Anda di halaman 1dari 63

MODUL

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Kotak
persnel

rant
mano Kep
ala
19

eng

700 700

Jangkar
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
LAB MEKANIKA TANAH
DAFTAR ISI

TATA TERTIB PRAKTIKUM .......................................................................................................2


SISTEM PENILAIAN .....................................................................................................................4
SATUAN DAN SIMBOL ..................................................................................................................4
ALAT UKUR DI LABORATORIUM..............................................................................................6
TUGAS PENDAHULUAN ...............................................................................................................7
PELAPORAN ...................................................................................................................................7
I. PEMERIKSAAN PENETRASI SONDIR .............................................................................. 10
II. PERCOBAAN KONSOLIDASI ............................................................................................. 17
III. PENGUJIAN GESER LANGSUNG ...................................................................................... 30
IV. PERCOBAAN TEKAN BEBAS............................................................................................ 36
V. PENGUJIAN STANDARD PENETRATION TEST................................................................ 44
VI. PERCOBAAN TRIAKSIAL ................................................................................................... 50
VII. VANE SHEAR TEST ............................................................................................................ 59

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 1


TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa yang akan mengikuti praktikum ( praktikan), wajib hadir 30 menit sebelum
praktikum dimulai.
2. Mahasiswa Yang terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti praktikum
3. Mahasiswa yang 3 kali tidak hadir praktikum dianggap batal,bisa mengikuti praktikum
tahun berikutnya
4. Dilarang membawa tas dan jaket kedalam ruangan praktikum. Simpanlah tas dan jaket
anda pada meja penitipan barang.
5. Dilarang makan,minum dan merokok selama praktikum
6. Berpakain rapi,menggunakan sepatu selama praktikum dan tidak menggunakan kaos
oblong selama praktikum
7. Pelajari terlabih dahulu petunjuk percobaan sebelum melakukan praktikum. pahami
besaran/parameter yang akan diukur dan alat ukur yang akan digunakan.
8. Setiap kelompok praktikan wajib mengisi dan menandatangani BON ALAT yang telah
disediakan untuk setiap percobaan.
9. Jangan sekali-kali menggunakan alat sebelum menbaca dan menguasai manual
pengoperasian alat. Jika hal ini diabaikan, dapat mengakibatkan kerusakan alat bahkan bisa
mendatangkan kecelakaan. UTAMAKAN KESELAMATAN KERJA. Kenakan alat
pengaman yang sesuai sebelum mengoperasikan alat.
10. Praktikan bertanggung jawab penuh terhadap peralatan yang digunakan dalam setiap
percobaan.
11. Hati-hati menggunakan alat. Jika terjadi kerusakan/kehilangan alat yang ada dalam
tanggung jawab Praktikan, maka mahasiswa yang bersangkutan wajib menggantinya
dengan alat yang sama spesifikasi dan sama kualitasnya, dalam waktu paling lama 1 (satu)
bulan. Jika dalam tenggang waktu tersebut tidak dapat mengganti alat yang rusak/hilang,
akan dikenakan sangsi akademik sesuai dengan aturan akademik yang berlaku.
12. Jika ada keraguan dalam mengoperasikan alat, praktikan wajib meminta bantuan kepada
asisten atau laboran yang bertugas.
13. Segera setelah selesai melakukan percobaan, semua alat harus dibersihkan dan
dikembalikan ke tempat penyimpanan alat. Setelah itu, baru dapat mengambil kembali bon
alat.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 2


14. Data percobaan menggunakan format yang telah disediakan, dibuat dalam dua rangkap.
Satu rangkap diserahkan kepada asisten/laboran setelah melakukan percobaan.
15. Setelah melakukan pengambilan data, praktikan segera melakukan perhitungan untuk
menyelesaikan isian format data yang disediakan. Pengisian data menggunakan tulisan
tangan.
16. Setiap percobaan harus diasistensi sebelum melakukan percobaan berikutnya. Kartu
asistensi diisi oleh asisten dan dosen pembimbing yang ditunjuk didalam jadwal.
17. Laporan Lengkap ditulis dengan tangan, untuk setiap percobaan dapat dikerjakan dirumah
paling lama 1 (satu) minggu untuk diasistensi kembali. Setelah disetujui, diketik dengan
rapih.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 3


SISTEM PENILAIAN

Komponen penilaian terdistribusi sbb. :


1. Kehadiran 25%
2. Ketrampilan dan Resume 35%
3. Ujian Praktikum 40%
Praktikan hanya dapat mengikuti Final Test apabila telah menyelesaikan seluruh laporan
praktikum, dibuktikan dengan Surat Keterangan Selesai Praktikum.

SATUAN DAN SIMBOL

1 N adalah gaya yang dikerjakan pada suatu massa sebesar 1 kilogram, yang menghasilkan
percepatan sebesar 1 meter per detik kuadrat.

1 N = 1 kg m/s2

1 kg f = 9.807 N

1 N = 101.97 gram f

1 kgf/cm2 = 98.07 kN/m2

1 bar = 100 kN/m2 = 100 kPa

1 Pa = 1 N/m2

1 kPa = 1 kN/m2 =1000 N/m2

1 menit = 60 detik

1 jam = 60 menit

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 4


Faktor Konversi
Satuan dan Konversi Satuan
Besaran Simbol Dimensi
Imperial ke SI SI ke Imperial
0.3048 M foot (ft) 3.281
Panjang L L
25.4 Mm inch (in) 0.03937

0.0929 m2 ft2 10.76


Luas A L2
2 2
645.2 mm in 0.00155

0.02832 m3 ft3 35.31

Volume V 28.32 liter ft3 0.03531 L3

16.387 mm3 in3 0.06102

1.016 Mg ton 0.9842


Massa m M
0.4536 Kg pound(lb) 2.205

Kerapatan  0.01602 g/cm3 lb/ft3 62.43 ML-3

9.964 kN ton force 0.1004


Gaya F MLT-2
4.448 N lb force 0.2248

0.04788 kN/m2 lbf/ft2 20.89


Tekanan P ML-1T-2
2
6.895 kPa lbf/in 0.145

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 5


ALAT UKUR DI LABORATORIUM

1. Dial Gaus (Dial gauges)


Digunakan untuk pengukuran panjang dengan ketelitian 0.01 mm sampai 0.002 mm
Pengukuran panjang antara lain :
a. Penurunan pada percobaan konsolidasi
b. Perubahan tinggi (perpendekan) sampel, misalnya pada percobaan Unconfined test
dan Triaxial Test
c. Pergeseran horisontal sampel misalnya pada tes geser langsung.
d. Penetrasi piston pada percobaan CBR

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 6


TUGAS PENDAHULUAN
Setiap praktikan harus mengerjakan tugas pendahuluan yaitu mempelajari dan membuat
ringkasan mengenai :
1. Tujuan percobaan
2. Teori ringkas
3. Parameter/besaran yang akan diukur
4. Alat ukur yang akan digunakan
Ditulis tangan dan diserahkan kepada asisten/PLP yang bertugas sebelum memasuki ruangan
praktikum.

PELAPORAN
1. Data pengamatan diisi pada format data yang telah disediakan, dibuat dalam 2 (dua)
rangkap. Satu rangkap diserahkan kepada asisten atau laboran yang bertugas, segera setelah
malakukan pengamatan.
2. Setelah pengamatan/pengukuran selesai, kolom isian lainnya pada format data atau grafik
segera dihitung dan dibuat di laboratorium, ditulis dengan tangan. Jika ada kesulitan dalam
menghitung dan membuat grafik, konsultasikan dengan asisten atau dosen pembimbing.
3. Laporan lengkap ditulis dengan tangan, untuk setiap percobaan dapat dibuat dirumah dan
diasistensi dalam waktu paling lama 1 (satu) minggu setelah percobaan. Setiap
keterlambatan asistensi, akan mendapat pengurangan nilai. Asistensi dilakukan oleh
asisten.
4. Laporan yang telah disetujui oleh dosen yang bersangkutan, selanjutnya diketik dengan
rapih. Laporan akhir yang mencakup seluruh percobaan, harus masuk paling lambat 2
minggu sebelum ujian final dilaksanakan. Setiap hari keterlambatan akan mendapatkan
pengurangan nilai.
5. Format Laporan adalah sebagai berikut :
 Lembaran Pengesahan
 Daftar Isi
Laporan untuk Setiap Item Percobaan mencakup :
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Landasan Teori
IV. Persiapan ( Benda Uji dan atau Peralatan)
V. Peralatan yang Digunakan

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 7


VI. Cara Melakukan Percobaan
VII. Pengolahan Data dan Hasil Akhir
VIII. Kesimpulan dan Saran Perbaikan
Lembaran Pengesahan memuat tanda tangan PLP, Dosen Mata Kuliah, dan Kepala
Laboratorium.
Jangan menyalin / menjiplak mentah-mentah kata-kata dalam penuntuk praktikum
tetapi buatlah dengan kata-kata sendiri yang lebih jelas.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 8


Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 9
I. PEMERIKSAAN PENETRASI SONDIR
. ( Cone Penetratipon Test, CPT )

1. Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (hambatan konus) dan hambatan lekat
tanah.
 Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas.
 Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang.

2. RingkasanTeori

Alat penetrasi sondir adalah suatu alat untuk mengukur perlawanan tanah terhadap ujung
penetrometer yang ditekan secara perlahan-lahan kedalam tanah. Oleh karena kecepatan
penetrasinya kecil, alat ini disebut penetrometer statik.
Di indonesia alat sondir lasim dikenal dengan nama Dutch Cone Penetrometer atau Dutch
deep sounding apparatus atau Penetrasi Statik Belanda.
Ujung penetrometer berbentuk kerucut ( konus ) dihubungkan pada rangkaian pipa sondir
(casing luar) dan batang dalam yang ditekan kedalam tanah dengan menggunakan dongkrak
yang terpasang pada rangka sondir yang dijangkar pada permukaan tanah.
Ada dua tipe ujung penetrometer yaitu :
 Tipe standar (mantle cons), mengukur perlawanan ujung atau hambatan konus ( kg/cm2 )
 Tipe yang dapat mengukur lekatan kulit dengan friction sleeve (adhesion jacket) selain
perlawanan ujung (bikonus)
Ujung konus berbentuk kerucut dengan sudut puncak 60o dengan luas penampang 10 cm2.
Hambatan konus diukur dengan menekan rangkaian batang dalam yang akan menekan ujung
konus tetapi rangkaian pipa sondir ( casing) tetap diam. Nilai hambatan konus (HK) dibaca
pada manometer (pressure gauge). Hambatan konus adalah besarnya tekanan yang dibutuhkan
untuk menekan konus seluas 10 cm2, dinyatakan dalam kg/cm2. Setelah pengukuran
dilakukan, rangkaian pipa sondir (casing) ditekan sampai mencapai kedalaman yang akan
diukur berikutnya. Batang dalam serta konus secara otomatis akan ikut turun bersama dengan

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 10


casing, dan mengembalikan konus pada posisi yang siap untuk pengukuran berikutnya.
Pengukuran dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
Untuk tipe bikonus, hambatan konus dan hambatan lekat keduanya diukur. Pengukuran
dilakukan dengan menekan rangkaian batang dalam seperti pada tipe standar. Mula-mula
hanya konus yang tertekan sehingga yang terbaca adalah hambatan konus HK. Setelah konus
turun sejauh 4 cm, secara otomatis akan mengait friction sleeve dan turun bersama-sama
sejauh 4 cm lagi tanpa menggerakkan casing. Jadi pembacaan pada gerakan turun 4 cm tahap
ke 2 merupakan jumlah hambatan konus HK dengan hambatan lekat HL ( jumlah hambatan
JH= HK + HL). Jadi hambatan lekat didapat dengan mengurangi jumlah hambatan dengan
hambatan konus. Setelah pengukuran dilakukan, rangkaian pipa sondir (casing) ditekan sampai
mencapai kedalaman yang akan diukur berikutnya. Batang dalam, konus dan friction sleeve
secara otomatis akan ikut turun bersama dengan casing, dan mengembalikannya pada posisi
yang siap untuk pengukuran berikutnya. Pengukuran dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
Berdasarkan kapasitasnya, ada dua jenis alat sondir yaitu :
 Sondir ringan, dapat mengukur nilai konus sampai 150 kg/cm2.
 Sondir berat, dapat mengukur nilai konus sampai 400 kg/cm2.
Kedalaman yang dapat dicapai dengan alat sondir bisa mencapai 30 meter pada tanah lunak.
Hasil penyondiran biasanya dilaporkan dalam bentuk grafik. Nilai konus digambarkan dalam
kg/cm2 dan hambatan lekat (skin friction) digambarkan sebagai jumlah (kumulatif) hambatan
lekat sampai pada kedalaman yang bersangkutan per cm keliling, dalam kg/cm. Hambatan
lekat setempat adalah kemiringan (gradien) kurva terakhir terhadap kedalaman (kg/cm2)
Alat sondir ini sangat cocok untuk tanah berbutir halus atau tanah kepasiran.

3. Alat yang Digunakan

1. Mesin sondir
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, panjang masing-masing 1 meter.
3. Manometer masing – masing 2 buah dengan kapasitas :
a. 0 s / d 60 kg / cm2 untuk tanah lunak
b. 0 s / d 250 kg / cm2 untuk tanah keras
4. Dua buah patent konus dan bikonus.
5. Satu set angker.
6. Kunci–kunci pipa, alat pembersih, oli hidrolik ( castrol oli, SAE 10 ) dll.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 11


4. Prosedur Percobaan

1. Bersikan dan ratakan lokasi titik sondir, kemudian pasang anker 4 buah dengan posisi
simetri.
2. Aturlah agar mesin sondir berdiri vertikal ditempat yang akan diperiksa. Pasang gelagar
penahan dan pasang baut pengunci pada anker yang telah tertanam dalam tanah.
3. Isi bak oli dengan minyak hidrolik sampai penuh. Bak harus bebas dari gelembung udara.
Pasang manometer, dan periksa apakah berfungsi dengan baik. Gunakan batang dalam
yang didudukkan di atas pelat alas untuk memeriksa fungsi manometer.
4. Pasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung pipa sondir pertama.
5. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
6. Putar engkol untuk menekan pipa sondir sehingga konus atau bikonus mencapai kedalaman
tertentu, (setiap tahap penekanan, 20 cm.)
7. Tarik handel pembebas dan aturlah batang dalam sehingga tepat menumpu pada kepala
penekan hidrolik.
8. Tekanlah batang.dalam untuk melakukan pengukuran.
1) Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi ini pertama–tama akan menggerakkan
ujung konus kebawah sedalam 4 cm dan bacalah manometer sebagai perlawanan ujung
= hambatan konus HK ( Perlawanan Penetrasi Konus ).
2) Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung (friction sleeve)
kebawah sedalam 8 cm. Bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan
hambatan (JH) yaitu hambatan konus ( HK ) dan hambatan lekat ( HL ).
3) Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
pembacaan pertama (HK).
9. Masukkan handel penekan dan tekanlah pipa sondir bersama batang dalam sampai
kedalaman berikutnya yang akan diukur.
10. Lakukan pengukuran seperti sebelumnya.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 12


11. Lakukan pengukuran sampai tercapai tekanan manometer tiga kali berturut–turut melebihi
150 kg / cm2 atau kedalam maksimum 30 meter.

5. Perhitungan

1. Hambatan pelekat dihitung dengan rumus

HL = ( JH – HK ) kg/cm2
2. Hambatan lekat setiap 20 cm dalam

A
HL 20   JH  HK . kg/cm
B
A = Tahap pembacaan tiap 20 cm.
B = Faktor alat atau luas konus / luas torak = 10
3. Jumlah hambatan lekat

JHL = JHLi = ioL20


i = Kedalaman yang dicapai konus.
4. Hambatan setempat :

HL
HS 
10
5. Buat grafik :

a) Perlawanan penetrasi konus ( HK ) terhadap kedalaman

b) Jumlah hambatan lekat ( JHL ) terhadap kedalaman

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 13


Kotak
persnellin

rantai
manomet Kepala
penek
1900

engk

Gambar mesin sondir

700 700

Gambar Konus
Jangkar

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 14


Tekan untuk
mengukur nilai
konus Tekan untuk
mengukur nilai konus
+ hambatan lekat
Tekan sampai
kedalaman
Batang dalam
berikut

Sambungan
ke pipa sondir

Friction sleeve

Untuk
4 cm

8 cm

konus

Gambar Bikonus

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 15


Pengujian Sondir (CPT)

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 16


II. PERCOBAAN KONSOLIDASI

A. Tujuan Percobaan
a. Untuk mempelajari karakteristik konsolidasi tanah jenuh air akibat perubahan tegangan
vertikal meliputi :

 perubahan isi ( kompressibilitas atau penurunan) selama proses keluarnya air dari
dalam pori-pori tanah
 Kecepatan penurunan dan lamanya waktu berlangsungnya penurunan

b. Untuk menentukan parameter konsolidasi Terzaghi yaitu Indeks pemampatan Cc, indeks
pemuaian Cs dan koefisien konsolidasi Cv.

B. Teori Dasar

Konsolidasi : Proses pengecilan volume (penurunan) secara perlahan-lahan pada tanah jenuh
dengan permeabilitas rendah akibat keluarnya sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung
sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan (akibat
membangun gedung) telah benar-benar hilang. Proses ini merupakan fungsi dari waktu.
Umumnya konsolidasi berlangsung dalam satu arah (vertikal) karena lapisan yang terkena
tambahan beban itu tidak dapat bergerak ke arah mendatar (ditahan oleh tanah sekelilingnya).
Lihat Gambar berikut :

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 17


gedung

pasir
Tambahan beban

Drainase (tergantung k )

Pegas (mewakili
Lempung jenuh kerangka tanah)

Yg mengalami konsolidasi Air tanah

Batuan

a. Kondisi lapangan b. model analogi

Gambar 1

Pengaliran air juga akan berjalan terutama dalam arah vertikal saja. Hal demikian disebut
konsolidasi satu dimensi (One Dimensinal Consolidation). Perhitungan konsolidasi hampir

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 18


selalu berdasarkan teori konsolidasi satu dimensi. Pada waktu konsolidasi berlangsung, maka
konstruksi diatas tanah tersebut akan menurun.

Besarnya penurunan konsolidasi serta waktu yang diperlukan untuk proses ini dapat
diperkirakan dengan memakai teori Terzaghi (1923). Parameter konsolidasi Terzaghi adalah
Indeks pemampatan (Compression Index Cc ), indeks pemuaian Cs dan koefisien konsolidasi
(Coefficient of consolidated Cv),

Proses konsolidasi (dianalogikan sebagai pegas dan air ), sbb. :


P

H

Ho
H

a b c d e
u = 0 P =uo P = uo P =P’+u P = P’
u=0
Gambar 2

Pada setiap saat berlaku hubungan :

P = P’ + u

a. Kondisi awal, kelebihan tekanan air pori u = 0

b. Tambahan tegangan P bekerja , kelebihan tekanan air pori naik secara tiba2 sebesar u
= P. Pegas belum memikul beban (belum terjadi penurunan).
c. Lubang drainase terbuka, air keluar dan kelebihan u mulai berkurang.
d. Pertengahan proses konsolidasi. kelebihan u berkurang, dengan hubungan P = P’ + u.
Pegas memikul beban sebesar P’, penurunan sudah terjadi.

e. u = 0, penurunan selesai dan pegas memikul semua tambahan beban, P=P ’

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 19


Penentuan parameter cv
Persamaan konsolidasi 1-D Terzaghi dinyatakan dalam hubungan sebagai berikut :
u  2u
 cv . 2 (k-1)
t z
k
dimana cv 
 w .mv
Bila uo = ekses tekanan air pori awal dan u = tekanan ait pori pada waktu t, derajat
konsolidasi U pada waktu t dinyatakan dalam persamaan berikut :
uo  u u
U   1
uo uo
Penyelesaian persamaan diferensial (k-1) dalam U sebagai fungsi dari cv, h dan t dimana h
adalah lintasan drainase terpanjang, dinyatakan sebagai berikut :

U  c .t 
 f  v2  ,
100 h 
merupakan besaran tak berdimensi, dan disebut faktor waktu Tv, dimana :
c v .t
Tv  (k-2)
h2
Tv untuk berbagai derajat konsolidasi adalah sbb :
U% Tv
0 0.000
30 0.071
50 0.196
70 0.403
90 0.848
100 

Jadi dengan mengukur t dan h, parameter cv dapat dihitung dari persamaan (k-2).

Penentuan Cc dan Cs
Cc dan Cs ditentukan dari kurva hubungan angka pori “e” terhadap tekanan ( lihat gambar k-
3 berikut ).

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 20


0.65
loading

Angka pori, e
0.60
Cc
e
0.55
unloading
Cs
e1
0.50
0.1 1.0 10.0
2
Tekanan (kg/cm )

p p
Gambar 3

Cc adalah kemiringan bagian lurus kurva pemampatan (loading) dan Cs adalah kemiringan
kurva pengembangan (unloading).
e
CC 
 p  p 
log  
 p 

dimana e = perubahan angka pori dari e menjadi e1 akibat peningkatan tekanan dari p
menjadi p+p.

Prosedur Penentuan Koefisien Konsolidasi Cv (berdasarkan t90)


 Gambarkan kurva hubungan penurunan vs akar waktu (lihat Gambar k-4 )

 Tarik garis lurus yang menghubungkan bagian lurus kurva, memotong sumbu mendatar
pada absis “a”.

 Tarik garis lurus kedua dari titik awal yang sama dengan garis tadi sedemikian sehingga
memotong sumbu mendatar pada absis “1.15a ”.

 Tentukan t90 pada perpotongan garis lurus kedua dengan kurva. (t90 adalah waktu untuk
mencapai 90% konsolidasi).

 Hitung koefisien konsolidasi dengan rumus :

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 21


TV 90 .H dr2 0.848H dr2
Cv  
t 90 t 90
dimana Hdr = lintasan drainase terpanjang dalam tanah. (Untuk pengaliran drainase keatas
maupun kebawah, Hdr = ½ H. Bila hanya ke atas atau hanya ke bawah, Hdr = H).
A k a r - t (m in )
0 2 4 6
0

t 90
Penurunan ( x 10-3 cm) 10

20

30

40

50
a
1 ,1 5 a

Gambar 4

3. Peralatan Yang Digunakan


1. Sel konsolidasi , dengan komponen terdiri dari :
- Cincin contoh, dia 75 mm
- Pelat penumpu (loading cup)
- Sepasang Batu Pori (Porous Stone ).
2. Dial gauge ketelitian 0,01 mm (untuk mengukur penurunan konsolidasi.)
3. Satu Set Beban, untuk memberikan tekanan konsolidasi.
4. Timbangan dengan sensitivitas 0,01 gram
5. Laboratory Oven dengan pengatur suhu 110O + 5O C.
6. Kawat Pemotong dan pisau tipis untuk mencetak dial gauge
7. Stop Watch.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 22


8. Pengeluar contoh (extruder)
9. Jangka sorong (vernier calipers )

Loading cup beban

Batu
pori
Cincin
contoh contoh

Gambar 5

Sel konsolidasi

4. Persiapan Sampel.
1. Keluarkan contoh tanah dari tabung dengan menggunakan dongkrak, sampai muncul +2
cm kemudian diratakan dengan kawat/pisau pemotong.
2. Timbang cincin cetak dan pasang dengan bagian tajam menghadap ke permukaan contoh
tanah. Dorong tanah masuk kedalam cincin cetak hingga tanah sedikit keluar.
3. Ratakan contoh pada kedua ujung cincin cetak dengan kawat pemotong, sehingga contoh
tanah tingginya tepat 2 cm. Timbang cincin + contoh tanah.
4. Pasang batu pori bawah pada sel konsolidasi kemudian letakkan cincin yang telah berisi
contoh tanah diatasnya. Selanjutnya pasang batu pori atas diikuti plat penutup.
5. Sel konsolidasi diberi air suling hingga contoh tanah terendam dan didiamkan selama 24
jam, untuk menjamin kejenuhannya.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 23


5. Prosedur Percobaan.
1. Dudukkan alat pembeban tepat diatas pelat penumpu. Atur dial gauge kemudian baca dan
catat sebagai posisi awal.
2. Pasang beban pertama yang memberikan tekanan sebesar P = 0.25 kg/cm2 pada contoh,
serentak dengan menghidupkan stop watch. Baca dial gauge (penurunan) pada detik ke
9.6, 21.6 , 38.4 dan selanjutnya pada menit ke 1’, 2’15”, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64 dst sampai
24 jam.
3. Tambahkan beban kedua sedemikian sehingga tekanan pada contoh menjadi 2 kali tekanan
sebelumnya (P=0,5 kg/cm2), bersamaan dengan menghidupkan stop watch. Lakukan
pembacaan dial gauge seperti pada tahap ke-2 di atas.
4. Lakukan pembebanan selanjutnya seperti prosedur tahap ke-3 diatas untuk tekanan 1; 2;
4; dan 8 kg/cm2 ( atau sesuai kebutuhan, bisa sampai 24 kg/cm2).
5. Setelah tahap pembebanan terakhir (maksimum) selesai, kurangi beban (rebound) dalam 2
langkah sampai mencapai beban pertama ( 8 ke 2 dan 2 ke 0.25) Biarkan masing-masing
tahap minimal 5 jam kemudian baca dial gauge.
6. Keluarkan benda uji kemudian timbang dan dioven selama 24 jam kemudian ditimbang
untuk menentukan berat keringnya.

6. Perhitungan.

1. Buat grafik antara pembacaan ( dial reading ) terhadap t (Bisa juga dial reading terhadap
log t). Tentukan t90 dari kurva tersebut.

2. Hitung cv dengan rumus :

0,848.H dr2
cv 
t90
cv = koefisisen konsolidasi

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 24


H = tinggi contoh tanah untuk konsolidasi ( kondisi awal = 2 cm)
Hdr = jalur terpanjang lintasan drainase ( untuk pengaliran 2 arah, = ½ H )
H  ab
H dr  cm
2
a = Dial reading pada waktu menit terakhir
b = Dial reading pada waktu menit mula- mula ( t =0)

Tinggi butiran padat Hs :


Ws
HS  dimana : Ws = Berat tanah kering
A.Gs
Gs = berat jenis butir
A = Luas contoh tanah = d 2 / 4

e sebanding dengan perubahan tinggi H


1  eO H
e  H 
HO HS
VV H H  HS
dimana : e   V 
VS HS HS
e = angka pori Hv = tinggi pori
H = perubahan tinggi = penurunan Ho = tinggi awal
3. Buat grafik antara Cv terhadap log p.
4. Buat grafik antara e terhadap log p dan tentukan Cc dan Cs.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 25


KURVA HUBUNGAN ANGKA PORI “e” TERHADAP “LOG P”
DAN KURVA HUBUNGAN “CV” TERHADAP “LOG P”

0.65
0.64 Po = ………
0.63
cc = ………
0.61
0.60
Angka pori, e

0.59
0.58
0.56
0.55
0.54
0.53
0.51
0.50

0.60 0.1 1.0 10.0


Tekanan (kg/cm2)
0.58
Cv (cm2/s)

0.55
0.53
0.50
0.1 1.0 10.0
2
Tekanan (kg/cm )

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 26


KURVA HUBUNGAN PENURUNAN TERHADAP t

Akar - t (min)
0 1 2 3 4 5 6
0
P =… kg/cm2

5 t  ......
90
t  ......
90
10
Penurunan ( x 10 -3 cm)

15

20

25

30

35

40

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 27


Peralatan Konsolidasi

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 28


Detail Alat

Foto Alat Konsolidasi

(sumber : Katalog alat )

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 29


III. PENGUJIAN GESER LANGSUNG

A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser () dari tanah.
Parameter ini dipakai untuk menghitung daya dukung dan tegangan tanah.

B. Dasar Teori

Kekuatan geser adalah daya tahan tanah terhadap depormasi yang dakibatkan oleh
pergerakan partikel tanah akibat tegangan geser. Keruntuhan geser dalam tanah adalah akibat
gerakan relative antara butiran-butiran dan bukan akibat kehancuran butir tanah.
Teori tentang kuat geser tanah telah dibahas pada bagian sebelumnya. Dari
pembahasan tersebut, ditinjau kembali kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb yang dinyatakan
dalam persamaan :
 = c +  tan
Dari persamaan ini, parameter c dan  dapat diketahui apabila ada minimal dua variasi
kombinasi yang berbeda antara tegangan geser  dan tegangan normal  . Berdasarkan hal ini
maka kekuatan geser dapat diukur secara langsung. Percobaan geser langsung dirancang
dengan jalan memberikan tegangan normal konstan () kemudian mengerjakan tegangan
geser sampai runtuh (f ). Dari data  dan f yang diketahui (diukur) ini, dibuat grafik
hubungan keduanya untuk menentukan parameter c dan Jumlah variasi tegangan dibuat
minimal 3 .

Menentukan Tegangan Geser Maksimum  f


Untuk setiap tegangan normal yang diberikan pada contoh:

 Kerjakan tegangan geser secara perlahan-lahan sampai mencapai tegangan geser ekstrim (
maksimum).
 Buat kurva hubungan tegangan geser terhadap regangan geser.
 Dari kurva tersebut, tentukan nilai tegangan geser maksimum,  f.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 30


0,25

Tegangan Geser (kg/cm2)


0,20
 f1
0,15

0,10

0,05 Teg. Normal 0,1 kg/cm2


Teg. Normal 0,2 kg/cm2
Teg. Normal 0,3 kg/cm2
0,00
0 1 2 3 4 5 6

Pergeseran (mm)

Gambar 1.: Kurva Hubungan Tegangan vs Pergeseran untuk menentukan Tegangan


Geser Maksimum
Menentukan Parameter c dan f
 Buat grafik hubungan antara tegangan normal  terhadap tegangan geser maksimum  f
 Plot variasi kombinasi antara tegangan geser dan tegangan normal , kemudian buat garis
regresi liniernya. Ordinat titik potong garis ini dengan sumbu vertikal adalah kohesi c dan
kemiringannya menyatakan sudut geser dalam 
Tabel. Harga-harga umum dari sudut geser internal kondisi drained untuk pasir dan lanau
Tipe Tanah Sudut geser tanah (
Pasir : Butiran Bulat
Renggang / lepas
27 – 30
Menengah
30 – 35
Padat
35 – 38
Pasir : Butiran bersudut
Renggang / lepas
30 – 35
Menengah 35 – 40
Padat
40 – 45
Krikil bercampur pasir 34 – 48
Lanau 26 - 35

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 31


C. Alat yang Digunakan

1. Alat geser langsung dengan komponen-komponen:

 Batang penekan untuk memberikan beban vertikal (beban normal)

 Unit penggeser dilengkapi proving ring untuk mengukur beban geser.

 Dial gauge 2 buah untuk mengukur pergeseran dan penurunan contoh.

 Cincin uji, dua keping (atas dan bawah). Bagian atas dapat bergeser terhadap bagian
bawah.

 Satu set beban untuk memberikan beberapa variasi beban normal.

 Sepasang batu pori.

2. Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong.

3. Cincin cetak benda uji

4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

5. Stop watch

6. Laboratory Oven dengan pengatur suhu 110O + 5O C.


7. Jangka sorong (vernier calipers )

D. Persiapan Sampel.

Untuk tanah kohesif


1. Keluarkan contoh tanah dari tabung contoh dengan menggunakan dongkrak. Contoh tanah
harus cukup untuk mencetak minimal 3 benda uji.

2. Cetak benda uji dengan cincin cetak, dan ratakan kedua ujungnya dengan pisau pemotong.

3. Timbang benda uji.

4. Pasang batu pori pada dasar shear box, dan letakkan cincin uji yang sudah berisi contoh
tanah di atasnya. Pasang batu pori yang kedua diatasnya.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 32


Untuk pasir
1. Pasang batu pori dan cincin uji pada shear box.

2. Timbang contoh secukupnya dan masukkan kedalam cincin uji sedemikian supaya tercapai
kepadatan yang diinginkan. Bila perlu, gunakan penggetar untuk memadatkan.

3. Pasang batu pori kedua diatasnya

E. Prosedur Percobaan.
1. Dudukkan alat pembeban tepat diatas pelat penumpu. Atur dial gauge penurunan dan
pergeseran pada titik nol, kemudian baca dan catat sebagai posisi awal. Atur dial proving
ring pada titik nol dan catat sebagai posisi awal.

2. Isi shear box dengan air suling sampai penuh Pasang beban normal “P” variasi pertama (
misalnya yang memberikan tekanan 3 kg/cm2 ) pada sampel tanah

3. Jalankan Dial pembacaan bersamaan dengan bekerjanya beban horisontal. Amati


penurunan yang terjadi dial beban.

4. Kerjakan beban geser dengan memutar stang penggeser ( atau tekan saklar “on” untuk alat
yang dijalankan motor listrik). Baca dial beban geser (pada proving ring) dan dial
pergeseran setiap 60 mm

5. Kecepatan penggeseran diambil = 0,1 d / 50.t50. dimana d = diameter contoh dan t50 adalah
waktu untuk mencapai 50% konsolidasi. Lakukan penggereran sampai beban geser konstan
(maksimum)

6. Kerjakan persiapan sampel dan prosedur 1s/d. 5 diatas untuk tes dengan variasi beban
normal berikutnya (minimal 3 variasi beban normal).

6. Perhitungan.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 33


1. Hitung tegangan normal dengan jalan membagi beban normal Pv dengan luas penampang
contoh, A.

Pv
 
A
2. Hitung gaya geser Ph dengan jalan mengalikan pembacaan dial proving ring dengan angka
kalibrasi proving ring. Hitung tegangan geser  dengan jalan membagi gaya geser dengan
luas bidang geser, A

Ph Ph max
  dan f 
A A

 = tegangan geser; = tegangan geser saat runtuh (  maksimum)

3. Buat grafik hubungan tegangan geser dengan regangan geser dan tentukan tegangan geser
maksimumnya , f

4. Buat grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan geser maksimum max.

5. Hubungkan ketiga titik yang diperoleh dengan garis lurus ( garis regresi linier ) yang
memotong sumbu vertikal. Ordinat titik potong ini adalah harga kohesi c dan
kemiringannya adalah sudut geser dalam tanah.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 34


Beban
normal
Pelat
beban

Batu
pori

Shear Benda
box uji
Beban
geser

Alat Geser Langsung Skema shear box

Dial penurunan
Shear box

Proving ring

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 35


IV. PERCOBAAN TEKAN BEBAS
. ( Unconfined Compression Test ) .

A. Tujuan Percobaan

 Menentukan kekuatan tekan bebas tanah kohesif (lempung, lanau), asli maupun buatan.

 Menentukan konsistensi dan sensitivitas dari contoh tanah, disamping untuk mendapatkan
kekuatan geser tak terdrainase ( undrained shear strength ), cU.

B. RingkasanTeori
Definisi :

 Kuat tekan bebas ( qu ) adalah kekuatan tekan maksimum (saat runtuh) pada contoh yang
dibebani tekanan bebas ( tanpa kekangan 3 ). Untuk lempung jenuh (=0), kuat tekan
bebas qU = 2 cU.
 Sensitivitas adalah ratio antara kuat tekan bebas contoh asli terhadap kuat tekan bebas
contoh buatan pada berat isi yang sama.
Dari teori Kuat Geser Tanah sebelumnya, diagram lingkaran Mohr untuk kondisi tekan
bebas (3 = 0 ), adalah sebagai berikut

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 36


     

        
3
   3
3
     

Tegangan,  (kg/cm 2 )
2
2 qu
2

2 
1
c u = ½ qu
1
1
O 
1
3 =01= qU 0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan Axial,  (%)
(a)

1= qU

     3 =0
(b) (c)

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 37


Menentukan Kuat Tekan Bebas q u
 Buat kurva hubungan tegangan axial y terhadap regangan axial, a.
 Dari kurva tersebut, tentukan nilai tegangan tekan bebas maksimum, qu.

Menentukan Parameter Kuat Geser Undrained, cu ( lempung jenuh )


 Gambarkan lingkaran Mohr ( gambar a)
 Tarik garis singgung (horisontal) pada lingkaran Mohr. Ordinat titik potongnya adalah
cohesi undrained, cu = ½ qu.

C. Alat yang Digunakan


1. Alat tes tekan bebas ( unconfined compression )
2. Cetakan benda uji dan alat pemotong. (diameter cetakan 3,3 cm & 6.8 cm)
3. Laboratory Oven dengan pengatur suhu 110O + 5O C
4. Neraca dengan ketelitian 0,1 gr
5. Jangka sorong (vernier calipers )

D. Persiapan Sampel.
Untuk contoh asli.
a. Keluarkan contoh tanah dari tabung contoh dengan menggunakan dongkrak. Hati-hati agar
tanah tidak mengalami gangguan terhadap kondisi aslinya.
b. Cetak benda uji dengan cetakan contoh, dan ratakan kedua ujungnya dengan pisau
pemotong. Tinggi contoh minimal = 2 x diameter contoh.
c. Untuk cetakan berdiameter 3,3 cm, ukuran butiran maksimum yang terkandung dalam
contoh tanah adalah sebesar 0,1 x diameter benda uji, sedangkan untuk cetakan 6,8 cm,
ukuran butir maksimum adalah 1/6 x diameter cetakan. Penyimpangan dalam hal ini harus
ditulis dalam laporan.
d. Timbang benda uji.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 38


Untuk contoh buatan.
1. Benda uji dapat dicetak dari benda uji bekas atau contoh yang sudah terganggu.
2. Contoh tanah diremas dalam kantong plastik agar kadar airnya tidak berubah. Bila kadar
airnya rendah, tambahkan air sampai kadar airnya sama dengan contoh asli.
3. Keluarkan butiran yang melampaui ukuran maksimum bila ada. Padatkan contoh dalam
cetakan sedemikian agar diperoleh kepadatan yang sama dengan kepadatan contoh asli
4. Timbang benda uji.

E. Prosedur Percobaan.
1. Pasang contoh yang telah dicetak diatas pelat dasar (base plate ) pada alat unconfined.
2. Atur pelat atas (top plate) sampai tepat menyentuh tepi atas contoh. Atur dial gauge
penurunan, dan dial gauge beban ( proving ring ) pada angka nol ( 0 ) kemudian catat
sebagai posisi awal ( titik nol).
3. Tentukan pembacaan dial gauge penurunan yang bersesuaian dengan regangan aksial
0.5%, 1%, 2% dst dengan rumus :
L
a  x100 = 0.5%, 1%, 2% dst.
LO

a
L  .LO
100
Dimana : L0 = tinggi benda uji mula-mula
L = penurunan benda uji
= regangan aksial ( % )
Pembacaan dial gauge penurunan ditentukan sbb. :
L  dial . penurunan .x.ketelitian .dial

L
dial. penurunan 
ketelitian.dial
Nilai dial penurunan dihitung untuk setiap nilai regangan aksial berturut-turut a = 0,5%,
1%, 2%, 3% dst sampai 20%.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 39


4. Jalankan alat untuk memberikan beban aksial ( vertikal ) dengan memutar stang dongkrak
( atau tekan saklar “on” untuk alat yang dijalankan motor listrik). Baca dial beban aksial
pada proving ring untuk regangan aksial 0.5%, 1%, 2%, 3% dst.
5. Lakukan pembacaan sampai dial beban mencapai maksimum dan mulai turun kembali
atau sampai regangan mencapai maksimum 20%.
6. Kecepatan regangan diambil +1% per menit ( ½ s/d. 2 % per menit )

6. Perhitungan.
1. Hitung beban normal Pv dengan jalan mengalikan pembacaan dial beban dengan angka
kalibrasi proving ring.
2. Hitung tegangan normal  dengan jalan membagi beban normal dengan luas bidang
penampang benda uji, A.
Pv

A

AO
dimana A 
1a

“A” adalah luas penampang benda uji rata-rata pada regangan tertentu, AO adalah luas
benda uji awal, dan a adalah regangan aksial.

3. Gambarkan kurva hubungan tegangan aksial  terhadap regangan aksial a seperti pada
gambar (c) di atas, dan tentukan nilai kuat tekan bebas qu dari kurva tersebut.
4. Bila benda uji jenuh, hitung parameter kuat geser undrained dengan rumus :
cu = ½ qu

u = 0.

5. Hitung nilai sensitivitas dengan rumus :


qu
st 
qu '

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 40


dimana : st = sensitivitas

qu = kuat tekan bebas benda uji asli

qu’ = kuat tekan bebas benda uji buatan

Konsistensi Tanah

Kuat Geser Undrained


Deskripsi Konsistensi
Cu, ( kN/m2)
Sangat lunak (very soft) < 20

Lunak (soft) 20 – 40

Lunak sampai sedang (soft to firm) 40 – 50

Sedang (firm) 50 – 75

Sedang sampai kenyal (firm to stiff) 75 – 100

Kenyal (stiff) 100 – 150

Keras ( hard ) >150

Sumber : K.H. Head, “Manual Of Soil Laboratory Testing” , Vol.


2, Pentech Press, 1982

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 41


`Sensitivitas Tanah

Sensitivitas Jenis Lempung

1 insensitive

1–2 low sensitivity

2–4 medium sensitivy

4–8 Sensitive

8 – 16 Extra sensitive

> 16 Quick

Sumber : Das, B.M., “Advanced Soil Mechanics”, McGraw-Hill, 1983

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 42


Skema Peralatan

Gambar : Alat Uji Kuat Tekan Bebas

(Sumber : Katalog alat )

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 43


V. PENGUJIAN STANDARD PENETRATION TEST
.( Uji Penetrasi Standar, SPT )

1. Tujuan Percobaan
 Untuk menghitung nilai “N” SPT yaitu jumlah tumbukan yang diperlukan untuk
mempenetrasi tabung belah ( Split Barrel ) sedalam 12 inci pada suatu lapisan tanah.
 Untuk mengevaluasi kekuatan tanah dan sifat tanah secara empiris, dikaitkan dengan nilai
“N ” SPT.

2. Dasar Teori

Alat uji penetrasi standar (standard penetration test, SPT) adalah suatu alat untuk mengukur
perlawanan tanah terhadap split barrel (split spoon) yang ditumbuk kedalam tanah dengan
menggunakan alat penumbuk seberat 63,5 kg (140 pound) yang dijatuhkan dari ketinggian 75
cm (30 inci). Oleh karena penetrasinya diakibatkan oleh tumbukan, alat ini tergolong
penetrometer dinamik..
Alat SPT adalah alat percobaan dinamis yang berasal dari Amerika Serikat. Uji SPT dilakukan
berpasangan dengan pemboran tanah, dimana pengujian dilakukan pada dasar lubang bor.
Split barrel sampler adalah sebuah tabung terbelah dua (kembar) dengan diameter luar 2 inci
(5,08 cm), diameter dalam 1,5 inci (3,81 cm) dan panjang 18 inci (45,7 cm). Kedua belah
tabung dipertemukan membentuk satu tabung utuh, dan disatukan dengan sepatu pipa yang
terbuat dari logam keras, pada ujung bawah. Ujung atasnya dipasang pada pipa yang
menghubungkan split barrel dengan pipa bor. Split barrel ini dibuat terbelah ke arah
memanjang supayah memudahkan untuk mengeluarkan contoh tanah dari dalamnya.
Pada saat melakukan tumbukan, kedalam penetrasi yang disyaratkan adalah sebesar 45 cm
yang dibagi dalam dua tahap sebagai berikut :
 Penetrasi 15 cm pertama disebut penetrasi tumbukan awal, bertujuan untuk memposisikan
ujung bawah split barrel pada tanah asli ( tanah yang belum terbongkar oleh mata bor).
Jumlah tumbukan pertama ini tidak dihitung dalam nilai “N” SPT.
 Jumlah tumbukan yang diperlukan untuk memasukkan split barrel sedalam 2 x 15 cm
berikutnya, dicatat sebagai nilai “N” SPT pada lapisan tersebut.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 44


Contoh tanah yang diperoleh dari tabung belah adalah contoh tanah terganggu, dan dapat
dimanfaatkan untuk pengujian klasifikasi tanah.
Nilai “N” yang diperoleh dari percobaan ini dihubungkan secara empiris dengan beberapa
sifat lain dari tanah yang diteliti seperti kepadatan relatif Dr dan sudut geser dalam  (untuk
tanah berbutir berupa pasir dan kerikil). Nilai “N” dapat pula dikaitkan dengan nilai
konsistensi dan tegangan geser unconfined dari tanah kohesif (lempung dan lanau).
Tabel – 1 : Hbungan antara nilai “N” dengan kepadatan relatif dan
sudut geser dalam dari pasir (Peck, Meyerhof).
Kepadatan relatif Sudut geser dalam, 
Nilai N e e
Dr  max Menurut Peck Menurut Meyerhof
emax  emin
0–4 Sangat lepas 0 – 0,2 < 28,5 < 30
4 – 10 Lepas 0,2 – 0,4 28,5 – 30 30 – 35
10 – 30 Sedang 0,4 – 0,6 30 – 36 35 – 40
30 – 50 Padat 0,6 – 0,8 36 – 41 40 – 45
> 50 Sangat padat 0,8 – 1,0 > 41 > 45

Tabel – 2 : Hbungan antara nilai “N” dengan konsistensi dan


tegangan geser unconfined dari lempung (Terzaghi).
Sangat Sangat
Konsistensi lunak sedang keras padat
lunak keras
N <2 2–4 4–8 8 – 15 15 – 30 > 30
2
qu (kg/cm ) < 0,25 0,25–0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 2,0 – 4,0 > 4,0

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 45


3. Alat yang Digunakan

1. Batang bor (sampling rod) dengan panjang 1,5 m


2. Tabung belah (Split barrel sampler)
3. Kaki tiga (Tripot), untuk mengangkat beban penumbuk, tinggi 6 m
4. Penumbuk (hammer) dengan berat 63,5 kg.
5. Accessories berupa landasan penumbuk (anvil), tali (rope), adaptor, batang peluncur
(guide-rod) dengan tinggi jatuh 75 cm .
6. Satu set kunci pipa

4. Prosedur Percobaan

1. Pada kedalaman pemboran yang akan dites nilai “N”-nya, sedapat mungkin keluarkan
tanah yang telah terbongkar.
2. Pasang slit barrel pada ujung batang bor dan dudukkan secara vertikal pada dasar lubang
bor.
3. Pasang landasan penumbuk dan batang peluncur dan kencangkan sambungan ulirnya.
4. Dudukkan hammer diatas anvil dan pasang penahan atas sebagai pembatas tinggi jatuh.
Lakukan tumbukan secukupnya untuk mengatur dudukan ujung spilt barrel .
5. Tandai batang bor yang muncul diatas permukaan tanah pada tiga tempat masing-masing
15 cm, 30 cm dan 45 cm di atas garis referensi atau diatas permukaan tanah.
6. Naikan hammer dengan menarik tali tambang sampai mencapai tinggi jatuh 75 cm
(menyentuh penahan atas) dan jatuhkan secara bebas. Hitung dan catat jumlah tumbukan
yang diperlukan untuk setiap kedalaman penetrasi 15 cm. Hentikan penumbukan bila
tercapai salah satu kondisi berikut :
a. Jumlah tumbukan telah mencapai 50 kali pada salah satu tahap kelipatan 15 cm
penetrasi.
b. Total tumbukan telah mencapai 100 kali
c. Tidak terjadi penurunan yang berarti pada 10 kali tumbukan terakhir .
d. Kedalaman penetrasi telah mencapai 0,50 m.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 46


7. Jika total penetrasi yang dicapai kurang dari 45 cm, kondisi tersebut harus dicatat dalam
laporan hasil / profil gambar. Nilai “N” SPT adalah jumlah tumbukan yang diperlukan
untuk kedalaman penetrasi 15 cm ke-dua dan ke-tiga.
8. Angkat slit barrel ke permukaan tanah kemudian buka tutup pada kedua ujungnya. Ukur
panjang contoh tanah dalam tabung, dan catat deskripsi visual tanah tersebut meliputi jenis
tanah, warna dan hal lainnya yang dipandang perlu. Tentukan kadar air aslinya.

5. Pelaporan

6. Hitung nilai “N” untuk setiap pengujian dan buat profil nilai N terhadap kedalaman.

7. Bandingkan nilai N dengan parameter tanah lainnya antara lain seperti pada tabel 1 dan
tabel 2 di atas, dan laporkan hasilnya.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 47


katrol

Hammer 63,5 kg

Tali pengangkat

Kaki tiga (tripot)


5m

anvil
75 cm

Mesin bor

katrol

casing

Batang bor

Lubang bor

Split barrel

(tabung belah)

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 48


Pengujian SPT

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 49


VI. PERCOBAAN TRIAKSIAL
. (Triaxial Compression Test)

A. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan parameter kekuatan geser tanah (c dan  ), baik pada kondisi tegangan
total maupun kondisi tegangan efektif.

B. Dasar Teori
.Definisi :

 Triaksial compression adalah kompressi aksial pada benda uji yang tersekap oleh tekanan
lateral tetap (  ) sekelilingnya. 1
3

3
 Principal Plane ( bidang-bidang utama ) adalah 3 bidang yang
tegak lurus satu sama lain yang menerima tegangan normal 2
() tetapi tegangan geser nol (=0).
1
 Principal Stress ( tegangan-tegangan utama ) adalah tegangan
normal yang bekerja pada bidang-bidang utama. 3

 Major Principal Stress (1 ) adalah tegangan utama terbesar


pada bidang utama.

 Minor Principal Stress (3 ) adalah tegangan utama terkecil


pada bidang utama.

Dari teori Kuat Geser Tanah yang telah dibahas sebelumnya, kriteria keruntuhan Mohr-
Coulomb dan lingkaran Mohr digunakan untuk menurunkan hubungan antara 1, 3 dengan
parameter kuat geser “c” dan “" sebagai berikut :

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 50


d = 1 – 3



1   3
        
2
 c 3 1 

1   3
c cot.  
2

Gambar Tri – 1. Lingkaran Mohr

Hubungan antara 1, 3 dengan “c” dan “" sebagai berikut :

   
 1   3 tan 2  45 O    2c tan  45 O  
 2  2

Dari persamaan ini, parameter kuat geser geser “c” dan “" secara teoritis dapat ditentukan
apabila terdapat minimal 2 variasi 1 dan 3 yang berbeda. Dengan kata lain minimal ada dua
lingkaran Mohr untuk contoh tanah yang sama. Dalam praktek, dibuat 3 variasi untuk
memperoleh ketelitian yang lebih baik.
Penentuan parameter “c” dan “" dari tiga variasi data dapat dilakukan baik secara grafis
maupun secara analitis. Cara grafis sebagai berikut :

  

Tes 2 Tes 3
Tes 1

c 

Gambar Tri – 2. Penentuan Parameter c dan 

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 51


Tiga pasangan data 1 dan 3 yang berbeda digambarkan lingkaran Mohr-nya. Tarik garis
singgung pada ketiga lingkaran Mohr . Ordinat titik potong dengan sumbu vertikal adalah
kohesi “c” dan kemiringannya adalah sudut geser dalam “”
Kondisi tegangan pada awal dan akhir pengujian

d
3
3

3 Ud 3
3 Uo=0 3

3
3
d

Kondisi awal Kondisi saat runtuh


Hanya tekanan sel Tegangan deviator d mencapai maksimum
Yang bekerja (Terbaca pada dial beban)
1 = 3 1 = d + 3

Gambar Tri – 3.
C. Alat yang Digunakan
1) Cetakan benda uji, pisau/kawat pemotong, cetakan belah (split mould ), extruder
2) Membran karet, pemasang membran (membrane stretcher), gelang karet (rubber O ring),
pemasang cincin (O-ring stretcher), batu pori.
3) Mesin tekan (compression machine), dilengkapi pengontrol regangan, dial regangan dan
dial beban pada proving ring
4) Sel triaksial dilengkapi adapter ( top cup dan base pedestal ) untuk diameter benda uji
yang bervariasi.
5) Pengukur tekanan air pori (Pore Pressure apparatus)
6) Constant pressure (water-oil system atau air-water system), dilengkapi manometer.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 52


7) Pompa vakum pengisap udara, stop watch.
8) Reservoir untuk deairing water (air bebas udara).
9) Timbangan dengan ketelitian minimal 0,1 gr
10) Laboratory oven, dilengkapi pengatur suhu 110+5o C.

D. Persiapan benda uji


Untuk contoh asli ( tanah cohessive ).
1) Keluarkan contoh tanah dari tabung contoh dengan menggunakan dongkrak. Hati-hati agar
tanah tidak mengalami gangguan terhadap kondisi aslinya.

2) Cetak benda uji dengan cetakan contoh, dan ratakan kedua ujungnya dengan pisau
pemotong. Tinggi contoh minimal = 2 x diameter contoh.

3) Timbang benda uji, dengan ketelitian 0,1 gr.

4) Ukur diameter dan tinggi benda uji, guakan caliper vernier ( mistar geser)

Untuk contoh buatan ( tanah cohessive ).


1) Benda uji dapat dicetak dari benda uji bekas atau contoh yang sudah terganggu.

2) Contoh tanah diremas dalam kantong plastik agar kadar airnya tidak berubah. Bila kadar
airnya rendah, tambahkan air sampai kadar airnya sama dengan contoh asli.

3) Padatkan contoh dalam cetakan sedemikian agar diperoleh kepadatan yang diinginkan.

4) Timbang benda uji, dengan ketelitian 0,1 gr.

5) Ukur diameter dan tinggi benda uji guakan caliper vernier ( mistar geser)

Untuk contoh tanah non cohessive (pasir).


Langsung dicetak dalam sel triaksial ( lihat point 5. Pemasangan benda uji berikut ini)

E. Pemasangan benda uji


Untuk benda uji tanah cohessive ( lihat gambar sel triaksial )

1) Rendam batu pori sampai jenuh. Bila perlu, gunakan pompa vakum.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 53


2) Isi reservoar dengan deairing water ( air yang telah divakum).
3) Jalankan sistem tekanan air sampai semua selang terisi penuh dengan air.
4) Pasang batu pori pada pelat dasar (base pedestal ) dan jalankan air sampai keluar pada batu
pori melalui katup 4.
5) Letakkan benda uji diatas batu pori tadi.
6) Pasang membran karet dengan menggunakan alat pemasang membran (membrane
stretcher), sambil mengisap selangnya untuk mengembangkan membran.
7) Pasang pengikat O-ring pada pelat dasar dengan menggunakan alat pemasang O-ring (O-
ring stretcher )
8) Pasang batu pori dan penutup (top cup) pada tepi atas benda uji, kemudian atur posisinya
dalam membran karet
9) Pada O-ring atas untuk mengikat membran karet pada penutup (top cup).
10) Pasang badan sel (cell body) dengan hati-hati, jangan sampai menyentuk benda uji dan
selang drainase, kencangkan semua boutnya jangan sampai bocor.
11) Tutup katup 3, 4 dan buka katup 1, 2. Jalankan sistem tekanan air sehingga air masuk ke
sel melalui katup 2. Bisa juga diisi melalui katup 1, menggunakan selang yang
dihubungkan ke tanki de-airing water. Isi sel sampai air meluap keluar pada katup 1 (tidak
boleh ada udara tertinggal dalam sel).
12) Tutup katup 2 kemudian tutup katup 1.
13) Atur posisi piston penekan dan dial penurunan.

Untuk benda uji tanah non cohessive ( pasir)

1) Rendam batu pori sampai jenuh


2) Isi reservoar dengan deairing water ( air yang telah divakum).
3) Jalankan sistem tekanan air sampai semua selang terisi penuh dengan air.
4) Pasang batu pori pada base pedestal dan jalankan air sampai keluar pada batu pori, melalui
katup 4 .
5) Pasang membran karet dan ikat dengan O-ring pada base pedestal.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 54


6) Pasang cetakan belah (split mould) pada base dan lekatkan membran karet pada sisi
sebelah dalam dari cetakan.
7) Rapihkan posisi cetakan dan membran, kemudian masukkan contoh pasir yang telah
ditimbang sebelumnya. Padatkan sesuai dengan kepadatan yang dininginkan,
menggunakan tongkat pemadat.
8) Pasang batu pori dan penutup (top cup) pada tepi atas benda uji, kemudian atur posisinya
dalam membran karet
9) Pasang O-ring atas untuk mengikat membran karet pada penutup (top cup).
10) Lepaskan split mould dengan hati-hati agar benda uji tidak terganggu.
11) Pasang badan sel (cell body) dengan hati-hati, jangan sampai menyentuk benda uji dan
selang drainase, kencangkan semua boutnya jangan sampai bocor.
12) Tutup katup 3, 4 dan buka katup 1, 2. Jalankan sistem tekanan air sehingga air masuk ke
sel melalui katup 2. Bisa juga diisi melalui katup 1, menggunakan selang yang
dihubungkan ke tanki de-airing water. Isi sel sampai air meluap keluar pada katup 1 (tidak
boleh ada udara tertinggal dalam sel).
13) Tutup katup 2 kemudian tutup katup 1.
14) Atur posisi piston penekan dan dial penurunan.

F. Prosedur Percobaan

6.1. Unconsolidated Undrained test ( UU-test )

Perhatikan gambar Tri - 4

1) Katup 1, 3 dan 4 harus tetap tertutup rapat. Jalankan unit pemberi tekanan dan buka
perlahan-lahan katup 2. Biarkan tekanan air dalam sel (cell pressure) berangsur naik dan
amati tekanan sel pada manometer. Setelah mencapai tekanan yang diinginkan (3),
pertahankan sumber tekanan agar pembacaan tekanan pada manometer konstan.

2) Atur posisi piston penekan sehingga tepat dudukannya diatas top cup.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 55


3) Atur dudukan dial gauge penurunan, dan dial gauge beban pada angka nol ( 0 ) kemudian
catat sebagai posisi awal ( titik nol).

4) Tentukan pembacaan dial gauge penurunan yang bersesuaian dengan regangan aksial
0.5%, 1%, 2% dst dengan rumus :

0,01. a. LO
Bacaan dial 
ketelitian  dial
Dimana : a = regangan dalam % (o,5% ; 1% , 2% dst )
Lo = tinggi benda uji awal
Ketelitian dial = panjang per skala bacaan. ( mis: 0,01 mm / div )
5) Jalankan mesin tekan dengan kecepatan tetap. Baca dial beban pada proving ring untuk
regangan aksial 0.5%, 1%, 2%, 3% dst.
6) Lakukan pembacaan sampai dial beban mencapai maksimum dan mulai turun kembali atau
sampai regangan mencapai maksimum 20%.
7) Gambarkan skets pola keruntuhan yang terjadi pada benda uji
8) Tutup kembali katup 2. Setelah itu perlahan-lahan buka katup 1, keluarkan air dari sel dan
buka baut penguncinya. Keluarkan benda uji, ditimbang dan dioven selama 24 jam. Setelah
kering, timbang untuk mendapatkan berat keringnya.

Lakukan Prosedur 4, 5 dan 6.1 diatas untuk variasi tekanan sel 3 yang lainnya

Variasi tekanan sel (3 ) misalnya berturut-turut : 1,0 ; 2.0 dan 3.0 Kpa

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 56


Gambar Tri – 4
Sel Triaksial ,
Sumber ; Das, B.M., Principles of Geotechnical Engineering

Gambar Tri – 5 ( Sumber : Brosur alat )

a. Pelat dasar Base pedestal base adapter )


b. Top cup dan selang drain
c. batu pori
d. Membran karet
e. Gelang karet ( rubber O-ring )
f. Pemasang membran (Membrane stretcher )
g. Cetakan belah (Split former)

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 57


Gambar Tri – 6
Posisi sel konsolidasi dalam mesin tekan (multi speed)_
Sumber : Head K.H., Manual of Soil Laboratory Testing

Gambar Tri – 6 Mesin Tekan


Sumber : Head K.H., Manual of Soil Laboratory Testing

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 58


VII. VANE SHEAR TEST

1. Kegunaan Alat
Untuk mengukur kuat geser undrained (cu) tanah kohesif jenuh, khususnya lempung lembek,
baik di laboratorium, maupun di lapangan.

2. Teori
Peralatan vane shear terdiri dari 4 baling-baling pada ujung batang.Vane ditekan kedalam
permukaan tanah di dalam lubang bor tanpa merusak tanah. Momen torsi diberikan pada kepala
alat untuk memutar vane. Beban ini dinaikkan secara perlahan-lahan hingga terjadi keruntuhan
(failure) dalam silinder tanah yang mengelilingi vane. Tinggi silinder tanah H dan diameternya
D.
Nilai momen torsi maksimum “T” yang menyebabkan keruntuhan adalah jumlah momen
tahanan pada sebelah atas MT dan sebelah bawah MB dari silinder tanah , ditambah dengan
momen tahanan “Ms” pada sisi silinder. Jadi :

T = MT + MB + Ms
Dimana
2
D D 2 D
M  DH cu MT  M B  cu
s 2 4 3 2
Dianggap bahwa kuat geser undrained terdistribusi merata pada kedua ujung silinder (lihat
Carlson, 1948). Jadi :

   2 D 2 
T   .cu  
D 2 D
 DH  4 2
 2
 3


Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 59


T
cu  .
 D2H D3 
  
 2 12 
 

3. Peralatan
Peralatan terdiri dari : H
1. Kepala + penutup plastik
2. Vane ukuran 19 mm dan 33 mm D
3. Sepasang kunci pas
4. Batang penyambung

4. Cara Melakukan Percobaan ( Khusus untuk tipe Hand Vane Test )


1. Pasang satu vane yang diinginkan, kencangkan secukupnya dengan selalu menggunakan
sepasang kunci pas. Untuk lempung yang sangat lembek, gunakan vane ukuran besar, dan
sebaliknya.
2. Untuk pengujian didalam lubang, vane dapat disambung/dipanjangkan dengan batang
penyambung (extension rod )
3. Buka tutup plastik dan posisikan jarum penunjuk pada angka “nol” dengan menggesernya
searah jarum jam, kemudian tutup kembali. Alat siap digunakan.
4. Tekan ujung vane kedalam kedalam tanah lempung yang akan diuji hingga kedalaman +
7 – 8 cm untuk vane.
5. Putarlah kepala alat dengan satu tangan searah jarum jam dengan kecepatan +1 putaran per
menit. Ketika sampel sudah tergeser ( failure), jarum penunjuk (pointer) tetap ditempatnya.
6. Penunjukan pointer pada skala dibaca berdasarkan ukuran vane yang digunakan. Nilai ini
langsung menunjukkan besarnya kuat geser tanah.
7. Ulangi prosedur di atas untuk pengujian selanjutnya.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 60


5. Perhitungan

Oleh karena alat dibuat sedemikian sehingga nilai kuat geser tanah langsung terbaca
pada skala pembacaan, dengan demikian tidak diperlukan lagi perhitungan khusus.
Nilai yang terbaca pada skala adalah besarnya kekuatan geser maksimum tanah
tersebut .Apabila jenis tanah yang diuji merupakan tanah kohesif jenuh air maka pembacaan
kuat geser tanah langsung menunjukkan besaran kohesi undrained cu.

6. Perawatan
1. Setelah pengujian selesai seluruhnya, bersihkan alat dengan menggunakan lap basah untuk
mengeluarkan abu dan lumpur yang menempel.
2. Sewaktu memasang dan membuka vane atau batang penyambung, gunakan selalu dua
kunci pas untuk menghindari .tertariknya pegas yang akan menyebabkan penurunan
ketelitian alat.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 61


Contoh tanah yang diuji di
laboratorium

Skala pembacaan :
 Skala pada lingkaran luar
untuk vane ukuran kecil (
diameter 19 mm )
 Lingkaran dalam untuk vane
ukuran besar ( diameter 33 mm
)

Bentuk vane

Cover Vane

Kunci

Gambar Alat tipe Hand Vane Test


Sumber : Katalog Alat merek Control

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 62

Anda mungkin juga menyukai