Anda di halaman 1dari 5

METODE KLASIFIKASI TIPE IKLIM DAN CONTOH PENERAPANNYA

Oleh: Sutrisno

Pusat Kajian Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Indonesia


(INREC-Institute)

Untuk menentukan tipe iklim suatu kawasan dibutuhkan data curah hujan cukup panjang.
Biasanya minimal 10 tahun terakhir. Makin panjang periode cakupan data yang digunakan akan
semakin akurat. Hal ini disebakan karena data iklim bersifat pola dan peluang, sehingga makin
banyak ulangan datanya akan semakin baik guna menggambarkan tipe iklim yang sesungguhnya
di suatu kawasan.

A. Sistem Klasifikasi Iklim Oldeman (1975)

Untuk menentukan tipe iklim suatu daerah menurut Sistem Klasifikasi Iklim Oldeman (1975)
dalam Handoko (1995), maka pertama-tama lakukan identifikasi bulan basah, bulan lembab, dan
bulan kering. Menurut kriteria Oldeman (1975) yang dimaksud:

Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan >200 mm/bulan.


Bulan lembap adalah bulan dengan curah hujan 100-200 mm/bulan.
Bulan kering adalah bulan dengan curah hujan <100 mm/bulan.

Hitunglah jumlah bulan masing-masing dalam satu tahun. Selanjutnya menentukan tipe
iklim menurut Oldeman, digunakan Segitiga Zone Agroklimat Utama dan Tabel Zone
Iklim Oldeman berikut ini.

Gambar Zona Agroklimat Utama Berdasarkan Klasifikasi Oldeman

1
Tabel Zona Iklim dan Sub Divisi Agroklimat menurut Oldeman
No. Zona Bulan Basah Berturut-turut (bulan)
1. A >9
2. B 7- 9
3. C 5–6
4. D 3–4
5. E <3
Sub Divisi Bulan Kering Berturut-turut (bulan)
1. 1 <2
2. 2 2-3
3. 3 3-6
4. 4 >6
Sumber: Handoko (1995)

B. Klasifikasi Schmidt-Ferguson (1951)

Untuk penentuan tipe atau zona iklim menurut Klasifikasi Schimdt–Ferguson dilakukan dengan
menghitung perbandingan antara bulan kering (<60 mm/bulan) dan bulan basah (>100
mm/bulan), yang dinyatakan dengan rumus:

Jumlah rata-rata bulan kering


Q = ------------------------------------ x 100 %
Julah rata-rata bulan basah

Hasil perhitungan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah bulan basah tersebut
kemudian dibandingkan dengan Tabel Zona Iklim sebagaimana Tabel Zona Iklim Schmidt –
Ferguson.

Tabel Zona Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt – Ferguson


No. Zona Nilai Q (%) Kondisi Iklim
1. A 0 - < 14,3 Sangat basah (very wet)
2. B 14,3– <33,3 Basah (wet)
3. C 33,3– <60,0 Agak Basah (fairly wet)
4. D 60,0 – <100,0 Sedang (fair)
5. E 100,0 – <167,0 Agak kering (fairly dry)
6. F 167,0 – <300 Kering (dry)
7. G 300,0 – <700 Sangat kering (very dry)
8. H 700,0 atau lebih Luar biasa kering (extremely dry)
Sumber: Handoko (1995)

2
Contoh Penerapan:
Tentukanlah type iklim kawasan Bandara Soekarno-Hatta dan sekitarnya menurut Klasifikasi
Iklim Oldeman dan Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson! Data curah hujan rata-rata bulanan dari
Stasiun BMKG Soekarno Hatta selama sebelas tahun terakhir (2010-2020) sebagaimana disajikan
pada tabel berikut.

Tabel Data Curah Hujan Bulanan Stasiun BMKG Soekarno Hatta (2010-2020)
Curah Hujan (mm/bln) Total
TAHUN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des (mm/th)
2010 442 140 176 73 31 281 239 145 127 344 164 96 2256
2011 201 0 119 111 41 60 126 0 10 31 44 143 884
2012 190 68 203 201 72 68 1 0 7 67 72 192 1143
2013 720 202 134 146 150 0 0 67 41 18 144 673 2293
2014 719 674 262 213 61 95 112 51 41 17 86 206 2537
2015 363 476 155 57 43 106 0 11 0 15 59 174 1460
2016 165 517 163 48 125 168 146 123 88 286 71 102 2001
2017 203 428 136 140 157 171 86 16 132 98 92 181 1840
2018 178 375 77 220 42 12 0 9 12 58 177 98 1258
2019 284 69 365 66 67 31 1 1 27 31 21 193 1156
2020 522 622 182 32 102 12 19 156 5 113 26 146 1937
Rata-
362 325 179 119 81 91 66 53 44 98 87 200 1706
rata
Sumber : Stasiun BMKG Soekarno Hatta, 2010-2020.

Penyelesaian:

a. Type Iklim Oldeman (1975)


 Mengacu klasifikasi Oldeman (1975) bulan basah adalah bulan dengan jumlah curah hujan
>200 mm/bulan, sedangkan bulan kering adalah bulan dengan jumlah curah hujan <100
mm/bulan.
 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa bulan basah berlangsung 3 bulan, yakni Desember-
Februari. Adapun bulan kering berlangsung selama 7 bulan, yakni Mei-November.
 Menentukan type iklim menggunakan Segitiga Zone Iklim Oldeman:

3
o Tarik garis/anak panah dari angka 3 (jumlah bulan basah) yang terletak pada garis
bilangan bulan basah (bawah) menuju ke arah garis bilangan bulan kering.
o Tarik garis/anak panah dari angka 7 (jumlah bulan kering) yang terletak pada garis
bilangan bulan kering (kanan) mendatar sehingga bertemu garis/anak panah garis dari
bilangan bulan basah.
o Titik pertemuannya ada di kotak D3 agak mepet atas dekat D4.
o Kesimpulannya type iklim kawasan ini menurut klasifikasi Oldeman adalah D3.

 Boleh juga menggunakan Tabel Zona Iklim dan Sub Divisi Agroklimat menurut Oldeman:
o Lihat Tabel Zona Iklim dan Sub Divisi Agroklimat menurut Oldeman.
o Jumlah bulan basah 3 bulan. Lihat kolom bulan basah berturut-turut, tampak angka 3-
4, tarik ke kolom zone D.
o Jumlah bulan kering 7 bulan. Lihat kolom bulan kering berturut-turut, tampak angka >6,
tarik ke kolom sub divisi 4.
o Kesimpulannya type iklim kawasan ini menurut klasifikasi Oldeman adalah D4.

Berdasarkan klasifikasi Oldeman, maka iklim di daerah kajian termasuk ke dalam zona iklim D3
atau D4, yakni suatu kawasan dengan bulan basah 3-4 bulan dan bulan kering >6 bulan.

Catatan:

Hasil klasifikasi menggunakan segitiga zone iklim dan tabel zone iklim berbeda sub divisinya saja,
adapun zonenya sama. Tidak masalah, tergantung Anda terbiasa menggunakan segitiga zone iklim
atau tabel zone iklim. Karena memang posisinya sangat tipis 3 mendekati 4.

b. Type Iklim Schmidt-Ferguson (1951)


 Mengacu klasifikasi Schmidt-Ferguson (1951) bulan basah adalah bulan dengan jumlah
curah hujan >100 mm/bulan, sedangkan bulan kering adalah bulan dengan jumlah curah
hujan <60 mm/bulan.
 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa bulan kering berlangsung selama 2 bulan, yakni
Agustus-September. Adapun bulan basah berlangsung 5 bulan, yakni Desember-April.
 Hitung nilai Q dengan rumus:

Jumlah rata − rata bulan kering


Q= 𝑥 100%
Jumlah rata − rata bulan basah

2
Q=
𝑥 100% = 40%
5
 Gunakan Tabel Zona Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt – Ferguson:
o Nilai Q = 40% masuk ke zone C, dengan nilai Q=33,3– <60,0%, dan kondisi iklim: Agak
Basah (fairly wet).

4
 Jadi berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson, maka daerah studi termasuk ke dalam zona
iklim C atau agak basah (fairly wet), yakni suatu kawasan dengan nilai perbandingan antara
jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah Q=33,3 - <60%.

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai