discharge planning

Rencana Terlaksananya 1. Membuat


pulang belum rencana pulang sesuai perencanaan 1. Perawat melakukan
terlaksana dengan standard an tentang rencana rencana pulang
sesuai dengan kemampuan perawat pulang yang sesuai sesuai dengan
standar yang meningkat dalam dengan standar
baku memberikan 2. Membuat jadwal perencanaan
pendidikan kesehatan untuk melakukan rencana pulang
(rencana pulang) saat rencana pulang yang sesuai standar
pasien pulang dilakukan oleh
perawat 2.Pasien dan keluarga
3. Membuat brosur pasien mengerti dan
atau leaflet tentang

71
pengertian penyakit, memahami
pencegahan, penjelasan tentang
perawatan, nutrisi, penyakitnya,
aktifitas dan istirahat
pencegahan ,
4. Mendokumentasikan
pelaksanaan rencana perawatan, nutrisi,
pulang aktivitas, maupun
istirahatnya sesuai
dengan brosur yang
sudah diberikan

3. Adanya brosur dan


leaflet tentang
penyakit yang
diderita oleh masing
masing pasien

4. Tercatatnya semua
kegiatan rencana
pulang yang sudah
dilakukan oleh para
perawat
5. Timbang Timbang terima 1. Menyusun proposal 1. Timbang terima Jefrianus Tae, S.Kep
Terima dilakukan secara Timbang Trima dilakukan di
optimal dan 2. Menentukan nursing station
1. Perawat penanggung jawab dan di klien.
terdokumentasi.
kurang disiplin timbang terima. 2. Isi timbang terima
3. Menyusun format tentang masalah

72
2.Tidak adanya Perawat dapat timbang terima klien keperawatan yang
work sheet tiap menggunakan waktu serta petunjuk teknis sudah dan belum
perawat seefektif mungkin pengisiannya. teratasi.
4. Melaksanakan 3. Timbang terima
Masing masing timbang terima. terdokumentasi
perawat mempunyai dengan baik.
catatan tentang
kondisi pasien 1.a. Perawat yang akan 1.a. Perawat sudah
sehingga dapat mengikuti overan siap 15 menit
dilakukan tindakan harus siap sebelum overan
keperawatan secara maksimal 15 menit dilaksanakan
optimal. sebelum overan
dimulai

b. Jika terlambat lebih b. Pelanggaran


dari 3 kali dalam maksimal 1 kali
sebulan diberikan dalam satu
pendekatan minggu
persuasif.

2.a. Membiasakan diri Perawat langsung


membawa catatan menulis data pada
buku overan
dan langsung
mendokumentasikan
data yang telah
dicatat dalam buku

73
overan

b. Kepala ruangan
membantu
mengingatkan saat
overan

6. Supervisi Mampu menerapkan 1. Melaksanakan 1. Supervisi Febriana Asa, S.Kep


supervisi keperawatan supervisi dilakukan sesuai
Supervisi dengan benar. keperawatan dengan jadwal
sudah berjalan bersama-sama 2. Supervisi
namun belum perawat ruangan. dilaksanakan
optimal 2. Mendokumentasikan sesuai dengan
hasil pelaksanaan tugas dan tugas
supervisi pokok dan fungsi.
keperawatan.
3. Membuat format
supervisi.
7. Sentralisasi Pengelolaan obat 1 Menentukan 1. Seluruh obat klien Fentri Novia
obat dilaksanakan secara penanggung jawab sudah di kelola Anggraini, S.Kep
optimal Pengelolaan obat. dengan baik.
1.Sentralisasi 2 Melaksanakan
belum Pengelolaan obat
dilakukakan klien bekerja sama
secara optimal dengan perawat
3 Mendokumentasi-kan
hasil pelaksanaaan

74
pengelolaan
Pengelolaan obat.
4 Membuat format
pencatatan
Pengelolaan obat.

8. M1 (Man) 1. meningkatkan 1. saling bertukar 1. terjalin kerjasama


kualitas perawat informasi antar perawat yang baik antara
Kurangnya sehingga mampu diruangan dalam perawat ruangan dan
kualitas dan memberikan asuhan memberikan asuhan meningkatkan
pengembangan keperawatan yang keperawatan pada pasien kepuasan pasien
staff bermutu pada pasien terhadap pelayanan
keperawatan di ruang
dahlia

9. M2 (sarana dan 1. alat dan bahan yang 1. membuat surat usulan 1. dapat menggunakan
prasarana ) ada sesuai dengan data perencanaan alat alat dan bahan sesuai
standar rumah sakit dan bahan, kemudian standar rumah sakit.
mengajukannya

75

Anda mungkin juga menyukai