Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik

Vol 19 No 2 - November 2015


p-ISSN 0852-9213, e-ISSN 2477-4693
Online sejak 9 Juli 2015 di http://journal.ugm.ac.id/jkap

Analisis Motivasi Berprestasi Atlet


Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Karel Muskanan
Program Pascasarjana Universitas Nusa Cendana, Kupang
dispora_ntt@yahoo.com

Abstract:
Aim of this study is to analyze the effect of motivations both intrinsic and extrinsic toward achievement of PPLP NTT’s athletes.
The study conducted by census with quantitative, qualitative, and combined approach using techniques and data analysis of
­correlative quantitative for interval scale and analysis data of correlative quantitative for ordinal scale using Spearman Rank. The
population in this study amounted to 36 athletes, consist of six independent variables classified as intrinsic motivation (athletes
competence, satisfaction of need, status and responsibility) and extrinsic motivation (environment, supervision technique, and
career warranty). The result obtained through correlative quantitative statistical tests shows that each parameter (athlete’s compe-
tence, satisfied of need, status and responsibility, environment, supervision technique, career warranty) has a significant connection
and relevant to the theory and has effect towards athlete’s motivation, partially and simultaneously. The result of determination
coefficient (R2) shows that both internal and external factors give significant contributions toward achievement of PPLP NTT’s
athletes.
Keywords: Achievement, athlete’s motivation, motivation analysis

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik terhadap ­motivasi
berprestasi atlit. Penelitian ini dilakukan melalui metode sensus dengan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan gabungan
­menggunakan
­­ teknik dan analisis data korelatif kuantitatif untuk skala interval dan analisis korelatif kuantitatif untuk skala
ordinal menggunakan Spearman Rank. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 36 atlet, dengan variabel penelitian terdiri
dari enam variabel bebas yang tergolong dalam faktor intrinsik (kompetensi atlet, pemenuhan kebutuhan, status dan tang-
gung jawab) dan faktor ekstrinsik (lingkungan, teknik supervisi, dan jaminan karir). Hasil yang diperoleh melalui uji statis-
tik korelatif ­kuantitatif menunjukkan bahwa masing-masing parameter (kompetensi atlet, pemenuhan kebutuhan, status dan
tanggung jawab, ­lingkungan, teknik supervisi, dan jaminan karir) mempunyai hubungan yang signifikan dan relevan dengan
teori serta ­berpengaruh ­secara parsial dan simultan terhadap motivasi berprestasi atlet. Hasil analisis koefisien determinasi (R2)
­menunjukkan bahwa s­umbangan atau kontribusi dari aspek-aspek pada variabel internal dan eksternal terhadap motivasi ber-
prestasi atlet mempunyai kontribusi yang signifikan pada motivasi berprestasi atlet PPLP NTT.
Kata Kunci: analisis motivasi, motivasi atlet, prestasi

105
Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik (JKAP) Vol 19, No 2 - November 2015 — http://journal.ugm.ac.id/jkap

I. PENDAHULUAN Tenggara, ­Dinas ­Pendidikan dan Kebudayaan


Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Provinsi Nusa ­Tenggara Timur mempunyai tu-
(PPLP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) gas dan fungsi untuk m­ erumuskan dan melak-
adalah wadah untuk menghimpun atlet dengan sanakan ­ kebijakan u
­rusan pemerintahan da-
minat dan bakat olahraga yang tinggi. ­Atlet-atlet lam ­pembangunan olahraga melalui program
itu akan dikembangkan agar potensinya makin pembinaan dan p ­ emasyarakatan ­ olahraga
terasah. Ini memerlukan sebuah proses dengan yang ­diimplementasikan secara b­erjenjang dan
menggunakan berbagai tolok ukur ­ sehingga berkesinambungan pada PPLP NTT.
calon atlet yang masuk dan diterima sebagai Dinas Pendidikan, Pemuda, dan O ­ lahraga
­atlet pelajar di PPLP NTT merupakan atlet yang Provinsi Nusa Tenggara Timur selaku ­ leading
­dihasilkan dari kompetisi dan seleksi yang ketat sector penyelenggaraan PPLP NTT dalam
serta terencana, teratur, dan berkelanjutan. pelaksanaannya sampai dengan saat ini telah
­
Seiring dengan pengembangan sistem ­melaksanakan pembinaan atlet pelajar ­potensial
pembinaan olahraga yang melahirkan PPLP, berprestasi ­
­ sebanyak 36 orang yang tersebar
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi O ­ lahraga dalam lima cabang olahraga, yakni: Atletik,
­
Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
­ ­Tinju, ­Pencak Silat, Sepak Takraw, Taek Won Do.
melalui Asisten Deputi Pembibitan Olahraga Tahun 2010-2012, prestasi atlet m
­ engalami
­memberikan garis besar operasional PPLP dalam dinamika yang tidak sesuai dengan harapan.
­kerangka Sistem Pembibitan Olahraga Nasional Dari 36 orang atlet yang dibina PPLP NTT,
sebagai puncak pengembangan prestasi ­di ting- ­diharapkan semuanya memperoleh prestasi dan
kat ­pembibitan olahraga. Dalam pengelolaannya, ­mengalami peningkatan prestasi dari apa yang
idealnya PPLP mempunyai struktur organisasi. sudah ­
­ dicapai sebelumnya. Namun hasil pada
Struktur ini m­ elibatkan u
­ nsur pemerintah dae­ tahun 2010 t­erdapat 12 orang tidak b­ erprestasi,
rah, dalam hal ini Dinas Pendidikan/dinas yang 2011 ­terdapat 15 orang tidak berprestasi, dan
membidangi ­ Olahraga, KONI Provinsi, dan tahun 2012 terdapat 6 orang tidak b­ erprestasi.
Pengurus ­ Provinsi Cabang ­ Olahraga. Dengan Bertolak dari kondisi yang ada, maka yang
­
demikian, dalam ­proses ­penyelenggaraannya un- menjadi permasalahan umum apakah prestasi
­
sur-unsur yang ­terlibat dalam struktur organisasi ­atlet yang tidak sesuai harapan ini ada kaitannya
tersebut dapat ­melaksanakan tugas dan tanggung­ ­dengan motivasi.
­jawabnya ­sesuai dengan fungsi organisasi ma­sing- Secara empiris, motivasi berprestasi atlet
masing. PLPP NTT yang dibina melalui pendidikan dan
Pemerintah daerah melalui Dinas ­Pen­­­di­dikan/ latihan saat ini terbilang ­masih sangat rendah.
dinas yang membidangi o­ lahraga selaku salah satu Seyogianya, setelah dilakukan pembinaan ter-
leading sector pemerintah ­pusat dalam hal ini Ke- hadap 36 orang atlet p ­otensial masing-masing
menterian Pemuda dan ­Olahraga RI, melakukan cabang olahraga, dan diproses melalui penerapan
koordinasi dengan KONI P ­ rovinsi selaku elemen IPTEK olahraga dan sport science oleh personil
masyarakat olahraga yang ­sekaligus sebagai pem- ­pengelola (motivator), tentunya akan menghasil-
bina Pengurus Provinsi cabang ­olahraga. Fungsi kan atau terciptanya peningkatan prestasi di level
KONI ­Provinsi adalah sebagai ­pembina sasana, nasional dan internasional. Akan tetapi, dalam
klub, dojang, p ­ erguruan o­ lahraga yang merupa- kenyataannya tidak semua atlet potensial dapat
kan elemen dasar atau ­sebagai s­ umber pembibit­ berprestasi.
an atlet ­potensial ­berprestasi. Menurunnya motivasi atlet untuk me­­
Berdasarkan asas otonomi daerah dan ningkatkan prestasi setelah direkrut dan m­ enjadi
tugas pembantuan melalui Peraturan Dae­
­ atlet binaan diindikasikan oleh m
­ ­ otivasi atlet
rah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisa- yang dapat disebabkan oleh ­faktor-faktor yang
si dan Tata ­Kerja D
­ inas Daerah Provinsi Nusa berasal dari dalam diri atlet (intrinsik/internal)
­­

106
Karel Muskanan - Analisis Motivasi Berprestasi Atlet ...

dan dari luar diri atlet (ekstrinsik/­eksternal) di- ­enghargaan yang dapat meningkatkan har-
p
ukur dari perolehan medali baik emas, perak dan ga ­dirinya. Motivasi berprestasi olahraga dapat
perunggu selama tiga tahun t­ erakhir yakni 2010, diukur melalui pilihan tugas, upaya (usaha),
2011, dan 2012. ­kegigihan, dan prestasi.
Motivasi dalam olahraga adalah aspek
II. TINJAUAN TEORI psikologi yang berperan penting bagi para
­
pelatih, guru dan pembina olahraga, karena
­
Dalam penelitian ini teori model dua faktor yang motivasi ­adalah dasar untuk menggerakkan dan
dikembangkan oleh Herzberg, et. al. (1959), ­mengarahkan perbuatan dan perilaku seseorang
merupakan teori induk yang digunakan p ­ eneliti dalam olahraga. Oleh karena itu, setiap p
­ elatih,
untuk selanjutnya dikombinasikan dengan guru, dan pembina olahraga perlu memahami
­teori-teori motivasi lainnya sebagai pendukung hakikat, teori, faktor-faktor yang memengaruhi
sekaligus menjadi parameter dalam mengukur dan teknik-teknik motivasi, di samping perlu
hubungan dan tingkat pengaruh dari h ­ ipotesis mengetahui atlet yang harus diberi motivasi.
yang dibangun melalui kerangka teori dan m ­ odel
masalah menjadi hipotesis penelitian. Menurut Singgih D. Gunarsa, et.al., (1987) ­dalam
­Herzberg pula, faktor motivator disebut sebagai buku Psikologi Olahraga menyatakan b­ahwa
motivator intrinsik karena motivasi tersebut motivasi olahraga adalah keseluruhan daya
­
datang dari dalam diri pekerja melalui pekerjaan ­penggerak (motif-motif ) di dalam diri i­­ndividu
itu sendiri. yang menimbulkan kegiatan berolahraga, men-
jamin kelangsungan latihan dan memberi arah
Motivator instrinsik termasuk ­ prestasi, pada kegiatan latihan untuk mencapai t­ujuan
pengakuan, tantangan, dan k­emajuan. Fak­­
­ yang dikehendaki. Motivasi olahraga dapat d­ ibagi
tor-faktor ini berhubungan dengan ­pemenuhan atas motivasi primer dan sekunder; dapat pula
kebutuhan tingkat tinggi dan ­lebih baik dalam atas motivasi biologis dan sosial. Namun banyak
memberikan motivasi ketimbang ­ faktor-faktor ahli setuju membagikannya atas dua jenis, yaitu
ekstrinsik. Jika seorang pekerja melakukan intrinsik dan ekstrinsik.
­pekerjaan secara benar bahkan lebih dari yang
diharapkan, maka penghargaan yang akan
­ Motivasi intrinsik adalah dorongan dari
­diperoleh adalah pengumuman dari atasan atas ­dalam yang menyebabkan individu ­berpartisipasi.
prestasinya yang dicapai. Atlet yang mempunyai motivasi intrinsik akan
mengikuti latihan peningkatan kemampuan
Faktor-faktor intrinsik ­memotivasi ­se­se­orang atau ketrampilan, atau mengikuti pertandingan,
untuk keluar dari ketidakpuasan, t­ ermasuk di da- ­bukan karena situasi buatan (dorongan dari luar),
lamnya adalah hubungan ­antar manusia, imbal- melainkan karena kepuasan dalam dirinya. Bagi
an, kondisi lingkungan, dan s­ebagainya (faktor atlet tersebut, kepuasan dalam dirinya diperoleh
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memoti- lewat prestasi yang tinggi bukan lewat ­pemberian
vasi seseorang untuk berusaha mencapai kepua- hadiah, pujian atau penghargaan lainnya. A ­ tlet ini
san, yang termasuk ­di dalamnya adalah achieve- tekun, bekerja keras, teratur, dan disiplin ­dalam
ment, pengakuan, kemajuan ­tingkat kehidupan, menjalani latihan serta tidak ­menggantungkan
dan sebagainya (faktor intrinsik). diri pada orang lain. Pada umumnya atlet ini
Nurdidaya dan Selviana (2012: 288-308) mempunyai kepribadian yang matang, jujur,
menjelaskan bahwa motivasi berprestasi ­olahraga sportif, tekun, percaya diri, disiplin, dan kreatif.
merupakan tujuan yang dimiliki atlet untuk Aktivitas yang dilandasi oleh motivasi ­intrinsik
berprestasi. Atlet akan berusaha meningkatkan bertahan lebih lama dibandingkan dengan moti-
berbagai usaha dan gigih dalam latihan agar
­ vasi lainnya.
dapat berprestasi untuk mendapatkan berbagai

107
Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik (JKAP) Vol 19, No 2 - November 2015 — http://journal.ugm.ac.id/jkap

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang Berdasarkan pendapat di atas, peneliti


berasal dari luar individu yang ­ menyebabkan menggunakan penelitian sensus dengan me­
­individu berpartisipasi dalam olahraga. Dorong­ ngambil populasi sejumlah 36 atlet dalam pene-
an ini berasal dari pelatih, guru, orangtua, litian. K
­ eseluruhan atlet binaan PPLP NTT me­
pembina, hadiah, sertifikat, penghargaan atau
­ rupakan sumber untuk ­mendapatkan i­nformasi
uang. ­Motivasi ekstrinsik dalam olahraga meli- dan data yang terdapat pada f­aktor-faktor intrin-
puti juga ­motivasi kompetitif, karena motif un- sik dan ekstrinsik atlet PPLP) ­Provinsi Nusa Teng-
tuk ­bersaing memegang peranan yang lebih besar gara Timur untuk menganalisis v­ ariabel-variabel
dari pada kepuasan karena telah ­berprestasi baik. independen yang tergolong dalam faktor intrin-
Kemenangan merupakan satu-satunya t­ujuan,
­ sik dan ­ekstrinsik, yakni: variabel kompetensi at-
sehingga dapat timbul kecenderungan u ­ntuk let, variabel pemenuhan kebutuhan atlet, variabel
­berbuat curang, kurang sportif, atau kurang ­jujur status dan tanggung jawab, v­ ariabel lingkungan
dan licik. Atlet-atlet bermotivasi ekstrinsik, s­ ering ­pendidikan dan l­atihan, v­ ariabel teknik supervisi
tidak menghargai orang lain, lawannya, atau dan ­jaminan karir. S­ ementara sumber informasi
peraturan pertandingan. dan data yang dipengaruhi atau variabel depen-
Wayne Halliwell dalam Gunarsa, et.al. den ­ dalam ­ penlitian ini adalah motivasi ber-
(1978), menyatakan bahwa sebenarnya m ­ otivasi prestasi atlet PPLP NTT.
dasar tingkahlaku individu dalam olahraga a­ dalah
motivasi intrinsik, namun selalu ­ditambah d­ engan IV. HASIL ANALISIS DAN DISKUSI
motivasi ekstrinsik. Dorongan ­ekstrinsik dapat
meningkatkan motivasi intrinsik, ­kalau d
­ orongan Penelitian ini akan mengkaji tentang ­rangkaian
itu menambah kompetensi dan k­ eputusan indi- proses berpengaruhnya variabel-variabel inde-
vidu; dan dapat m ­ enurunkan m­ otivasi ­intrinsik, penden yang diukur secara empiris pada varia-
kalau dorongan itu ­mengurangi kompetensi dan bel-variabel independen yang tergolong dalam
keputusan individu. faktor intrinsik dan ekstrinsik ­seperti: ­variabel
kompetensi, variabel pemenuhan k­ebutuhan,
­
Dengan kata lain, kalau kontrol (aspek variabel status dan tanggung jawab, ­ variabel
lingkungan) lebih menonjol, maka p ­enguatan lingkungan, ­variabel teknik supervisi, dan ­variabel
yang diberikan akan menurunkan motivasi in- jaminan karir ­terhadap variabel ­dependen yakni
trinsik. Informasi lebih menonjol dan p ­ositif variabel motivasi berprestasi atlet PPLP NTT.
­terhadap kompetensi pribadi dan k­ eputusan in-
dividu, maka motivasi intrinsik akan m­ eningkat. Koefisien Korelasi yang diperoleh melalui
Ringkasnya, motivasi keolahragaan d ­ ipengaruhi analisis Uji Korelasi parsial dengan m
­ enggunakan
oleh ­pembawaan atlet, t­ ingkat p
­endidikan, program aplikasi SPSS 19, menghasilkan hubung­
pengalaman masa lalu, cita-cita dan h
­ ­arapan an atau korelasi yang signifikan atau kuat a­ ntara
individu yang berasal dari dalam diri (motiva- variabel-variabel independen dan ­ dependen.
si intrinsik) dan fasilitas, sarana dan prasarana, Variabel kompetensi atlet (X1) ­berkorelasi secara
metode latihan, dan lingkungan yang berasal dari signifikan terhadap ­motivasi berprestasi atlet (Y)
lingkungan (motivasi ekstrinsik). sebesar 0,471 dengan taraf nyata atau thitung 0,007
dan lebih kecil dari a 0.05. Variabel pemenuhan
kebutuh­an (X2) berkorelasi secara signifikan terh-
III. METODE PENELITIAN adap motivasi ­berprestasi atlet (Y) sebesar 0,418
Metode penelitian ini adalah metode ­penelitian dengan taraf nyata atau thitung 0,019 dan lebih ke-
deskripitif kuantitatif yang pada umumnya cil dari a 0.05.
melibatkan proses pengumpulan, analisis, dan Variabel ­status dan ­tanggung jawab (X3)
­interpretasi data melalui hasil sensus. Penelitian berkorelasi secara ­ signifikan ­terhadap motivasi
sensus merupakan penelitian yang mengambil berprestasi atlet (Y) sebesar 0,408 ­dengan taraf
satu kelompok populasi sebagai sampel ­ secara nyata atau thitung 0,023 dan ­lebih ­kecil dari a 0.05,
­keseluruhan (Usman dan Akbar, 2008).

108
Karel Muskanan - Analisis Motivasi Berprestasi Atlet ...

lingkung­an (X4) ­berkorelasi ­secara s­ ignifikan ter- Aspek-aspek tersebut yang mempunyai
hadap ­motivasi ­berprestasi a­ tlet (Y) sebesar 0,396 rerata skor tertinggi adalah aspek kemampuan
de­ngan taraf nyata atau thitung 0,028 dan lebih ke- memahami teknis kepelatihan secara spesifikasi
cil dari a 0.05. Variabel teknik ­supervisi (X5) ber- kecabangan olahraga dengan rata-rata skor 2,87
korelasi secara ­signifikan t­erhadap motivasi ber- dari skala 1-3.
prestasi atlet (Y) sebesar 0,391 dengan taraf nyata Faktor Intrinsik, dijelaskan oleh hasil
atau thitung 0,030 dan lebih kecil dari a 0.05. Tera- ­penelitian pada variabel:
khir, variabel jaminan karir (X6) ­berkorelasi secara
signifikan terhadap motivasi berprestasi atlet (Y) a. Kompetensi Atlet yang mempunyai
sebesar 0,438 dengan taraf nyata atau thitung 0,014 pengaruh terhadap motivasi prestasi atlet
dan lebih kecil dari a 0.05. secara simultan dan parsial, ­sedangkan
koefisien korelasi antara kedua variabel
Berdasarkan analisis, prestasi a­ tlet mempu- tersebut adalah sebesar 0,471. Hasil ini
nyai rerata total skor sebesar 2,72 dari skala 1-3 menjelaskan bahwa terdapat hubungan
dan tergolong dalam klasifikasi tinggi. Hasil anal- yang kuat dan signifikan a­ ntara v­ ariabel
isis tersebut merupakan rata-rata nilai kumulatif kompetensi dan ­variabel m ­ otivasi ber-
dari 10 (aspek) yang menjadi indikator dalam pe- prestasi atlet. Analisis ­kuantitatif u
­ ntuk
nilaian motivasi berprestasi atlet seperti: variabel ­kompetensi mempunyai rerata
a. kemampuan berkonsentrasi pada l­ atihan total skor sebesar 2,59 dari skala 1-3 dan
dan belajar, tergolong pada klasifikasi ­tinggi.
b. kemampuan disiplin dalam b­ erlatih, ke- b. Pemenuhan Kebutuhan, hasil pene-
mampuan merespon atau daya tanggap litian pada variabel pemenuhan kebu-
yang cepat dan kritis terhadap situasi tuhan diketahui b­ erpengaruh terhadap
dan kondisi yang berubah-ubah, ­motivasi berprestasi atlet s­ ecara simultan
c. kemampuan menghadapi rintangan, dan parsial, s­ edangkan ­koefisien korela-
hambatan dan lawan dengan daya juang si antara kedua variabel tersebut adalah
yang tinggi, ­sebesar 0,418 ­sekaligus ­mengisyaratkan
akan ­hubungan yang kuat dan signifikan
d. kemampuan ketelitian yang tinggi, ­antara variabel p ­ emenuhan kebutuhan
e. kemampuan memahami prosedur pen- dan v­ariabel motivasi berprestasi atlet.
didikan dan latihan baik di asrama mau- ­Analisis ­variabel pemenuhan ­kebutuhan
pun di tempat latihan, mem­­
­ punyai rerata total skor sebesar
2,51 dari skala 1-3 dan tergolong pada
f. kemampuan memahami teknis kepelati-
klasifikasi tinggi. Hasil analisis tersebut
han secara spesifikasi k­ ecabangan olah-
dapat dideskripsikan bahwa kebutuhan
raga,
atlet senantiasa dipenuhi secara baik dan
g. kemampuan menerima dan beradaptasi sesuai dengan harapan dari setiap atlet
dengan perubahan, binaan sehingga pemenuhan kebutuhan
h. kemampuan melaksanakan disiplin juga turut berpengaruh secara signifikan
waktu dalam pelaksanaan tugas dan dan akan memotivasi atlet.
tanggung jawab, c. Status dan tanggung jawab, secara
i. kemampuan loyalitas yang tinggi dan ­simultan dan parsial variabel status dan
kemampuan menjalin hubungan serta tanggung jawab diketahui berpengaruh
relasi. terhadap motivasi berprestasi ­ atlet,

109
Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik (JKAP) Vol 19, No 2 - November 2015 — http://journal.ugm.ac.id/jkap

s­edangkan koefisien korelasi antara prestasi atlet. Koefisien ­korelasi ­antara


kedua variabel tersebut adalah s­ebesar variabel teknik supervisi dan v­ariabel
0,408 sehingga menjelaskan akan motivasi berprestasi atlet s­ebesar 0,391
hubungan yang kuat dan s­ignifikan ­sehingga terdapat ­hubungan yang kuat
antara variabel status dan t­anggung
­ dan ­signifikan. Variabel teknik s­ upervisi
jawab dengan variabel motivasi ber- jika dilihat dari analisis kuantitatif
prestasi ­atlet. Analisis kuantitatif u
­ ntuk mempunyai rata-rata total skor s­ebesar
variabel ­ status dan tanggung jawab 2,63 dari skala 1-3 dan tergolong pada
mempunyai r­ata-rata total skor sebesar klasifikasi tinggi.
2,42 dari skala 1-3 dan tergolong pada Hasil ini dapat dideskripsikan ­bahwa
klasifikasi tinggi. Hasil analisis kuanti- secara keseluruhan pola p­ enerapan teknik
tatif tersebut dapat dideskripiskan bah- supervisi oleh ­pengelola dan pelatih ke-
wa kesadaran akan status dan tanggung pada atlet ­ binaan d­iterapkan melalui
jawab sebagai atlet binaan tercipta ke- inspirasi, ­semangat, dan d ­ orongan ke-
mampuan atlet melalui motivasi untuk pada atlet untuk m ­ engambil tindak­
meningkatkan prestasi olahraga. an-tindakan. P ­emberian d ­orongan ini
dimaksudkan untuk mengingatkan at-
Faktor Ekstrinsik, dijelaskan berdasarkan let-atlet agar mereka bersemangat dan
hasil penelitian pada variabel: dapat m­ encapai hasil sebagaimana yang
dicita-citakan dan ­diharapkan dari atlet
a. Lingkungan, secara simultan dan par- yakni peningkatan motivasi untuk ber-
sial berpengaruh terhadap motivasi prestasi olahraga.
berprestasi atlet, sedangkan koefisien
korelasi antara kedua variabel t­ersebut Teknik supervisi yang d ­iterapkan
adalah sebesar 0,396. Diketahui b­ ahwa oleh supervisor bagi atlet sangat dititik­
terdapat hubungan yang kuat dan sig- beratkan pada pengenalan atau pema-
nifikan antara variabel lingkungan dan haman akan sifat dan k­ arakteristik atlet
variabel motivasi berprestasi ­atlet. Ana­ sehingga supervisor dapat ­memengaruhi
lisis kuantitatif untuk variabel lingku­ atlet untuk bertindak sesuai dengan tata
ngan rata-rata total skor sebesar 2,43 tertib, aturan dan k­ewajiban atlet se-
­
dari skala 1-3 dan tergolong pada kla- bagai atlet binaan.
sifikasi tinggi. c. Jaminan Karir, berdasarkan hasil pene-
Hasil analisis kuantitatif tersebut se- litian diketahui bahwa v­ ariabel j­aminan
suai pengamatan pada sarana dan prasa- karir berpengaruh secara silmutan dan
rana yang terdapat pada ­ PPLP NTT parsial terhadap ­motivasi berprestasi at-
­menggambarkan ­bahwa ­ketersediaan let, sedangkan koefisien korelasi antara
sarana dan ­prasarana s­ecara signifikan kedua variabel tersebut adalah sebesar
dapat menunjang p ­roses pembinaan 0,438. Hasil ini tentunya memberikan
dan kepelatihan yang ­ berlangsung gambaran akan hubungan yang kuat
sekaligus dapat memotivasi atlet ­untuk dan signifikan antara variabel jaminan
meningkatkan prestasi dari prestasi
­ karir dan variabel motivasi berprestasi
­sebelumnya. atlet.

b. Teknik Supervisi, berdasarkan hasil Analisis kuantitatif pada variabel


penelitian diketahui variabel teknik j­ aminan karir mempunyai r­ ata-rata t­ otal
supervisi secara simultan dan p­arsial skor sebesar 2,67 dari ­skala 1-3 dan berk-
berpengaruh terhadap ­
­ motivasi ber- lasifikasi tinggi. Hasil ­analisis ini dapat

110
Karel Muskanan - Analisis Motivasi Berprestasi Atlet ...

dideskripsikan b­ahwa pola p ­enerapan tingkat n


­asional dan mempunyai pengaruh
promosi bagi atlet ­berprestasi ke jenjang dan hubungan t­erhadap motivasi berprestasi
yang lebih t­inggi ­seperti P­ usat Pendi- atlet.
dikan dan ­Latihan O ­ lahraga M­ ahasiswa Motivasi Berprestasi atlet, ­berdasarkan
(PPLM) dan P ­ usat ­Pembinaan dan La- hasil uji koefisien korelasi menyatakan bahwa
tihan Olahraga D ­ aerah (PPLD) Provin- terdapat hubungan yang kuat dan s­ignifikasi
si Nusa ­Tenggara Timur dan pember- antara variabel independen dan variabel depen-
lakuan p­romosi untuk berlomba atau den. Selain itu, berdasarkan hasil uji hipote-
bertanding ke tingkat nasional dan in- sis menyatakan bahwa v­ariabel i­ndependen
ternasional dapat meningkatkan moti- secara simultan dan parsial b­erpengaruh
­
vasi berprestasi atlet. ­terhadap ­motivasi ­berprestasi atlet atau varia-
bel ­dependen.
V. PENUTUP Hasil analisis tersebut m
­ erupakan rata-ra-
A. Kesimpulan ta nilai kumulatif dari 10 aspek yang menjadi
indikator dalam penilaian motivasi berpresta-
Faktor Intrinsik, sebagaimana yang telah si atlet seperti: ­ kemampuan ­ berkonsentrasi
­dijelaskan pada hasil penelitian dalam v­ ariabel pada latihan dan belajar, k­ emampuan disiplin
kompetensi atlet, pemenuhan k­ ebutuhan, sta- dalam berlatih, kemampuan merespon atau
tus dan tanggung jawab mempunyai ­pengaruh daya ­ tanggap yang cepat dan kritis terha-
yang signifikan terhadap motivasi berprestasi dap situasi dan kondisi yang berubah-ubah,
atlet secara simultan dan parsial. Variabel kom- kemampuan ­
­ menghadapi rintangan, ham-
petensi merupakan variabel yang paling do­ batan dan lawan dengan daya juang yang ting-
minan berpengaruh dan mempunyai hubung­ gi, k­ emampuan ketelitian yang tinggi, kemam-
an yang kuat pengaruhnya terhadap prestasi puan m ­ emahami prosedur p ­endidikan dan
atlet Pusat Pendidikan dan L ­ atihan Olahraga latihan baik di a­ srama maupun di tempat la-
Pelajar (PPLP) Provinsi Nusa ­Tenggara Timur. tihan, k­ emampuan m ­ emahami teknis kepela-
Faktor Ekstrinsik, dijelaskan berdasarkan tihan secara ­spesifikasi ­kecabangan ­olahraga,
hasil penelitian pada variabel ­ lingkungan, ­kemampuan ­menerima dan ­beradaptasi
­teknik supervisi dan jaminan karir yang secara dengan ­
­ perubahan, kemampuan melak-
simultan dan parsial berpengaruh t­erhadap sanakan ­disiplin ­waktu ­dalam ­pelaksanaan
motivasi berprestasi atlet. ­Berdasarkan hasil ­tugas dan t­anggung jawab, k­emampuan lo­
penelitian pada tiga variabel yang tergolong yalitas yang tinggi dan ­kemampuan m ­ enjalin
dalam faktor ekstrinsik, variabel jaminan hubungan serta relasi.
karir mempunyai hubungan dan pengaruh Hasil analisis koefisien determinasi (R2)
yang paling kuat dan besar terhadap v­ ariabel sumbangan atau kontribusi dari variabel
­motivasi berprestasi atlet. independen, melalui: variabel ­
­ kompetensi
Hasil analisis ini dapat dideskripsikan bah- (X1), variabel pemenuhan ­ kebutuhan (X2),
wa pola ­ penerapan p ­romosi bagi atlet ber- variabel status dan tanggung jawab (X3),
prestasi ke jenjang yang lebih tinggi seperti variabel lingkungan (X4), variabel teknik
­
Pusat Pendidikan dan L ­ atihan Olahraga Ma- ­supervisi (X5), dan variabel jaminan ­karir (X6),
hasiswa (PPLM) dan P ­ usat Pembinaan dan terhadap variabel dependen, y­akni ­
­ motivesi
Latihan ­Olahraga D ­ aerah (PPLD) Provinsi berprestasi atlet (Y) di P
­ usat ­Pendidikan dan
Nusa Tenggara Timur serta pemberlakuan Latihan Olahraga P ­elajar (PPLP) P ­rovinsi
promosi untuk berlomba atau bertanding ke Nusa Tenggara Timur ­sebesar 0,91 atau 91,0

111
Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik (JKAP) Vol 19, No 2 - November 2015 — http://journal.ugm.ac.id/jkap

persen dan sisanya sebesar 0,09 atau 9,0 persen a­tlet, dan k­ebutuhan lainnya yang
dipengaruhi oleh variabel lain yang ­tergolong ­menjadi ­harapan atlet;
pada faktor intrinsik dan e­ kstrinsik, misalnya c. Peningkatan pengawasan dan k­ontrol
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam ka- terhadap perkembangan pola p ­ enerapan
rir dan pengakuan orang lain, k­ ebijakan orga- pembinaan dan pelatihan yang telah
nisasi, sistem ­administrasi ­dalam organisasi, diterapkan dalam rangka m ­ eningkatkan
kondisi kerja dan sistem imbalan yang berla- daya tanggap melalui bimbingan
ku, kematangan pribadi, tingkat pendidikan, manajerial dan teknis p
­ ­ embinaan
keinginan dan harapan pribadi, kelelahan dan ­ latihan bagi atlet binaan Pusat
dan kebosanan yang tidak dimasukkan dalam Pendidikan dan Latihan Olahraga
­
model penelitian ini. ­Pelajar (PPLP) Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
B. Saran 2. Peningkatkan motivasi berprestasi a­tlet
1. Peningkatan motivasi berprestasi atlet Pusat untuk berprestasi ditinjau dari f­
­ aktor
Pendidikan dan Latihan Olahraga P ­ elajar ­eksternal melalui aspek lingkungan, teknik
(PPLP) Provinsi Nusa ­ Tenggara Timur supervisi dan jaminan karir maka yang
­
untuk berprestasi ditinjau dari f­
­ aktor perlu diperhatikan adalah ketersediaan
­internal melalui variabel ­kompetensi atlet, ­gedung ­asrama/tempat tinggal dan g­ edung
pemenuhan kebutuhan, s­ tatus dan t­ anggung ­olahraga/hall latihan yang n ­ yaman dan
jawab maka yang ­perlu ­diperhatikan adalah aman untuk belajar dan berlatih dan
sinergitas konsep p ­ embinaan yang di im- ­ketersediaan alat-alat olahraga yang standar
plementasikan d ­ alam kebijakan, program ­sesuai ­spesifikasi kecabangan, ­semangat,
dan kegiatan keolahragaan antara Pemerin- inspirasi dan dispilin ­dalam melaksanakan
tah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Dinas tugas dan kewajiban sebagai atlet binaan
­Pemuda dan ­Olahraga Provinsi Nusa Teng- melalui pola pendekatan personal yang
gara Timur), selaku penyelenggara dan saling memahami sikap dan perilaku
­pelaksana k­ egiatan pembinaan serta pela- masing-masing atlet binaan. Diperlukan
­
tihan bagi atlet p ­ elajar berprestasi dalam pula pemberlakuan promosi ke jenjang
rangka ­meningkatkan motivasi berprestasi yang lebih tinggi ke Pusat Pembinaan dan
atlet dalam bentuk: Latihan Olahraga D
­ ­ aerah (PPLD) atau
Pusat P ­endidikan dan Latihan Olahraga
a. Peningkatan pengawasan dan kontrol ter- Mahasiswa (PPLM) Provinsi Nusa Teng-
hadap pola seleksi dan r­ ekrutmen ­secara gara Timur sesuai ­dengan p ­ encapaian dan
objektif dengan ­ mengacu pada a­spek peningkatan p ­ restasi olahraga serta pem-
kompetensi atlet s­eperti: k­etrampilan berlakuan ­promosi untuk berlomba atau
teknis sesuai s­pesifikasi k­ecabangan, bertanding ke tingkat nasional dan inter-
pengetahuan dan p ­emahaman materi nasional atas pencapaian dan peningkatan
pembinaan dan pelatihan, karakteristik prestasi olahraga pada tingkat daerah. De­
personal sesuai spesifikasi kecabangan ngan demikian, disarankan k­ epada Peme­
olahraga; rintah Provinsi (Dinas Pemuda dan Olah-
b. Peningkatan sumber daya kegiatan raga Provinsi Nusa Tenggara Timur) selaku
pembinaan dalam rangka ­memfasilitasi ­leading sector pelaksana kebijakan program
kebutuhan atlet dalam m ­asa-masa dan kegiatan Pemerintah Pusat perlu men-
pembinaan dan pelatihan guna me-
­ sinergikan tata kelola atau manajemen
menuhi ­ kebutuhan atlet secara pengelolaan Pusat Pendidikan dan Latihan
pro­
­ porsional s­eperti: uang saku, gizi Olahraga Pelajar (PPLP).

112
Karel Muskanan - Analisis Motivasi Berprestasi Atlet ...

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. P. S., dan Husaini Usman. 2008. Pengantar Statistika. Bumi Aksara. Jakarta.
Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Keolahragaan Deputi Bidang P ­ eningkatan
Prestasi dan IPTEK Olahraga Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik ­Indonesia.
2011. Panduan Penyusunan Program Latihan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar
(PPLP) dan Sekolah Khusus Olahragawan (SKO). Jakarta.
Asisten Deputi Pembibitan Olahraga Deputi Peningkatan P ­ restasi Olahraga Kementerian Pemuda dan
Olahraga RI. 2010. Sistem Pembibitan Olahraga. Asisten Deputi Pembibitan Olahraga Depu-
ti Peningkatan P
­ restasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Jakarta.
Bidang Keolahragaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2011.
Profil SDM dan Sarana Prasarana Keolahragaan Nusa Tenggara Timur 2011. Dinas Pendi-
dikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang.
Bidang Keolahragaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2012.
Profil SDM dan Sarana Prasarana Keolahragaan Nusa Tenggara Timur 2012. Bidang Keolah-
ragaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang.
Deputi V Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga Kementerian Negara Pemuda dan
­Olahraga Republik Indonesia. 2011. Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis Penyelenggaraan Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Jakarta.
Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Kemenpora RI. 2007. Potret PPLP Se-Indonesia. Deputi Pen-
ingkatan Prestasi dan IPTEK Kemenpora RI. Jakarta.
Gunarsa, Singgih D., et. al. 1987. Psikologi Olahraga. Gunung Mulia. Jakarta.
Herzberg, F., B. Mausner, dan B. B. Snyderman. 1959. The Motivation to Work (2nd ed.). John Wiley
& Sons. New York.
Nurdidaya dan Selviana. 2012. Prestasi Olahraga Paralimpian Indonesia: Kajian Perspektif ­Psikologis.
­Jurnal Iptek Olahraga 14(3): 288-308. ­Kementerian Pemuda dan Olahraga R.I. Jakarta.
Sayuti. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi. http://ejournal.pin.or.id/site/wp-content/
uploads/2013/02/Isi%20. Diakses 2 November 2012.

113

Anda mungkin juga menyukai