Anda di halaman 1dari 20

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018


Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

PELAKSANAAN TUGAS PEJABAT PENGAWAS LINGKUNGAN


HIDUP DALAM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN DI KOTA
SEMARANG

Annisa Eka K, Untung Sri Hardjanto, Purwoto


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : annisaeka117@gmail.com

Abstrak

Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memiliki peran sangat penting
bagi keseluruhan upaya membangun kehidupan dan memperoleh lingkungan hidup yang baik bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya, maka perlu adanya penggunaan sumber daya dengan
bijaksana, sehingga dapat dipergunakan untuk generasi saat ini dan masa depan. Kasus-kasus
pencemaran dan perusakan lingkungan dari sektor industri banyak terjadi akhir-akhir ini di Kota
Semarang. Mendesak pemerintah untuk secara serius meningkatkan pengawasan lingkungan
untuk menjamin kelestarian fungsi lingkungan dari dampak kegiatan usaha atau kegiatan industri.
Guna mengatur hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH). Kemudian dibentuk
jabatan fungsional yaitu Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan/atau Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Daerah bertugas melakukan penegakan hukum di bidang lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dalam melaksanakan tugas Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup Kota Semarang hanya beberapa saja yang dilaksanakan berdasarkan Pasal 74 ayat (1) UU
PPLH . Kemudian dalam penegakan hukum yang dilakukan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup Kota Semarang adalah penegakan hukum lingkungan secara administrasi berupa teguran
tertulis dan paksaan pemerintah. Namun, dalam melakukan tugasnya, Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Kota Semarang mengalami beberapa kendala, antara lain: (1) kurangnya SDM,
(2) jumlah anggaran terbatas, (3) sarana prasarana yang kurang menunjang, (4) kurangnya aparat
pemerintah, polisi, jaksa, hakim dan pengadilan di bidang lingkungan hidup, (5) kurangnya
kesadaran para pelaku usaha terhadap lingkungan dan, (6) tingkat kesadaran yang rendah dari
masyarakat.

Kata kunci : Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup, Pengawasan, Penegakan Hukum, Hukum
Lingkungan,

Abstract

Implementation of Environmental Protection and Management has a very important role for the
overall effort to build life and obtain a good environment for human beings and other living things,
it is necessary to use resources wisely, so that it can be used for current and future generations.
Cases of pollution and environmental destruction of the industrial sector have been happening
lately in Semarang City. Urge the government to seriously improve environmental oversight to
ensure the preservation of environmental functions from the impact of business activities or
industrial activities. In order to regulate this matter, the government has issued Law no. 32 of
2009 on Environmental Protection and Management (UU PPLH). Then formed a functional
position of the Environmental Supervisory Officer and / or Regional Environmental Supervisory
Officer duty to enforce the law in the field of environment. Based on the result of research that in
carrying out the task of Environmental Supervisory Official of Semarang City, only a few are
implemented based on Article 74 paragraph (1) UU PPLH. Then in law enforcement conducted by
Environmental Supervisory Official Semarang City is the enforcement of administrative
environmental law in the form of written warning and government coercion. However, in
performing its duties, the Environmental Supervisory Officer of Semarang City experienced
several obstacles, among others: (1) lack of human resources, (2) limited budget amount, (3) lack
of supporting infrastructure, (4) lack of government apparatus, prosecutors, judges and courts in

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

the environmental field, (5) lack of awareness of business actors on the environment and, (6) low
levels of awareness of the community.

Keywords: Environmental Supervisory Officer, Supervision, Law Enforcement, Environmental


Law,

I. PENDAHULUAN kontaminasi tanah oleh sampah,


Penyelenggaraan Perlindungan hujan asam, perubahan iklim global,
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup penipisan lapisan ozon, dan
memiliki peran sangat penting bagi sebagainya. Kota Semarang
keseluruhan upaya membangun merupakan daerah yang sering terjadi
kehidupan dan memperoleh pencemaran lingkungan, baik
lingkungan hidup yang baik bagi pencemaran limbah, pencemaran air
manusia dan makhluk hidup lainnya. tanah hingga pencemaran udara.
Hal ini dinyatakan bahwa salah satu Ada berbagai kemungkinan yang
tujuan Negara Kesatuan Republik menjadi penyebab timbulnya
Indonesia (NKRI) adalah memajukan pencemaran lingkungan itu, mungkin
kesejahteraan umum dalam karena kelalaian oleh pelaku usaha
kehidupan bangsa seperti yang di itu sendiri dan yang terparah
amanatkan dalam Undang-Undang disebabkan karena adanya unsur
Dasar Negara Republik Indonesia kesengajaan dari pihak yang tak
tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) yang bertanggungjawab.
menyatakan bahwa: Kasus-kasus pencemaran dan
“bumi, air dan kekayaan alam kerusakan lingkungan dari sektor
yang terkandung di dalamnya industri banyak terjadi akhir-akhir ini
dipergunakan untuk sebesar-besarnya di Kota Semarang. Mendesak
kemakmuran rakyat”. Maka perlu pemerintah untuk secara serius
adanya penggunaan sumber daya meningkatkan pengawasan
dengan bijaksana, sehingga dapat lingkungan untuk mengetahui
dipergunakan untuk generasi saat ini tingkat ketaatan industri terhadap
dan masa depan. ketentuan peraturan perundang-
Manusia menempati posisi yang undangan di bidang lingkungan
dominan dalam berinteraksi dengan hidup untuk menjamin kelestarian
lingkungan alamnya. Indonesia fungsi lingkungan dari dampak
sebagai negara berkembang, saat ini kegiatan usaha atau kegiatan industri.
sedang melaksanakan pembangunan Keluarnya undang-undang
di segala bidang. Pembangunan di tentang lingkungan hidup
sini merupakan upaya bangsa mempunyai arti penting bahwa
Indonesia untuk meningkatkan taraf pemerintah Indonesia telah
hidupnya dengan memanfaatkan memandang dan menempatkan
segala sumber daya yang lingkungan hidup sebagai salah satu
dimilikinya. faktor penting yang menunjang
Masalah yang banyak terjadi di pelaksanaan pembangunan di
daerah yaitu pencemaran lingkungan. Indonesia, sehingga masalah
Pencemaran lingkungan diantaranya lingkungan hidup harus mendapat
pencemaran air, tanah dan sungai, perhatian ekstra dari seluruh
pencemaran udara perkotaan, komponen masyarakat Indonesia,

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

khususnya diakibatkan adanya sebagaimana tertuang pada


peningkatan pertumbuhan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
perusahaan-perusahaan. Kehadiran 2009 tentang Perlindungan dan
perusahaan-perusahaan pada Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU
kenyataannya tidak hanya PPLH) serta peraturan turunannya.
memberikan keuntungan semata, Pemerintah provinsi dan
akan tetapi juga menimbulkan pemerintah kabupaten/kota memiliki
permasalahan, khususnya yang kewenangan dalam pengelolaan
berkaitan dengan pencemaran akibat lingkungan hidup dalam batas-batas
limbah industri yang dihasilkannya. yang ditetapkan oleh UU PPLH
Guna mengatur hal tersebut, Pasal 63 ayat (2) dan ayat (3). Salah
pemerintah telah mengeluarkan satu tugas dan wewenang pemerintah
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 provinsi dan pemerintah
tentang Perlindungan dan kabupaten/kota yaitu, melakukan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU pembinaan dan pengawasan ketaatan
PPLH), dimana dalam UU PPLH penanggung jawab usaha dan/atau
telah diatur mengenai tanggung kegiatan terhadap ketentuan
jawab pemerintah pusat, pemerintah perizinan lingkungan dan peraturan
daerah dan tanggung jawab para perundang-undangan di bidang
pelaku usaha (perusahaan- perlindungan dan pengelolaan
perusahaan) dalam pengelolaan lingkungan hidup.
lingkungan hidup, khususnya dalam Pelaksanaan pembinaan dan
penegakan hukumnya. pengawasan di pemerintah provinsi
Kementerian Lingkungan Hidup maupun pemerintah kabupaten/ kota
mengkoordinasikan Perlindungan dilaksanakan oleh perangkat
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pemerintah daerah sesuai dengan UU
di pemerintahan pusat yang PPLH Pasal 71 ayat (1) yang
kemudian melimpahkan urusannya menyatakan bahwa:
kepada pemerintah daerah sebagai “Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota
penyelenggaraa urusan pemerintah sesuai dengan wewenangnya wajib
daerah sebagai pelaksanaan otonomi melakukan pengawasaan terhadap
daerah. Melalui UU PPLH, ketaatan penanggung jawab usaha
pemerintah memberi kewenangan dan/atau kegiatan atas ketentuan
yang sangat luas kepada pemerintah yang ditetapkan dalam peraturan
daerah dalam melakukan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup di daerah masing- lingkungan hidup”. Untuk itu
masing yang tidak diatur dalam UU penguatan sistem dan perangkat
PPLH. pengawasan lingkungan yang
Pemerintah berkewajiban efisien dan efektif menjadi suatu
menetapkan kebijakan lingkungan keharusan.
melakukan pengawasan dan Peran dan wewenang pemerintah
melaksanakan penegakan hukum. daerah dalam pengelolaan
Sementara pelaku usaha lingkungan hidup juga secara tegas
berkewajiban memenuhi ketentuan dinyatakan dalam Pasal 13 dan Pasal
Perundang-Undangan lingkungan 14 UU Nomor 23 Tahun 2014

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

tentang Pemeritahan Daerah yang lingkungan yang baik. Dinas


menyatakan bahwa salah satu urusan Lingkungan Hidup berpedoman pada
yang menjadi kewenangan Undang-Undang 32 Tahun 2009
pemerintah daerah provinsi dan tentang Perlindungan dan
pemerintah daerah kabupaten/kota Pengelolaan Lingkungan Hidup.
adalah pengendalian lingkungan Keluarnya UU PPLH dan
hidup. melihat kasus lingkungan hidup di
Pengawasan lingkungan Kota Semarang yang terjadi maka
dimaksudkan sebagai sarana atas dalam melakukan perlindungan
instrumen yuridis terhadap terjadinya terhadap lingkungan hidup, Pejabat
pelanggaran norma hukum Pengawas Lingkungan Hidup
administrasi lingkungan. dan/atau Pejabat Pengawas
Pengawasan dalam hal ini bermakna Lingkungan Hidup Daerah bertugas
untuk menjaga tetap terpeliharanya melakukan penegakan hukum di
lingkungan untuk dapat dinikmati di bidang lingkungan. Penegakan
masyarakat, sehingga pengelolaan hukum lingkungan dapat dimaknai
yang bertumpu pada terwujudnya sebagai penggunaan atau penerapan
pembangunan berkelanjutan dapat instrumen-instrumen dan sanksi-
diwujudkan dengan baik untuk sanksi dalam lapangan hukum
memenuhi kesejahteraan masyarakat administrasi, hukum pidana dan
sesuai dengan filosofi hukum perdata dengan tujuan
diundangkannya UU PPLH. . Dalam memaksa subyek hukum yang
melakukan pengawasan, maka menjadi sasaran mematuhi peraturan
Menteri, Gubernur, atau perundang-undangan lingkungan
Bupati/Walikota menetapkan Pejabat hidup.
Pengawas Lingkungan Hidup Dari uraian diatas maka
dan/atau Pejabat Pengawas permasalahan yang dapat disusun
Lingkungan Hidup Daerah yang antara lain:
merupakan jabatan fungsional. 1. Bagaimana pelaksanaan tugas
Pejabat Pengawas Lingkungan pejabat pengawas lingkungan
Hidup adalah pegawai negeri sipil hidup dalam penegakan hukum
yang berada di badan/instansi yang lingkungan di Kota Semarang?
bertanggung jawab di provinsi, 2. Apa kendala-kendala yang
kabupaten/kota yang telah memenuhi dihadapi pejabat pengawas
persyaratan berdasarkan Keputusan lingkungan hidup dalam
Menteri Negara Lingkungan Hidup. penegakan hukum lingkungan
Badan/instansi yang bertanggung Kota Semarang dan apa saja
jawab yaitu Dinas Lingkungan upaya yang harus dilakukan?
Hidup.
Dinas Lingkungan Hidup dalam II. METODE PENELITIAN
menjalankan penyelenggaraan Dalam penelitian ini penulis
pemerintahan, sebagai lembaga yang menggunakan metode pendekatan
dibentuk oleh daerah dalam yuridis normatif. Pendekatan yuridis
menjalankan tugas dan fungsinya normatif adalah pendekatan yang
sebagai dasar perangkat normatif menggambarkan peraturan
untuk menjamin kesejahteraan perundang-undangan yang berlaku

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dikaitkan dengan teori-teori hukum • Peraturan Pemerintah Nomor 18


dan praktek pelaksanaan hukum Tahun 2016 tentang Perangkat
positif yang menyangkut Daerah
permasalahan juga menganalisa data • Peraturan Walikota Nomor 72
yang diperoleh dari penelitian.1 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan
Spesifikasi penelitian yang Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
digunakan adalah deskriptif analitis. Lingkungan Hidup Kota
Penelitian yang menguraikan data Semarang
untuk memperoleh gambaran b. Bahan Hukum Sekunder
(deskripsi) secara rinci, sistematis Bahan hukum sekunder terdiri
dan lengkap yang berhubungan dari hasil penelitian, jurnal
dengan masalah yang ada sesuai hukum, dan catatan-catatan yang
dengan peraturan hukum yang terkait. Bahan hukum sekunder
berlaku. dalam penelitian ini terdiri dari :
Makalah dan artikel yang
Penelitian ini diperlukan data berkaitan dengan hukum
sekunder, untuk mendapatkan data lingkungan, pengawasan
tersebut melalui bahan hukum : lingkungan dan penegakan hukum
a. Bahan hukum primer teridiri dari lingkungan.
Undang-Undang dan Peraturan- c. Bahan Hukum Tersier
Peraturan yang berkaitan dengan Selain untuk memberikan
permasalahan yang diteliti, petunjuk maupun penjelasan
diantaranya : terhadap bahan hukum primer dan
• Undang – Undang Dasar Negara sekunder dipergunakan bahan
Republik Indonesia Tahun 1945 hukum tersier yang berupa kamus
• Undang – Undang Nomor 32 hukum, eksiklopedia dan kamus
Tahun 2009 tentang bahasa.
Perlindungan dan Pengelolaan Untuk melengkapi bahan hukum
Lingkungan Hidup tersebut diatas peneliti melakukan
• Undang – Undang Nomor 23 wawancara.Wawancara dilakukan
Tahun 2014 tentang Pemerintah untuk memperoleh data mengenai
Daerah hambatan dan upaya apa yang
• Peraturan Daerah Kota harus dilakukan di lapangan, jadi
Semarang Nomor 13 Tahun wawancara ini sebagai bahan
2006 tentang Pengendalian pelengkap dari bahan hukum
Lingkungan Hidup untuk penelitian ini.
• Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 Tahun Dalam menganalisis data ini
2016 tentang Pembentukan dan penulis menggunakan metode
Susunan Perangkat Daerah Kota analisis kualitatif. Metode kualitatif
Semarang adalah metode yang menganalisis
terhadap data kualitatif, yaitu data-

1
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum
Normatif, (Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada, 2004), hal 15

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

data yang terdiri dari rangkaian kata- 2. PROPER


kata.2  Menetapkan Peringkat
Penyajian data diperoleh dengan Kinerja Perusahaan Dalam
mengumpulkan data sekunder, Perlindungan Dan
kemudian data tersebut disusun Pengelolaan Lingkungan
secara sistematis dan kemudian Hidup (PROPER).
dianalisa melalui prose editing,
interpretasi, dan terakhir Secara umum yang diawasi
pengambilan keputusan dan disajikan menurut Pasal 72 UU PPLH 2009
dalam penulisan hukum (skripsi). adalah ketaatan penanggung jawab
Penyajian data dimaksud untuk usaha dan/atau kegiatan terhadap izin
mengungkap penemuan – penemuan lingkungan, Untuk itu PPLH
di lapangan sehingga akan diperoleh menurut Pasal 74 diberi wewenang
laporan penelitian yang dapat sebagai berikut :
dipertanggung jawabkan 1. Melakukan pemantauan
2. Meminta keterangan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Membuat salinan dari
A. Pelaksanaan Tugas Pejabat dokumen dan/atau membuat
Pengawas Lingkungan Hidup catatan yang diperlukan
Dalam Penegakan Hukum 4. Memasuki tempat tertentu
Lingkungan di Kota 5. Memotret
Semarang 6. Membuat rekaman audio
Tujuan pengawasan menurut visual
paparan Sisbambang Dinas 7. Mengambil sampel
Lingkungan Hidup dan Kehutanan 8. Memeriksa peralatan
Prov.Jateng memiliki 2 tujuan yaitu : 9. Memeriksa instalasi dan/atau
alat transportasi dan/atau
1. Reguler 10. Menghentikan pelanggaran
Atau tujuan pengawasan secara tertentu.
umum yang terdapat pada Pasal Adapun tahapan pelaksanaan
71 s/d 75 UU PPLH, adalah : pengawasan terhadap pencemaran
 Menjamin dipatuhinya dan/atau kerusakan lingkungan hidup
persyaratan yang tercantum yang dilakukan oleh Pejabat
dalam izin lingkungan / izin Pengawas Lingkungan Hidup Daerah
PPLH oleh penanggungjawab (PPLHD) Kota Semarang sesuai
usaha dan/atau kegiatan agar kewenangnya sebagai berikut :
tidak terjadi pelanggaran
(bersifat pembinaan - 1. Setiap pejabat pengawas
preventif). wajib melakukan pemantauan
 Identifikasi adanya dan kajian terhadap bahan-
pelanggaran dan jenis bahan pelaksanaan pengendalian
pelanggaran untuk dilakukan pencemaran dan/atau kerusakan
Gakkum (bersifat yustisi – lingkungan hidup. Bahan-bahan
represif). yang harus dipelajari tersebut
dapat berupa dokumen dan
2
rekaman gambar, terutama
Soerjono Soekanto, Op.cit., hal 7

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

terkait dengan kegiatan 2) Laporan umum usaha


pengelolaan lingkungan yang dan/atau kegiatan (Company
dilakukan oleh perusahaan Profile);
dalam pengendalian 3) Laporan RKL-RPL atau
pencemaran. Kaji ulang UKL-UPL dari usaha
informasi usaha dan/atau dan/atau kegiatan;
kegiatan yang akan diawasi 4) Data pemantauan uji kualitas
sebelum pelaksanaan udara, air maupun tanah oleh
pengawasan sangat penting petugas pengawas
untuk menunjang keberhasilan sebelumnya;
dan efektifitas dari kegiatan 5) Peraturan perundang-
pengawasan yang akan undangan pengendalian
dilakukan. Hasil kajian ini pencemaran dan/atau
akan memberikan bekal kepada kerusakan lingkungan hidup;
PPLHD tentang gambaran status 6) Data penaatan terkait dengan
kinerja pengendalian kegiatan unit penegakan
pencemaran air, udara, tanah hukum, jika ada;
dan lainnya dari usaha 7) Profil penaatan lingkungan
dan/atau kegiatan yang perusahaan yang disusun oleh
diawasi. Bahan-bahan yang atau merupakan arsip yang
seharusnya dikaji ulang oleh dimiliki oleh pemerintah
PPLHD sebelum dilaksanakan daerah;
pengawasan ini sebagian besar 8) Dokumen perizinan daerah
merupakan jenis data sekunder yang dimiliki oleh perusahaan
yang diperoleh dari berbagai khususnya izin lingkungan;
pihak seperti berikut ini: 9) Dokumen teknis dan bahan
a. Sumber Bahan pustaka lainnya;
Bahan-bahan tentang 10) Pedoman-pedoman
pelaksanaan pengendalian pengawasan yang secara
pencemaran dapat diperoleh dari spesifik untuk masing-masing
beberapa sumber, yaitu: jenis usaha dan/atau kegiatan
1) Perusahaan; yang telah diterbitkan oleh
2) Pemerintah daerah, baik yang Kementerian Lingkungan
bertanggungjawab terhadap Hidup.
pengelolaan lingkungan Sedangkan jenis informasi
maupun Instansi teknis terkait yang dapat diperoleh dari
(sektor); dan dokumen-dokumen tersebut di
3) Masyarakat. atas dan diperlukan dalam
b. Jenis Dokumen dan Informasi melakukan kegiatan pengawasan
yang diperoleh : guna memberikan gambaran
Jenis dokumen yang dapat awal tentang tingkat penaatan
digunakan sebagai acuan dalam penanggungjawab usaha
melakukan kegiatan pengawasan dan/atau kegiatan.
antara lain:
1) Dokumen AMDAL atau 2. Setelah dibuat salinan
UKL-UPL; dokumen yang diperlukan

16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

kemudian harus dibuat daftar PPLHD nantinya dapat mencatat


pertanyaan disusun oleh Pejabat jawaban-jawaban atau informasi
Pengawas Lingkungan Hidup yang diperoleh dan
berdasarkan hasil pengkajian mengklarifikasikan kembali
dan penelaahan terhadap kepada pemberi jawaban atau
dokumen-dokumen tersebut di sumber informasi di lapangan.
atas. Daftar pertanyaan tersebut Daftar pertanyaan tersebut
berfungsi untuk mengklarifikasi dapat dikemas dalam bentuk
dan mencocokan kondisi formulir pengawasan yang
sementara status penaatan di dilengkapi dengan formulir
bidang pengendalian untuk menuangkan temuan-
pencemaran dengan kenyataan temuan selama di lapangan dan
di lapangan pada saat Berita Acara Pengawasan. Untuk
pengawasan. Daftar pertanyaan program tertentu seperti
tersebut juga akan membantu PROPER, formulir pengawasan
pengawas lingkungan hidup dan Berita Acara Pengawasan
mendapatkan data kondisi telah disiapkan secara seragam.
penaatan pengendalian Namun tidak menutup
pencemaran di lapangan dengan kemungkinan, berdasarkan hasil
lebih fokus, efektif dan efisien kajian terhadap dokumen-
Daftar pertanyaan dapat dokumen sebagaimana telah
berupa checklist atau quesioner, diuraikan sebelumnya membuat
tergantung jenis informasi atau PPLHD perlu membuat daftar
data yang diharapkan dapat pertanyaan yang secara spesifik
diperoleh dari pertanyaan perlu dicari jawabannya di
tersebut. Checklist daftar lapangan.
pertanyaan yang hanya 3. Tahapan yang perlu
memberikan kesempatan diperhatikan PPLHD ketika
jawaban berupa penandaan pada berada di lingkungan usaha
pilihan jawaban yang telah dan/atau kegiatan, yaitu :
tersedia, sehingga PPLHD dapat 1) Jika penanggungjawab
memberikan tanda tertentu pada usaha dan/atau kegiatan menolak
pilihan jawaban yang tersedia kehadiran tim pengawas, maka
dan bersesuaian dengan jawaban pihak penanggungjawab usaha
dari sumber informasi yang ada dan/atau kegiatan harus
di lapangan pada saat menandatangani berita acara
pelaksanaan pengawasan. penolakan (diberi stempel usaha
Sedangkan quesioner dan/atau kegiatan).
merupakan daftar pertanyaan 2) Jika penanggungjawab
yang lebih banyak memberikan usaha dan/atau kegiatan tidak
kesempatan untuk mendapatkan bersedia menandatangani berita
jawaban berupa informasi atau acara penolakan tersebut
data yang bersifat narasi oleh diusahakan dapat merekam suara
sumber informasi di lapangan pada saat melakukan penolakan
pada saat pengawasan. Dalam dengan menggunakan recorder.
bentuk pertanyaan seperti ini

17
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Tahapan diatas selain memotret, mengambil sampel


digunakan sebagai bukti kepada jika dibutuhkan, memeriksa
atasan bahwa PPLHD telah peralatan yang digunakan
sampai di lokasi pengawasan apakah masih layak atau tidak,
tetapi juga sebagai barang bukti dan pemeriksaan instalasi seperti
atas ketidaktaatan IPAL, cerobong asap dan
penanggungjawab usaha sebagainya.
dan/atau kegiatan terhadap 6. Perencanaan pengawasan
ketentuan Pasal 74 Undang- yang baik akan menentukan
Undang Nomor 32 Tahun 2009 keberhasilan kegiatan
tentang Perlindungan dan pengawasan tersebut. Setiap
Pengelolaan Lingkungan Hidup, pejabat pengawas harus
bahwa : mempersiapkan dokumen
“Penanggung jawab usaha rencana pengawasan secara
dan/atau kegiatan dilarang tertulis sebelum melakukan
menghalangi pelaksanaan tugas kunjungan lapangan.
pejabat pengawas lingkungan Penyusunan rencana
hidup”. pengawasan harus dilakukan
4. Apabila penanggungjawab oleh seluruh anggota tim
usaha dan/atau kegiatan telah pengawas, dan ditanda-tangani
menyetujui kunjungan para tim oleh masing-masing anggota tim
pengawas, kemudian tim pengawas. Pengawasan yang
pengawas memperoleh dilakukan harus berkoordinasi
penjelasan tentang proses dengan instansi lain yang terkait
produksi dan sistem dalam pengawasan. Kemudian
pengendalian pencemaran serta rencana kerja pengawasan
memperoleh data terkait dengan tersebut harus diserahkan kepada
hal tersebut dari atasan untuk disetujui paling
penanggungjawab usaha lambat sehari sebelum berangkat
dan/atau kegiatan. Kemudian tim ke lapangan.
pengawas wajib melakukan Koordinasi merupakan salah
telaahan (review) terlebih dahulu satu bagian yang menentukan
terhadap penjelasan dan data efektifitas dan efisiensi
tersebut. Hasil review ini dapat pelaksanaan pengawasan
mempengaruhi strategi pengendalian pencemaran.
pengawasan lapangan, seperti Untuk itu, sebelum melakukan
penetapan lokasi/unit mana pengawasan perlu dilakukan
terlebih dahulu yang akan koordinasi dengan pemerintah
diperiksa atau pengambilan daerah setempat, laboratorium,
sampel terlebih dahulu. aparat berwernang maupun
5. Pejabat Pengawas kepada usaha dan/atau kegiatan
Lingkungan Hidup yang telah yang akan diawasi.
melakukan review terkait usaha 7. Setelah semua pelaksanaan
dan/atau kegiatan, meminta ijin pengawasan telah dilakukan
kepada penanggungjawab usaha kemudian dibuat berita acara
dan/atau kegiatan untuk pengawasan dan rencana tindak

18
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

lanjut hasil pengawasan. Tindak pertimbangan untuk memberikan


lanjut tersebut diberikan kepada sanksi administratif berupa
penanggungjawab usaha teguran tertulis, paksaan
dan/atau kegiatan terhadap hasil pemerintahan, pembekuan izin,
temuan yang tidak sesuai dengan atau pencabutan izin. Apabila
peraturan perundang-undangan sanksi administratif tersebut
dengan mencantumkan batas tidak efektif dan apabila
waktu perbaikan, rencana tindak ditemukan indikasi terjadinya
disusun oleh PPLH/PPLHD tindak pidana lingkungan hidup,
terdiri dari: dapat diusulkan tindakan lebih
a) Penyiapan Surat Tindak lanjut dengan menyerahkan hasil
Lanjut Hasil Pengawasan pengawasan (pulbaket) untuk
Draft surat tindak lanjut penyidikan.
hasil pengawasan yang akan b) Penyusunan rencana
ditandatangani oleh pejabat pengecekan perbaikan yang
berwenang yang merupakan dilakukan penanggungjawab
pimpinan instansi dan menjadi usaha dan/atau kegiatan.
atasan PPLH/PPLHD. Surat Rencana ini ditetapkan sesuai
tindak lanjut hasil pengawasan dengan batas waktu perbaikan
memuat hasil temuan-temuan yang tertuang dalam surat tindak
lapangan selama pengawasan lanjut hasil pengawasan.
yang telah dilengkapi dengan c) Usulan-usulan saran tindak
analisis yuridisnya sesuai apabila penanggungjawab usaha
dengan peraturan perundang- dan/atau kegiatan tidak
undangan. Rencana tindak ini melakukan perbaikan
juga harus dilengkapi dengan sebagaimana tertuang dalam
batas waktu perbaikan. Di dalam surat tindak lanjut hasil
surat tindaklanjut hasil pengawasan.
pengawasan, pejabat pada 8. Apabila setelah diberikan
Instansi yang bersangkutan surat tindak lanjur pengawasan
dapat menambah ketidaktaatan tersebut oleh Pejabat Pengawas
lain yang terlewat pada saat Lingkungan Hidup tetapi
pengawasan. penanggungjawab usaha
Surat tindak lanjut hasil dan/atau kegiatan masih
pengawasan disampaikan oleh melakukan pelanggaran, maka
instansi yang berwenang tahapan terkahir yang dilakukan
sehingga diharapkan agar pengawas lingkungan hidup
penanggungjawab usaha yaitu menghentikan pelanggaran
dan/atau kegiatan segera tersebut.
menindaklanjutinya dengan Sebagai hasil pelaksanaan
perbaikan-perbaikan kinerja pengawasan oleh Pejabat Pengawas
pengendalian pencemaran pada Lingkungan Hidup Daerah Kota
khususnya dan pengelolaan Semarang, kasus lingkungan hidup di
lingkungan pada umumnya. Kota Semarang dari tahun 2012 –
Surat tindak lanjut ini dapat 2016 tercatat sebagai berikut :
digunakan sebagai bahan

19
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Tabel I
Kasus Lingkungan Hidup di Kota Semarang
TAHUN PENCEMARAN JUMLAH
KERUSAKAN PERMASALAHAN
LIMBAH UDARA /
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
CAIR KEBISINGAN
(LAIN2) (LAIN2)

2016 10 27 12 1 50

2015 8 19 5 7 39

2014 14 15 4 1 5

2013 19 25 4 0 48

2012 18 27 8 2 10
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Dilihat dari hasil pengawasan Lingkungan Hidup Daerah Kota
oleh PPLHD Kota Semarang bahwa Semarang memiliki kewenangan
kasus lingkungan hidup di Kota menghentikan pelanggaran tertentu
Semarang setiap tahunnya atau dapat disebut penegakan hukum
mengalami perubahan. Kasus lingkungan. Pejabat Pengawas
pencemaran di Kota Semarang Lingkungan Hidup dalam
merupakan pelanggaran yang melaksanakan tugasnya dalam
terjadi karena melanggar baku mutu penegakan hukum lingkungan dapat
lingkungan hidup yang telah melakukan koordinasi dengan
ditetapkan oleh UU PPPLH 2009 Pejabat Penyidik Pengawas Negeri
dan Peraturan Daerah. Dalam Sipil (PPNS) sesuai yang disebutkan
ketentuannya hal tersebut belum di dalam UU PPLH Pasal 74 ayat (2),
dapat dikenai sanksi pidana, tetapi yang berbunyi :
dijatuhi sanksi administrasi terlebih “dalam melaksanakan tugasnya,
dahulu berdasarkan UU PPLH 2009 pejabat pengawas lingkungan hidup
Pasal 100 ayat (2) yang dapat melakukan koordinasi dengan
menyebutkan bahwa : pejabat penyidik pegawai negeri
“tindak pidana sebagaimana sipil”.
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dikenakan apabila sanksi Tetapi karena di dalam Dinas
administratif yang telah dijatuhkan Lingkungan Hidup Kota Semarang
tidak dipatuhi atau pelanggaran belum memiliki PPNS, maka
dilakukan lebih dari satu kali.” pengawas lingkungan bekerja sama
dengan tim pengaduan dan
Kemudian untuk lebih penyelesaian sengketa. Sehingga
mengefektifkan dan memberdayakan dapat melakukan penegakan hukum
pengawasan hukum lingkungan dalam bidang lingkungan hidup
dengan melihat kasus lingkungan dengan baik dan seusai
hidup yang tercantum dalam tabel kewenangannya masing-masing.
kasus lingkungan hidup di Kota Penegakan hukum yang
Semarang, Pejabat Pengawas dikenakan yaitu penegakan hukum

20
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

secara administratif, penyelesaian melaksanakan kinerja perlindungan


sengketa lingkungan hidup di luar dan pengelolaan lingkungan hidup,
pengadilan atau melalui pengadilan, yang berpotensi menimbulkan
dan tindakan pidana lingkungan bagi pencemaran dan/atau kerusakan
pelanggaran yang dilakukan oleh lingkungan hidup. Bagan dapat
penanggungjawab usaha dan/atau dilihat dibawah ini :
kegiatan terhadap kewajiban

Gambar 1
Instrumen Penegakan Hukum Lingkungan

Berikut penegakan hukum yang


dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup Kota Semarang
1. Sanksi adminitrasi kewajiban/ perintah dan/atau
(UU PPLH Pasal 76 s/d 83) penarikan kembali keputusan TUN
Sanksi administrasi adalah yang dikenakan kepada
perangkat sarana hukum administrasi penanggungjawab usaha dan/atau
yang bersifat pembebanan kegiatan atas dasar ketidaktaatan
terhadap peraturan perundang- Berdasarkan Peraturan Daerah
undangan di bidang PPLH dan/atau No. 13 tahun 2006 tentang
ketentuan dalam izin lingkungan. Pengendalian Lingkungan Hidup
Berdasarkan UU PPLH Pasal 76 ayat teguran tertulis dilakukan
(1) menyebutkan : sebanyak tiga kali, yaitu teguran
“Menteri, Gubernur, atau pertama, teguran kedua, dan
Bupati/ Walikota menerapkan sanksi teguran ketiga. Formatnya teguran
administratif kepada tertulis atau surat peringatan.
penanggungjawab usaha dan/atau Teguran tertulis atau surat
kegiatan jika dalam pengawasan peringatan tersebut dikeluarkan
ditemukan pelanggaran terhadap izin dan ditandatangani oleh Kepala
lingkungan”. Dinas Lingkungan Hidup dan
Berdasarkan Pasal 76 ayat (2) Kehutanan Provinsi atau Kepala
UU PPLH 2009, terdapat empat jenis Dinas Lingkungan Hidup
sanksi administrasi yaitu : Kab/Kota selaku pembina teknis
a. Teguran tertulis dan pengampu

21
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

regulasi/perundang-undangan mengakhiri keadaan yaang


perlindungan dan pengelolaan dilarang oleh suatu kaidah hukum
lingkungan hidup. Setelah administrasi.
dilakukan teguran, maka Dinas Paksaan pemerintah
Lingkungan Hidup tetap merupakan wewenang mandiri
memantau usaha dan/atau pemerintahan, sehingga untuk
kegiatan yang bersangkutan. melaksanakannya tidak perlu
Pengawasan yang dilakukan bantuan organ lain. Sifat
oleh Dinas Lingkungan Hidup wewenang mandiri inilah yang
Kota Semarang diarahkan sebagai membedakan antara paksaan
suatu pembinaan terhadap pemerintah dengan sanksi lain
perusahaan atau pemilik kegiatan. yang sejenis dalam hukum perdata
Dinas Lingkungan Hidup Kota dan hukum pidana.
Semarang menganggap semua Paksaan pemerintah menurut
pelaku usaha sebagai mitra, Pasal 80 ayat (1) UU PPLH 2009
sehingga apabila terjadi kesalahan berupa :
maka akan diupayakan dibina a. penghentian sementara
terlebih dahulu. baru apabila kegiatan produksi;
terjadi pelanggaran, maka Dinas b. pemindahan sarana produksi;
Lingkungan Hidup Kota c. penutupan sarana produksi;
Semarang mempunyai wewenang d. pembongkaran;
untuk menindaklanjuti sesuai e. penyitaan terhadap barang
perintah dari peraturan atau alat yang berpotensi
perundang-undangan yang menimbulkan pelanggaran;
berlaku. f. penghentian sementara
seluruh kegiatan; atau
b. Paksaan pemerintah g. tindakan lain yang bertujuan
Penerapan paksaan pemerintah untuk menghentikan
harus didahului dengan teguran pelanggaran dan tindakan
tertulis terlebih dahulu sebagai memulihkan fungsi
pemberitahuan atau peringatan lingkungan hidup.
bagi penanggungjawab usaha Rumusan pada huruf g
dan/atau kegiatan agar merupakan sebuah norma yang
menghentikan pelanggaran yang terbuka yang dapat
dilakukan. Dengan demikian, diinterpretasikan dan digunakan
tindakan nyata berupa paksaan oleh pejabat yang berwenang
pemerintah dapat dihindarkan. untuk melakukan tindakan yang
Paksaan pemerintah diperlukan guna penghentian
merupakan sanksi administrasi pelanggaran dan pemulihan fungsi
yang cukup efektif untuk lingkungan. Tindakan-tindakan
mengendalikan pencemaran lain yang dapat juga dikategorikan
dan/atau kerusakan lingkungan sebagai bentuk paksaan
hidup. Paksaan pemerintah pemerintah disebut dalam UU
merupakan tindakan nyata PPLH 2009 Pasal 82 ayat (1) dan
(feiteliijke handelingen) dan amat ayat (2).
langsung dari pemerintah untuk

22
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pasal 82 ayat (1) memberikan Dalam penyelesaian kasus-


kewenangan kepada Menteri, kasus lingkungan jenis sanksi ini
gubernur dan bupati/walikota sudah banyak diterapkan, kendati
untuk “memkasa penanggung tidak secara tegas menyebut
jawab usaha dan/atau kegiatan sanksi paksaan pemerintah. Dinas
untuk melakukan pemulihan Lingkungan Hidup Kota
lingkungan hidup akibat Semarang juga kerap menerapkan
pencemaran dan/atau perusakan sanksi paksaan pemerintah. Salah
lingkungan hidup yang satu yang sering dilakukan oleh
dilakukannya”. Pasal 82 ayat (2) Dinas Lingkungan Hidup Kota
memberikan kewenangan kepada Semarang yaitu tindakan
Menteri, gubernur, atau penutupan terhadap usaha
bupati/walikota berwenang atau dan/atau kegiatan.
dapat menunjuk pihak ketiga c. Pembekuan izin lingkungan
untuk melakukan pemulihan Sanksi administrasi berupa
lingkungan hidup akibat pembekuan izin lingkungan pada
pencemaran dan/atau perusakan dasarnya juga bertujuan untuk
lingkungan hidup yang mengakhiri keadaan yang dilarang
dilakukannya atas beban biaya oleh suatu kaidah hukum
penanggung jawab usaha dan/atau administrasi karena bertentangan
kegiatan”. dengan undang-undang.
Penerapan sanksi paksaan Sejauh ini, Dinas Lingkungan
pemerintah pada dasarnya Hidup Kota Semarang belum
bertujuan untuk menghentikan pernah melaksanakan sanksi
pelanggaran dan tindakan berupa pembekuan izin
memulihkan fungsi lingkungan lingkungan kepada pelaku usaha
hidup. Oleh karena itu, menurut dan/atau kegiatan yang ada di
Pasal 80 ayat (2) UU PPLH 2009 Kota Semarang, karena
paksaan pemerintah dapat kebanyakan dari mereka langsung
dikenakan tanpa didahului teguran melakukan usaha perbaikan
apabila pelanggaran yang lingkungan, setelah adanya
dilakukan menimbulkan : teguran dari Dinas Lingkungan
a. ancaman yang sangat serius Hidup Kota Semarang, sehingga
bagi manusia dn lingkungan tidak sampai adanya pembekuan
hidup; izin lingkungan yang dilakukan
b. dampak yang lebih besar dan oleh Dinas Lingkungan Hidup
lebih luas jika tidak segera Kota Semarang.
dihentikan pencemaran d. Pencabutan izin lingkungan
dan/atau perusakannya; Pencabutan atau penarikan
dan/atau kembali izin lingkungan dapat
c. kerugian yang lebih besar terjadi karena penyimpangan
bagi lingkungan hidup jika perizinan, pandangan kebijakan
tidak segera dihentikan yang berubah, keadaan nyata yang
pencemaran dan/atau berubah, dan penarikan kembali
perusakannya. sebagai sanksi. Pencabutan izin
sebagai sanksi termasuk kategori

23
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

keputusan penegakan hukum, pengadilan dilakukan untuk


tetapi hendaknya upaya paling mencapai kesepakatan mengenai
akhir dalam rangkaian proses satau atau lebih dari empat hal,
penegakan hukum lingkungan yaitu :
administrasi. a. bentuk dan besarnya ganti rugi;
Pada prinsipnya sama dengan b. tindakan pemulihan akibat
pembekuan ijin bahwa Dinas pencemaran dan/atau
Lingkungan Hidup Kota perusakan;
Semarang akan mencabut ijin c. tindakan tertentu untuk
usaha atau ijin lingkungan apabila menjamin tidak akan
usaha dan/atau kegiatan mereka terulangnya pencemaran
menimbulkan dampak yang dan/atau perusakan; dan/atau
meluas. Sama halnya dengan d. tindakan untuk mecegah
pelaksanaan sanksi administrasi timbulnya dampak negatif
berupa pembekuan izin, Dinas terhadap lingkungan hidup;
Lingkungan Hidup Kota Dalam penyelesaian sengketa
Semarang belum pernah diluar pengadilan, dapat
melaksanakan sanksi berupa diselesaikan para pihak sendiri
pencabutan izin lingkungan maupun dengan bantuan pihak
kepada pelaku usaha dan/atau ketiga, sesuai PP Nomor 54
kegiatan yang ada di Kota Tahun 2000 tentang Lembaga
Semarang, karena para pelaku Penyelesaian Sengketa. Untuk
usaha yang sudah diperingatkan Kota Semarang, belum di bentuk
sudah tahu harus melakukan lembaga khusus untuk menangani
pemulihan lingkungan oleh sengketa lingkungan di luar
mereka sendiri. pengadilan. Untuk itu Dinas
2. Penegakan Hukum Perdata Lingkungan Hidup Kota
(UU PPLH 2009Pasal 85 s/d 87) Semarang yang menjadi lembaga
Penegakan hukum perdata atau badan yang menangani
dibagai menjadi 2 yaitu penyelesaian sengketa lingkungan
penyelesaian sengketa di luar di bawah sub bidang penyelesaian
pengadilan dan penyelesaian sengketa lingkungan sebagai
sengketa melalui pengadilan. wakil pemerintah.
1. Penyelesaian Sengketa di Luar Apabila dilakukan dengan
Pengadilan mediasi, Dinas Lingkungan Hidup
Penyelesaian sengketa di luar selaku mediator mempertemukan
pengadilan atau yang sering para pihak yang bersengketa
disebut dengan penyelesaian untuk melakukan mediasi. Tetapi
sengketa alternatif merupakan mediator tidak memiliki
mekanisme penyelesaian dengan kewenangan untuk mengambil
cara yang telah diatur undang- suatu keputusan, tetapi hanya
undang berupa mediasi, konsiliasi, berwenang memberi bantuan atau
dan arbitrasi. Pada asal 85 ayat (1) saran-saran yang berhubungan
UU PPLH 2009 menentukan dengan soal-soal prosedural dan
bahwa penyelesaian sengketa subtansial. Setelah mediasi
lingkungan hidup di luar berhasil dan dicapai kesepekatan

24
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

bersama, biasanya ada ganti rugi 2. Penyelesaian Sengketa Melalui


yang harus dibayarkan sesuai Pengadilan
kesepakatan para pihak yang Penyelesaian sengketa
bersengketa. lingkungan hidup melalui
Jika dilakukan dengan arbitrase pengadilan bermula dari adanya
dapat melalui Badan Arbitrase gugatan dari pihak yang merasa
Indonesia. Jadi para pihak yang dirugikan terhadap pihak lain
bersengketa menyerahkan yang melakukan pencemaran
pertikaian mereka itu kepada dan/atau kerusakan lingkungan
pihak lain yang netral guna hidup dan menimbulkan kerugian
mendapatkan keputusan yang pada orang lain atau lingkungan
menyelesaikan sengketa. Arbitase hidup. UU PPLH 2009
merupakan penyelesaian menyediakan dua bentuk tuntutan
sengeketa di luar pengadilan yang yang dapat diajukan oleh
mirip dengan mediasi, tetapi penggugat, yaitu meminta ganti
arbitarse memiliki kekuatan kerugian dan meminta tergugat
hukum, jadi sama seperti di untuk melakukan tindakan
pengadilan yang menghasilkan tertentu. Penyelesaian sengketa
sebuah keputusan arbitrase dan lingkungan hidup melalui
memiliki ketentuan sendiri, pengadilan dapat dilakukan
sedangkan mediasi hanya berupa melalui gugatan perdata biasa
berita acara saja. Apabila arbitrase yang diajukan oleh pihak yang
tersebut tidak berhasil dilakukan merasa dirugikan
maka dapat berlanjut ke Penyelesaian sengketa melalui
pengadilan. pengadilan dapat dilakukan
Penyelesaian sengeketa secara melalui pengadilan umum dan
perdata seharusnya dengan pengadilan administrasi (TUN).
perhitungan ganti rugi. Jadi Mekanisme pengadilan umum
misalkan pihak yang dirugikan diatur dalam Pasal 87-92
tersebut bisa mengambil ahli dari UUPPLH 2009, sedangkan
Perguruan Tinggi atau praktisi mekanisme pengadilan TUN
ahli menghitung untuk kerugian diatur dalam Pasal 93 UUPPLH
lingkungan hidup. Kerugian 2009.
tersebut kemudian dihitung satu Jika para pihak yang
persatu sesuai apa yang dirugikan bersengketa tentang lingkungan
oleh pihak yang bersengketa hidup telah memilih
tersebut. Setelah adanya penyelesainnya di luar
pehitungan tersebut kemudian pengadilan, maka gugatan ke
dilakukan tawar menawar antara pengadilan hanya dapat dilakukan
para pihak yang bersengketa dan apabila proses penyelesaian
kemudian ada kesepakatan yang sengketa di luar pengadilan sudah
disetujui bersama. Tetapi untuk dinyatakan tidak berhasil oleh
saat ini Dinas Lingkungan Hidup seorang atau para pihak yang
Kota Semarang melakukan bersengketa. Hal ini dimaksudkan
penyelesaian hanya melalui agar terdapat kepastian hukum
mediasi dan arbitrase.

25
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dan juga agar tidak terjadi putusan memburu, menangkap dan


yang berbeda.. memperjualbelikan satwa liar
Mengenai tata cara yang dilindungi atau mengambil,
pengajuan gugatan secara umum merusak dan memperjualbelikan
tunduk pada Hukum Acara tumbuhan yang dilindungi.
Perdata yang berlaku, kecuali hal- Perlunya penerapan sanksi pidana
hal yang ditentukan khusus dalam terhadap perbuatan-perbuatan itu
UU PPLH 2009, seperti gugatan karena lebih didasrkan prinsip
perwakilan dan legal standing ekologis.
organisasi lingkungan. Sejauh ini Sanksi-sanksi pidana yang dapat
persoalan ganti rugi melalui dikenakan pada pelaku perbuatan
pengadilan jarang dilakukan oleh mencemari lingkungan dan
Dinas Lingkungan Hidup Kota perbuatan merusak lingkungan
Semarang karena dapat hidup terdapat dalam sejumlah
diselesaikan di luar pengadilan. undang-undang yaitu :
• Undang – Undang No 32
3. Penegakan Hukum Pidana Tahun 2009 tentang
( UU PPLH Pasal 97 s/d 120) Perlindungan dan Pengelolaan
Penegakan hukum pidana Lingkungan Hidup (UU
lingkungan adalah penegakan PPLH);
hukum terhadap ketentuan- • Undang-Undang No 5 Tahun
ketentuan pidana dari hukum 1984 tentang Perindustrian;
lingkungan. Subtansi, wewenang • Undang-Undang No 5 Tahun
kelembagaan, dan prosedur yang 1990 tentang Konservasi
digunakan secara umum tunduk Sumber Daya Alam Hayati
pada ketentuan hukum dan Ekosistemnya; dan
lingkungan, kecuali jika hal itu • Undang-Undang No 41 Tahun
belum diatur secara khusus. 1999 tentang Kehutanan.
KUHP sebagai salah satu sumber Saat ini Dinas Lingkungan
hukum formal dari hukum pidana Hidup Kota Semarang tidak
tidak memuat ketentuan-ketentuan sampai kepada penegakan hukum
yang dapat didayagunakan secara pidana, karena kasus-kasus
efektif terhadap pelaku lingkungan yang terjadi di Kota
pencemaran dan/atau kerusakan Semarang masih bisa diselesaikan
lingkungan, maka dirasa perlu melalui sanksi administrasi.
untuk menciptakan atau
merumuskan suatu ketentuan B. Kendala-Kendala yang
tentang sanksi pidana yang baru. Dihadapi Pejabat Pengawas
Sanksi pidana dalam hukum Lingkungan Hidup Kota
lingkungan mencakup dua macam Semarang dalam Penegakan
kegiatan, yakni perbuatan Hukum Lingkungan
mencemari lingkungan dan Pengawas Lingkungan Hidup
perbuatan merusak lingkungan. Kota Semarang sebagai instrumen
Termasuk dalam perbuatan penegakan hukum lingkungan di
merusak lingkungan, antara lain wilayah Pemerintah Daerah Kota
menebang kayu di hutan lindung, Semarang dalam melakukan

26
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

perlindungan dan pengelolaan 4. Perlunya aparat pemerintah,


lingkungan hidup belum mampu polisi, jaksa, hakim dan
bekerja banyak dalam hal terjadi pengadilan yang mengerti dan
pencemaran dan/atau kerusakan memiliki pengetahuan di
lingkungan. Hal ini disebabkan bidang lingkungan hidup
karena beberapa kendala di lapangan,
antara lain: IV. KESIMPULAN
1. Kurangnya Sumber Daya Kesimpulan dari hasil penelitian
Manusia (SDM) dan jumlah yang dilakukan oleh penulis terhadap
personil dari tim Dinas Pelaksanaan Tugas Pejabat
Lingkungan Hidup Kota Pengawas Lingkungan Hidup dalam
Semarang Penegakan Hukum Lingkungan di
2. Jumlah anggaran yang Kota Semarang sebagai berikut :
terbatas 1. Pejabat Pengawas Lingkungan
3. Kurangnya saran prasaran Hidup dalam menaati ketaatan
yang menunjang memliki 10 kewenangan
4. Kurangnya aparat berdasarkan Undang-Undang
pemerintah, polisi, jaksa, No. 32 Tahun 2009 tentang
hakim, dan pengadilan Perlindungan dan Pengelolaan
5. Kurangnya kesadaran para Lingkungan Hidup Pasal 74,
pelaku usaha dan/atau tetapi dalam pelaksanaanya di
kegiatan tentang pengelolaan lapangan hanya beberapa saja
lingkungan hidup yang baik yang dilakukan oleh PPLH Kota
6. Kurangnya partisipasi atau Semarang. Termasuk dalam
kesadaran masyarakat dalam penegakan hukumnya yang
penanganan masalah dilakukan oleh PPLH Kota
lingkungan hidup Semarang hanya berwenang
menajatuhkan sanksi
Upaya-upaya yang harus administrasi berupa teguran
dilakukan oleh Pejabat Pengawas tertulis dan paksaan pemerintah.
Lingkungan Hidup Kota Tetapi selain teguran tertulis dan
Semarang paksaan pemerintah dapat juga
dikenakan ganti rugi yang
1. Menambah jumlah Sumber dilakukan oleh pihak yang
Daya Manusia (SDM) di berwenang.
Dinas Lingkungan Hidup 2. Kendala utama yang masih
Kota Semarang dihadapi oleh Pejabat Pengawas
2. Menyiapkan anggaran khusus Lingkungan Hidup Kota
untuk pelaksanaan di Semarang yaitu kurangnya
lapangan supaya dalam Sumber Daya Manusia sehingga
melakukan pelaksanaan di masih sering tercampurnya tugas
lapangan tidak terkendala teknis dan non teknis, sehingga
anggaran yang kurang. tidak terfokus dengan tugas yang
3. Melengkapi sarana prasana harus dilakukan. Upaya yang
yang menunjang harus dilakukan yaitu dengan
menambah SDM di Dinas

27
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Lingkungan Hidup Kota Sugandhy, Aca dan Rustam Haki,


Semarang dan pelatihan untuk 2009, Prinsip Dasar Kebijakan
para aparat hukum di bidang Pembangunan Berkelanjutan
lingkungan hidup. Berwawasan Lingkungan ,
Jakarta: Bumi Aksara
Suparni, Niniek, 1994,
Pelestarian Pengelolaan dan
V. DAFTAR PUSTAKA
Akib, Muhammad, 2014, Hukum Penegakan Hukum
Lingkungan Perspektif Lingkungan, Jakarta : Sinar
Global dan Nasional, Jakarta: Grafika
Rajawali Pers Supriadi, 2006, Hukum
Djamin, Djanius, 2007, Lingkungan di Indonesia
Pengawasan dan Sebuah Pengantar, Jakarta,
Pelaksanaan Undang- Sinar Grafika
Undang Lingkungan Hidup Sutopo, 2002, Metode Penelitian
Suatu Analisis Sosial, Jakarta Hukum Kualitatif, Surakarta:
: Yayasan Obor Indonesia Universitas Sebelas Maret
Erwin Muhammad, 2008, Hukum Press
Lingkungan Dalam Sistem Victor M. Situmorano dan Jusuf
Kebijaksanaan Pembangunan Juhir, 1998, Aspek Hukum
Lingkungan Hidup Bandung: Pengawasan Melekat dalam
Refika Aditama Lingkungan Aparatur
Hasan, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Pemerintah, Jakarta: PT
Materi Metodologi Penelitian Rineka Cipta
dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Peraturan Perundang-undangan
Indonesia Undang – Undang Dasar Negara
Machmud, Syahrul, 2012, Republik Indonesia Tahun 1945
Penegakan Hukum Undang – Undang Nomor 32
Lingkungan Indonesia, Tahun 2009 tentang Perlindungan
Yogyakarta: Graha Ilmu dan Pengelolaan Lingkungan
Mukti Fajar dan Yulianto Hidup
Achmad, 2013, Dualisme
Undang – Undang Nomor 23
Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Yogyakarta: Pustaka Tahun 2014 tentang Pemerintah
Pelajar Daerah
Muhammad, Abdulkadir, 2004, Peraturan Daerah Kota Semarang
Hukum dan Penelitian Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Hukum, Bandung: PT Citra Pengendalian Lingkungan Hidup
Aditya Bakti, 2004 Peraturan Daerah Kota Semarang
Soekanto, Soerjono, 2004, Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penelitian Hukum Normatif, Pembentukan dan Susunan
Jakarta: PT Raja Grafindo Perangkat Daerah Kota Semarang
Persada Peraturan Pemerintah Nomor 18
. 2010, Pengantar Penelitian Tahun 2016 tentang Perangkat
Hukum, Jakarta: Unversitas Daerah
Indonesia Press. Peraturan Walikota Nomor 72
Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan

28
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Website :


Lingkungan Hidup Kota http://metrosemarang.com/blh-
Semarang imbau-pabrik-tak-buang-limbah-
Peraturan Menteri Negara langsung-ke-sungai
Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 02 Tahun http://portal.bangkabaratkab.go.i
2013 tentang Pedoman d/content/pejabat-pengawas-
Penerapan Sanksi Administrasi lingkungan-hidup-daerah-pplhd
di Bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan http://repository.usu.ac.id/bitstrea
Hidup. m/handle/123456789/23656/Cove
r.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara https://clemensbudip.wordpress.c
DanReformasiI Birokrasi Nomor 39 om/2011/11/23/pencemaran-dan-
Tahun 2011 Tentang Jabatan perusakan-lingkungan-hidup-
Fungsional Pengawas Lingkungan oleh-proses-pembangunan/
Hidup dan Angka Kreditnya

29

Anda mungkin juga menyukai