Anda di halaman 1dari 24

A.

Pegertian
Apendisitis adalah infeksi dan pembengkakan pada usus buntu yang dapat
menurunkan suplai darah ke dinding usus buntu. Hal ini menyebabkan kematian
jaringan dan usus buntu bisa pecah atau meledak sehinga mengakibatkan bakteri
dan tinja masuk ke dalam perut. Kejadian ini disebut usus buntu yang pecah.
Sebuah usus buntu yang pecah bisa menyebabkan peritonitis atau disebut infeksi
perut. Apendisitis paling sering terjadi pada usia 10 sampai 30 tahun yang
merupakan alasan umum untuk operasi pada anak-anak, dan merupakan bedah
emergensi yang paling umum terjadi pada kehamilan. .(Bruner & sudarth,2015)

Apendiks adalah salah satu bagian organ saluran pencernaan dan terletak pada
pangkal usus besar di daerah perut bagian kanan bawah Ukuran apendiks pada
orang dewasa berkisar antara 6 sampai 7 cm panjang dan fungsinya masih belum
jelas (Lemone,Priscilla.,2016)
Apendistis merupakan inflamasi diapendiks vermiformis. Karena struktur yang
terpuntir apendiks merupakan tempat idel bagi bakteri unutk berkumpulan dan
multipikasi.
Apendiks merupakan inflamasi diapendiks yang dapat terjadi tanpa penyebab
yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feses akibat terpuntirnya apendiks atau
pembuluh darahnya.( Riwanto ignasius, 2019)
B. Etiologi
Penyabab penyakit apendistis secara pesti belum diketahui. Tetapi, terjadinya
apendisitis ini umumnya karena bakteri. Selain itu, terdapat banyak faktor
pencetus terjadi penyakit ini diantaranya sumbatan lumen apendiks, hiperlasia
jaringan limfe, fekalit , tumor, apendiks dan cacing askris yang dapat
menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan
paendistis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. histolytica.
penelitian epodemiologi menunujukan peran kebiasaan makan-makanan rendah
serta dan pengaruh konstpasi terhadap timbulnya paendisitis juga merupakan
faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Kontipasi akan menaikan tekanan
intrasekal yang berakibat timbulnya sumbatan funsional apendiks dan
meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semaunya ini apendistitis
akut.
C. Manifestasi klinik

1
Nyeri abdomen bagian atas atau generalisata ringan yang kontinu adalah
karaterisitik karateristik utama manifestasi apendistitis akut. Selama 4 jam
berikutnya, nyeri akan semakin hebat dan terlokalisir pada abdomen kuadran
kanan bawah. Nyeri ini memburuk ketika bergerak , berjalan,atau batuk. Ketika
dilakukan palpasi, nyeri tekan yang terlokalisir dan memantul dapat ditemukan
pada titik McBurney. Nyeri tekan menatul( rebound tenderness)ditunjukan oleh
hilangnya nyeri ketika dilakukan palpasi lansung pada titik McBurney dan akan
terasa nyeri ketika tekanan dilepaskan. Ekstensi atau rotasi internal pada pinggul
kanan akan meningkatkan nyeri. Selain nyeri, suhu tubuh yang rendah,
anoreksia,mual dan muntah sering kali terjadi.

Nyeri dan nyeri tekan lokal mungkin tidak begitu akut pada lansia,
sehingga menyebabkan penundaan penegakan diagnosis, dan megakibatkan 15 %
mortalitas akibat apendisitits perfotatif pada lansia. Kondisi ini dapat
memunculkan masalah yang signifikan; perjalanan apendisitis pada lansia akan
mematikan dan komplikasi dapat terjadi lebih cepat. Ibu hamil daapt mengalami
nyeri pad kuadran kanan bawah, periumbilikal, atau subkosta kanan (dibawah
tulang rusuk) yang di sebabkan oleh kemungkinan bergesernya apendiks akibat
uterus yang terdistensi.

D. Patofisiologi
Apendiks adalah kantong yang berbentuk seperti selang yang terikat pada sektum
tepat dibawah katup ileosekal. Biasanya terletak diregio iliaka kanan, pada area
yang disebut sebagai titik McBurney. Fungsi apendiks tidak sepenuhnya dipahami
meskipun mungkin berfungsi sebagai sebuah reservoir untuk bakteri usus yang
penting.
Obstruksi lumen prosikmal apendiks jelas terlihat pada sebagian besar
apendiks mengalami inflamasi akut. Obstruksi sering kali disebabkan oleh fecalith,
atau masa feses yang keras. Penyebab obstuksi lain mencakup kalkulus atau batu,
benda asing, inflamasi, tumor parasit(mislnya, cacing jarum/caing kerawit), atau
edema jaringan linfoid. Setelah obstruksi,apendiks engalami distensi akibt cairan
yang disekresikan oleh mukosanya. Tekanan dalam lumen apendiks meningkat,
menggangu suplai darah dan menyebabkan inflamasi ,edema, ulserasi, dan titik
Mcburney, terletak ditengah-tengah Antara umbilicus dan krista ilika anterior
dikuadran kana bawah. Ttik ini merupakan area yang biasa mengalami nyeri nyeri
dan rebound tenderness (nyeri tekan memantul) akibat apendistis.infeksi. Eskudar

2
purulent terbentuk, semakin mendistensi apendiks. Dalam 24-36 jam, terjadi
nekrosis jaringan dan gangren. Menyebabkan perforasi jika terapi tidak mulai.
Perforasi menyebabkan peritonitis bakterial.
Apendisitis dapat diklafifikasikan menjadi sederhana , paendiks terinflamasi
tetapi utuh. Pada apendistis sederhana, apendiks terinflamasi tetapi utuh. Krita area
jaringan nekrosis dan perforasi mikroskopik terjadi diapendiks , gangguan ini
disebut apendistis gangrenus. Apendiks perforatif menunjukan teuman perforasi
luas dan kntaminasi rongga peritoneal.

3
F. Penatalaksanaan
1. Medikasi
Seblum pembedahan dilakukan, cairan intravena diberikan sebagai cadangan
atau untuk mempertahankan volume cairan vskuler dan mencegah ketidak
seimbangan elektrolit. Terapi antibiotik menggunakan sefalosporin generasi
ketiga, efektig untuk melawan bakteri gram negative, seperti sefoperazon
(cefobid), sefotaksin (Cla-foran), seftazidin (fortaz) atau sefriakson ( rocephin),
muali diberikan sebelum pembedahan.pemebran antibiotik selama pembedahan
dan dilanjudkan selama minimal 48 jam setelah pembedahan. (implikasi
keperawatn untuk antibiotik sefalosporin dibahas dalam medikasi nyeri
diberikan sesuai resep.
2. Pembedahan
Terapi pilihan untuk apendistis akut adalah apendektomi.yaitu pengangakatan
apendiks melalui pembedahan. Pendekatan laporoskopik(inserrsi endorskop
untuk melihat isi abdomen) atau laparotomy (membuka abdomen secara bedah)
dapat digunakan untuk apendiktomi. Apendektomi laparoskopik memerlukan
insis yang sangat keil untuk memasukan laproskop. Prosedur ini memilki
beberapa keuntungan: (1) visualisasi lansung pada apendik memungkinkan
penegakan diagnosis secara pasti tanpa laporatomi;(2) hospitalsisasi hanya
sebentra;(3) komplikasi pacbedah jarang terjadi; dan (4) pemulihan dan
pelanjutan kembali aktivitas normal berlansung cepat
Apendiktomi terbuka dilakukan dengan laparotomy. Irisan melintang keil
untuk insersi dibuat pada titik McBurney . apendiks diisolasi dan diligasi
(diikat) untuk mencegah kontaminasi area dengan isi usus, dan kemudian
(diangkat) untuk menjagah kontamiasi dengan area isi usus, dan kemudian
diangkat. Secara umum, laporatomi memungkinkan pengambilan kontaminan
dari rongga peritoneal melalui irigasi yang menggunakan salin normal steril.
Kadang luka dibiarkan tidak dijahit untuk memungkinkan irigasi secara perodik

4
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemriksaan laboratorium
Peemeriksaan laoratorium yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga
apenditis akut adalah pemeriksaan darah lengkap dan lest ptotein reactive(crp).
Pada pemriksaan darah lengkap sebagaian besar pasien biasanya ditemukan
jumlah leukosit diatas 10.000 dan neutrophil diata 75% sedangkan padaa
pemriksaan CRP ditemukan jumlah serum yang mulai meningkat 6-112 jam
seelah inflamasi jaringan.
2. Pemeriksaan urine
Untuk melihat adanya eritrosit,leukosit dan bakteri didalam urin. Pemeriksaan
ini sangat membantu daam menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi
saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir sama
dengan apendisitis
3. Pemriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga apendisitis
akut antara lain adalah ultrasonografi, CT-scan pada pemeriksaan ultrasonografi
ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflmasi pada apendiks.
Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian menyilang dengan
apendicalith serta adanya perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi
serta pelebaran sekum.
4. Pemeriksaaan USG
Bila hail pemriksaan fisik meragukan dapat dilakukan pemeriksaan USG,
terutama pada wanita, juga bila dicuriga adanya abses. Dengan USG dapat
dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik,
adnecitis, dan sebgainya.
5. Abdominal X-Ray
Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab apendisitis,
pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak.
H. Pengkajian focus
1. Pengkajian
Identitas klien:nama,umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa,pendidkan, pekerjaan,alamat dan nomor register.
2. Lingkungan
Dengan adanya linkungan yang bersih, maka daya tahan tubuh penderita akan
lebih baik dari pada tinggal dilingkungan yang kotor.

5
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri pada daerha kuadran kanan bawah , nyeri sekitar umbilikus
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat oprasi sebelumnya pada kolon
c. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak kapan keluhan dirasakan berapa lama keluhan terjadi, bagiaman sifat
dan hebanya keluhan, dimana keluhan timbul, kedaan apa yang
memperberta dan memperingan.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Pola apendisitis akut sering ditemukan adanya abnormal swelling,
sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi abdomen.

b. Palpasi
Pada daerha perut kanan bawah apa bila ditekan akan terasa nyeri. Dan
bila tertekan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah
merupakan kunci diagnois dari paendisitis. Pada pemrikaan perut kiri
bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut tanda
rovsing (rovsing sign). Dan apabila tertekan pada perut kiri dilepa maka
juga akan terasa sakit diperut kanan bawah. Ini disebut tanda
Blumberg(Blumberg sign)
c. Pemeriksaan colok dubur
Pemerikksaan ini dilakukan pada apendisitis unuuk menetukan letak
apendiks apa bila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan pemeriksaan
ini tersa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang didaerah
pelvis. Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis apendisitis pelvika.
d. Uji panas dan uji obturator
Pemeriksaan ini dilakukan juga untk mengetahui letak pandiks yang
meradang. Uji psoas dilakukan dengan rangsag otot psosas mayor lewat
hiperektensi sendi panggul kanan. Kemudian pada kanan ditahan. Bila
apendiks yang merandang menempel pada m.psoas mayor. Maka tindakan
tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangakan pada uji obturator
gerakanyang dilakukan gerakan fleksi dan andorotasi sendi panggul pada
posisi terlentang. Bila apendiks yang merdang kontak dengan m.obturator

6
internus yang merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan
menimbulkan nyeri. Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis pelvika.

5. Perubahan pola fungsi


a. Aktivitas/istirahat
Gejala: malaise
b. Sirkulasi
Tenda: takikardia
c. Elminasi
Gejala :konstipasi pada awitan awal. Diare(kadang-kadang)
Tanda : distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan. Penurunan
atau tidak ada bising usus.
d. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,mual/muntah.
e. Nyeri
Gejala: nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat
berat dan terlokaisasi pada titik McBurney (setengah jarak Antara
umbilikus dan tulang ileum kanan) meningkat kerena bejalan, bersain,
batuk, atau napas dalam.(nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau
infark pada apendiks). Keluhan berbagai rasa nyer/gejala tak jelas
(berhubungan dengan lokasi apendiks, contoh,: retrosekal atau sebelah
ureter)
Tanda : perilaku berhati-hati; berbaring kesamping atau terlentang dengan
lutut ditekuk meningkatnya nyeri pada kudran kanan bawah kerena posisi
ektensi kaki kanan/ posis duduk tegak . nyeri lepas pada sisi kiri diduga
inflamasi peritoneal
f. Pernapasan
Tanda : takipnea,pernapasan dangkal
g. Keamanan
h. Tanda : demam (bisanya rendah)
6. Pemeriksaan penunjang
a. laboratorium
terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan lest ptotein reactive(crp). Pada
pemriksaan darah lengkap sebagaian besar pasien biasanya ditemukan

7
jumlah leukosit diatas (10.000-20.000) dan neutrophil diatas 75%
sedangkan padaa pemriksaan CRP ditemukan jumlah serum yang mulai
meningkat 6-112 jam setelah inflamasi jaringan

b. Radiologi
Terdiri dari ultrasonografi, CT-scan pada pemeriksaan ultrasonografi
ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflmasi pada
apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian
menyilang dengan apendicalith serta adanya perluasan dari apendiks yang
mengalami inflamasi serta pelebaran sekum.
I. Diangnosa keparawatan
1. Nyeri akut b/d agen injuri biologi (distensi) jaringan intensinal oleh
inlamasi
2. Ansietas b/d rencana pembedahan
3. Hambatan mobilitas fisik b/d nyeri
4. Hipertermi b/d ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
berkeringat
5. Kekurangna volume cairan b/d mual,muntah
6. Nutrisi kurang dari kebuthan tubuh b/d mual,muntah

8
Diagonal keperawaan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NANDA) (NOC) (NIC)
Nyeri akut b/d agen injuri Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x 24 -Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan skala 0-10
biologi (distensi) jaringan jam diharapkan nyeri dapat berkurang dengan Rasional : untuk mengetahui sejuh mana tingkat nyeri
intensinal oleh inlamasi Kriteria hasil -Observasi TTV
- Mengenali awitan nyeri Rasional : deteksi dini terhadap perkembangan pasien
- Menggunakan tindakan pencegahan -Kolaborasi dengan tim medis dalam pemebrian analgesik sesuai program terapi
- Ekperesi nyeri pada wajh Rasional : sebagai proflaksisis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri
- Gelisah atau ketegangan otot -Libatkan pasien dalm pengambilan keputusan yang menyangkutkan aktivitas keper
Skala nyeri ……………………………………………... Rasional : meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemapuan kooping
1-3 (nyeri ringan) - 4-6 (nyeri sedang) -Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lamabat/napas dalam
7-9 ( nyeri berat) - 10 (sangat nyeri) Rasional : naps dalam dpat menghirup O2 secara adkequate sehingga ot
relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
Ansietas b/d rencana pembedahan Setelah melakukankan asuhan keprawatan selama -Evaluasi tingkat ansietas, catat verbal dan non verbal pasien
3x 24 jam ansietas klien dapat berkurang dengan Rasional : ketakutan dapat terjadi karena nyei hebat, penting pada prosedur diagnostic dan
kriteria hasil pembedahan.
- Kemampuan untuk focus pada stimulus
tertentu -Jelaskan dan persipkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan
Rasional : dapat meningkatkan asnsietas terutama ketik pemeriksaan tersebut melibatkan

9
- Ansietas berkurang pembedahan
- Memiliki TTV dalam batas normal
- Meneruskan aktivitas yang dibutuhkan -Jadawalkan isitirahat adekuat dan periode menghentikan tidur
meskipun mengalami kecemasan. Rasional : membtasi lkelmahan,menghemat dan meningkatkan kemampuan koping

-Anjurkan keluarga menemani disamping klien


Rasional: mengurangi kecemsan klien

Hambatan mobilitas fisik Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam - Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan perlatan
b/d nyeri pasien akan menunjukan tingkat ,obilitas optimal dengan kriteria Rasional : untuk bisa mengidentifikasi masalah
hasil - Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas
- Penampilan yang seimbang Rasional : mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah karena
- Melakukan pergerkan dan keseimbangan ketidakmapuan ataukah ketidak mauan
- Mempertahankan mobilitas optimal yang dapat yang dapat
ditolenrasnsi dengan karakteristik - Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
0=mandiri penuh Rasional : menilai batasan kemampuan aktivitas optimal
1=memerlukan lat bantu

10
-Memerlukan bantu dari orang lain untuk bantuan,
pengawasan,dan pengajaran - Kolaborasi dengan ahli fisik
3= membutuhkan dari orang lain dan alat bantu Rasional : untuk bisa membiasakan latihan fisik
4=ketergantungan tidak berpartisipasi dalamaktivitas

11
Hipertermi b/d Setelah melakukan tindakan asuhan keparawatan selama 3x 24 -Pantau TTV terutama suhu
ketidakmampuan atau jam suhu tubuh dalam rentang normal dengan kriteria hasil Rasional : untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien dan memudahkan dalam
penurunan kemapuan - TTV dalam rentang normal :(36-37,5 co) pemerian therapy
untuk berkeringat - Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia
-Beri pasien kompres air hangat
Rasional : pemberian kompres hangat mampu memdilatasi pembukuh darah, sehingga
akan mempercepat perpindahan panas dari tubuh keulit
-Anjurkan pasien banyak minum
Rasional : peningkatan suhu tubuh meningkatkan penguapan sehingga perlu diimbangi
dengn asupan cairan yang banyak
- Kolaborasi dalam pemberian antiperietik dan antibiotik
Rasional : pemebrian obat antiperietik untuk mempercepat proses pembeyembuhan dan
cepat menurunkan demam. Pemebrian antibiotk menghambat pertumbuhan dan proses
infeksi.

Kekurangan volume Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam - Pantau status hidrasi
cairan tubuh b/d mual diharapakan mempertahankan kesimbangan cairan dan elektrolit Rasional : untuk mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi
muntah dengan

12
Kriteria hasil - Monitor intake dan output
1. Mukosa bibir lembap Rasional : untuk mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur
2. Turgor kulit elastis keseimbanga cairan.
3. TTV dalam batas normal
4. Tidak ada tanda-tanda dehi drasi - Berikan terapi seusia program
5. Intake dan output Rasional : unutk memberikan gidrasi cairan tubuh seara parenteral

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan oral


Rasional : untuk mempertahankan cairan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 x24 jam -Timbang berat badan pada interval yang tepat
b/d mual muntah kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil Raional : untuk memantau perubahan atau penurunan BB
- Memperlihatkan status gizi yang adekuat -Identifikasi faktor pencetus mual dan mutah
- Mengungkapkan tekat untuk mematuhi diet Rasional : untuk memberikan tindakan keperawatan mengatasi mual
- Tidak ada mual muntah dan muntah
-Tanyakan makanan kesukaan pasien dan sajikan dalam keadaan
hangat

13
Rasional : makanan kesukaan yang tersaji dalam keadaan hangat dan
meningkatkan keingginan untuk makan

-Kolaborasi pemberian obat antiemetik dan atau analgesik sebelum


makan sesuai program
Rasional : mengatasi atau menghilangkan mual dan muntah

14
15
16
Perencanaan keperawatan

Diagonal keperawaan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NANDA) (NOC) (NIC)
Kekurangan volume Setelah melakukan asuhan keperawatan - pantau warna, jumlah,
cairan tubuh b/d mual selama 3x24 jam diharapakan frekuensi kehilang cairan
muntah keseimbangan cairan dapat dipertahankan - observasi khususnya terhadap
dengan kehilangan cairan yang tinggi
Kriteria hasil elektrolit. Misalnya diare.
- Kekurangan volume cairan akan teratasi
ditandai engan keseimbangan cairan, - Pantau laborarium yang
keseimbangan elektrollit dan asam relevan dengan keseimnagan
basa ,hidrasi yang adekuat dan status cairan (misalanya : adar
nutrisi : asupan makanan dan cairan hemaktokrit
adekuat ,BUN,albumin,protein total,
- Keseimbangan elektrolit dan asama basa osmeolalitas ,serum ,dan berat
akan dicapai dibuktikan dengan : jenis urine)
1. memliki konsenterasi urine yang
normal - Kaji orientasi terhadap

17
2. tidak memiliki haus abnormal orang,tempat,dan waktu
3. memiliki asupan cairan oral dan atau
intrevena yang adekuat - Memberikan dan memantau
4. memiliki keseimbangan asupan dan cairan dan obat intravena
haluaran yang seimbang dalam 4 jam
5. menampilkan hidrasi yang baik - Kolaborasi pemberian terapi
(membrane muksa lembab mampu IV sesuai program
berkeringat)
- Timbang berat badan setiap
hari dan pantau
kecendrungannya
Hipertermi b/d Setelah melakukan tindakan asuhan -Pantau TTV
ketidakmampuan atau keparawatan selama 3x 24 jam diharapkan
penurunan kemapuan suhu bada dapat kembali normal dengan - Anjurkn asupan cairan oral
untuk berkeringat kriteria hasil ,sedikitnya 2 liter perhari
- TTV dalam rentang normal
- Melaporkan tanda dan gejala dini - Ajarkan pasien/keluarga dalam
mengukur suhu untuk mencegah
hipertermia
dan mengensli secara dini

18
hipertermi (misalnya :sengatan
panas,keletihan panas)

- Berikan kompres hangat untuk


megatasi demam

- Kolaborasi pemberian obat


antiperietik
Nyeri akut b/d agen injuri Setelah melakukan tindakan asuhan -Kaji tingkat nyeri dengan
biologi (distensi) jaringan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan menggunakan skala 0-10
intensinal oleh inlamasi nyeri dapat berkurang dengan -Lakukan perubahan posisi
Kriteria hasil massase punggu dan relaksasi
- Mengenali awitan nyeri -Kolaborasi pemebrian analgesik
- Menggunakan tindakan pencegahan sesuai program terapi
- Ekperesi nyeri pada wajh -Libatkan pasien dalm
- Gelisah atau ketegangan otot pengambilan keputusan yang
Skala nyeri menyangkutkan aktivitas
1-3 (nyeri ringan) keperawatan
4-6 (nyeri sedang) -Bantu pasien untuk lebih berfokus

19
7-9 ( nyeri berat) pada aktivitas, bukan pada nyeri
10 (sangat nyeri) dan rasa tidak nyaman dengan
melakukan penglihatan melalui
Tv,radio, dan interaksi dengan
pengujung
Hambatan mobilitas fisik Setelah melakukan asuhan keperawatan - Pantau pemasangan alat traksi
b/d nyeri selama 3 x 24 jam diharap kan klien dapat yang benar
melakukan gerakkan fisik dan bisa
melakukan aktivitas dengan kriteria hasil - Atur posisi dengan
- Ajarkan pasien bagiamana menggunakan kesejajaran tubuh yang benar
postur dan mekanika tubuh yang benar
saat melakukan aktivitas
- Pantau ketepatan pemasanagan traksi
- Letakkan pada posisi
- Kaji kebutuhan belajar pasien
terapeutik
- Jadawal aktivias

- Dukung latihan Rom aktif


atau pasif, jika diperlukan.
- Ubah posisi pasien imobilisasi

20
minimal setiap dua jam
berdasarkan jadawal spesifik
Nutrisi kurang dari Setelah melakukan asuhan keperawatan -Kaji faktor pencetus mual,
kebutuhan tubuh b/d mual selama 3 x24 jam diharap kebutuhan nutrisi muntah
muntah dapat terpenuhi dengan kriteria hasil -Catat warna,jumlah ,frekuensi
- Memperlihatkan status gizi yang muntah
adekuat -Tentukan motivasi pasien untuk
- Mengungkapkan tekat untuk mematuhi mengubah kebiasaan makan
diet -Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi dan
bagimana memnuhinya
-Kolaborasi pemberian obat
antiemetik dan atau analgesik
sebelum makan sesuai dengan
jadawal yang dianjurkan
Ansietas b/d akan Setelah melakukankan asuhan keprawatan -Kaji tingkat ansietas klien
dilaksanakan oprasi selama 3x 24 jam ansietas klien dapat -Evaluasi tingkat ansietas, catat
berkurang dengan kriteria hasil verbal dan non verbal pasien
- Kemampuan untuk focus pada stimulus -Jelaskan dan persipakan untuk

21
tertentu tindakan prosedur sebelum
- Ansietas berkurang dilakukan
- Memiliki TTV dalam batas normal -Jadawalkan isitirahat adekuat dan
- Meneruskan aktivitas yang dibutuhkan periode menghentikan tidur
meskipun mengalami kecemasan. -Anjurkan keluarga menemani
disamping klien

22
23
24

Anda mungkin juga menyukai