Anda di halaman 1dari 11

Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Ngimbang

I Lamongan
Nomor : 188/512 /KEP/413.216/2017
Tanggal : 9 Januari 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Departemen Kesehatan RI pada tahun 1998 menerbitkan buku
Pedoman Kerja untuk Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit yang
dimaksudkan agar terdapat keseragaman dan kelancaran kerja KFT di
rumah sakit.
Menurut Menteri Kesehatan RI No. 1197/Menkes/SK/X/2004 Panitia
Farmasi danTerapi (PFT) adalah organisasi yang mewakili hubungan
komunikasi antara staf medikdengan staf farmasi, sehingga anggotanya
terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spasialisasi yang ada di
rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga
kesehatan lainnya.
PFT yang efektif akan memberi kemudahan dalam pengadaan sistem
formularium yang membawa perhatian staf medik pada obat yang terbaik
dan membantu mereka dalam menyeleksi obat terapi yang tepat bagi
pengobatan. Panitia ini difungsikan rumah sakit untuk sebagai penasehat,
dimana KFT memberikan rekomendasi kepada pimpinan RS mengenai
rumusan kebijakan dan prosedur untuk evaluasi, pemilihan dan
penggunaan obat di RS serta di bidang pendidikan, dimana KFT
merumuskan program yang berkaitan dengan edukasi tentang obat dan
penggunaannya kepada tenaga kesehatan di RS, dengan cara penerbitan
leaflet/buletin terapi obat ataupun seminar bagi staf medis rumah sakit.
.

1.2. TUJUAN PEDOMAN


Tujuan Umum
Merumuskan kebijakan dan prosedur yang berkenaan dengan
evaluasi, seleksi dan penggunaan obat yang ada di RSUD Ngimbang
Lamongan
Tujuan Khusus
 Mengembangkan dan menetapkan formularium obat yang
digunakan di RS dan mengadakan revisi secara periodik
 Membuat program edukasi untuk staf medis/paramedis untuk
memenuhi pengetahuan dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Susunan kepanitian Panitia Farmasi dan Terapi serta kegiatan yang


dilakukan bagi tiaprumah sakit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah
sakit setempat :
a. Panitia Farmasi dan Terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3
(tiga) Dokter,Apoteker dan Perawat. Untuk Rumah Sakit yang besar
tenaga dokter bisa lebih dari 3 (tiga) orang yang mewakili semua staf
medis fungsional yang ada.
b. Ketua Panitia Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di dalam
kepanitiaan dan 
jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik.
Sekretarisnya adalah Apoteker dari instalasi farmasi atau
apotekeryang ditunjuk.
c. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara
teratur,sedikitnya dua
bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan s
ekali. Rapat Panitia Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-
pakar dari dalam maupun dari luar rumah sakit yang dapat
memberikan masukan bagi pengelolaan Panitia Farmasi danTerapi.
d. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT (Panitia Farmasi
dan Terapi) diaturoleh sekretaris, termasuk persiapan dari hasil-hasil
rapat.
e. Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang
sasarannya berhubungan dengan penggunaan obat
BAB III
RUANG LINGKUP

Beberapa fungsi dan ruang lingkup suatu PFT sebagai berikut :


a. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya.
Pemilihan obat untukdimasukan dalam formularium harus didasarkan
pada evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta
harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalamtipe obat,
kelompok dan produk obat yang sama.
b.  Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui
atau menolak produkobat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh
anggota staf medis.
 c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan
yang termasuk dalamkategori khusus.
 d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan-kebijakan dan peraturanperaturan mengenai penggunaan
obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal
maupun nasional.
 e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan
mengkaji medicalrecord dibandingkan dengan standar diagnosa dan
terapi. Tinjauan ini dimaksudkanuntuk meningkatkan secara terus
menerus penggunaan obat secara rasional.
 f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada
staf medis dan perawat

BAB IV
KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN

4.1. Kegiatan Pokok

 Meningkatan kinerja Panitia Farmasi dan Terapi


 Melakukan evaluasi pelaksanaan formularium
 Peningkatan kinerja dan Pemantauan Perkembangan Instalasi Farmasi
RS
 Persiapan akreditasi RS versi SNARS

4.2. Rincian Kegiatan

 Melaksanakan komunikasi antar anggota secara rutin


 Mengevaluasi pemakaian obat JKN, DPHO dan formularium nasional
 Pendataan pemakaian obat-obat Formularium
 Sosialisasi hasil analisa/evaluasi pemakaian kepada dokter
 Pemantauan pemasukan resep ke IFRS
 Koordinasi dengan pokja MPO dalam persiapan akreditasi RS

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Melaksanakan rapat rutin minimal 3 bulan sekali pada minggu ke-2


2. Rapat tim PFT mengagendakan permasalahan obat dan
penggunaannya beserta evaluasinya yang up date dan antisipatif
3. Menyusun jadwal kegiatan dan membuat laporan beserta
evaluasinya
4. Melakukan koordinasi dengan pokja MPO dalam persiapan
akreditasi RS

BAB VI
SASARAN dan JADWAL KEGIATAN

1. Terpenuhinya rapat rutin PFT minimal tiap 3 bulan sekali


2. Terdapatnya data penulisan resep di luar formularium RS tiap bulan
3. Terdapatnya data resep/lembar resep yang masuk di IFRS tiap bulan
4. Terpenuhinya parameter akreditasi RS untuk PFT
BULAN 2018

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No KEGIATAN

1. Meningkatkan kinerja PFT

 Rapat rutin 3 bulan sekali X X X X

 Evaluasi penggunaan X X
obat BPJS/reguler
2. Evaluasi formularium RS

 Pendataan pemakaian X X X X X X X X X X X X
obat-obat Formularium/di
luar formularium
 Evaluasi terhadap usulan X X X X
obat
 Sosialisasi terhadap hasil X X
analisa evaluasi
formularium
3. Peningkatan kinerja
terhadap Perkembangan
IFRS

 Pemantauan resep yang X X X X X X X X X X X X


masuk ke IFRS
 Pemaparan terhadap X
hasil evaluasi
4. Persiapan akreditasi RS

 Koordinasi dengan pokja X X X


MPO
 Pengkajian penggunaan X X
obat di RS
BAB VII

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Tiap 3 (Tiga) bulan sekali PFT melakukan rapat rutin tiap minggu ke-2 untuk
membahas permasalahan yang ada, sesuai dengan kegiatan/program kerja
PFT.
2. Menindaklanjuti rapat PFT dengan membuat SK ataupun Laporan Kegiatan
kepada Direktur RSUD NGIMBANG Lamongan

BAB VIII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Sekretaris PFT wajib membuat notulen setiap kegiatan PFT dan
melaporkannya kepada Ketua PFT
2. Membuat arsip semua notulen, catatan kegiatan, dan hasil evaluasi kegiatan
PFT
3. Membuat Laporan Kegiatan PFT untuk diteruskan kepada Ketua Komite
Medis setiap akhir tahun sebagai hasil evaluasi dan bahan pertimbangan
dalam merancang rencana program tahun berikutnya.

BAB IX
PENUTUP
Rencana program dan kegiatan Panitia Farmasi dan Terapi tahun 2018
sebagian besar sudah direncanakan, dan dengan harapan program-program yang
telah disusun dapat dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Dengan demikian tugas
dari Panitia Farmasi dan Terapi RSUD NgimbangLamongan sebagaimana tertuang
dalam Keputusan Direktur RSUD NGIMBANG Lamongan No.
188/512/KEP/413.216/2017 dapat tercapai.

DIREKTUR RSUD NGIMBANG


KABUPATEN LAMONGAN

dr. MOCH. CHAIDIR ANNAS, M.MKes


Pembina Tingkat I
NIP. 19661113 199703 1 002
PEDOMAN PELAYANAN
PANITIA FARMASI DAN TERAPI

Anda mungkin juga menyukai