Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK KOMUNIKASI PENYIDIK DALAM PROSES INTEROGASI TERSANGKA

KASUS PEMBUNUHAN
(STUDI KUALITATIF DI POLRESTA MANADO)

Novlita Viena
Max Rembang
Nolly S. Londa
Email: novlitavien@gmail.com

ABSTRAK

Interogasi merupakan salah satu rangkaian penting di dalam proses penyidikan yang dilakukan
oleh penyidik. Tujuan dari interogasi adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai suatu
tindak pidana. Tidak jarang ada berita mengenai kekerasan yang dilakukan oleh penyidik di
dalam proses interogasi. Interogasi seperti itu termasuk dalam komunikasi koersif yang
merupakan salah satu dari teknik komunikasi. Keberagaman karakter dari setiap individu
membuat penyidik harus menggunakan berbagai macam teknik komunikasi dalam
menginterogasi, entah komunikasi koersif, persuasif, informatif, atau hubungan manusiawi.
Penelitian ini menggunakan teori S-O-R (stimulus-organism-response). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui teknik komunikasi yang digunakan penyidik Polresta Manado dalam
proses interogasi tersangka kasus pembunuhan melalui pendekatan kualitatif. Peneliti
menggunakan purposive sampling untuk menentukan informan penelitian, sedangkan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Proses analisis meliputi reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
teknik komunikasi yang digunakan penyidik Polresta Manado ialah hubungan manusiawi. Dapat
dilihat dari cara-cara yang dilakukan oleh penyidik di awal penyidikan hingga di dalam proses
interogasi itu sendiri. Selain karena efektif untuk membuat tersangka terbuka dalam memberikan
keterangan, ada Hak Asasi Manusia milik tersangka yang harus dijaga serta peraturan mengenai
pedoman interogasi yang harus ditaati oleh penyidik.

Kata kunci: teknik, komunikasi, penyidik, interogasi, tersangka

PENDAHULUAN
Kejahatan merupakan perilaku meresahkan dan merugikan masyarakat.
menyimpang yang selalu melekat pada Tindak pidana pembunuhan merupakan
masyarakat. Kejahatan, seperti salah satu bentuk kejahatan yang cukup
pemerkosaan, pembunuhan, penganiayaan, mendapat perhatian di kalangan masyarakat.
perampokan dan lain-lain sangat Dalam kehidupan sehari-hari sering
disaksikan fenomena-fenomena seperti itu termasuk dalam komunikasi
pembunuhan, baik yang diberitakan melalui koersif yang merupakan salah satu dari
media elektronik maupun melalui media teknik komunikasi. Dalam ilmu komunikasi
cetak. Dalam hal ini ketentuan dalam Kitab terdapat empat teknik komunikasi yaitu
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) komunikasi informatif yang bersifat
Indonesia secara tegas menyatakan bahwa memberi informasi dan bersifat
pembunuhan merupakan tindak pidana yang menerangkan. Kedua, komunikasi persuasif
dapat dijatuhi sanksi bagi siapa yang yang bertujuan untuk mengubah sikap,
melanggarnya. Beberapa pasal dalam KUHP pendapat ataupun perilaku, yang dilakukan
yang merumuskan tentang pembunuhan dengan menggunakan pesan verbal ataupun
antara lain pasal 338, 339, dan 340. non verbal secara halus, luwes dan
mengandung bujukan. Ketiga, komunikasi
Berbagai macam kejahatan yang terjadi koersif ialah teknik komunikasi berupa
di Kota Manado tentunya sangat perintah, ancaman, sanksi dan lain-lain yang
memerlukan peran dan tugas dari pihak yang bersifat paksaan. Keempat, hubungan
berwenang seperti kepolisian yang dalam manusiawi ialah menjalin hubungan
hal ini ialah Polresta Manado untuk komunikasi yang mengandung unsur-unsur
menanganinya. Salah satu tugas paling kejiwaan yang sangat mendalam.
penting dari kepolisian khususnya satuan
reserse kriminal adalah untuk menemukan Penyesuaian antara penyidik dengan
tersangka dibalik kasus pembunuhan yang tersangka di dalam proses komunikasi tentu
terjadi, mengungkapkan penyebab dan harus ada agar komunikasi dapat
kronologi pembunuhan yang dilakukan berlangsung secara dua arah seperti
pelaku ini yang tentu saja membutuhkan wawancara, yang dalam hal ini dikenal
kerja keras dari pihak kepolisian. Salah satu dengan wawancara investigatif. Maka dari
proses penyelesaian perkara pidana adalah itu tidaklah mungkin penyidik hanya
melakukan penyidikan oleh penyidik. menggunakan teknik komunikasi koersif di
Rangkaian terpenting yang termasuk ke dalam proses interogasi. Keberagaman
dalam proses penyidikan oleh penyidik salah karakter dari setiap individu membuat
satunya adalah tahap interogasi. penyidik harus menggunakan berbagai
Pemeriksaan tersangka pada tahap interogasi macam teknik komunikasi dalam
ini tentu dimaksudkan untuk mendapatkan menginterogasi. Untuk itu diperlukan
keterangan atau kejelasan mengenai keterampilan penyidik agar dapat menggali
terjadinya suatu tindak pidana yang keterangan dari tersangka. Dalam rangka
mungkin melibatkan tersangka itu sendiri. pemeriksaan terhadap tersangka, polisi
sebagai penyidik tentu tidak hanya
Interogasi dan kekerasan merupakan dua menggunakan cara-cara yang biasa, yaitu
hal yang sulit dipisahkan. Tidak jarang hanya menyodorkan pertanyaan-pertanyaan
dalam menginterogasi polisi menekan, yang dianggap berhubungan dengan tindak
mengancam, memaksa, membentak, pidana yang dilakukannya. Teknik
menendang bahkan memukul. Interogasi interogasi tidak hanya pemeriksa memberi
pertanyaan dan tersangka menjawab dan jika dapat ditentukan teknik-teknik pendekatan
tersangka berbohong atau tidak mau yang cocok untuk keberhasilan pemeriksaan
menjawab maka akan dilakukan pemaksaan yang berlangsung secara manusiawi.
dengan kekerasan oleh pemeriksa. Namun Semakin mengenal pribadi tersangka,
masih banyak lagi teknik-teknik agar semakin akrab dan lancar komunikasi antara
tersangka mau menjawab pertanyaan dari penyidik dan tersangka. Dengan keakraban
pemeriksa tanpa adanya pemaksaan dan tersebut diharapkan dapat membantu
kekerasan dari pemeriksa. penyidik dalam mengumpulkan keterangan
dari tersangka dan juga untuk menghindari
Polisi sebagai penyidik tentunya tindakan pemaksaan yang dilakukan oleh
mempunyai cara-cara tersendiri atau teknik penyidik. Karena penulis ingin mengkaji
komunikasi dalam melakukan interogasi lebih dalam mengenai fenomena yang
terhadap seorang tersangka karena bukan terjadi di atas, maka dari itu penulis tertarik
suatu hal yang mudah untuk menggali untuk melakukan penelitian yang berjudul
keterangan dari seorang tersangka. Salah “Teknik Komunikasi Penyidik Dalam
satu teknik tersebut adalah dengan
Proses Interogasi Tersangka Kasus
melakukan pendekatan psikologi. Penyidik
Pembunuhan (Studi Kualitatif di Polresta
yang menguasai, minimal mengetahui Manado)”.
sedikit psikologi dapat dengan mudah
mengenal watak, pribadi tersangka, sehingga

TINJAUAN PUSTAKA
Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi digunakan supaya ini diharapkan setiap orang dapat secara
komunikasi antar manusia terjalin secara efektif melakukan komunikasi satu sama
efektif. Pengertian teknik adalah suatu cara lain dan secara tepat menggunakannya.
yang digunakan untuk melakukan sesuatu Berdasarkan keterampilan berkomunikasi
hal. Sedangkan pengertian komunikasi yang dilakukan komunikator, teknik
adalah penyampaian informasi dari komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi:
komunikator ke komunikan melalui media 1) Komunikasi informatif (informative
tertentu. Maka pengertian teknik komunikasi communication)
adalah suatu cara yang digunakan dalam Informatif, yakni agar orang lain yang diajak
menyampaikan informasi dari komunikator berkomunikasi dapat mengerti dan tahu apa
kepada komunikan dengan media tertentu yang di sampaikan atau diucapkan oleh
sehingga dapat dimengerti dan mencapai seorang komunikator. Komunikasi ini
tujuan yang diharapkan di dalam bersifat memberi informasi, bersifat
komunikasi. Di dalam teknik berkomunikasi menerangkan. Sedangkan suatu penerangan
harus menyesuaikan diri antara komunikator harus bersifat edukatif, stimulatif, dan
dan komunikan kepada pesan (message) persuasif. Sedangkan dalam kamus besar
yang dipercakapkan. Dengan adanya teknik yang dimaksud dengan informasi itu sendiri
adalah penerangan, keterangan, menggambarkan resiko yang buruk.
pemberitahuan kabar atau berita tentang Instruktif adalah suatu perintah yang bersifat
sesuatu. Teknik komunikasi informatif pada mengancam. Tetapi ancamannya itu
umumnya hanya ingin menyentuh ranah mengandung suatu yang dapat menjadikan
kognisi dari khalayak. Jadi jika seseorang seseorang itu untuk melakukan perintahnya.
mengatakan sesuatu kepada orang lain dan Instruktif bersifat memerintah, nasihat-
orang itu mengerti dan karenanya menjadi nasihatnya bergaya. Sedangkan yang
tahu, maka komunikasi terjadi. Sampai dimaksud dengan instruksi adalah perintah
disitu komunikasi hanya bertaraf informatif. atau arahan untuk melakukan suatu
2) Komunikasi persuasif (persuasive pekerjaan atau melakukan suatu tugas, dan
communication) merupakan pelajaran dan petunjuk (Anonim,
Istilah “persuasi” atau dalam bahasa Inggris 2010d). Istilah koersif dalam bahasa Inggris
“persuation” berasal dari kata Latin coercion, berasal dari bahasa Latin coercio
persuasio, yang secara berarti hal yang secara harfiah berarti “pengekangan”
membujuk, hal yang mengajak atau dan secara maknawiah berarti “upaya
menyakinkan (Suprapto dan Fahrianoor, mencapai suatu tujuan dengan menggunakan
2004:89). Persuasi merupakan salah satu kekuatan”. Dalam prakteknya, untuk
metode komunikasi, yang dalam mencapai tujuan itu dilakukan kegiatan
pelaksanaannya menggunakan teknik atau dalam bentuk sanksi, ancaman, intimidasi,
cara tertentu, sehingga menyebabkan orang pemerasan, boikot, terror dan lain-lain,
bersedia melakukan dengan senang hati, sehingga orang yang dijadikan sasaran
sukarela dan tanpa merasa dipaksa oleh merasa terpaksa, cemas, takut dan
siapapun. Kesediaan itu timbul dari dalam sebagainya (Onong, 2006b : 83).
dirinya sebagai akibat adanya dorongan atau 4) Hubungan manusiawi (human relation)
rangsangan tertentu yang menyenangkan. Hubungan manusiawi adalah terjemahan
Persuasi bertujuan untuk mengubah sikap, dari human relation, ada juga orang yang
pendapat ataupun perilaku, yang dilakukan menterjemahkan menjadi “hubungan
dengan menggunakan pesan secara verbal manusia” dan “hubungan antar manusia”,
ataupun non verbal secara halus, luwes, dan yang sebenarnya tidak terlalu salah karena
mengandung bujukan. yang berhubungan tidak seperti orang
3) Komunikasi Koersif/Instruktif berkomunikasi biasa, bukan hanya
(coersive/instructive communication) merupakan penyampaian suatu pesan oleh
Komunikasi koersif atau instruktif ialah seseorang kepada orang lain, tetapi
teknik komunikasi berupa perintah, hubungan antara orang-orang yang
ancaman, sanksi dan lain-lain yang bersifat berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur
paksaan, sehingga orang-orang yang kejiwaan yang sangat mendalam. Hubungan
dijadikan sasaran (komunikan) manusiawi dikatakan komunikasi karena
melakukannya secara terpaksa, biasanya sifatnya action oriented, yang mengandung
teknik komunikasi seperti ini bersifat fear sebuah kegiatan untuk merubah sikap,
arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau pendapat, atau perilaku seseorang.
Hubungan manusiawi dalam arti luas adalah Penyidik memiliki wewenang untuk:
interaksi antara seseorang dengan orang lain a) Menerima laporan pengaduan dari
dalam segala situasi dan dalam semua seorang tentang adanya tindak pidana;
bidang kehidupan. Jadi, hubungan b) Melakukan tindakan pertama pada saat
manusiawi dapat dilakukan di mana saja di tempat kejadian;
berada seperti, di rumah, di jalan, dalam bis, c) Menyuruh berhenti seorang tersangka
dan sebagainya. Sedangkan hubungan dan memeriksa tanda pengenal diri
manusiawi dalam arti sempit adalah tersangka;
interaksi antara seseorang dengan orang lain. d) Melakukan penangkapan, penahanan,
penggeledahan, dan penyitaan;
Penyidik e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan
Penyidik menurut Kamus Besar Bahasa surat;
Indonesia (KBBI) adalah Pejabat Polisi f) Mengambil sidik jari dan memotret
Republik Indonesia atau pegawai negeri seorang;
sipil tertentu yang diberi kewenangan g) Memanggil orang untuk didengar dan
khusus oleh undang-undang untuk mencari diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
dan mengumpulkan pelaku tindak pidana. h) Mendatangkan orang ahli yang
Dalam dunia tindak pidana, istilah penyidik diperlukan dalam hubungannya dengan
dan penyidikan kerap kali disebut-sebut. pemeriksaan perkara;
Pada dasarnya pengertian istilah dalam i) Mengadakan penghentian penyidikan;
dunia tindak pidana dan persidangan sudah j) Mengadakan tindakan lain menurut
dijelaskan dalam Pasal 1 Kitab Undang- hukum yang bertanggung jawab.
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Pasal 1 angka 1 dan angka 2 Kitab Undang- Tindakan lain seperti yang dimaksud
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dalam pasal 7 ayat j KUHAP adalah:
yang memberikan pengertian mengenai 1) Tidak bertentangan dengan suatu aturan
penyidik dan penyidikan seperti di bawah hukum, dalam hal ini tentu saja hukum
ini: perundangan yang berlaku di negara
Pasal 1 angka 1 KUHAP: “Penyidik Indonesia.
adalah pejabat polisi negara Republik 2) Selaras dengan kewajiban hukum yang
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil mengharuskan dilakukannya tindakan
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh jabatan. (Pasal 50 KUHP)
undang-undang untuk melakukan 3) Tindakan itu harus patut dan masuk akal
penyidikan.” dan termasuk dalam lingkungan
Pasal 1 angka 2 KUHAP: “Penyidikan jabatannya. (Pasal 49 KUHP)
adalah serangkaian tindakan penyidik dalam 4) Atas pertimbangan yang layak
hal dan menurut cara yang diatur dalam berdasarkan keadaan memaksa. (Pasal
undang-undang ini untuk mencari serta 48 KUHP)
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu 5) Menghormati Hak Asasi Manusia.
membuat terang tentang tindak pidana yang Interogasi
terjadi dan guna menemukan tersangkanya.”
Tahap interogasi merupakan salah satu intimidasi, ancaman, siksaan fisik, psikis
rangkaian terpenting yang termasuk ke ataupun seksual untuk mendapatkan
dalam proses penyidikan oleh penyidik. informasi, keterangan atau pengakuan.
Interogasi adalah suatu teknik pemeriksaan
tersangka atau saksi dalam rangka Tersangka
penyidikan tindak pidana dengan cara Menurut Pasal 1 angka 2 KUHAP,
mengajukan pertanyaan baik lisan maupun serangkaian tindakan penyidik adalah dalam
tertulis kepada tersangka atau saksi, guna rangka mencari serta mengumpulkan bukti
mendapatkan keterangan, petunjuk, alat yang dengan bukti itu membuat terang
bukti dan kebenaran keterlibatan tersangka tentang tindak pidana yang terjadi dan
dalam rangka pembuatan acara pemeriksaan menemukan tersangkanya. Menurut Pasal 1
(Naskah sementara, Pedoman Penyelidikan angka 14 KUHAP, “Tersangka adalah
Tindak Pidana, 2006). Sedangkan menurut seorang yang karena perbuatannya atau
kamus bahasa Indonesia, interogasi adalah keadaannya berdasarkan bukti permulaan
pemeriksaan terhadap seseorang melalui patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.”
pertanyaan lisan yang bersistem Hak tersangka saat ditangkap/digeledah
(kamusbahasaindonesia.org). Dari uraian di polisi antara lain:
atas dapat diartikan, bahwa interogasi adalah 1) Meminta surat tugas dari petugas
usaha/kegiatan untuk memperoleh kepolisian yang akan menangkap.
keterangan dari orang yang memiliki atau 2) Meminta surat perintah penangkapan.
diduga memiliki keterangan melalui 3) Setelah seseorang ditangkap maka dia
pertanyaan lisan maupun tulisan. berhak untuk:
a. Menghubungi dan didampingi oleh
Pedoman pelaksanaan interogasi diatur seorang penasehat
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara hukum/pengacara;
Pidana dan Peraturan Kepala Kepolisian b) Segera diperiksa oleh penyidik dan
Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun selanjutnya dapat diajukan kepada
2009. Ketentuan-ketentuan yang diatur penuntut umum;
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara c) Minta untuk dilepaskan setelah
Pidana Pasal 117 ayat (1) menyebutkan lewat dari 1 x 24 jam;
bahwa interogasi harus dilakukan tanpa d) Diperiksa tanpa tekanan seperti;
tekanan dalam bentuk apapun dan oleh siapa intimidasi, ditakut-takuti, dan
pun. Sedangkan Pasal 13 ayat (1) Peraturan disiksa secara fisik.
Kepala Kepolisian Negara Republik 4) Tidak mendapat penyiksaan dari pihak
Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang yang berwajib.
Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi 5) Menghubungi penasihat hukumnya.
Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas 6) Bebas dari penangkapan sewenang-
Kepolisian Negara Republik Indonesia wenang, hak bebas dari penghilangan
menyebutkan bahwa dalam melaksanakan secara paksa.
kegiatan penyelidikan dan penyidikan, 7) Berhak untuk diperlakukan sebagai
setiap petugas Polri dilarang melakukan orang belum tentu bersalah sampai
terbukti bersalah di pengadilan (asas pada tahun 1953 ini lahir karena adanya
praduga tak bersalah). pengaruh dari ilmu psikologi dalam ilmu
komunikasi. Teori S-O-R merupakan proses
Tindak Pidana Pembunuhan komunikasi yang menimbulkan reaksi
Ketentuan dalam Kitab Undang-Undang khusus, sehingga seseorang dapat
Hukum Pidana (KUHP) Indonesia secara mengharapkan dan memperkirakan
tegas menyatakan bahwa pembunuhan kesesuaian antara pesan dan reaksi
merupakan tindak pidana yang dapat komunikan. Unsur-unsur pada model ini
dijatuhi sanksi bagi siapa yang adalah pesan (stimulus), komunikan
melanggarnya. Beberapa pasal dalam KUHP (organism), dan efek (response) (Effendy,
yang merumuskan tentang pembunuhan 2003: 254).
antara lain.
Pasal 338: “Barangsiapa dengan sengaja Menurut teori S-O-R, proses dari
merampas nyawa orang lain, diancam perubahan sikap adalah serupa dengan
karena pembunuhan dengan pidana penjara proses belajar. Berikut proses belajar yang
paling lama lima belas tahun.” dilakukan oleh individu:
Pasal 339: “Pembunuhan yang diikuti, 1) Sebelum memberikan pesan (stimulus)
disertai atau didahului oleh suatu tindak ada baiknya komunikator mempelajari
pidana lain, yang dilakukan dengan maksud karakter dari komunikan (organism).
untuk mempersiapkan atau mempermudah Pesan (stimulus) yang diberikan
pelaksanaannya, atau untuk menghindarkan komunikator kepada komunikan
diri sendiri maupun peserta lainnya dari (organism) dapat diterima atau ditolak
pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun oleh komunikan tersebut. Jika
untuk memastikan penguasaan benda yang komunikan menolak stimulus yang
diperolehnya secara melawan hukum, diberikan, berarti stimulus tersebut
dipidana dengan pidana penjara seumur kurang efektif untuk digunakan dalam
hidup atau sementara waktu, paling lama mempengaruhi perhatian individu;
dua puluh tahun”. sehingga proses belajar berhenti disini.
Pasal 340: “Barang siapa dengan sengaja 2) Namun apabila stimulus diterima,
dan dengan rencana terlebih dahulu menandakan adanya perhatian dari
menghilangkan nyawa orang lain, dipidana komunikan (organism). Bila komunikan
karena pembunuhan dengan rencana, dengan mengerti stimulus yang diberikan oleh
pidana mati atau pidana penjara seumur komunikator, berarti stimulus tersebut
hidup atau selama waktu tertentu, paling efektif digunakan dan proses belajar
lama dua puluh tahun”. berlanjut.
3) Setelah itu komunikan (organism)
mengolah stimulus yang diterimanya,
Teori S-O-R (Stimulus-Organism-
sehingga terjadi kesediaan untuk
Response)
Teori S-O-R (Stimulus-Organism- bertindak demi stimulus yang telah
Response) yang dikemukakan oleh Hovland diterimanya atau dengan kata lain
mengambil sikap.
4) Sikap yang diambil komunikan METODOLOGI PENELITIAN
(individu) tersebut berlanjut menjadi
sebuah tindakan, yaitu perubahan Metode penelitian yang digunakan dalam
perilaku. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan
Menurut teori ini komunikan atau penelusuran untuk mengembangkan
menghasilkan perilaku tertentu jika ada dan memahami suatu gejala yang menjadi
kondisi stimulus tertentu pula. Lalu efek objek (Creswell dalam Semiawan, 2010).
yang ditimbulkan adalah reaksi khusus Penelitian komunikasi kualitatif biasanya
terhadap stimulus khusus, sehingga tidak dimaksudkan untuk memberikan
seseorang dapat mengharapkan dan penjelasan-penjelasan, mengontrol gejala-
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-
reaksi komunikan. Teori ini menunjukkan prediksi, atau menguji teori apapun, tetapi
bahwa komunikasi merupakan proses aksi- lebih dimaksudkan untuk mengemukakan
reaksi, dapat juga dikatakan sebagai gambaran atau pemahaman mengenai
hubungan timbal-balik atau merespon apa bagaimana dan mengapa suatu gejala atau
yang disampaikan. Artinya teori ini realitas komunikasi terjadi. Jenis penelitian
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, kualitatif yang digunakan adalah deskriptif.
isyarat non verbal, simbol-simbol, kontak Deskriptif hanya memaparkan situasi atau
fisik dan tindakan tertentu akan merangsang peristiwa.
orang lain memberikan respon dengan cara
tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung Fokus Penelitian
secara negatif atau positif, misalnya jika Fokus penelitian dalam sebuah penelitian
orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini dimaksudkan untuk membatasi studi. Sesuai
merupakan reaksi positif, namun jika dengan permasalahan yang dirumuskan,
tersenyum dibalas dengan palingan muka maka yang menjadi fokus penelitian adalah
maka ini merupakan reaksi negatif. sebagai berikut:
1) Teknik komunikasi yang digunakan
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyidik dalam proses interogasi
penyebab terjadinya perubahan perilaku 2) Hambatan yang ditemui dalam proses
tergantung kepada kualitas stimulus interogasi
(rangsang) yang disampaikan kepada 3) Upaya penyidik untuk mengatasi
komunikan. Artinya kualitas dari sumber hambatan yang ditemui dalam proses
komunikasi/komunikator misalnya interogasi
kredibilitas, kepemimpinan, teknik
komunikasi, dan gaya berbicara sangat Lokasi Penelitian
menentukan keberhasilan perubahan Penelitian ini dilaksanakan di Kepolisian
perilaku seseorang, kelompok atau Resor Kota (POLRESTA) Manado yang
masyarakat. beralamatkan di Jalan Piere Tendean,
Wenang Utara, Wenang, Kota Manado,
Sulawesi Utara.
relevan dengan topik atau masalah yang
akan atau sedang diteliti. Teknik ini
Sumber dan Jenis Data digunakan untuk memperoleh data yang lain
Dalam penelitian ini, peneliti yang dapat mendukung data yang sudah
memperoleh dan menggunakan metode diperoleh dari hasil wawancara. Informasi
purposive sampling yaitu teknik penentuan didapatkan dengan melakukan penelaahan
sampel dengan pertimbangan tertentu yang terhadap berbagai buku, literatur, catatan,
dapat dijadikan sumber bagi peneliti. serta berbagai laporan yang berkaitan
Purposive sampling dilakukan untuk dengan masalah yang sedang diteliti (Nazir,
mencari narasumber sebagai informan. 1988).
Adapun kriteria informan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 5 anggota Polisi Teknik Analisis Data
Polresta Manado yang tergabung dalam Teknik analisis data yang digunakan
satuan RESKRIM (Reserse Kriminal) yang dalam penelitian ini adalah model analisis
sudah melakukan interogasi minimal 10 kali. interaktif (interactive models of analysis),
Data yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh Miles dan
adalah data primer dan data sekunder. Huberman (1984). Penelitian ini bergerak di
antara tiga komponen, yaitu reduksi data
Teknik Pengumpulan Data (data reduction), penyajian data (data
Teknik pengumpulan data yang display), dan penarikan kesimpulan/
digunakan dalam penelitian ini untuk verifikasi (conclusion drawing/verification).
mendapatkan data yaitu:
1) Wawancara HASIL PENELITIAN DAN
Selain metode observasi, penelitian ini juga PEMBAHASAN
menggunakan metode wawancara. Hasil Penelitian
Wawancara (interview) merupakan Teknik Komunikasi Penyidik Dalam
percakapan antara dua orang atau lebih dan Proses Interogasi Tersangka Kasus
berlangsung antara narasumber dan Pembunuhan
pewawancara. Tujuan dari wawancara Tujuan dari penyidikan tidak hanya untuk
adalah untuk memperoleh gambaran yang menemukan tersangkanya saja namun dapat
memadai dan akurat mengenai teknik juga digunakan untuk menemukan rangkaian
komunikasi penyidik dalam proses tindak pidana yang terjadi. Salah satu
interogasi tersangka kasus pembunuhan di rangkaian terpenting yang termasuk ke
POLRESTA Manado. Diharapkan data yang dalam proses penyidikan oleh penyidik yaitu
diperoleh tidak hanya yang diketahui secara tahap interogasi. Pemeriksaan tersangka
umum, melainkan kemungkinan data yang pada tahap interogasi ini tentu dimaksudkan
lebih rinci dan tersembunyi. untuk mendapatkan keterangan atau
2) Dokumentasi kejelasan mengenai terjadinya suatu tindak
Teknik pengumpulan data dokumentasi pidana yang melibatkan tersangka itu sendiri
adalah segala usaha yang dilakukan oleh atau ada orang lain.
peneliti untuk menghimpun informasi yang
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam tetapi ada pula tersangka yang sulit untuk
proses interogasi, seorang penyidik harus diajak bekerja sama. Tentu saja hal tersebut
menggunakan teknik-teknik tertentu untuk dapat menghambat jalannya interogasi.
dapat menggali keterangan dari tersangka. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa
Bukan hal yang mustahil bahwa dalam hambatan yang ditemui penyidik dalam
proses pemeriksaan tersangka, penyidik proses interogasi antara lain:
yang bertugas kurang dapat mendalami atau 1) Keterangan dari tersangka yang selalu
memahami tingkah laku atau kepribadian berbeda, bahkan terkesan berubah-ubah.
dari tersangka itu sendiri, sehingga penyidik 2) Menjawab berbelit-belit
tentu akan mengalami kesulitan untuk 3) Tersangka berbohong
mendapatkan keterangan yang diperlukan 4) Tersangka hanya diam
dan tentu keadaan seperti ini yang dapat 5) Tersangka mengalami shock
menghambat kelancaran pemeriksaan.
Upaya Penyidik Untuk Mengatasi
Berdasarkan hasil dari wawancara yang Hambatan yang Ditemui Dalam Proses
telah dilakukan, penyidik Polresta Manado Interogasi
menggunakan teknik komunikasi hubungan Berdasarkan penjelasan sebelumnya
manusiawi di dalam proses interogasi mengenai hambatan yang ditemui penyidik
tersangka kasus pembunuhan. Dapat dilihat dalam proses interogasi di atas, berikut
dari cara-cara yang penyidik Polresta upaya penyidik untuk mengatasi hambatan
Manado gunakan dalam menginterogasi tersebut yaitu jika tersangka berbohong atau
tersangka, yaitu sebagai berikut: menjawab berbelit-belit, apa yang
1) Mencari Latar Belakang Kehidupan dikatakannya selalu ditampung, terima saja
Tersangka setiap apa yang menjadi jawabannya dan
2) Menanyakan Keadaan Tersangka kemudian sandingkan dengan fakta-fakta
3) Menggunakan Bahasa yang Mudah yang ditemukan. Dari awal penyidik juga
Dimengerti sudah mempelajari kasus serta latar
4) Sopan Dalam Berbicara belakang kehidupan tersangka, mengamati
5) Tidak Menggunakan Kekerasan gerak-gerik tersangka, selain itu penyidik
6) Mengamati Bahasa Tubuh Tersangka juga memiliki bukti-bukti dan keterangan
7) Berkomunikasi Dari Hati ke Hati dari para saksi yang dimana memang
8) Menganggap Tersangka Seperti Keluarga mengarah pada tersangka. Jadi penyidik
atau Teman tinggal mengatakan kebenaran yang ada.
9) Berikan Nasehat yang Menimbulkan
Kesadaran Upaya lainnya jika di dalam interogasi
tersangka hanya diam dan tidak mau
Hambatan yang Ditemui Penyidik Dalam mengaku, disitu penyidik tidak dapat
Proses Interogasi memaksa tersangka untuk mengaku.
Karakter setiap orang pasti berbeda-beda. Penyidik tidak permasalahkan itu, karena
Di dalam interogasi ada tersangka yang penyidik tidak mengejar pengakuan dari
dengan mudahnya memberikan keterangan, tersangka. Namun tim penyidik mencari
fakta-fakta dan juga alat bukti yang teruji Berdasarkan hasil dari penelitian yang
kebenarannya. Dicari kesesuaian petunjuk telah dipaparkan di atas, dapat diketahui
dari alat bukti yang ada dalam rangka bahwa penyidik lebih cenderung
memenuhi unsur pasal-pasal yang menggunakan teknik komunikasi hubungan
disangkakan. Jadi biarkan nanti hakim yang manusiawi. Dibuktikan dengan cara-cara
memutuskan tersangka bersalah atau tidak. yang penyidik gunakan di dalam proses
Solusi lainnya, penyidik dapat menawarkan interogasi itu sendiri. Menurut informan
penasehat hukum yang dicarikan sendiri yang telah diwawancara, penggunaan teknik
untuk mendampingi tersangka. komunikasi hubungan manusiawi cukup
efektif digunakan dalam interogasi. Semua
Kelancaran dalam menarik keterangan tergantung pada komunikator dalam
dari tersangka adalah tergantung dari menyampaikan pesannya dan komunikan
kemampuan dan kepandaian penyidik dalam dalam menerima pesannya. Karakter
menerapkan taktik dan teknik komunikasi tersangka memang bermacam-macam, tetapi
dalam interogasi. Dengan begitu penyidik menurut informan pada umumnya tersangka
dapat melakukan pendekatan dengan akan mengakui perbuatannya karena ada
mengajak tersangka berdialog, berdiskusi, tekanan dalam batinnya tentang perbuatan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan yang telah ia dilakukan.
santai tetapi lancar sehingga tersangka
maupun penyidik tidak akan mudah Ciri hakiki hubungan manusiawi (human
terpancing emosi. Dalam keadaan relations) bukan human dalam pengertian
bagaimanapun penyidik harus bisa menahan wujud manusia (human being), melainkan
emosi dan menahan kesabaran. Dengan dalam makna proses rohaniah yang tertuju
kesabaran yang tinggi bukan berarti kepada kebahagiaan berdasarkan watak,
mengalah, tetapi justru disitulah arti sifat, kepribadian, sikap, tingkah laku dan
pentingnya pendekatan oleh penyidik aspek-aspek kejiwaan lainnya yang terdapat
terhadap tersangka. Penyidik harus berbicara pada diri manusia (Effendy, 1993).
sedikit tegas, tetap sopan, ramah, hangat, Hubungan manusiawi berorientasi pada
dan bersahabat. Keadaan tersebut akan kegiatan (action-oriented) yang berupa
membuat tersangka merasa diperhatikan upaya mempengaruhi, bersifat psikologis,
sebagai subyek yang mempunyai hak dan dan kedua belah pihak sama-sama merasa
kewajiban. Dari situasi yang baik inilah, puas.
tersangka akan memberikan jawaban atau
keterangan yang sebenarnya dan sejujurnya. Menurut Praktito (1983), “Suatu
hubungan baru bisa disebut sebagai
Menurut informan, karakter tersangka hubungan manusiawi apabila hubungan itu
memang bermacam-macam, tetapi pada adalah suatu interaksi sosial, ada terjadi
umumnya dia akan mengakui perbuatannya proses mempengaruhi dan usaha mengubah
karena ada tekanan dalam batinnya tentang sikap maupun tingkah laku, untuk kemudian
tindakan yang dilakukan. berakhir dengan saling merasakan adanya
kepuasan hati. Terjadi bisa pada semua
PEMBAHASAN
bidang kehidupan sosial maupun kapan saja, proses belajar. Berikut proses belajar yang
tidak terikat ruang dan waktu”. Jadi di satu dilakukan oleh individu:
sisi penyidik merasa puas karena dengan 1) Sebelum memberikan pesan (stimulus)
teknik komunikasi yang tepat, tersangka ada baiknya komunikator mempelajari
bersedia memberikan keterangan yang karakter dari komunikan (organism).
dibutuhkan. Di sisi lain, tersangka yang Pesan (stimulus) yang diberikan
walaupun dia sudah melakukan kejahatan komunikator kepada komunikan
merasa puas karena masih diperlakukan (organism) dapat diterima atau ditolak
dengan baik selama interogasi. oleh komunikan tersebut. Jika komunikan
menolak stimulus yang diberikan, berarti
Berdasarkan pembahasan yang telah stimulus tersebut kurang efektif untuk
dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa digunakan dalam mempengaruhi
terjadi proses aksi-reaksi di dalam teknik perhatian individu; sehingga proses
komunikasi hubungan manusiawi yang belajar berhenti disini.
digunakan penyidik Polresta Manado dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
menginterogasi tersangka kasus sudah dipaparkan, dapat dilihat bahwa
pembunuhan. Proses aksi-reaksi tersebut di sebelum memulai interogasi, penyidik
dalam ilmu komunikasi disebut teori S-O-R berusaha mencari informasi mengenai
(Stimulus-Organism-Response). Teori S-O- latar belakang kehidupan tersangka
R merupakan proses komunikasi yang seperti keluarga, pekerjaan, kesehatan,
menimbulkan reaksi khusus, sehingga perilaku sehari-hari, pendapat orang lain
seseorang dapat mengharapkan dan tentang tersangka, pernah dihukum atau
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan tidak, dan lain-lain. Selanjutnya, di dalam
reaksi komunikan. Unsur-unsur pada teori proses interogasi penyidik memberikan
ini adalah pesan (stimulus), komunikan rangsangan berupa menanyakan keadaan
(organism), dan efek (response) (Effendy, tersangka, menawarkan makanan,
2003: 254). minuman, atau rokok sebagai tanda
Adapun keterkaitan teori S-O-R dalam perhatian juga langkah awal untuk
penelitian ini adalah: membangun hubungan yang baik dengan
1) Stimulus adalah pesan atau rangsangan tersangka. Penyidik juga berbicara
yang disampaikan oleh penyidik dengan dengan sopan, tidak menggunakan
menggunakan teknik komunikasi tertentu kekerasan, berusaha berkomunikasi dari
saat interogasi. hati ke hati, bersikap seakan tersangka
2) Organism adalah tersangka kasus adalah keluarga atau teman sendiri, serta
pembunuhan yang diinterogasi. memberikan nasehat-nasehat yang baik.
3) Response adalah efek yang diharapkan Penyidik berharap dari rangsangan yang
terjadi yaitu tersangka dapat merespon diberikan dapat diterima oleh tersangka.
dengan baik pesan penyidik. Jika tersangka menerima rangsangan
yang diberikan penyidik tandanya proses
Menurut teori S-O-R, proses dari
perubahan sikap adalah serupa dengan
belajar berlanjut. Tetapi jika tersangka mengimplementasikannya yang berupa
menolak, proses belajar berhenti. memberikan keterangan mengenai tindak
2) Namun apabila stimulus diterima, pidana yang menjeratnya.
menandakan adanya perhatian dari
komunikan (organism). Bila komunikan Teori ini mendasarkan asumsi bahwa
mengerti stimulus yang diberikan oleh penyebab terjadinya perubahan perilaku
komunikator, berarti stimulus tersebut tergantung kepada kualitas stimulus
efektif digunakan dan proses belajar (rangsang) yang disampaikan kepada
berlanjut. komunikan. Artinya kualitas dari penyidik
Berdasarkan hasil wawancara, misalnya kredibilitas, kepemimpinan, teknik
informan mengatakan bahwa penggunaan komunikasi, dan gaya berbicara sangat
teknik komunikasi hubungan manusiawi menentukan keberhasilan perubahan
cukup efektif di dalam proses interogasi perilaku tersangka. Berikut beberapa
yang dimana itu berarti tersangka beberapa faktor yang sangat mempengaruhi
menerima rangsangan yang diberikan. keberhasilan teori ini:
Bila tersangka menerimanya, berarti 1) Komunikator
rangsangan yang diberikan tersebut Komunikator atau pemberi stimulus yang
efektif dan proses belajar berlanjut. dalam hal ini adalah penyidik. Penyidik
3) Setelah itu komunikan (organism) dituntut untuk memiliki kredibilitas yang
mengolah stimulus yang diterimanya, tinggi di mata tersangka (penerima
sehingga terjadi kesediaan untuk stimulus). Selain itu penyidik juga harus
bertindak demi stimulus yang telah memiliki kemampuan berkomunikasi
diterimanya atau dengan kata lain serta daya tarik yang memadai sehingga
mengambil sikap. dapat menarik perhatian komunikan.
Setelah menerima dan mengerti 2) Karakteristik Komunikan (Organism)
rangsangan yang diberikan, tersangka Diterima atau tidaknya suatu stimulus
mulai mengolah rangsangan tersebut. yang diberikan penyidik kepada
Mungkin di awal interogasi tersangka tersangka, sangat ditentukan oleh
merasa takut, tidak nyaman, dan tertekan karakteristik tersangka. Oleh karena itu
namun karena penyidik menunjukkan pendalaman terhadap karakteristik
sikap yang hangat dan bersahabat disitu tersangka sangat diperlukan, untuk
tersangka mulai merasa nyaman dan memperkuat tingkat keberhasilan
tenang. Sehingga tersangka memutuskan stimulus yang diberikan.
untuk terbuka dan memberikan KESIMPULAN DAN SARAN
keterangan kepada penyidik. Kesimpulan
4) Sikap yang diambil komunikan (individu) Berdasarkan uraian yang diterangkan
tersebut berlanjut menjadi sebuah dalam hasil pembahasan maka dapat
tindakan, yaitu perubahan perilaku. disimpulkan sebagai berikut:
Setelah mengolah dan memutuskan, 1) Teknik komunikasi yang digunakan
tersangka mengambil tindakan untuk penyidik Polresta Manado dalam proses
interogasi tersangka kasus pembunuhan dan melakukan interogasi yang tidak
ialah teknik komunikasi hubungan manusiawi.
manusiawi. Dapat dilihat dari cara-cara 3) Ada baiknya penyidik diberikan
yang dilakukan penyidik di awal pembekalan tentang ilmu psikologi,
interogasi maupun ketika proses karena akan bermanfaat bagi penyidik
interogasi berlangsung. dalam melakukan interogasi tersangka.
2) Hambatan yang ditemui penyidik
Polresta Manado dalam proses interogasi DAFTAR PUSTAKA
tersangka kasus pembunuhan ialah Bajari, Atwar. 2015. Metode Penelitian
keterangan dari tersangka yang selalu Komunikasi. Bandung: Simbiosa
berbeda, bahkan terkesan berubah-rubah, Rekatama Media.
menjawab berbelit-belit, tersangka Bawengan, G.W. 1989. Penyidikan Perkara
berbohong, tersangka hanya diam, dan Pidana dan Teknik Interogasi.
tersangka mengalami shock. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
3) Upaya yang dilakukan penyidik Polresta Best, Steven dan Kellner, Douglas. 2003.
Manado untuk mengatasi hambatan Teori Postmodern, Interogasi Kritis.
dalam proses interogasi adalah tetap ajak Terj. Indah Rohmani. Malang:
komunikasi dari hati ke hati, berusaha Boyan Publishing.
membangun suasana yang akrab dan Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu
bersahabat, membahas topik yang Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta:
tersangka suka untuk membuatnya Raja Grafindo Persada.
merasa nyaman, tidak memaksa dan Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2016. Teori
menyudutkan tersangka, tetap mengamati Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit
gerak-gerik tersangka, dan menawarkan Gaya Media.
pengacara untuk menemani tersangka. Littlejohn, Stephen W dan Kren A. Foss.
2009. The Oris Of Human
Saran Communication. Terjemahan oleh
Sebagai tindak lanjut dari kesimpulan di Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta:
atas, maka peneliti memberikan beberapa Salemba Humanika.
masukan bagi penyidik dalam melakukan Lombok, Rolando. “Kapolda Akan
interogasi: Resmikan Gedung Baru Polresta
1) Ada baiknya penyidik tetap Manado”. Tribun Manado. 22
mempertahankan penggunaan teknik Desember
komunikasi yang baik dan tidak 2011. http://manado.tribunnews.com
menggunakan kekerasan dalam proses /2011/12/22/kapolda-akan-resmikan-
interogasi tersangka. Karena harus gedung-baru-polresta-manado.
mengikuti aturan penyidikan yang ada Harahap, M. Yahya. 2006. Pembahasan
dan menjaga Hak Asasi Manusia milik Permasalahan Dan Penerapan
tersangka. KUHAP Penyidikan Dan
2) Ada baiknya tetap terus diawasi agar Penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika.
tidak ada oknum yang melenceng aturan
Moissan dan Andy Corry Wardany. 2009. Undang Hukum Pidana. Yogyakarta:
Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Genesis Learning.
Indonesia. Yasir. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Ngalimun. 2016. Ilmu Komunikasi Sebuah Pusat Pengembangan Pendidikan
Pengantar Praktis. Yogyakarta: Universitas Riau, Pekanbaru.
Pustaka Baru Press.
Panigoro, Indry. “Ini Dia Program Unggulan
Polresta Manado”. Tribun Manado.
09 Mei
2018. http://manado.tribunnews.com
/2018/05/09/ini-dia-program-
unggulan-polresta-manado.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2009 tentang Implementasi Prinsip
dan Standar Hak Asasi Manusia
dalam Penyelenggaraan Tugas
Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2012 tentang Manajemen Penyidikan
Tindak Pidana.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2010 tentang Susunan Organisasi
Polri Tingkat Kepolisian Resort Dan
Kepolisian Sektor.
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi
Perspektif, Ragam, & Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sunaryo, Djoenaesih. 1983. Komunikasi,
Persuasi dan Retorika. Yogyakarta:
Liberty.
Tim Viva Justicia. 2016. KUHAP Kitab
Undang-Undang Hukum Acara
Pidana KUHP Kitab Undang-

Anda mungkin juga menyukai