SEL
Membran Sel
2. Inti Sel ( Nukleus)
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm.
Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena
nukleus ini berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis
protein. Namun ada beberapa sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan
sel trombosit. Pada kedua sel ini aktivitas metabolisme terbatas dan tidak dapat
melakukan pembelahan. Biasanya sebuah sel hanya memiliki satu nukleus saja, yang
terletak di tengah. Namun ada sel-sel yang memiliki inti lebih dari satu yaitu pada sel
parenkim hati dan sel otot jantung, yang memiliki dua buah nukleus. Adapun pada sel
otot rangka terdapat banyak nukleus. Nukleus bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi
di sitoplasma. Di dalam nukleus terdapat kromosom yang berisi DNA yang merupakan
cetak biru bagi pembentukan berbagai protein terutama enzim. Enzim diperlukan dalam
menjalankan berbagai fungsi di sitoplasma. Jadi bisa disimpulkan bahwa fungsi dari inti
sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat
kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein.
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
a. Selaput inti (karioteka)
Susunan molekul membran ini sama dengan susunan molekul membran sel, yaitu
berupa lipoprotein. Membran inti juga dilengkapi dengan poripori yang dapat
memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan sitoplasma. Pori-pori ini berperan
dalam memindahkan materi antara inti sel dan sitoplasmanya. Membran inti hanya
bisa dilihat dengan jelas dengan menggunakan mikroskop elektron. Membran inti
terdiri atas dua selaput yaitu selaput luar dan selaput dalam. Selaput luar mengandung
ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan sering kali berhubungan dengan
membran retikulum endoplasma.
b. Nukleoplasma (kariolimfa)
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti yang disebut
dengan nukleoprotein.
c. Nukleolus (anak inti)
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA.
Kromosom tersebut berfungsi untuk: menentukan ciri-ciri yang dimiliki sel; mengatur
bentuk sel; menentukan generasi selanjutnya.
Inti Sel
3. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya,
kecuali nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel disebut
nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat
koloid sitoplasma ini dapat berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air
tinggi maka koloid akan bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika
konsentrasi air rendah maka koloid bersifat padat lembek yang disebut dengan gel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel adalah benda-benda yang
terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan fungsi-fungsi
kehidupan. Organel Sel tersebut antara lain ribosom, retikulum endoplasma, mitokondria,
lisosom, badan golgi, sentrosom, plastida, vakuola, mikrotubulus, mikrofilamen, dan
peroksisom.
C. Kegiatan Sel sebagai Unit Struktural dan Fungsional
1. Sel Prokariotik
Sel prokariotik berasal dari bahasa Yunani (prokaryote, pro berarti “sebelum” dan karyon
berarti inti). Sel prokariotik tidak diselubungi membran inti sehingga bahan inti berada di
dalam protoplasma. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (bacteria) dan ganggang hijau
biru (cyanobacteria). Bagian-bagian penyusun sel prokariotik antara lain: Membran
Plasma (plasma membrane) adalah lapisan di luar sitoplasma yang berfungsi sebagai
pelindung dan mengatur transportasi sel. Pengaturan transportasi sel untuk mengatur
keluar masuknya substansi ke dalam dan ke luar sel. Membran plasma juga berperan
dalam penerima rangsang yang datang dari luar sel. membran plasma pada sel prokariotik
mengalami pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang disebut mesosom
(mesosome). Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga
dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel.
a. Sitoplasma (cytoplasm) adalah bagian sel yang berisi cairan tempat berlangsungnya
metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma adalah air (80-90%).
b. Nukleus (nucleoid) atau inti sel berfungsi sebagai pengendali dan pengatur seluruh
kegiatan sel. Nukleus juga berfungsi sebagai pembawa informasi genetik yaitu
kromosom, yang akan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kromosom adalah struktur
yang tersusun oleh molekul DNA dan protein (histon).
c. Ribosom (ribosome) merupakan struktur berupa butiran yang berfungsi untuk
pembentukan protein.
d. Dinding sel (cell wall) adalah struktur pelindung kedua setelah membran plasma.
e. Kapsul (capsule) adalah struktur pelindung sel ketiga setelah membran plasma dan
dinding sel.
f. Bulu Rambut (filli) berfungsi sebagai alat pelekatan sel bakteri pada suatu permukaan
substrat atau benda.
g. Flagel (flagella) berfungsi dalam pergerakan sel, baik flagel maupun vili disusun oleh
mikrotubulus.
2. Sel Eukariotik
Sel Eukariotik (berasal dari bahasa Yunani, eu berarti sejati/sebenarnya dan karyon
artinya inti sel) merupakan sel yang memiliki inti sel dan inti sel tersebut dibungkus oleh
membran inti. Contohnya protista, jamur, tumbuhan, dan hewan. Bagian-bagian sel
eukariotk akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
D. Mekanisme Transpor melalui Membran
Membran sel berperan dalam pergerakan ion atau molekul dari dalam ataupun dari luar
sel. Nah kali ini kita akan membahas Mekanisme Transpor pada Membran Sel yang meliputi
Difusi, Osmosis, Transpor Aktif, serta Eksositosis dan Endositosis.
1. Difusi
Difusi adalah pergerakan atom atau molekul berupa gas atau cairan (larutan). Atom atau
molekul tersebut bergerak dari larutan berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga
keadaan larutan menjadi seimbang. Pergerakan tersebut terjadi melalui membran
semipermiabel. Difusi didorong oleh energi kinetik yang dimillki oleh molekul. Ketika
seseorang menyemprotkan obat anti nyamuk atau minyak wangi, maka molekul-molekul
yang disemprotkan akan bergerak memenuh seluruh ruangan. Meskipun kita berada agak
jauh dari ruangan, kita masih dapat menciumnya. Kecepatan difusi bergantung pada suhu,
ukuran, dan tipe molekul yang berdifusi. Moleku-molekul menyebar lebih cepat pada
suhu yang lebih tinggi dibanding pada suhu yang rendah. Molekul-molekul yang kecil
berdifusi lebih cepat daripada molekul yang besar. Pengambilan oksigen oleh sel melalui
respirasi seluler merupakan salah satu contoh difusi. Gradien konsentrasi mendukung
terjadinya pergerakan dengan arah tersebut sehingga oksigen yang terlarut dapat
menembus membran sel.
Dikenal dua macam difusi, yaitu difusi sederhana dan difusi berfasilitas.
a. Difusi sederhana melalui membran atau difusi sederhana.
Difusi ini identik dengan pengertian difusi yang telah dijelaskan sebelumnya.
b. Difusi berfasilitas atau difusi dipermudah
Difusi berfasilitas dapat diartikan sebagai transportasi zat yang dibantu oleh molekul
pembawa yang mirip pori-pori, dan bagian dari membran plasma. Molekul pembawa
ini (carrier) berupa protein integral yang membentuk saluran, sehinga dapat
mempercepat transport zat. Contoh difusi berfasilitas adalah transportasi ion kalium
dari luar sel ke dalam sel. Konsentrasi ion kalium di sel lebih tinggi daripada di dalam
sel.
2. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah (pelarut lebih banyak
dibandingkan terlarutnya) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (pelarut lebih sedikit
dibandingkan terlarutnya). Dengan kata lain, osmosis merupakan peristiwa perpindahan
molekul pelarut dari larutan dengan kepekatan rendah menuju larutan yang memiliki
kepekatan tinggi. Peristiwa osmosis terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada
perbandingan konsentrasi larutan yang terdapat di dalam dan di luar sel. Jika konsentrasi
larutan di luar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam
larutan hipotonik. Sementara itu, jika konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi daripada
larutan di dalamsel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.
Bagaimana kondisi sel hewan dan sel tmbuhan ketika berada dalam suatu larutan dengan
konsentrasi yang berbeda?
3. Transfor aktif
Transpor aktif adalah pergerakan zat atau molekul yang menyeberangi membran
semipermeabel dengan melawan gradien konsentrasi. Transportasi zat atau molekul pada
transpor aktif memerlukan energi.
Transpor aktif juga dipengaruhi oleh muatan listrik yang ditentukan oleh ion natrium
(Na+), ion kalium (K+). Di lingkungan ekstraseluler dan intraseluler, keluar masuknya ion
Na+ dan K+ diatur oleh pompa ion Na+ dan K+. ATP memberi sumber energi untuk
mengubah bentuk protein membran agar membuka, kemudian pompa mengeluarkan tiga
ion Na+ dari intraseluler dan memasukan dua ion K+ ke lingkungan sel. Pada prosesnya,
transpor aktif dibantu olah protein membran sebagai pembawa zat (carrier) dan molekul
tersebut. Protein membran memiliki konsentrasi yang berlawanan dengan derajat atau
gradien konsentrasi. Transpor aktif terdiri atas dua tahap, yaitu transpor akti primer dan
transpor aktif sekunder. Pada transpor aktif primer, dilibatkan suatu pompa yang secara
aktif menghasilkan ion H+ untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sekunder
memanfaatkan kegunaan gradien yang telah ada sebelumnya untuk mengendalikan
transpor aktif suatu larutan.
4. Eksositosis dan Endositosis
Sel eukariot mempunyai dua mekanisme pengangkutan lainnya, yaitu eksositosis dan
endositosis. Kedua mekanisme ini berguna mentransportasikan molekul dan partikel yang
berukuran besar. Eksositosis adalah suatu proses pengangkutan bahan yang terdapat di
dalam sel melalui proses pembentukan vesikula. Kemudian, vesikula tersebut
diekskresikan ke lingkungan ekstraseluler.