Sap Rematik Sap Senam Lansia
Sap Rematik Sap Senam Lansia
Disusun Oleh :
NI WAYAN YUNIK WINTARI
EMA ATMAWATI
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
NGUDI WALUYO
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan Lansia Di Dusun Jelok RW : 08
Diharapkan lansia mampu memahami tentang penyakit Rheumatik dan
dapat mengatasi masalah Rheumatik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan Lansia Di Dusun Jelok RW : 08
diharapkan:
a. Lansia mengetahui pengertian rheumatik
b. Lansia mengetahui penyebab rheumatik
c. Lansia mengetahui tanda dan gejala rheumatik
d. Lansia mengetahui makanan yg di anjurkan rheumatik
e. Lansia mengetahui makan tidak boleh di makan rheumatik
f. Lansia mengetahui pengobatan tradisional rheumatik
g. Lansia mengetahui cara meminimalkan/menurunkan rasa nyeri
rheumatik
B. KEGIATAN PENYULUH
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audience Media Metode
1. 2 Menit Pembukaan :
1. Penyuluh memulai 1. Menjawab salam - Ceramah
penyuluhan dengan
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan - Ceramah
3. Menyebutkan materi 3. Memperhatikan - Ceramah
yang akan diberikan
4. Menjelaskan TIU dan 4. Memperhatikan - Ceramah
TIK
5. Menggali pengetahuan 5. Menjawab - Tanya
yang dimiliki lansia pertanyaan jawab
tentang Rheumatik
6. Memberikan Reward 6. Memperhatikan -
bagi lansia yang bisa Ceramah
menjawab
2. 10 Pelaksanaan :
Menit 1. Menanyakan kepada 1. Menjawab - Tanya
lansia tentang jawab
pengertian rheumatik
2. Memberi reward bagi 2. Memperhatikan LCD
lansia yang bisa Ceramah
menjawab
3. Mengklarifikasi 3. Memperhatikan LCD
jawaban dari Ceramah
pengertian rheumatik
4. Menanyakan tentang 4. Menjawab LCD
penyebab rheumatik Tanya
5. Memberikan reward 5. Memperhatikan LCD jawab
bagi lansia yang bisa
menjawab Ceramah
6. Mengklarifikasi 6. Memperhatikan LCD
dengan menjelaskan
tentang penyebab Ceramah
rheumatik
7. Menanyakan tentang 7. Menjawab LCD
tanda dan gejala
rheumatik Tanya
jawab
8. Memberikan reward 8. Memperhatikan LCD
bagi lansia yang bisa
menjawab
9. Mengklarifikasi 9. Memperhatikan LCD Ceramah
dengan menjelaskan
tanda dan gejala
rheumatik Ceramah
10. Menjelaskan makanan 10. Memperhatikan LCD
yang di anjurkan pada
penderita rheumatik
11. Menjelaskan makanan 11. Memperhatikan LCD Ceramah
yang tidak boleh di
makan pada penderita
rheumatik Ceramah
12. Menjelaskan 12. Memperhatikan LCD
Penanganan
Rheumatik
13. Memberi kesempatan 13. Bertanya LCD Ceramah
kepada peserta untuk
bertanya
14. Menjawab pertanyaan 14. Memperhatikan LCD Tanya
dari lansia jawab
15. Menjelaskan tentang 15. Memperhatikan LCD
penanganan rheumatik
16. Memberi kesempatan 16. Memperhatikan LCD Tanya
kepada peserta untuk jawab
bertanya dan
mendemonstrasikan Ceramah
yang sudah diajarkan.
17. Memberikkan reward 17. Memperhatikan LCD Ceramah
Ceramah
3. 3 Menit Evaluasi :
1. Menanyakan kembali 1. Menjawab - Ceramah
tentang penanganan dan tanya
Rheumatik jawab
2. Memberi reward bagi 2. Memperhatikan Leaflet
lansia yang menjawab Ceramah
dan memberikan
leaflet
3. Menutup acara dan 3. Memperhatikan -
mengucapkan terima Ceramah
kasih -
4. Mengucapkan salam 4. Menjawab salam Ceramah
C. MEDIA
a. LCD
b. Leaflet
D. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
E. SETTING TEMPAT
Keterangan :
= Penyaji
= Peserta
F. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
Lampiran
RHEUMATIK
A. Pengertian
Rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di
sekitarnya. Rematik juga bisa menyerang bagian tubuh yang lain seperti
kepala dan bagian tubuh yang lainnya. Rematik juga mempunyai nama lain
arthritis, gejala dari penyebab rematik adalah pembengkakan, kemerahan,
nyeri dilutut, siku, pergelangan tangan maupun di bagian sendi-sendi lain,
gangguan di otot dan tendon. Banyak yang tidak menyadari gejala rematik
karena gejalanya memang cukup luas.
Rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia
lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban
B. Penyebab
Dapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu
yang dapat menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan
autoimun, umur, jenis kelamin, kegemukan, dan perubahan hormon.
C. Tanda dan Gejala
1. Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
2. Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
3. Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
4. Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
5. Sendi terasa kaku di pagi hari lebih dari 1 jam
6. Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
7. Gerak terbatas, Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
D. Makanan yg di anjurkan rheumatik
1. Makan sayuran (bayam, lobak, wortel, daun singkong, daun ubi
jalar,seledri)
2. Mengkonsumsi buah-buahan segar (tomat, kesemek, pepaya, mangga)
3. Tiga hari berturut-turut minumlah susu dan telur ayam kampung setengah
matang
4. Mandi berendam dengan air hangat.
5. Istirahat yang cukup.
6. Jangan sampai kedingingan
F. Penanganan Rheumatik
1. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit.
2. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
3. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
4. Berikan kompres hangat pada sendi yang nyeri, misalnya kompres
dengan jahe.
PENGOBATAN TRADISIONAL
Kebanyakan orang tahu bahwa rematik menyebabkan rasa nyeri, kaku, dan
kadang-kadang pembengkakan pada sendi. Tapi, rematik juga dapat
mempengaruhi otot dan tendon (tempat otot melekat), yang mungkin tidak
bengkak tetapi tetap sakit. Gejala rematik bermacam-macam, tergantung pada
jenisnya. Namun, secara umum rematik ditandai dengan rasa nyeri dan kaku pada
persendian, otot, dan tulang. Selain itu rematik juga disertai dengan gejala lain
seperti rasa lelah dan lemah, sulit tidur, depresi, berat badan menurun, serta gerak
tubuh terhambat, dan tidak gesit. Rasa nyeri pada anggota gerak merupakan
keluhan utama para penderita rematik. Biasanya, rasa nyeri timbul ketika
melakukan gerakan tertentu atau setelah melakukan aktivitas. Nyeri juga dapat
timbul ketika istirahat yang tidak ada hubungan dengan masa gerakan
sebelumnya, atau pada pagi hari ketika bangun tidur. Rasa nyeri tersebut tidak
hanya di persendian, tetapi juga menyebar hingga ke seluruh tubuh. Nyeri yang
menjalar secara tajam ke seluruh tubuh menandakan nyeri saraf (Dalimartha,
2008).
Penurunan nyeri merupakan hal yang penting dilakukan oleh perawat
untuk mempertahankan kenyamanan bagi pasien, oleh sebab itu perawat perlu
melakukan pendekatan penatalaksanaan nyeri secara sistematis sehingga dapat
memahami nyeri yang klien rasakan dan dapat memberikan terapi yang sesuai.
Keberhasilan penatalaksanaan nyeri bergantung kepada terbinanya hubungan
positif antara petugas kesehatan, klien, dan keluarga. Klien juga dapat
berpartisipasi aktif dalam perawatan mereka.
Secara tradisional, dikenal pula beberapa cara untuk menghilangkan gejala
nyeri rematik. Bisa dengan pengobatan dalam atau pengobatan luar. Untuk
pengobatan dalam, biasanya digunakan beberapa jenis tanaman yang mampu
menghangatkan tubuh penderita. Salah satunya adalah dengan kompres jahe.
1) Deskripsi Tanaman
a) Kandungan Kimia Jahe
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe.
Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya
menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi
dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe
berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum
tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan
minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 – 3 persen. Komponen utama
minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan
zingiberol (Soedarsono, 1996).
Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa
pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas
gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa
pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol (Tjitrosoepomo, 1996).
Berikut ini laporan dari beberapa penelitian mengenai kandungan
lainnya dalam rimpang jahe :
Komponen Presentase dalam Berat Segar
Minyak esensial 0,8%
Campuran lain 10-16%
Abu 6,5%
Protein 12,3%
Zat pati 45,25%
Lemak 4,5%
Fosfolipid Sedikit
Vitamin Sedikit
Glukosa Sedikit
Sterol 0,53%
Serat 7,3%
Oleoresin 7,3%
Air 10,5%
b) Farmakologi Jahe
1) Sebagai Analgesik
Khasiat analgesic jahe sebanding dengan obat analgesic steroid
dan nonsteroid. Indeks terapeutiknya (perbedaan antara dosis yang
dibutuhkan sebagai konsentrasi minimal yang efektif dengan
konsentrasi maksimal yang toksik) jauh lebih tinggi daripada fenil
butazon, dan karenanya cukup aman (Budhawar, 2006).
2) Sebagai Anti Radang
Uji laboratorium memperlihatkan bahwa ekstrak jahe dalam air
panas menghambat aktivitas lipoksigenase dan siklooksigenase
sehingga menurunkan kadar prostaglandin dan leukotriena (mediator
inflamasi). Riset di Cina melaporkan bahwa pada ratusan penderita
rematik dan sakit punggung kronis yang disuntik 5 – 10% ekstrak jahe
memperoleh efek pengurangan rasa sakit, menurunkan pembengkakan
tulang sendi. Pemberian secara per oral serbuk jahe pada penderita
rematik dan musculoskeletal dilaporkan menurunkan rasa sakit dan
pembengkakan (Dalimartha, 2002).
3) Sebagai Anti Koagulan
Salah satu komponen yang paling utama yakni gingerol bersifat
antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi dengan
begitu jahe mampu mencegah tersumbatnya pembuluh darah,
penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan
juga membantu menurunkan kadar kolesterol (Kompas, 2008).
c) Kegunaan Jahe
Menurut Wijayakusuma (2008), sejak dulu Jahe dipergunakan
sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya. Jahe dapat
merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan
dan pencernaan.
Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat
mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk
kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam
merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu
mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan
tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan
penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk
meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan latihan senam lansia pada lansia, Penerima
Manfaat dapat mempraktikan secara mandiri untuk mencegah
peningkatan tekanan darah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan latihan senam lansia
selama 15 menit di dusun Jelok maka Penerima Manfaat mampu :
a. Memahami tentang senam lansia
b. Memberikan motivasi untuk melakukan senam lansia secara mandiri
c. Mampu mempraktikan latihan senam lansia secara mandiri.
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
C. Media
Video Senam Lansia
D. Pokok Materi
1. Pngertian senam lansia dan manfaatnya
2. Langkah-langkah senam lansia
E. KegiatanPenyuluhan
KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN METODE MEDIA
PESERTA
3. Penutup
(5 menit) 1. Meminta penerima Menjawab Tanya Lisan
manfaat untuk jawab
mendemonstrasikan
gerakan senam lansia
yang benar
a) Memberi reward Memperhatikan. Ceramah Lisan
kepada lansia
yang menjawab
pertanyaan.
b) Menklarifikasi Memperhatikan Ceramah Lisan
gerakan senam
lansia yang benar
F. Evaluasi
1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan.
b. Menyiapkan tempat.
c. Menyiapkan Video.
2. Standart Proses
a. Lansia aktif mengikuti kegiatan penyuluhan.
b. Lansia tidak meninggalkan ruangan ketika kegiatan berlangsung
sampai dengan selesai.
3. Standar hasil
a. 80 % lansia mampu termotivasi untuk melakukan senam lansia secara
mandiri
b. 80 % lansia mampu mendemonstrasikan senam lansia secara mandiri
Lampiran
Senam lansia
A. Pengertian
Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah di lakukan dan tidak
memberatkan, yang dapat di terapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini akan
membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia
ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara
optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas secara optimal dan
membantu menghlangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh
(Widianti & Proverawati, 2010).
B. Jenis Senam Lansia
Menurut Widianti dan Proverawati (2010), adapun jenis-jenis senam lansia
yang biasa di terapkan, meliputi:
1. Senam kebugaran lansia
2. Senam otak
3. Senap osteoporosis
4. Senam hipertensi