Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Reusam

ISSN 2302-6219
Volume IV Nomor 1 (Mei 2015)
Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap


Pengguna Jasa Transportasi di Darat atas
Kehilangan dan Kerusakan Barang Kiriman
Fatahillah1
Dosen Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
fatahillahsh@yahoo.co.id

Abstract
Under the provisions of law number 22 of 2009 on traffic and road transport in article 193 states
the responsibility of transport companies losses. Article 193 mentions the liability rules on
compensation of corporate transportation. In the implementation of the transport was not
immune from problems, such as broken, lost and late to the purpose it is due to the negligence of
the transport or due to circumstances unforeseen for goods shipped to the detriment of the shipper,
or may be carrying less attention to security and safety in the transport goods. In the case of dispute
resolution to be taken as a result of damage and loss of goods to get right back to efforts to produce
a consensus agreement between the parties. The completion of the deliberation will usually
produce an agreement with the results of each of the parties mutually beneficial in order to
maintain the good name of company transport services and service users are not unduly
disadvantaged.
Keywords:
Legal Protection, User Transportation Services, Loss and Damage Goods

Abstrak
Berdasarkan ketentuan undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas dan Angkutan Darat, Pasal 193 menyebutkan tentang aturan pertanggungjawaban
tentang ganti rugi dari perusahan transportasi. Dalam pelaksanaan pengangkutan juga tidak
luput dari berbagai persoalan, misalnya rusak, hilang dan terlambat sampai tujuan hal ini
disebabkan karena kelalaian pengangkutan maupun akibat terjadinya keadaan tidak terduga
terhadap barang yang dikirim sehingga merugikan pihak pengirim, atau bisa saja pengangkut
kurang memperhatikan keamanan dan keselamatan dalam pengangkutan barang tersebut.
Dalam hal penyelesaian sengketa yang ditempuh akibat kerusakan dan kehilangan barang
untuk mendapat haknya kembali bisa dilakukan upaya musyawarah sehingga menghasilkan
kesepakatan antara para pihak. Penyelesaian dengan cara musyawarah biasanya akan
menghasilkan kesepakatan dengan hasil masing-masing pihak saling menguntungkan demi
menjaga nama baik dari perusahaan jasa angkutan dan pengguna jasa tidak terlalu dirugikan.
Kata Kunci:
Perlindungan Hukum, Pengguna Jasa Transportasi, Kehilangan dan Kerusakan Barang

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 89


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

A. PENDAHULUAN Hukum pengangkutan


merupakan bagian dari hukum dagang
Hukum adalah himpunan
(perusahaan) dan hukum dagang
petunjuk hidup-perintah dan larangan
(perusahaan) termasuk dalam bidang
yang mengatur tata tertib dalam suatu
hukum keperdataan. Dilihat dari segi
masyarakat, dan seharusnya ditaati
susunan hukum normatif, bidang
oleh seluruh anggota masyarakat yang
hukum keperdataan adalah sub-sistem
bersangkutan, oleh karena itu
tata hukum nasional. Jadi, hukum
pelanggaran petunjuk hidup tersebut
dagang (perusahaan) termasuk dalam
dapat menimbulkan tindakan oleh
sus-sistem tata hukum nasional. Asas-
pemerintah atau penguasa itu1.
asas tata hukum nasional adalah juga
Hukum yang meliputi: (1) hukum
asas-asas hukum pengangkutan.3
dalam arti ketentuan penguasa
undang-undang, keputusan hakim dan Adanya hukum pengangkutan
sebagainya), (2) hukum dalam arti sangat diperlukan untuk mengatur
petugas-petugas-nya (penegak dan melindungi pengguna jasa. Jasa
hukum), (3) hukum dalam arti sikap pengangkutan di Indonesia
tindak, (4) hukum dalam arti sistem mengalami berbagai kemajuan
kaidah, (5) hukum dalam arti jalinan dengan adanya perusahaan-
nilai (tujuan hukum), (6) hukum dalam perusahaan jasa pengangkutan
arti tata hukum, (7) hukum dalam arti sehingga dapat memperlancar arus
ilmu hukum, (8) hukum dalam arti barang dari daerah produksi ke
disiplin hukum.2 Salah satu contohnya konsumen sehingga perdagangan
adalah adanya hukum pengangkutan barang baik dalam negeri dan luar
yang berfungsi untuk mengatur lalu negeri menjadi lancar pula.
lintas barang baik dalam negeri
Pengangkutan,4 diadakannya
ataupun luar negeri.
untuk memindahkan barang dari

1 E. Utrecht, Moh. Saleh Djindang, 3 Abdul Kadir Muhammad, Hukum


Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara,
Cetakan. Kesebelas, Penerbit PT. Ichtiar Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
Baru, Jakarta, 1983. hlm. 10 1991, hlm. 10
2 Soedjono Dirjosisworo, Pengantar 4 Pengangkutan adalah perjanjian

Ilmu Hukum, edisi I cetakan 14, Rajawali timbal balik antara pengangkut dengan
Pers, Jakarta, 2010, hlm. 10 pengirim, dimana pengangkut
mengikatkan diri untuk menye-
lenggarakan pengangkutan barang

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 90


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

tempat asal ke tempat tujuan untuk keselamatan serta muatannya


mencapai dan meninggikan manfaat terutama pada saat pelayaran atau
serta efisiensi. Pengangkutan terjadi selama dalam pengangkutan.
karena adanya suatu perjanjian5 Pengangkutan merupakan
antara kedua pihak, yaitu pihak
kegiatan transportasi dalam
pemberi jasa pengangkutan dengan memindahkan barang dan penumpang
pemakai jasa. Pihak dalam perjanjian
dari satu tempat ke tempat lain atau
pengangkut adalah dan pengirim. Sifat dapat dikatakan sebagai kegiatan
dari perjanjian pengangkutan adalah ekspedisi. Purwosutjipto berpendapat
perjanjian timbal balik, artinya bahwa: 6
masing-masing pihak mempunyai
kewajiban-kewajiban sendiri-sendiri. “Pengangkutan adalah perjanjian
timbal-balik antara pengangkut dengan
Pihak pengangkut berkewajiban untuk pengirim, dimana pengangkut
menyelenggarakan pengangkutan mengikatkan diri untuk menye-
lenggarakan pengangkutan barang
barang atau orang dari suatu tempat
dan/atau orang dari suatu tempat ke
ketempat tujuan tertentu dengan tempat tujuan tertentu dengan selamat,
sedangkan pengirim mengikatkan diri
selamat, sedangkan pengirim
untuk membayar uang angkutan”.
berkewajiban untuk membayar uang
Sebagai suatu kegiatan jasa
angkutan. Dengan adanya perjanjian
dalam memindahkan barang atau pun
tersebut menyebabkan suatu
penumpang dari suatu tempat ke
tanggung jawab bagi pengangkut yang
tempat lain, pengangkutan berperan
terletak pada keamanan dan

dan/atau orang dari suatu tempat ke Udara, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,
tempat tujuan tertentu dengan selamat, Bandung, 1991, hlm 19.
sedangkan pengirim mengikatkan diri 5 Ibid. hlm. 20-21. Perjanjian
untuk membayar uang angkutan.
pengangkutan adalah persetujuan dengan
Purwosutjipto, Pengertian pokok Hukum
mana pengangkut mengikatkan diri untuk
Dagang Indonesia 3, HukumPengangkutan,
menyelenggarakan pengangkutan barang
Djambatan, Jakarta, 1991, hlm. 2.
dan atau penumpang dari suatu tempat ke
Sedangkan Menurut Abdul Kadir
tempat tujuan tertentu dengan selamat,
Muhammad, pengangkutan artinya
dan pengirim atau penumpang
pengangkatan dan pembawaan barang
mengikatkan diri untuk membayar biaya
atau orang, pemuatan dan pengiriman
pengangkutan.
barang atau orang, barang atau orang yang
diangkut. Jadi, dalam pengertian 6 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian

pengangkutan itu tersimpul suatu proses Pokok Hukum Dagang, Jilid I, Djambatan,
kegiatan atau gerakan dari satu tempat ke Jakarta, 1999.
tempat lain. Abdul Kadir Muhammad,
Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 91


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

sekali dalam mewujudkan terciptanya secara nasional agar terwujudnya


pola distribusi nasional yang dinamis. suatu sistem pola distribusi nasional
Praktik penyelenggaraan suatu yang dinamis sehingga dapat
pengangkutan harus dapat meningkatkan daya guna dan nilai.
memberikan nilai guna yang sebesar-
Pelaksanaan di sektor
besarnya dalam dunia perdagangan.
pengangkutan antara lain diarahkan
Serta dalam pelaksanaannya harus
untuk meningkatkan kegiatan
dilakukan secara adil dan merata
perdagangan antar wilayah pulau
kepada segenap lapisan masyarakat
(inter insuler) serta perdagangan antar
dan lebih mengutamakan kepentingan
negara (import-export). Adanya arus
pelayanan umum bagi masyarakat.
perpindahan barang dan jasa melalui
1. Fungsi Pengangkutan kegiatan perdagangan tersebut, maka
keberadaan perusahaan jasa
Pengangkutan berfungsi untuk
pengangkutan, perusahaan jasa
memindahkan barang atau orang dari
pengangkutan darat dan serta
suatu tempat ke tempat yang lain
perusahaan jasa yang memiliki
dengan maksud untuk meningkatkan
keterkaitan dengan kegiatan
daya guna dan nilai. Proses
pengangkutan melalui darat seperti
pemindahan barang tersebut
ekspeditur atau memiliki peranan
dilakukan melalui darat, laut, udara
yang sangat besar.
dan perairan darat atau sungai dengan
menggunakan berbagai jenis alat Ekspeditur menurut Pasal 86
transportasi sesuai dengan KUHD adalah Orang, yang
kebutuhannya. pekerjaannya menyuruh orang lain
untuk menyelenggarakan peng-
Untuk menjamin kepastian
angkutan barang-barang dagangan
dan ketertiban hukum, setiap
dan barang-barang lainnya melalui
pelaksanaan pengangkutan melalui
daratan atau perairan. Selain itu
khususnya dalam hal pengangkutan
definisi mengenai ekspeditur atau
barang haruslah sesuai dengan
dalam Black’s Law.7 adalah:
peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Hal tersebut harus ditangani

Black, Henry Campbell, Black's Law


7

Dictionary, USA: West Publishing, 1968.

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 92


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

“A person or company whose bussiness stasiun, pelabuhan dan maupun


is to receive and ship goods for others.
bandara.
A freight forwarder may be an agent of
the cargo’s owner or of the carrier, or
Prinsip tanggung jawab
may be an independent contractor
acting as a principal and assuming the ekspeditur dapat ditemukan di dalam
carrier’s responsibility for delivering Pasal 87 KUHD: “Ia harus
the cargo.- Also termed third-party
logistical service provider, forwarding menanggung, bahwa pengiriman
agent.” barang-barang dagangan dan lainnya
Ekspeditur tidak yang untuk itu diterimanya, akan
menyelenggarakan pengangkutan mendapatkan penyelenggaraannya
terhadap barang muatan tersebut, dengan rapi dan dengan selekas-
yang bertugas untuk lekasnya, pula dengan mengindahkan
menyelenggarakan pengangkutan segala upaya, yang sanggup menjamin
barang muatan tersebut adalah keselamatan barang-barang yang
pengangkut. Ekspeditur merupakan diangkutnya.”
subjek hukum pengangkutan karena
Pasal 87 KUHD tersebut
mempunyai hubungan yang sangat
menetapkan tanggung jawab
erat dengan pengirim, pengangkut
ekspeditur terhadap barang-barang
serta penerima barang. Hal itu didasari
yang telah diserahkan pengirim
dengan adanya suatu perjanjian
kepadanya untuk:
pengangkutan yang dibuat antara
1. Menyelenggarakan pengiriman
ekspeditur dengan pengangkut.
secepatnya dengan rapi pada
Sehingga mengakibatkan ekspeditur
barang yang telah diterimanya
berfungsi sebagai perantara yang
dari pengirim;
mewakili pengirim terhadap pihak
2. Mengindahkan segala upaya untuk
pengangkut. Untuk itu ekspeditur
menjamin keselamatan barang-
dapat bertindak atas nama pengirim.
barang tersebut;
Sebagai wakil pengirim dan dapat pula
3. Pengambilan barang-barang dari
sebagai penerima, ekspeditur
gudang pengirim;
mengurus berbagai macam dokumen
4. Melakukan penyimpanan di
dan formalitas yang berlaku guna
gudang miliknya;
memasukkan dan mengeluarkan
5. Pengambilan barang muatan dari
barang dari alat angkut atau gudang
pelabuhan tujuan untuk

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 93


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

diserahkan kepada penerima yang yang tidak hanya mudah dihubungi


berhak atau kepada pengangkut dan dimasuki oleh setiap warga
selanjutnya. masyarakat akan tetapi juga harus
Efektifitas aturan hukum sangat cukup efektif menyelesaikan sengketa-
penting dalam kaitannya dengan sengketa itu. Adanya anggapan dan
bekerjanya aturan hukum tersebut pengakuan yang merata di kalangan
dalam praktek pengangkutan. masyarakat bahwa aturan-aturan dan
Clarence J. Dias8 menyatakan bahwa pranata-pranata hukum itu memang
efektifitas suatu sistem hukum sesungguhnyalah berdaya kemam-
ditentukan oleh lima syarat sebagai puan efektif.
berikut:
Clarence J. Dias, berpendapat
1. Mudah tidaknya makna atau isi diharapkan suatu perundang-
aturan-aturan hukum itu undangan yang telah dibentuk dengan
ditangkap dan dipahami. baik menurut asas-asas hukum, pada
2. Luas tidaknya kalangan di dalam hakikatnya akan memudahkan
masyarakat yang mengetahui isi penerapan perundang-undangan
aturan-aturan hukum itu. tersebut di lapangan dan akan
3. Efesien dan efektif tidaknya memberikan kepastian hukum yang
mobilisasi aturan-aturan hukum bersandar pada nilai-nilai keadilan
yang dicapai dengan bantuan bagi masyarakat.
4. Aparat administrasi yang
Aturan-aturan tersebut di-
menyadari kewajibannya untuk
harapkan mampu melindungi hak dan
melibatkan diri ke dalam usaha
kewajiban para pihak yang terlibat
mobilisasi yang demikian itu;
dalam bidang pengangkutan, terutama
2. Peran Serta Masyarakat/
dalam hal tanggung jawab atas
Mekanisme Penyelesaian
Masalah kerusakan barang yang diangkut.
Para warga masyarakat yang Dalam hal ini pihak pengangkut dan
merasa harus berpartisipasi di dalam ekspeditur wajib berdasarkan aturan
proses mobilisasi hukum. Adanya perundang-undangan yang berlaku
mekanisme penyelesaian sengketa menjaga barang yang dikirimnya atau

Black, Henry Campbell, Black's Law


8

Dictionary, USA: West Publishing, 1968.

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 94


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

diangkutnya agar tidak rusak atau pun juga memerlukan pendekatan dan
tidak menimbulkan kerugian bagi si pemikiran-pemikiran yang menuju
pemilik barang. kepada suatu konstruksi hukum yang
adaptif yang dapat menyeimbangkan
Hukum pengangkutan apabila
berbagai kepentingan yang ada secara
dikaitkan dengan konsepsi “The
mantap dan responsif.
Economic Theory of Regulation” yang
dikemukakan oleh Richard A. Posner, Hukum berfungsi sebagai
maka hukum pengangkutan perlindungan kepentingan manusia.
merupakan sarana keteraturan atau Agar kepentingan manusia ter-
ketertiban yang dibutuhkan dalam lindungi, hukum harus dilaksanakan.
menyalurkan kegiatan perdagangan Pelaksanaan hukum dapat ber-
antar pulau ke arah yang dikehendaki langsung secara normal, damai, tetapi
oleh suatu pembangunan. Sehingga hal dapat terjadi juga karena pelanggaran
tersebut telah sesuai dengan fungsi hukum. Dalam hal ini hukum yang
dasar hukum yakni menjamin adanya telah dilanggar itu harus ditegakan.
kepastian dan ketertiban serta Melalui penegakan hukum inilah
memberikan manfaat bagi per- hukum itu menjadi kenyataan. “Dalam
kembangan industri pengangkutan menegakan hukum ada tiga unsur
tersebut. yang selalu harus diperhatikan, yaitu
kepastian hukum (Rechtssicherheit),
Indonesia sebagai negara yang
kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan
berkembang dan sedang membangun
keadilan (Gerechtigkeit).”
memerlukan peran dan fungsi hukum
sebagai sarana menjamin kepastian Menurut Sudikno Merto-
dan ketertiban serta memberikan kusumo, masyarakat mengharapkan
perlindungan bagi setiap warga manfaat dalam pelaksanaan atau
negara Indonesia. Peran dan fungsi penegakan hukum dalam hal terjadi
hukum di negara berkembang tidaklah peristiwa yang konkrit, Bagaimana
lebih mudah daripada di negara maju, hukumnya itulah yang harus berlaku.
karena terdapatnya berbagai ke- Masyarakat mengharapkan adanya
terbatasan yang bukan saja kepastian hukum, karena dengan
mengurangi kelancaran lajunya proses adanya kepastian hukum masyarakat
hukum secara tertib dan pasti tetapi akan lebih tertib. Hukum bertugas

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 95


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

menciptakan kepastian hukum karena keselamatan barang yang diangkut


bertujuan ketertiban masyarakat. diautr dalam pasal 468 yaitu:

Di samping terciptanya a) Persetujuan pengangkutan


kepastian, ketertiban dan mewajibkan sipengankut untuk
perlindungan hukum negara juga menjaga akan keselamatan barang
mempunyai kewajiban untuk yang harus diangkutnya, mulai
mengusahakan kesejahteraan bagi saat diterimanya hingga saat
segenap warga negaranya. diserahkan barang tersebut.
Menyelenggarakan kesejahteraan b) Si Pengangkut diwajibkan
umum merupakan konsekuensi logis mengganti segala kerugian, yang
dan diterimanya konsep Negara disebabkan karena barang
kesejahteraan) (welfare state) atau tersebut seluruhnya atau sebagian
konsep tentang negara hukum yang tidak dapat diserahkannya, atau
dinamis sejak awal abad XX (dua karena terjadi kerusakan pada
puluh). barang itu, kecuali apabila
dibuktikannya bahwa tidak
Dalam Kitab Undang-Undang
diserahkannya barang atau
Hukum Dagang (KUHD) mengenai
kerusakan tadi, disebabkan oleh
tanggung jawab pengangkut diatur
suatu malapetaka yang selayaknya
dalam Pasal 91 yaitu “ Pengangkutan
tidak dapat dicegah naupun
dan juragan perahu harus
dihindarkannya atau cacat dari
menanggung segala kerusakan yang
pada barang tersebut, atau oleh
terjadi pada barang-barang dagangan
kesalahan dari si yang
dan lainnya setelah barang itu mereka
mengirimkannya.
terima untuk diangkut, kecuali
c) Ia bertanggung jawab untuk
kerusakan yang diakibatkan karena
perbuatan dari segala mereka,
sesuatu cacat pada barang itu sendiri
yang dipekerjakannya dan untuk
karena keadaan yang memaksa, atau
segala benda yang dipakainnya
karena kesalahan atau kealpaan
dalam menyelenggarakan
sipengirim”
pengangkutan tersebut.
Yang mengatur tentang
Isi dari kedua pasal tersebut
tanggung jawab pengangkut terhadap
diatas tampak bahwa pengangkut
bertanggung jawab terhadap

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 96


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

keselamatan barang yang diangkutnya selain itu juga asas-asas dan proses
sejak saat ia menerimanya dari terbentuknya kaedah norma tersebut ,
pengirim hingga ia menyerahkan pada data sekunder dikumpulkan melalui
penerima barang, pengangkut wajib studi dokumen, bahan kepustakaan
mengganti kerugian yang ditimbulkan dan dokumen-dokumen hasil putusan
kepada pihak yang dirugikan, apabila yang merupakan yurisprudensi.
kerugian tersebut disebabkan
D. PEMBAHASAN
kelalaian atau kesalahan dari pihak
Berdasarkan hasil penelitian
pengangkut.
bahwa di dalam perjanjian
B. RUMUSAN MASALAH
pengangkutan barang melalui
Berdasarkan latar belakang perusahaan angkutan khususnya di
permasalahan yang telah darat, sebagaimana di dalam
dikemukakan di atas, maka dapat perjanjian pada umumnya para pihak
dirumuskan beberapa masalah,antara mempunyai hak dan kewajiban.
lain faktor apa yang menyebabkan Perusahaan pengangkutan yang
rusaknya barang serta bagaimana bertindak sebagai pengangkut harus
penyelesaian apabila terjadi kerugian melakukan kewajiban dengan apa
yang dialami oleh konsumen pengguna yang diperjanjikan, dalam
jasa angkutan. melaksanakan kewajiban harus
diiringi dengan tanggung jawab, dan
C. METODE PENELITIAN
tanpa tanggung jawab prestasi tidak
Penelitian ini menggunakan
akan terjadi.
metode penelitan Yuridis Normatif.
Para pengguna jasa angkutan
Penggunaan pendekatan Yuridis
dalam hal ini pengirim barang juga
sosiolgis.9 Ditujukan terhadap
harus memenuhi syarat yang
sistematika dan konsistensi kaedah
ditentukan mengenai misalnya biaya.
(norma-norma) hukum mulai dari
Atau tarif angkutan barang dapat
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-
dilihat dari tarif yang ditetapkan oleh
Undang, Peraturan Pemerintah, dan
perusahaan angkutan pada
Peraturan petunjuk pelaksana lainnya,

9 Roni Hanitijo Soemitro, Metode


Penelitian Hukum dan Jurimetri . Ghalia
Indonesia, Jakarta. 1988, hal.11

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 97


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

perusahaan jasa pengangkutan baranag kiriman serta 3 kasus


tersebut. kehilangan barang kiriman.

Kemudian realisasi atau Berdasarkan hasil penelitian


pemenuhan prestasi apa yang adanya pengirim meminta ganti rugi
diperjanjikan maka apa yang telah pada perusahaan angkutan tersebut
disepakati maka harus dilaksanakan karena rusaknya barang serta
atau dipenuhi oleh para pihak. Dalam kehilangan barang adapun jenis
pelaksanaan pengangkutan juga tidak barang antara lain, Barang elektronik,
luput dari berbagai persoalan, barang pecah belah, serta spare part
misalnya rusak, hilang dan terlambat kenderaan, kondisi ini mengakibatkan
sampai tujuan hal ini disebabkna bisa kerugian bagi pemilik barang yang
karna kelalaian pengangkutan telah membayar ongkos serta barang
maupun akibat terjadinya keadaan tidak sampai di tempat. Berdasarkan
tidak terduga terhadap barang yang ketentuan Pasal 191 ayat (1) UULLAJ,
dikirim sehingga merugikan pihak bahwa perusahaan angkutan umum
pengirim, bisa saja pengangkut kurang bertanggung jawab atas kerugian yang
memperhatikan keamanan dan diakibatkan oleh segala perbuatan
keselamata dalam pengangkutan orang yang dipekerjakan dalam
barang tersebut. kegiatan penyelenggara angkutan.

Berdasarkan hasil evaluasi Di dalam Pasal 193 ayat (1)


terhadap sebuah perusahaan jasa UULLAJ, juga menentukan bahwa
angkutan Barang CV Berdikari trayek perusahaan angkutan umum
dari Medan ke Aceh dari Tahun 2009 bertanggung jawab atas kerugian yang
sampai tahun 2013 terjadi , 7.866 kali diderita oleh pengirim barang karena
pengiriman telah terjadi kehilangan 6 barang musnah, hilang atau rusaknya
kasus, Kerusakan barang 15 kasus, barang disebabkan oleh suatu kejadian
keterlambatan 24 kasus. Kemudian yang tidak dapat dicegah atau
Perusahaan Jasa Pengangkutan CV Jasa dihindari atau kesalahan pengiriman.
Ekspres Trayek dari Medan ke Banda Akan tetapi dalam prakteknya
Aceh sejak tahun 2009 sampai tahun diketahui bahwa pihak perusahaan
2011 terjadi 19 kasus kerusakan pengangkutan guna melepaskan diri
dari tanggung jawab atau ketentuan

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 98


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

dari perusahaan yang mengulur- kerusakan ataupun hilang yang


ngulur waktu serta dengan berbagai mengakibatkan sebagian atau seluruh
alasan untuk menghindari dari seluruh isi barang tersebut rusak, ini
tanggung jawab. Dalam hal ini karena pihak pengangkut tidak berhati
menunjukkan pengirim berada dalam hati dalam pengaturan barang dan
posisi lemah, karena seharusnya penurunan barang atau
mendapat pelayanan yang baik akan pembongkaran barang di tempat
tetapi karena dalam praktek tujuan yang mengakibakan rusaknya
perjanjian pengiriman barang kurang barang tersebut.
memahami isi perjanjian yang tertulis
2. Tanggung Jawab Perusahaan
karna isi perjanjian bersifat baku. Pengangkut Terhadap kerugian
Yang di Derita Pengirim
Berdasarkan hasil penelitian
Tanggung jawab dapat
ada beberapa faktor yang
diketahui dari kewajiban yang telah
menyebabkan perjanjian
ditetapkan dalam perjanjian atau
pengangkutan tidak berjalan dengan
Undang-Undang Kewajiban
baik yaitu:
Pengangkutan adalah menyeleng-
1. Kesalahan dan kelalaian garakan pengangkutan, kewajiban ini
pengangkut
mengikat sejak pengirim mulai
Faktor rusaknya barang
melunasi biaya angkutan.11 Perjanjian
kiriman bisa karena pengepakan
telah mem,enuhi syarat sebagaimana
barang yang kurang bagus, walaupun
diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
barang tersebut sampai ketempat
yang mana isi perjanjian tidak boleh
tujuan namun kondisinya rusak atau
bertentanga dengan Undang-Undang,
tidak sempurna.10 Dalam hal ini
ketertiban umum, serta disetujui para
pengankut bertanggung jawab untuk
pihak, sebenarnya pengangkutan
membayar ganti rugi atas kerusakan
berkewajiban untuk menganti segala
barang kiriman karena kelalaian
kerugian yang diderita oleh pengirirm
pengangkut yang menyebabkan
sebagai akibat kesalahan pengang-
kerugian pihak pengirim. Perusahaan
kutan maka ia bertanggung jawab,
pengangkut bertanggung jawab atas

Andi dan Usman Karyawan CV


10 11 Komar Kanta, Tanggung Jawab
Berdikari Cabang Banda Aceh Wawancara Profesional, Ghalia Indonesia, Jakarta,
Tanggal 23 Maret 2012. 1994. hlm. 3

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 99


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

tetapi kalau kesalahan dari pengirim tuntutan ganti rugi dari pihak
maka pengangkutan tidak pengirim akibat tidak utuh atau
bertanggung jawa. Tanggung jawa rusaknya barang yang di angkut.
Perusahaan pengangkutan seperti isi Dalam prakteknya biasanya Pihak
Pasal 193 (1) UULLAJ adalah angkutan membayar sebesar 10 kali
perusahaan angkutan umum ongkos kirim karena pihak
bertanggung jawab atas kerugian yang perusahaan menilai barang
diderita oleh pengirim barang karena berdasarkan prosentase ongkos kirim,
barang musnah, hilang, atau rusaknya dalam hal ini pihak pengirim selalu
barang disebabkan oleh suatu kejadian mengalami kerugian.
yang tidak dapat dicegah atau
Berdasarkan hasil penelitian
dihindari atau kesalahan pengirim.
penyelesaian sengketa perjanjian
3. Penyelesaian Ganti Rugi Dalam pengangkutan yang menyebabkan
Pengiriman Barang
kerugian diderita pengirimyang
Bersarkan pada pasal 193
dilakukan pengangkut kebiasaan
UULAJ dan perjanjian sebelumnya
diselesaikan melalui musyawarah,
yang telah disepakati, pihak
pembayaran ganti rugi secara tunai
pengangkut terikat dengan tanggung
biasanya dilakukan kesepakatan
jawab untuk menganti segala kerugian
mengenai jenis atau bentuk ganti rugi
yang timbul didalam pelaksanaan
oleh perusahaan setelah adanya
pengangkutan, apabila kerugian
kesepakatan pada waktu pembayaran
tersebut timbul karena kesalahan atau
ganti rugi. Sedangkan pembayaran
kelalaian pihak pengangkut. Dalam
ganti rugi secara cicilan akan dibayar
perjajian para pihak selalu menutut
oleh pihak perusahaan secara
prestasi sesuai dengan perjanjian yang
bertahap pengirim sesuai dengan
disepakati bersama, akan tetapi tidak
kesepakatan. Dengan demikian
semua dan selamanya perjanjian
jelaslah bahwa didalam pelaksanaan
berjalam sebagaimana apa yang btelah
perjanjian kenyataanya sering
disepakati, sehingga timbulnya
menyebabkan salah stu pihak
peselisihan yang berujung timbul
menderita kerugian, meskipun hal ini
sengketa. Penyelesaian secara
tidak dikehendaki oleh para pihak
musyawarah sudah sering terjadi di
yang terikat perjanjian tersebut.
dunia pengangkutan apabila ada

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 100


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

E. KESIMPULAN Darat, Laut dan Udara, Citra


Aditya Bakti, Bandung.
Adapun faktor yang
Ahmad Ichsan, 1981, Hukum Dagang-
menyebabkan sering terjadinya
Pengangkutan, Pradnya Paramita,
kerusakan dan kehilangan barang Jakarta.
sering disebabkan oleh kelalaian dari Budi F. Supriadi, 2004, Aspek-Aspek
pihak pengangkut dalam penempatan Hukum Dalam Perdagangan
internasional, Bahan Perkuliahan
dan pengepakan barang dalam hal Hukum Dagang Internasional, FH
kehilangan, kerusakan barang pihak UNIKOM, Bandung.
pengguna jasa dapat melakukan upaya -------- , “Bahan Perkuliahan Hukum
ganti rugidari perusahaan angkutan Dagang”, FH UNIKOM,
Bandung,Nopember 2005.
sesuai apa yang tertera dalam Pasal
193 UULLAJ. Dalam hal penyelesaian Drion, Limitation of Liability in
International Air Law, Martinuss
sengketa yang ditempuh akibat Nijhoff, 1954.
kerusakan dan kehilangan barang
E. Saefullah Wiradipradja, 1989,
untuk mendapat haknya kembali bisa Tanggung Jawab Pengangkut
dilakukan upaya musyawarah Dalam Hukum Pengangkutan
Udara Internasional dan Nasional,
sehingga menghasilkan kesepakatan Liberty, Yogyakarta.
antara para pihak. Penyelesaian
--------, 1998, Product liability:
dengan cara musyawarah biasanya tanggung jawab produsen di era
akan menghasilkan kesepakatan perdagangan bebas, Jurnal Hukum
Bisnis, YPHB.
dengan hasil masing-masing pihak
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum
saling menguntungkan demi menjaga
Telematika, Raja Grafindo, Jakarta.
nama baik dari perusahaan jasa
Gunawan Wijaya dan Kartini Mulyadi,
angkutan dan pengguna jasa tidak
2003, Jual Beli: Seri Hukum
terlalu dirugikan. Perikatan, Rajawali Pers, Jakarta.

Yahya Harahap, 1986, Segi-segi


Hukum Perjanjian. Alumni,
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
---------, 1991, Hukum Perikatan, Citra
Abdul Kadir Muhammad, 1991, Hukum Aditya Bakti, Bandung.
Pengangkutan Darat, Laut, dan
Udara, Penerbit PT. Citra Aditya ---------, 1998. Hukum Pengangkutan
Bakti, Bandung Niaga, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
--------, 1991, Hukum Pengangkutan

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 101


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

Hankelsen, Teori Hukum Murni, dasar- ---------, 1989, Hukum Perjanjian, PT


dasar Ilmu Hukum Normatif, Intermasa, Jakarta.
diterjemahkan oleh Raisul
Muttaqin, cetakan X: Januari 2013 Riduan Syahrani, 2000, Seluk- Beluk
dan Asas-asas Hukum Perdata,
H.M.N. Purwosutjipto, 1999, Alumni, Bandung.
Pengertian Pokok Hukum Dagang,
Jilid I, Djambatan, Jakarta. Ronny Hanijito Soemitro, 1994,
Metode Penelitian Hukum dan
------- . 1995, Pengertian Pokok Hukum Jurimetri, Ghalia Indonesi, Jakarta.
Dagang Indonesia, Buku 3 Hukum
Pengangkutan, Djambatan,Jakarta. Soedjono Dirjosisworo, 2010,
Pengantar Ilmu hokum, edisi I
Haris Faulidi Asnawi, 2004, Transaksi cetakan 14, Rajawali Pers , Jakarta.
Bisnis E-Commerce Perspektif
Islam, Magistra Insania Press, Soetiksno, 1998, Filsafat Hukum
Yogyakarta. Bagian II, cetakan 6, Pradya
Pramita, Jakarta.
Harold Gill Reuschlein, 1990, The Law
of Agency And Partnership, Second Soegiatna Tjakranegara, 1995, Hukum
Edition, West Publishing. Pengangkutan Barang dan
Penumpang, Rineka Cipta, Jakarta.
Kenneth W. Clarkson, 1986, West
Business Law, Text & Cases, Third Soekardono, 1997, Hukum Dagang,
Edition, West Publishing Company, Jilid I, Bagian Pertama,
St. Paul. Soeroengan, Jakarta.

Komar Kanta, 1994, Tanggung Jawab ---------, 2001, Hukum Dagang


Profesional, Ghalia Indonesia, Indonesia, Jilid II, Rajawali, Jakarta.
Jakarta.
Soerjono Soekanto , 1993, Mengenal
Purwosutjipto, 1991, Pengertian Sosiologi Hukum, cetakan ke VI,
pokok Hukum Dagang Indonesia 3, Rajawali Pers, Jakarta.
Hukum Pengangkutan, Djambatan,
Jakarta. ---------, 2012, Pokok – pokok Sosiologi
Hukum, Rajawali Pers, Jakarta.
---------, 2003, Pengertian Pokok
Hukum Dagang, Jilid I, Subekti, 1991, Hukum Perjanjian,
Pengetahuan Dasar Hukum Intermasa, Jakarta.
Dagang, Djambatan, Jakarta.
Sukrisman, 1995, Ekspedisi Muatan
---------,1991, Pengertian pokok (Freight Forwarding), Alumni,
Hukum Dagang Indonesia 3, Bandung.
Hukum Pengangkutan. Jakarta:
Djambatan. Surojo Wignjodipuro, Pengantar dan
Asas-asas Hukum Adat, Gunung
R. Subekti, 1989, Aneka Perjanjian, Agung, Jakarta.
Alumni, Bandung.

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 102


ISSN 2338-4735 Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap… – Fatahillah (89-103)

Suyono, 2001, Shipping Pengankutan


Intermodal Ekspor Impor melalui
Laut, PPM, Jakarta.

Toto Suriaatmadja, 2005,


Pengangkutan Kargo
Udara,Pustaka Bani Quraisy,
Bandung.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan Raya
PP No. 17 tahun 1988 tentang
Penyelenggaraan dan
Pengusahaan. Angkutan Laut

Jurnal Ilmu Hukum REUSAM: Volume IV Nomor 1 (Mei 2015) | 103

Anda mungkin juga menyukai