MODUL Mentan II
MODUL Mentan II
Kotak
persnel
rant
mano Kep
ala
19
eng
700 700
Jangkar
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
LAB MEKANIKA TANAH
DAFTAR ISI
1. Mahasiswa yang akan mengikuti praktikum ( praktikan), wajib hadir 30 menit sebelum
praktikum dimulai.
2. Mahasiswa Yang terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti praktikum
3. Mahasiswa yang 3 kali tidak hadir praktikum dianggap batal,bisa mengikuti praktikum
tahun berikutnya
4. Dilarang membawa tas dan jaket kedalam ruangan praktikum. Simpanlah tas dan jaket
anda pada meja penitipan barang.
5. Dilarang makan,minum dan merokok selama praktikum
6. Berpakain rapi,menggunakan sepatu selama praktikum dan tidak menggunakan kaos
oblong selama praktikum
7. Pelajari terlabih dahulu petunjuk percobaan sebelum melakukan praktikum. pahami
besaran/parameter yang akan diukur dan alat ukur yang akan digunakan.
8. Setiap kelompok praktikan wajib mengisi dan menandatangani BON ALAT yang telah
disediakan untuk setiap percobaan.
9. Jangan sekali-kali menggunakan alat sebelum menbaca dan menguasai manual
pengoperasian alat. Jika hal ini diabaikan, dapat mengakibatkan kerusakan alat bahkan bisa
mendatangkan kecelakaan. UTAMAKAN KESELAMATAN KERJA. Kenakan alat
pengaman yang sesuai sebelum mengoperasikan alat.
10. Praktikan bertanggung jawab penuh terhadap peralatan yang digunakan dalam setiap
percobaan.
11. Hati-hati menggunakan alat. Jika terjadi kerusakan/kehilangan alat yang ada dalam
tanggung jawab Praktikan, maka mahasiswa yang bersangkutan wajib menggantinya
dengan alat yang sama spesifikasi dan sama kualitasnya, dalam waktu paling lama 1 (satu)
bulan. Jika dalam tenggang waktu tersebut tidak dapat mengganti alat yang rusak/hilang,
akan dikenakan sangsi akademik sesuai dengan aturan akademik yang berlaku.
12. Jika ada keraguan dalam mengoperasikan alat, praktikan wajib meminta bantuan kepada
asisten atau laboran yang bertugas.
13. Segera setelah selesai melakukan percobaan, semua alat harus dibersihkan dan
dikembalikan ke tempat penyimpanan alat. Setelah itu, baru dapat mengambil kembali bon
alat.
1 N adalah gaya yang dikerjakan pada suatu massa sebesar 1 kilogram, yang menghasilkan
percepatan sebesar 1 meter per detik kuadrat.
1 N = 1 kg m/s2
1 kg f = 9.807 N
1 N = 101.97 gram f
1 Pa = 1 N/m2
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit
PELAPORAN
1. Data pengamatan diisi pada format data yang telah disediakan, dibuat dalam 2 (dua)
rangkap. Satu rangkap diserahkan kepada asisten atau laboran yang bertugas, segera setelah
malakukan pengamatan.
2. Setelah pengamatan/pengukuran selesai, kolom isian lainnya pada format data atau grafik
segera dihitung dan dibuat di laboratorium, ditulis dengan tangan. Jika ada kesulitan dalam
menghitung dan membuat grafik, konsultasikan dengan asisten atau dosen pembimbing.
3. Laporan lengkap ditulis dengan tangan, untuk setiap percobaan dapat dibuat dirumah dan
diasistensi dalam waktu paling lama 1 (satu) minggu setelah percobaan. Setiap
keterlambatan asistensi, akan mendapat pengurangan nilai. Asistensi dilakukan oleh
asisten.
4. Laporan yang telah disetujui oleh dosen yang bersangkutan, selanjutnya diketik dengan
rapih. Laporan akhir yang mencakup seluruh percobaan, harus masuk paling lambat 2
minggu sebelum ujian final dilaksanakan. Setiap hari keterlambatan akan mendapatkan
pengurangan nilai.
5. Format Laporan adalah sebagai berikut :
Lembaran Pengesahan
Daftar Isi
Laporan untuk Setiap Item Percobaan mencakup :
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Landasan Teori
IV. Persiapan ( Benda Uji dan atau Peralatan)
V. Peralatan yang Digunakan
1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (hambatan konus) dan hambatan lekat
tanah.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas.
Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang.
2. RingkasanTeori
Alat penetrasi sondir adalah suatu alat untuk mengukur perlawanan tanah terhadap ujung
penetrometer yang ditekan secara perlahan-lahan kedalam tanah. Oleh karena kecepatan
penetrasinya kecil, alat ini disebut penetrometer statik.
Di indonesia alat sondir lasim dikenal dengan nama Dutch Cone Penetrometer atau Dutch
deep sounding apparatus atau Penetrasi Statik Belanda.
Ujung penetrometer berbentuk kerucut ( konus ) dihubungkan pada rangkaian pipa sondir
(casing luar) dan batang dalam yang ditekan kedalam tanah dengan menggunakan dongkrak
yang terpasang pada rangka sondir yang dijangkar pada permukaan tanah.
Ada dua tipe ujung penetrometer yaitu :
Tipe standar (mantle cons), mengukur perlawanan ujung atau hambatan konus ( kg/cm2 )
Tipe yang dapat mengukur lekatan kulit dengan friction sleeve (adhesion jacket) selain
perlawanan ujung (bikonus)
Ujung konus berbentuk kerucut dengan sudut puncak 60o dengan luas penampang 10 cm2.
Hambatan konus diukur dengan menekan rangkaian batang dalam yang akan menekan ujung
konus tetapi rangkaian pipa sondir ( casing) tetap diam. Nilai hambatan konus (HK) dibaca
pada manometer (pressure gauge). Hambatan konus adalah besarnya tekanan yang dibutuhkan
untuk menekan konus seluas 10 cm2, dinyatakan dalam kg/cm2. Setelah pengukuran
dilakukan, rangkaian pipa sondir (casing) ditekan sampai mencapai kedalaman yang akan
diukur berikutnya. Batang dalam serta konus secara otomatis akan ikut turun bersama dengan
1. Mesin sondir
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, panjang masing-masing 1 meter.
3. Manometer masing – masing 2 buah dengan kapasitas :
a. 0 s / d 60 kg / cm2 untuk tanah lunak
b. 0 s / d 250 kg / cm2 untuk tanah keras
4. Dua buah patent konus dan bikonus.
5. Satu set angker.
6. Kunci–kunci pipa, alat pembersih, oli hidrolik ( castrol oli, SAE 10 ) dll.
1. Bersikan dan ratakan lokasi titik sondir, kemudian pasang anker 4 buah dengan posisi
simetri.
2. Aturlah agar mesin sondir berdiri vertikal ditempat yang akan diperiksa. Pasang gelagar
penahan dan pasang baut pengunci pada anker yang telah tertanam dalam tanah.
3. Isi bak oli dengan minyak hidrolik sampai penuh. Bak harus bebas dari gelembung udara.
Pasang manometer, dan periksa apakah berfungsi dengan baik. Gunakan batang dalam
yang didudukkan di atas pelat alas untuk memeriksa fungsi manometer.
4. Pasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung pipa sondir pertama.
5. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
6. Putar engkol untuk menekan pipa sondir sehingga konus atau bikonus mencapai kedalaman
tertentu, (setiap tahap penekanan, 20 cm.)
7. Tarik handel pembebas dan aturlah batang dalam sehingga tepat menumpu pada kepala
penekan hidrolik.
8. Tekanlah batang.dalam untuk melakukan pengukuran.
1) Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi ini pertama–tama akan menggerakkan
ujung konus kebawah sedalam 4 cm dan bacalah manometer sebagai perlawanan ujung
= hambatan konus HK ( Perlawanan Penetrasi Konus ).
2) Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung (friction sleeve)
kebawah sedalam 8 cm. Bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan
hambatan (JH) yaitu hambatan konus ( HK ) dan hambatan lekat ( HL ).
3) Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
pembacaan pertama (HK).
9. Masukkan handel penekan dan tekanlah pipa sondir bersama batang dalam sampai
kedalaman berikutnya yang akan diukur.
10. Lakukan pengukuran seperti sebelumnya.
5. Perhitungan
HL = ( JH – HK ) kg/cm2
2. Hambatan lekat setiap 20 cm dalam
A
HL 20 JH HK . kg/cm
B
A = Tahap pembacaan tiap 20 cm.
B = Faktor alat atau luas konus / luas torak = 10
3. Jumlah hambatan lekat
HL
HS
10
5. Buat grafik :
rantai
manomet Kepala
penek
1900
engk
700 700
Gambar Konus
Jangkar
Sambungan
ke pipa sondir
Friction sleeve
Untuk
4 cm
8 cm
konus
Gambar Bikonus
A. Tujuan Percobaan
a. Untuk mempelajari karakteristik konsolidasi tanah jenuh air akibat perubahan tegangan
vertikal meliputi :
perubahan isi ( kompressibilitas atau penurunan) selama proses keluarnya air dari
dalam pori-pori tanah
Kecepatan penurunan dan lamanya waktu berlangsungnya penurunan
b. Untuk menentukan parameter konsolidasi Terzaghi yaitu Indeks pemampatan Cc, indeks
pemuaian Cs dan koefisien konsolidasi Cv.
B. Teori Dasar
Konsolidasi : Proses pengecilan volume (penurunan) secara perlahan-lahan pada tanah jenuh
dengan permeabilitas rendah akibat keluarnya sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung
sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan (akibat
membangun gedung) telah benar-benar hilang. Proses ini merupakan fungsi dari waktu.
Umumnya konsolidasi berlangsung dalam satu arah (vertikal) karena lapisan yang terkena
tambahan beban itu tidak dapat bergerak ke arah mendatar (ditahan oleh tanah sekelilingnya).
Lihat Gambar berikut :
pasir
Tambahan beban
Drainase (tergantung k )
Pegas (mewakili
Lempung jenuh kerangka tanah)
Batuan
Gambar 1
Pengaliran air juga akan berjalan terutama dalam arah vertikal saja. Hal demikian disebut
konsolidasi satu dimensi (One Dimensinal Consolidation). Perhitungan konsolidasi hampir
Besarnya penurunan konsolidasi serta waktu yang diperlukan untuk proses ini dapat
diperkirakan dengan memakai teori Terzaghi (1923). Parameter konsolidasi Terzaghi adalah
Indeks pemampatan (Compression Index Cc ), indeks pemuaian Cs dan koefisien konsolidasi
(Coefficient of consolidated Cv),
H
Ho
H
a b c d e
u = 0 P =uo P = uo P =P’+u P = P’
u=0
Gambar 2
P = P’ + u
b. Tambahan tegangan P bekerja , kelebihan tekanan air pori naik secara tiba2 sebesar u
= P. Pegas belum memikul beban (belum terjadi penurunan).
c. Lubang drainase terbuka, air keluar dan kelebihan u mulai berkurang.
d. Pertengahan proses konsolidasi. kelebihan u berkurang, dengan hubungan P = P’ + u.
Pegas memikul beban sebesar P’, penurunan sudah terjadi.
U c .t
f v2 ,
100 h
merupakan besaran tak berdimensi, dan disebut faktor waktu Tv, dimana :
c v .t
Tv (k-2)
h2
Tv untuk berbagai derajat konsolidasi adalah sbb :
U% Tv
0 0.000
30 0.071
50 0.196
70 0.403
90 0.848
100
Jadi dengan mengukur t dan h, parameter cv dapat dihitung dari persamaan (k-2).
Penentuan Cc dan Cs
Cc dan Cs ditentukan dari kurva hubungan angka pori “e” terhadap tekanan ( lihat gambar k-
3 berikut ).
Angka pori, e
0.60
Cc
e
0.55
unloading
Cs
e1
0.50
0.1 1.0 10.0
2
Tekanan (kg/cm )
p p
Gambar 3
Cc adalah kemiringan bagian lurus kurva pemampatan (loading) dan Cs adalah kemiringan
kurva pengembangan (unloading).
e
CC
p p
log
p
dimana e = perubahan angka pori dari e menjadi e1 akibat peningkatan tekanan dari p
menjadi p+p.
Tarik garis lurus yang menghubungkan bagian lurus kurva, memotong sumbu mendatar
pada absis “a”.
Tarik garis lurus kedua dari titik awal yang sama dengan garis tadi sedemikian sehingga
memotong sumbu mendatar pada absis “1.15a ”.
Tentukan t90 pada perpotongan garis lurus kedua dengan kurva. (t90 adalah waktu untuk
mencapai 90% konsolidasi).
t 90
Penurunan ( x 10-3 cm) 10
20
30
40
50
a
1 ,1 5 a
Gambar 4
Batu
pori
Cincin
contoh contoh
Gambar 5
Sel konsolidasi
4. Persiapan Sampel.
1. Keluarkan contoh tanah dari tabung dengan menggunakan dongkrak, sampai muncul +2
cm kemudian diratakan dengan kawat/pisau pemotong.
2. Timbang cincin cetak dan pasang dengan bagian tajam menghadap ke permukaan contoh
tanah. Dorong tanah masuk kedalam cincin cetak hingga tanah sedikit keluar.
3. Ratakan contoh pada kedua ujung cincin cetak dengan kawat pemotong, sehingga contoh
tanah tingginya tepat 2 cm. Timbang cincin + contoh tanah.
4. Pasang batu pori bawah pada sel konsolidasi kemudian letakkan cincin yang telah berisi
contoh tanah diatasnya. Selanjutnya pasang batu pori atas diikuti plat penutup.
5. Sel konsolidasi diberi air suling hingga contoh tanah terendam dan didiamkan selama 24
jam, untuk menjamin kejenuhannya.
6. Perhitungan.
1. Buat grafik antara pembacaan ( dial reading ) terhadap t (Bisa juga dial reading terhadap
log t). Tentukan t90 dari kurva tersebut.
0,848.H dr2
cv
t90
cv = koefisisen konsolidasi
0.65
0.64 Po = ………
0.63
cc = ………
0.61
0.60
Angka pori, e
0.59
0.58
0.56
0.55
0.54
0.53
0.51
0.50
0.55
0.53
0.50
0.1 1.0 10.0
2
Tekanan (kg/cm )
Akar - t (min)
0 1 2 3 4 5 6
0
P =… kg/cm2
5 t ......
90
t ......
90
10
Penurunan ( x 10 -3 cm)
15
20
25
30
35
40
A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser () dari tanah.
Parameter ini dipakai untuk menghitung daya dukung dan tegangan tanah.
B. Dasar Teori
Kekuatan geser adalah daya tahan tanah terhadap depormasi yang dakibatkan oleh
pergerakan partikel tanah akibat tegangan geser. Keruntuhan geser dalam tanah adalah akibat
gerakan relative antara butiran-butiran dan bukan akibat kehancuran butir tanah.
Teori tentang kuat geser tanah telah dibahas pada bagian sebelumnya. Dari
pembahasan tersebut, ditinjau kembali kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb yang dinyatakan
dalam persamaan :
= c + tan
Dari persamaan ini, parameter c dan dapat diketahui apabila ada minimal dua variasi
kombinasi yang berbeda antara tegangan geser dan tegangan normal . Berdasarkan hal ini
maka kekuatan geser dapat diukur secara langsung. Percobaan geser langsung dirancang
dengan jalan memberikan tegangan normal konstan () kemudian mengerjakan tegangan
geser sampai runtuh (f ). Dari data dan f yang diketahui (diukur) ini, dibuat grafik
hubungan keduanya untuk menentukan parameter c dan Jumlah variasi tegangan dibuat
minimal 3 .
Kerjakan tegangan geser secara perlahan-lahan sampai mencapai tegangan geser ekstrim (
maksimum).
Buat kurva hubungan tegangan geser terhadap regangan geser.
Dari kurva tersebut, tentukan nilai tegangan geser maksimum, f.
0,10
Pergeseran (mm)
Cincin uji, dua keping (atas dan bawah). Bagian atas dapat bergeser terhadap bagian
bawah.
5. Stop watch
D. Persiapan Sampel.
2. Cetak benda uji dengan cincin cetak, dan ratakan kedua ujungnya dengan pisau pemotong.
4. Pasang batu pori pada dasar shear box, dan letakkan cincin uji yang sudah berisi contoh
tanah di atasnya. Pasang batu pori yang kedua diatasnya.
2. Timbang contoh secukupnya dan masukkan kedalam cincin uji sedemikian supaya tercapai
kepadatan yang diinginkan. Bila perlu, gunakan penggetar untuk memadatkan.
E. Prosedur Percobaan.
1. Dudukkan alat pembeban tepat diatas pelat penumpu. Atur dial gauge penurunan dan
pergeseran pada titik nol, kemudian baca dan catat sebagai posisi awal. Atur dial proving
ring pada titik nol dan catat sebagai posisi awal.
2. Isi shear box dengan air suling sampai penuh Pasang beban normal “P” variasi pertama (
misalnya yang memberikan tekanan 3 kg/cm2 ) pada sampel tanah
4. Kerjakan beban geser dengan memutar stang penggeser ( atau tekan saklar “on” untuk alat
yang dijalankan motor listrik). Baca dial beban geser (pada proving ring) dan dial
pergeseran setiap 60 mm
5. Kecepatan penggeseran diambil = 0,1 d / 50.t50. dimana d = diameter contoh dan t50 adalah
waktu untuk mencapai 50% konsolidasi. Lakukan penggereran sampai beban geser konstan
(maksimum)
6. Kerjakan persiapan sampel dan prosedur 1s/d. 5 diatas untuk tes dengan variasi beban
normal berikutnya (minimal 3 variasi beban normal).
6. Perhitungan.
Pv
A
2. Hitung gaya geser Ph dengan jalan mengalikan pembacaan dial proving ring dengan angka
kalibrasi proving ring. Hitung tegangan geser dengan jalan membagi gaya geser dengan
luas bidang geser, A
Ph Ph max
dan f
A A
= tegangan geser; = tegangan geser saat runtuh ( maksimum)
3. Buat grafik hubungan tegangan geser dengan regangan geser dan tentukan tegangan geser
maksimumnya , f
4. Buat grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan geser maksimum max.
5. Hubungkan ketiga titik yang diperoleh dengan garis lurus ( garis regresi linier ) yang
memotong sumbu vertikal. Ordinat titik potong ini adalah harga kohesi c dan
kemiringannya adalah sudut geser dalam tanah.
Batu
pori
Shear Benda
box uji
Beban
geser
Dial penurunan
Shear box
Proving ring
A. Tujuan Percobaan
Menentukan kekuatan tekan bebas tanah kohesif (lempung, lanau), asli maupun buatan.
Menentukan konsistensi dan sensitivitas dari contoh tanah, disamping untuk mendapatkan
kekuatan geser tak terdrainase ( undrained shear strength ), cU.
B. RingkasanTeori
Definisi :
Kuat tekan bebas ( qu ) adalah kekuatan tekan maksimum (saat runtuh) pada contoh yang
dibebani tekanan bebas ( tanpa kekangan 3 ). Untuk lempung jenuh (=0), kuat tekan
bebas qU = 2 cU.
Sensitivitas adalah ratio antara kuat tekan bebas contoh asli terhadap kuat tekan bebas
contoh buatan pada berat isi yang sama.
Dari teori Kuat Geser Tanah sebelumnya, diagram lingkaran Mohr untuk kondisi tekan
bebas (3 = 0 ), adalah sebagai berikut
3
3
3
Tegangan, (kg/cm 2 )
2
2 qu
2
2
1
c u = ½ qu
1
1
O
1
3 =01= qU 0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan Axial, (%)
(a)
1= qU
3 =0
(b) (c)
D. Persiapan Sampel.
Untuk contoh asli.
a. Keluarkan contoh tanah dari tabung contoh dengan menggunakan dongkrak. Hati-hati agar
tanah tidak mengalami gangguan terhadap kondisi aslinya.
b. Cetak benda uji dengan cetakan contoh, dan ratakan kedua ujungnya dengan pisau
pemotong. Tinggi contoh minimal = 2 x diameter contoh.
c. Untuk cetakan berdiameter 3,3 cm, ukuran butiran maksimum yang terkandung dalam
contoh tanah adalah sebesar 0,1 x diameter benda uji, sedangkan untuk cetakan 6,8 cm,
ukuran butir maksimum adalah 1/6 x diameter cetakan. Penyimpangan dalam hal ini harus
ditulis dalam laporan.
d. Timbang benda uji.
E. Prosedur Percobaan.
1. Pasang contoh yang telah dicetak diatas pelat dasar (base plate ) pada alat unconfined.
2. Atur pelat atas (top plate) sampai tepat menyentuh tepi atas contoh. Atur dial gauge
penurunan, dan dial gauge beban ( proving ring ) pada angka nol ( 0 ) kemudian catat
sebagai posisi awal ( titik nol).
3. Tentukan pembacaan dial gauge penurunan yang bersesuaian dengan regangan aksial
0.5%, 1%, 2% dst dengan rumus :
L
a x100 = 0.5%, 1%, 2% dst.
LO
a
L .LO
100
Dimana : L0 = tinggi benda uji mula-mula
L = penurunan benda uji
= regangan aksial ( % )
Pembacaan dial gauge penurunan ditentukan sbb. :
L dial . penurunan .x.ketelitian .dial
L
dial. penurunan
ketelitian.dial
Nilai dial penurunan dihitung untuk setiap nilai regangan aksial berturut-turut a = 0,5%,
1%, 2%, 3% dst sampai 20%.
6. Perhitungan.
1. Hitung beban normal Pv dengan jalan mengalikan pembacaan dial beban dengan angka
kalibrasi proving ring.
2. Hitung tegangan normal dengan jalan membagi beban normal dengan luas bidang
penampang benda uji, A.
Pv
A
AO
dimana A
1a
“A” adalah luas penampang benda uji rata-rata pada regangan tertentu, AO adalah luas
benda uji awal, dan a adalah regangan aksial.
3. Gambarkan kurva hubungan tegangan aksial terhadap regangan aksial a seperti pada
gambar (c) di atas, dan tentukan nilai kuat tekan bebas qu dari kurva tersebut.
4. Bila benda uji jenuh, hitung parameter kuat geser undrained dengan rumus :
cu = ½ qu
u = 0.
Konsistensi Tanah
Lunak (soft) 20 – 40
Sedang (firm) 50 – 75
1 insensitive
4–8 Sensitive
8 – 16 Extra sensitive
> 16 Quick
1. Tujuan Percobaan
Untuk menghitung nilai “N” SPT yaitu jumlah tumbukan yang diperlukan untuk
mempenetrasi tabung belah ( Split Barrel ) sedalam 12 inci pada suatu lapisan tanah.
Untuk mengevaluasi kekuatan tanah dan sifat tanah secara empiris, dikaitkan dengan nilai
“N ” SPT.
2. Dasar Teori
Alat uji penetrasi standar (standard penetration test, SPT) adalah suatu alat untuk mengukur
perlawanan tanah terhadap split barrel (split spoon) yang ditumbuk kedalam tanah dengan
menggunakan alat penumbuk seberat 63,5 kg (140 pound) yang dijatuhkan dari ketinggian 75
cm (30 inci). Oleh karena penetrasinya diakibatkan oleh tumbukan, alat ini tergolong
penetrometer dinamik..
Alat SPT adalah alat percobaan dinamis yang berasal dari Amerika Serikat. Uji SPT dilakukan
berpasangan dengan pemboran tanah, dimana pengujian dilakukan pada dasar lubang bor.
Split barrel sampler adalah sebuah tabung terbelah dua (kembar) dengan diameter luar 2 inci
(5,08 cm), diameter dalam 1,5 inci (3,81 cm) dan panjang 18 inci (45,7 cm). Kedua belah
tabung dipertemukan membentuk satu tabung utuh, dan disatukan dengan sepatu pipa yang
terbuat dari logam keras, pada ujung bawah. Ujung atasnya dipasang pada pipa yang
menghubungkan split barrel dengan pipa bor. Split barrel ini dibuat terbelah ke arah
memanjang supayah memudahkan untuk mengeluarkan contoh tanah dari dalamnya.
Pada saat melakukan tumbukan, kedalam penetrasi yang disyaratkan adalah sebesar 45 cm
yang dibagi dalam dua tahap sebagai berikut :
Penetrasi 15 cm pertama disebut penetrasi tumbukan awal, bertujuan untuk memposisikan
ujung bawah split barrel pada tanah asli ( tanah yang belum terbongkar oleh mata bor).
Jumlah tumbukan pertama ini tidak dihitung dalam nilai “N” SPT.
Jumlah tumbukan yang diperlukan untuk memasukkan split barrel sedalam 2 x 15 cm
berikutnya, dicatat sebagai nilai “N” SPT pada lapisan tersebut.
4. Prosedur Percobaan
1. Pada kedalaman pemboran yang akan dites nilai “N”-nya, sedapat mungkin keluarkan
tanah yang telah terbongkar.
2. Pasang slit barrel pada ujung batang bor dan dudukkan secara vertikal pada dasar lubang
bor.
3. Pasang landasan penumbuk dan batang peluncur dan kencangkan sambungan ulirnya.
4. Dudukkan hammer diatas anvil dan pasang penahan atas sebagai pembatas tinggi jatuh.
Lakukan tumbukan secukupnya untuk mengatur dudukan ujung spilt barrel .
5. Tandai batang bor yang muncul diatas permukaan tanah pada tiga tempat masing-masing
15 cm, 30 cm dan 45 cm di atas garis referensi atau diatas permukaan tanah.
6. Naikan hammer dengan menarik tali tambang sampai mencapai tinggi jatuh 75 cm
(menyentuh penahan atas) dan jatuhkan secara bebas. Hitung dan catat jumlah tumbukan
yang diperlukan untuk setiap kedalaman penetrasi 15 cm. Hentikan penumbukan bila
tercapai salah satu kondisi berikut :
a. Jumlah tumbukan telah mencapai 50 kali pada salah satu tahap kelipatan 15 cm
penetrasi.
b. Total tumbukan telah mencapai 100 kali
c. Tidak terjadi penurunan yang berarti pada 10 kali tumbukan terakhir .
d. Kedalaman penetrasi telah mencapai 0,50 m.
5. Pelaporan
6. Hitung nilai “N” untuk setiap pengujian dan buat profil nilai N terhadap kedalaman.
7. Bandingkan nilai N dengan parameter tanah lainnya antara lain seperti pada tabel 1 dan
tabel 2 di atas, dan laporkan hasilnya.
Hammer 63,5 kg
Tali pengangkat
anvil
75 cm
Mesin bor
katrol
casing
Batang bor
Lubang bor
Split barrel
(tabung belah)
A. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan parameter kekuatan geser tanah (c dan ), baik pada kondisi tegangan
total maupun kondisi tegangan efektif.
B. Dasar Teori
.Definisi :
Triaksial compression adalah kompressi aksial pada benda uji yang tersekap oleh tekanan
lateral tetap ( ) sekelilingnya. 1
3
3
Principal Plane ( bidang-bidang utama ) adalah 3 bidang yang
tegak lurus satu sama lain yang menerima tegangan normal 2
() tetapi tegangan geser nol (=0).
1
Principal Stress ( tegangan-tegangan utama ) adalah tegangan
normal yang bekerja pada bidang-bidang utama. 3
Dari teori Kuat Geser Tanah yang telah dibahas sebelumnya, kriteria keruntuhan Mohr-
Coulomb dan lingkaran Mohr digunakan untuk menurunkan hubungan antara 1, 3 dengan
parameter kuat geser “c” dan “" sebagai berikut :
1 3
2
c 3 1
1 3
c cot.
2
1 3 tan 2 45 O 2c tan 45 O
2 2
Dari persamaan ini, parameter kuat geser geser “c” dan “" secara teoritis dapat ditentukan
apabila terdapat minimal 2 variasi 1 dan 3 yang berbeda. Dengan kata lain minimal ada dua
lingkaran Mohr untuk contoh tanah yang sama. Dalam praktek, dibuat 3 variasi untuk
memperoleh ketelitian yang lebih baik.
Penentuan parameter “c” dan “" dari tiga variasi data dapat dilakukan baik secara grafis
maupun secara analitis. Cara grafis sebagai berikut :
Tes 2 Tes 3
Tes 1
c
d
3
3
3 Ud 3
3 Uo=0 3
3
3
d
Gambar Tri – 3.
C. Alat yang Digunakan
1) Cetakan benda uji, pisau/kawat pemotong, cetakan belah (split mould ), extruder
2) Membran karet, pemasang membran (membrane stretcher), gelang karet (rubber O ring),
pemasang cincin (O-ring stretcher), batu pori.
3) Mesin tekan (compression machine), dilengkapi pengontrol regangan, dial regangan dan
dial beban pada proving ring
4) Sel triaksial dilengkapi adapter ( top cup dan base pedestal ) untuk diameter benda uji
yang bervariasi.
5) Pengukur tekanan air pori (Pore Pressure apparatus)
6) Constant pressure (water-oil system atau air-water system), dilengkapi manometer.
2) Cetak benda uji dengan cetakan contoh, dan ratakan kedua ujungnya dengan pisau
pemotong. Tinggi contoh minimal = 2 x diameter contoh.
4) Ukur diameter dan tinggi benda uji, guakan caliper vernier ( mistar geser)
2) Contoh tanah diremas dalam kantong plastik agar kadar airnya tidak berubah. Bila kadar
airnya rendah, tambahkan air sampai kadar airnya sama dengan contoh asli.
3) Padatkan contoh dalam cetakan sedemikian agar diperoleh kepadatan yang diinginkan.
5) Ukur diameter dan tinggi benda uji guakan caliper vernier ( mistar geser)
1) Rendam batu pori sampai jenuh. Bila perlu, gunakan pompa vakum.
F. Prosedur Percobaan
1) Katup 1, 3 dan 4 harus tetap tertutup rapat. Jalankan unit pemberi tekanan dan buka
perlahan-lahan katup 2. Biarkan tekanan air dalam sel (cell pressure) berangsur naik dan
amati tekanan sel pada manometer. Setelah mencapai tekanan yang diinginkan (3),
pertahankan sumber tekanan agar pembacaan tekanan pada manometer konstan.
2) Atur posisi piston penekan sehingga tepat dudukannya diatas top cup.
4) Tentukan pembacaan dial gauge penurunan yang bersesuaian dengan regangan aksial
0.5%, 1%, 2% dst dengan rumus :
0,01. a. LO
Bacaan dial
ketelitian dial
Dimana : a = regangan dalam % (o,5% ; 1% , 2% dst )
Lo = tinggi benda uji awal
Ketelitian dial = panjang per skala bacaan. ( mis: 0,01 mm / div )
5) Jalankan mesin tekan dengan kecepatan tetap. Baca dial beban pada proving ring untuk
regangan aksial 0.5%, 1%, 2%, 3% dst.
6) Lakukan pembacaan sampai dial beban mencapai maksimum dan mulai turun kembali atau
sampai regangan mencapai maksimum 20%.
7) Gambarkan skets pola keruntuhan yang terjadi pada benda uji
8) Tutup kembali katup 2. Setelah itu perlahan-lahan buka katup 1, keluarkan air dari sel dan
buka baut penguncinya. Keluarkan benda uji, ditimbang dan dioven selama 24 jam. Setelah
kering, timbang untuk mendapatkan berat keringnya.
Lakukan Prosedur 4, 5 dan 6.1 diatas untuk variasi tekanan sel 3 yang lainnya
Variasi tekanan sel (3 ) misalnya berturut-turut : 1,0 ; 2.0 dan 3.0 Kpa
1. Kegunaan Alat
Untuk mengukur kuat geser undrained (cu) tanah kohesif jenuh, khususnya lempung lembek,
baik di laboratorium, maupun di lapangan.
2. Teori
Peralatan vane shear terdiri dari 4 baling-baling pada ujung batang.Vane ditekan kedalam
permukaan tanah di dalam lubang bor tanpa merusak tanah. Momen torsi diberikan pada kepala
alat untuk memutar vane. Beban ini dinaikkan secara perlahan-lahan hingga terjadi keruntuhan
(failure) dalam silinder tanah yang mengelilingi vane. Tinggi silinder tanah H dan diameternya
D.
Nilai momen torsi maksimum “T” yang menyebabkan keruntuhan adalah jumlah momen
tahanan pada sebelah atas MT dan sebelah bawah MB dari silinder tanah , ditambah dengan
momen tahanan “Ms” pada sisi silinder. Jadi :
T = MT + MB + Ms
Dimana
2
D D 2 D
M DH cu MT M B cu
s 2 4 3 2
Dianggap bahwa kuat geser undrained terdistribusi merata pada kedua ujung silinder (lihat
Carlson, 1948). Jadi :
2 D 2
T .cu
D 2 D
DH 4 2
2
3
3. Peralatan
Peralatan terdiri dari : H
1. Kepala + penutup plastik
2. Vane ukuran 19 mm dan 33 mm D
3. Sepasang kunci pas
4. Batang penyambung
Oleh karena alat dibuat sedemikian sehingga nilai kuat geser tanah langsung terbaca
pada skala pembacaan, dengan demikian tidak diperlukan lagi perhitungan khusus.
Nilai yang terbaca pada skala adalah besarnya kekuatan geser maksimum tanah
tersebut .Apabila jenis tanah yang diuji merupakan tanah kohesif jenuh air maka pembacaan
kuat geser tanah langsung menunjukkan besaran kohesi undrained cu.
6. Perawatan
1. Setelah pengujian selesai seluruhnya, bersihkan alat dengan menggunakan lap basah untuk
mengeluarkan abu dan lumpur yang menempel.
2. Sewaktu memasang dan membuka vane atau batang penyambung, gunakan selalu dua
kunci pas untuk menghindari .tertariknya pegas yang akan menyebabkan penurunan
ketelitian alat.
Skala pembacaan :
Skala pada lingkaran luar
untuk vane ukuran kecil (
diameter 19 mm )
Lingkaran dalam untuk vane
ukuran besar ( diameter 33 mm
)
Bentuk vane
Cover Vane
Kunci