Anda di halaman 1dari 10

BAB I

SEL

A. Komponen Kimiawi Penyusun Sel


Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak , asam
nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik. Berikut akan diuraikan tentang
komposisi kimia sel .
1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ).
Karbohidrat merpakan senyawa yang terdapa dalam tubuh dalam jumlahbesar di dalam
tubuh. Karbohidrat dibagi  ke dalam tiga kelompok , yaitu sebagai berikut :
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana . Sifat dan cirinya adalah rasanya manis,
dapat larut dalam air dan dapat dikristalkan. Monosakarida terdiri dari pentosa dan
heksosa. Contoh pentosa antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa. Adapun
heksosa contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa .
b. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus monosakarida. Memiliki sifat
rasanya manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan. Contoh disakarida adalah:
maltosa, sukrosa dan laktosa.
c. Polisakarida .
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul yang panjang .
Rasanya tidak manis , tidak dapat  dikristalkan dan tidak larut  dalam air  . jika larut
maka akan membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar.
2. Protein
Protein tersusun atas unsur : C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ) dan
N( nitrogen ) . Protein merupakan polipeptida atau biopolimer  yang tersusun atas asam
amino. Ada sekitar 20 macam asam amino sebagai unit dasar penyusun protein . Asam
amino sifatnya larut dalam air , dapat dikristalkan , mempunyai titik didih yang tinggi dan
dapat bersifat asam atau basa . Protein berperan sebagai penyusun membran sel dengan
bergbung bersama lemak membentuk senyawa lipoprotein , protein seperti itu dinamakan
protein struktural . Selain itu protein memiliki fungsi yang lain misalnya membentuk
enzim dan ini disebut protein fungsional .
3. Lemak ( lipida )  
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O
( oksigen ). Lemak  tersusun atas senyawa gliserol dan asam lemak yang merupakan unit
dasar penyusun lemak. Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air, densitas atau
kerapatanna lebih rendah dari air , memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi .
Contoh lemak adalah trigliserida, fosfolipid, steroid . Fungsi lemak antara lain penyusun
membran sel bersama-sama dengan protein, penyusun hormon kelamin pria seperti
testosteron .
4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida ( terdiri atas nukleotida-nukleotida ) yang terdiri
atas DNA ( Deoksiribonucleic acid ) dan RNA ( Ribonucleic acid ). Asam nukleat
bertindak sebagai penyipan informasi genetik pada sel . Asam nucleat terdiri atas
nukleotida-nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas : Fosfat , gula pentosa dan basa
nitrogen. DNA berperan penting dalam pembentukan gen pda kromosom adapun RNA
berperan penting dalam sintesis protein.
5. Air
Air merupakan senyawa  utama dan merupakan senyawa dalam jumlah terbesar penyusun
sel ( 50 – 60 %  berat sel ) . Air merupakan bagian esensial cairan tubuh yang terdiri dari
cairan intrasel ( sitoplasma ) , plasma darah dan cairan ekstraseluler . Air berfungsi
sebagai pelarut dan sebagai katalisator reaksi-reaksi biologis.
6. Vitamin dan mineral
Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada . Peran vitamin
adalah mempertahankan fungsi metabolisme , pertumbuhan   dan penghancur radikal
bebas . Contoh vitamin : A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H )
7. Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan oksigen . Mineral ada
yang terdapat dalam jumlah yang besar ( makroelemen ) seperti : kalsium ( Ca ), fosfor
( P ) , magnesium ( Mg ), natrium ( Na ), klor ( Cl ) dan belerang ( S ). Mineral lain
terdapat dalam jumlah sedikit ( mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe ), yodium ( I ), Seng (
Zn ) kobalt ( Co ) fluorin ( F ) . Mineral berfungsi sebagai komponen struktural sel,
pemeliharaan fungsi metabolisme , pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam
dan basa
Salah satu cirri kimiawi sel adalah bersifat elektrolit yaitu lektrolit berarti
memiliki hantaran listrik karena terdapatnya ion-ion,sebaliknya klo tdk terdapt ion2 atw
larutannya netral berati bersifat non elektrolit karena tdk bs menghantarkan arus listrik.
Contoh gmpangnya ,elektrolit NaCl yg kalo dilarutin dlm air akan terurai ion2 nya, yaitu
ion positif Na (kation) dan ion negatif Cl(anion). Jd sifat kimia sel itu dapat
menghantarkan arus listrik.
B. Struktur dan Fungsi Bagian-bagian Sel
Sel merupakan unit terkecil kehidupan. Kehidupan dimulai di dalam sel. Sel adalah suatu
pabrik yang di dalamnya dapat disintesis ribuan molekul yang sangat dibutuhkan oleh
organisme. Ukuran sel bervariasi tergantung fungsinya. Bentuk sel juga tergantung
fungsinya. Garis tengah sel bervariasi antara 1 – 100 µm. Sel paling besar adalah sel telur
angsa, sedangkan sel terpanjang adalah sel otot dan sel saraf. Perhatikan kisaran ukuran sel
pada gambar 1.1. Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, maka organisme dibedakan menjadi
organisme uniseluler (terdiri atas satu sel, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi
dan Protozoa) dan multiseluler (terdiri atas banyak sel). Pada organisme multiseluler terjadi
pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya. Berikut adalah sturkur dan fungsi bagian
bagian dari sel.
1. Membran Sel
Permukaan luar setiap sel dibatasi oleh selaput halus dan elastis yang disebut
membran sel. Membran ini sangat penting dalam pengaturan isi sel, karena semua bahan
yang keluar atau masuk harus melalui membran ini. Hal ini berarti, membran sel
mencegah masuknya zat-zat tertentu dan memudahkan masuknya zat-zat yang lain.
Selain membatasi sel, membran plasma juga membatasi berbagai organel-organel dalam
sel, seperti vakuola, mitokondria, dan kloroplas.
Membran plasma bersifat diferensial permeabel, mempunyai pori-pori
ultramikroskopik yang dilalui zat-zat tertentu. Ukuran pori-pori ini menentukan besar
maksimal molekul yang dapat melalui membran. Selain besar molekul, faktor lain yang
mempengaruhi masuknya suatu zat ke dalam sel adalah muatan listrik, jumlah molekul
air, dan daya larut partikel dalam air.
Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik
menuju atau meninggalkan sel. Khusus pada sel tumbuhan, selain mempunyai selaput
plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut
dinding sel. Umumnya dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa selulosa, di antara
kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan lamela tengah yang dapat
terisi oleh zat-zat penguat seperti lignin, kitin, pektin, suberin, dan lain-lain.
Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid (lemak yang bersenyawa
dengan fosfat). Bagian ekor dengan asam lemak yang bersifat hidrofobik (nonpolar),
kedua lapis molekul tersebut saling berorientasi ke dalam. Sedangkan, bagian kepala
bersifat hidrofilik (polar) mengarah ke lingkungan yang berair. Selain fosfolipid terdapat
juga glikolipid (lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat) dan sterol (lemak alkohol
terutama kolesterol). Sedangkan, komponen protein terletak pada membran dengan posisi
yang berbeda-beda. Beberapa protein terletak periferal, sedangkan yang lain tertanam
integral dalam lapis ganda fosfolipid. Beberapa protein membran adalah enzim,
sedangkan yang lain adalah reseptor bagi hormon atau senyawa tertentu lainnya.
Komposisi lipid dan protein penyusun membran bervariasi, tergantung pada jenis
dan fungsi membran itu sendiri. Namun, membran mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu
bersifat permeable selektif terhadap molekul-molekul. Sehingga, membran sel dapat
mempertahankan bentuk dan ukuran sel.

Membran Sel
2. Inti Sel ( Nukleus)
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm.
Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena
nukleus ini berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis
protein. Namun ada beberapa sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan
sel trombosit. Pada kedua sel ini aktivitas metabolisme terbatas dan tidak dapat
melakukan pembelahan. Biasanya sebuah sel hanya memiliki satu nukleus saja, yang
terletak di tengah. Namun ada sel-sel yang memiliki inti lebih dari satu yaitu pada sel
parenkim hati dan sel otot jantung, yang memiliki dua buah nukleus. Adapun pada sel
otot rangka terdapat banyak nukleus. Nukleus bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi
di sitoplasma. Di dalam nukleus terdapat kromosom yang berisi DNA yang merupakan
cetak biru bagi pembentukan berbagai protein terutama enzim. Enzim diperlukan dalam
menjalankan berbagai fungsi di sitoplasma. Jadi bisa disimpulkan bahwa fungsi dari inti
sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat
kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein.
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
a. Selaput inti (karioteka)
Susunan molekul membran ini sama dengan susunan molekul membran sel, yaitu
berupa lipoprotein. Membran inti juga dilengkapi dengan poripori yang dapat
memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan sitoplasma. Pori-pori ini berperan
dalam memindahkan materi antara inti sel dan sitoplasmanya. Membran inti hanya
bisa dilihat dengan jelas dengan menggunakan mikroskop elektron. Membran inti
terdiri atas dua selaput yaitu selaput luar dan selaput dalam. Selaput luar mengandung
ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan sering kali berhubungan dengan
membran retikulum endoplasma.
b. Nukleoplasma (kariolimfa)
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti yang disebut
dengan nukleoprotein.
c. Nukleolus (anak inti)
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA.
Kromosom tersebut berfungsi untuk: menentukan ciri-ciri yang dimiliki sel; mengatur
bentuk sel; menentukan generasi selanjutnya.

Inti Sel
3. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya,
kecuali nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel disebut
nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat
koloid sitoplasma ini dapat berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air
tinggi maka koloid akan bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika
konsentrasi air rendah maka koloid bersifat padat lembek yang disebut dengan gel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel adalah benda-benda yang
terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan fungsi-fungsi
kehidupan. Organel Sel tersebut antara lain ribosom, retikulum endoplasma, mitokondria,
lisosom, badan golgi, sentrosom, plastida, vakuola, mikrotubulus, mikrofilamen, dan
peroksisom.
C. Kegiatan Sel sebagai Unit Struktural dan Fungsional
1. Sel Prokariotik
Sel prokariotik berasal dari bahasa Yunani (prokaryote, pro berarti “sebelum” dan karyon
berarti inti). Sel prokariotik tidak diselubungi membran inti sehingga bahan inti berada di
dalam protoplasma. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (bacteria) dan ganggang hijau
biru (cyanobacteria). Bagian-bagian penyusun sel prokariotik antara lain: Membran
Plasma (plasma membrane) adalah lapisan di luar sitoplasma yang berfungsi sebagai
pelindung dan mengatur transportasi sel. Pengaturan transportasi sel untuk mengatur
keluar masuknya substansi ke dalam dan ke luar sel. Membran plasma juga berperan
dalam penerima rangsang yang datang dari luar sel. membran plasma pada sel prokariotik
mengalami pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang disebut mesosom
(mesosome). Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga
dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel.

a. Sitoplasma (cytoplasm) adalah bagian sel yang berisi cairan tempat berlangsungnya
metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma adalah air (80-90%).
b. Nukleus (nucleoid) atau inti sel berfungsi sebagai pengendali dan pengatur seluruh
kegiatan sel. Nukleus juga berfungsi sebagai pembawa informasi genetik yaitu
kromosom, yang akan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kromosom adalah struktur
yang tersusun oleh molekul DNA dan protein (histon).
c. Ribosom (ribosome) merupakan struktur berupa butiran yang berfungsi untuk
pembentukan protein.
d. Dinding sel (cell wall) adalah struktur pelindung kedua setelah membran plasma.
e. Kapsul (capsule) adalah struktur pelindung sel ketiga setelah membran plasma dan
dinding sel.
f. Bulu Rambut (filli) berfungsi sebagai alat pelekatan sel bakteri pada suatu permukaan
substrat atau benda.
g. Flagel (flagella) berfungsi dalam pergerakan sel, baik flagel maupun vili disusun oleh
mikrotubulus.

2. Sel Eukariotik
Sel Eukariotik (berasal dari bahasa Yunani, eu berarti sejati/sebenarnya dan karyon
artinya inti sel) merupakan sel yang memiliki inti sel dan inti sel tersebut dibungkus oleh
membran inti. Contohnya protista, jamur, tumbuhan, dan hewan. Bagian-bagian sel
eukariotk akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
D. Mekanisme Transpor melalui Membran
Membran sel berperan dalam pergerakan ion atau molekul dari dalam ataupun dari luar
sel. Nah kali ini kita akan membahas Mekanisme Transpor pada Membran Sel yang meliputi
Difusi, Osmosis, Transpor Aktif, serta Eksositosis dan Endositosis.
1. Difusi
Difusi adalah pergerakan atom atau molekul berupa gas atau cairan (larutan). Atom atau
molekul tersebut bergerak dari larutan berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga
keadaan larutan menjadi seimbang. Pergerakan tersebut terjadi melalui membran
semipermiabel. Difusi didorong oleh energi kinetik yang dimillki oleh molekul. Ketika
seseorang menyemprotkan obat anti nyamuk atau minyak wangi, maka molekul-molekul
yang disemprotkan akan bergerak memenuh seluruh ruangan. Meskipun kita berada agak
jauh dari ruangan, kita masih dapat menciumnya. Kecepatan difusi bergantung pada suhu,
ukuran, dan tipe molekul yang berdifusi. Moleku-molekul menyebar lebih cepat pada
suhu yang lebih tinggi dibanding pada suhu yang rendah. Molekul-molekul yang kecil
berdifusi lebih cepat daripada molekul yang besar. Pengambilan oksigen oleh sel melalui
respirasi seluler merupakan salah satu contoh difusi. Gradien konsentrasi mendukung
terjadinya pergerakan dengan arah tersebut sehingga oksigen yang terlarut dapat
menembus membran sel.
Dikenal dua macam difusi, yaitu difusi sederhana dan difusi berfasilitas.
a. Difusi sederhana melalui membran atau difusi sederhana.
Difusi ini identik dengan pengertian difusi yang telah dijelaskan sebelumnya.
b. Difusi berfasilitas atau difusi dipermudah
Difusi berfasilitas dapat diartikan sebagai transportasi zat yang dibantu oleh molekul
pembawa yang mirip pori-pori, dan bagian dari membran plasma. Molekul pembawa
ini (carrier) berupa protein integral yang membentuk saluran, sehinga dapat
mempercepat transport zat. Contoh difusi berfasilitas adalah transportasi ion kalium
dari luar sel ke dalam sel. Konsentrasi ion kalium di sel lebih tinggi daripada di dalam
sel.
2. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah (pelarut lebih banyak
dibandingkan terlarutnya) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (pelarut lebih sedikit
dibandingkan terlarutnya). Dengan kata lain, osmosis merupakan peristiwa perpindahan
molekul pelarut dari larutan dengan kepekatan rendah menuju larutan yang memiliki
kepekatan tinggi. Peristiwa osmosis terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada
perbandingan konsentrasi larutan yang terdapat di dalam dan di luar sel. Jika konsentrasi
larutan di luar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam
larutan hipotonik. Sementara itu, jika konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi daripada
larutan di dalamsel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik. 
Bagaimana kondisi sel hewan dan sel tmbuhan ketika berada dalam suatu larutan dengan
konsentrasi yang berbeda?
3. Transfor aktif
Transpor aktif adalah pergerakan zat atau molekul yang menyeberangi membran
semipermeabel dengan melawan gradien konsentrasi. Transportasi zat atau molekul pada
transpor aktif memerlukan energi.

Transpor aktif juga dipengaruhi oleh muatan listrik yang ditentukan oleh ion natrium
(Na+), ion kalium (K+). Di lingkungan ekstraseluler dan intraseluler, keluar masuknya ion
Na+ dan K+ diatur oleh pompa ion Na+ dan K+. ATP memberi sumber energi untuk
mengubah bentuk protein membran agar membuka, kemudian pompa mengeluarkan tiga
ion Na+  dari intraseluler dan memasukan dua ion K+ ke lingkungan sel. Pada prosesnya,
transpor aktif dibantu olah protein membran sebagai pembawa zat (carrier) dan molekul
tersebut. Protein membran memiliki konsentrasi yang berlawanan dengan derajat atau
gradien konsentrasi. Transpor aktif terdiri atas dua tahap, yaitu transpor akti primer dan
transpor aktif sekunder. Pada transpor aktif primer, dilibatkan suatu pompa yang secara
aktif menghasilkan ion H+ untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sekunder
memanfaatkan kegunaan gradien yang telah ada sebelumnya untuk mengendalikan
transpor aktif suatu larutan. 
4. Eksositosis dan Endositosis
Sel eukariot mempunyai dua mekanisme pengangkutan lainnya, yaitu eksositosis dan
endositosis. Kedua mekanisme ini berguna mentransportasikan molekul dan partikel yang
berukuran besar. Eksositosis adalah suatu proses pengangkutan bahan yang terdapat di
dalam sel melalui proses pembentukan vesikula. Kemudian, vesikula tersebut
diekskresikan ke lingkungan ekstraseluler.
 

Pada endositosis, membran plasma melipat ke bagian dalam (invaginasi) untuk


membentuk vesikula yang membawa zat tertentu ke dalam sel. Beberapa bentuk
endositosis, diantaranya pinositosis, fagositosis, dan endositosis reseptor termediasi.
Pinositosis (proses sel untuk minum) melibatkan pembentukan vesikula membran dari
membran plasma sebagai suatu cara sel untuk menggunakan cairan ekstraseluler.
Pinositosis penting bagi sel yang aktif menyerap nutrisi, seperti pada sel di sepanjang
usus hewan. Fagositosis (proses sel untuk makan) melibatkan pembentukan vesikula
membran yang berlimpah yang disebut fagosom atau vakuola fagositik. Fagosom dapat
memakan partikel besar seperti bakteri. Sel “memakan” sebuah partikel dengan
menggunakan kaki semu (pseudopodia) yang dibelitkan ke sekeliling partikel dan masuk
ke dalam vesikula yang dibentuk oleh membran.
E. Sintesis protein untuk Menyusun Sifat Morfologi dan Fisiologi Sel
Sintesis protein adalah proses pencetakan atau pembentukan protein yang terjadi didalam
sel. Secara garis besar, sintesis protein di lakukan melalui dua tahap, yaitu trankripsi dan
translasi.  Transkripsi merupakan proses pencetakan m RNA oleh DNA didalam inti sel.
Sedangkan translasi merupakan penerjemahan kode oleh t RNA yang dibawa oelh m RNA
menjadi urutan asam amino-asam amino yang membentuk suatu polipeptida ( protein).
Protein menentukan sifat morfologis dan fisiologis sel. Sel akan memiliki sifat morfologis
dan fissiologis  yang berbeda- beda tergantung dari jumlah, jenis, dan urutan asam amino-
asam amino yang menyusun protein. Jenis dan urutan asam amino ditentukan oleh DNA.
DNA merupakan salah satu materi genetis yang terdapat didalam inti sel(nucleus).
Protein terdapat dalam semua sel hidup. Kandungan protein meliputi unsure karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Cirri khas protein ditentukan oleh jumlah asam amino,
macam asam amino, dan urutan asam amino yang menyusunnya. Sel- sel yang menyusun
tubuh mahkluk hidup mempunyai sifat morfologis dan fisiologis yang berbeda- beda.
Kumpulan sel membentuk jaringan.jaringan satu dan jaringan lainnnya dibentuk oleh sel-sel
yang  berbeda secara morfologis maupun fisiologis. Protein yang dihasilkan melalui sintesis
protein yang dikendalikan oleh DNA. Protein dibentuk melalui proses sintesis protein yang
terjadi di dalam ribosom. Artinya, sintesis protein memegang peranan penting dalam
menentukan sifat morfologis dan fisiologis sel.
F. Reproduksi Sel sebagai Kegiatan untuk Membentuk Morfologi Tubuh dan Memperbanyak
Tubuh
Sel adalah satuan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu, sel
juga mengadakan pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi sel adalah pembiakan sel dari
satu menjadi dua atau lebih dengan cara pembelahan. Berdsarkan jumlah sel yang menyusun
tubuh mahkluk hidup, mahkluk hidup dibedakan menjadi dua kelmpok, yaitu uniseluler dan
multiseluler. Uniseluler adalah mahkluk hidup yang tersusun atas satu sel, sedangkan
multiseluler adalah mahkluk hidup yang tersusun atas banyak sel. Mahluk  hidup bersel satu
maupun  hidup bersel banyak akan memperbanyak jumlah selnya melalui reproduksi sel.
Akan tetapi reproduksi sel untuk kedua kelompok mahkluk hidup ini mempunyai tujuan yang
berbeda.Makhluk hidup bersel satu (uniseluler), misalnya bakteri melakukan reproduksi
dengan cara membelah diri.
Reproduksi sel dibedakan menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis
adalah pembelahan sel yang mengahsilkan dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom
yang sama dengan jumlah kromosom sel induknya dan memiliki sifat yang sama dengan sifat
induknya. Pembelahan ini terjadi pada perbedaan  mitosis terjadi di jarinagan embrional.
Pembelaha mitosis berlangsung melalui beberapa fase, yaitu profase, metafase, dan telofase.
Antara pembelahan mitosis yang satu dengan mitosis berikutnya terdapat satu fase antara,
yang disebut interfase. Interfase disebut juga fase istirahat. Fase- fase pada pembelahan
mitosis adalah sebagai berikut :
a. Profase
Fase ini di awali dengan  terjadinya  perubahan pada sel dan sitoplasma. Perubahan pada
inti sel ditandai dengan menghilangnya anak inti, sedangkan perubahan pada sitoplasma
ditandai dengan terbentuknya gelondong mitosis.  Pada awal profase, membrane inti
masih tampak, kemudian segera terpecah- pecah. Lalu kromatin yang tampak sebagai
granula (butiran) akan memanjang menjadi benang kromatin, kemudian benang kromatin
akan memendek dan menebal menjadi kromosom. Secara ringkas, profase ditandai oleh
beberapa hal berikut :
1. Kromatin yang tampak seperti granula berubah menjadi benang- benang kromatin.
2. Benang- benang kromatin memendek dan menebal menjadi kromosom
3. Kromosom berduplikasi menjadi dua bagia, dimana masing- masing bagian disebut
kromatid.
4. Kromatid melekat di beberapa benang gelendong di kinetor
5. Anak initi menghilang
6. Membran inti mulai  menghilang tetapi masih belum hilang sama sekali
7. Tiap sentriol memisah kearah kutub yang berlawanan dan terbentuk benang- benang
gelendong mitosis.
b. Metafase
Pada fase ini, kromosom berjajar di sepanjang bidang ekuator. Pada akhir metafase,
kromosom menjadi semakin pendek dan tebal. Selain itu, membrane inti sel sudah benar-
benar menghilang dan benang gelendong meluas dari satu ktub ke kutub lainnya. Pada
fase ini, kromosom tampak paling jelas . Secara ringkas, metafase ditandai oleh :
1. Kromosom berjajar di bidang ekuator
2. Kromosom menjadi semakin pendek dan tebal
3. Membran inti sel sudah benar- benar menghilang dan benang gelendong meluas dari
satu kutub ke kutub lainnya.
c. Anafase
Pada fase ini, sentromer dari masing- masing kromatid membelah menjadi dua.
Kemudian kromatid  dari bidang ekuator memisah dan membentuk lagi dua buah
kromosom. Lalu kromosom bergerak menuju kea rah kutub- kutub yang berlawanan.
Pada akhir anafase,  kedua kutub sel  masing- masing telah memiliki koleksi kromosom
yang lengkap dan dengan jumlah yang sama. Secara ringkas, anafase  ditandai oelh hal –
hal tersebut.
1. Sentromer dari masing- masing kromatid membelah menjadi dua.
2. Kromatid  dari bidang ekuator memisah dan membentuk dua buah kromosom.
3. Kromosom bergerak menuju kea rah kutub- kutub yang berlawanan
4. Kedua kutub  sel sudah memiliki koleksi kromosom yang lengkap  dan jumlahnya
sama.
d. Telofase
Fase ini merupakan fase akhir mitosis. Pada fase ini, kromatid- kromatid mengumpul
pada kutub- kutub. Benang gelendong menghilang, kemudian kromatid menjadi kusut
dan butiran- butiran kromatin muncul kembali. Secara ringkas, telofase ditandai oleh hal-
hal berikut :
1. Kromatid menjadi kusut dan butiran- butiran  kromatin muncul kembali.
2. Benang- benang gelendong menghilang
3. Membran inti terbentuk kembali dan anak inti muncul kembali
4. Terbentuk dua sel anak yang mempunyai sifat dan jumlah kromosom yang sama

Anda mungkin juga menyukai