Anda di halaman 1dari 5

1. Diskusikan pendekatan yang digunakan oleh produsen dalam memaksimumkan keuntungan.

Jelaskan dengan menggunakan grafik


2. Diskusikan bagaimana mendapatkan kurva penawaran dalam pasar persaingan murni!

JAWABAN DISKUSI

1. Bebarapa pendekatan yang dilakukan produsen untuk memperoleh keuntungan maksimal atau
kerugian minimal, yaitu :
a. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Dalam pendekatan total, maksimisasi keuntungan sama halnya dengan keadaan yang telah
dijelaskan dalam pasar persaingan murni. Implikasi dari pendekatan totalitas ini adalah
perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar
penjualan semakin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan,
perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik
impas. Selanjutnya besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.

Q P TR TC Keuntungan Total
1 5 5 17 - 12
2 5 10 18,5 - 8,5
3 5 15 19,5 - 4,5
4 5 20 20,75 - 0,75
5 5 25 22,75 2,75
6 5 30 24,25 5,75
7 5 35 27,5 7,5
8 5 40 32,5 7,5
9 5 45 40,5 4,5
10 5 50 52,5 - 2,5

Dari tabel diatas, produsen akan menjual produknya sebanyak 10 unit yaitu pada saat selisih
antara TR dan TC adalah yang paling besar. Dengan tingkat harga yang terjadi di pasaran sebesar
5, maka produsen akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu sebesar 7,5.

Jadi dapat disimpulkan apabila TR > TC , maka produsen akan mendapatkan keuntungan, dan
apabila selisih TR < TC maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan apabila TR = TC maka
perusahaan dalam kondisi break even point

b. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)


Analisis marginal ini mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum. Analisis ini didasari
pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni tambahan keuntungan total sebagai akibat
tambahan satu unit output. Untuk mencari jumlah output yang menghasilkan keuntungan
maksimum dapat digunakan patokan sebagai berikut ; Jika keuntungan marginal masih positif
dengan menambah satu unit output maka output harus ditambah dan apabila keuntungan
marginal negatif dengan menambah satu unit output maka output harus dikurangi sampai
keuntungan atau laba marginal = 0.

Dalam pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan membadingkan biaya


marginal(MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR =
MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah produksinya pada
saat MR > MC yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan
ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan
sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah
untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR = MC berlaku,
sehingga π = TR-TC.

Maksimisasi keuntungan dengan Pendekatan Marjinal


Q P = MR TC MC AC Keuntungan Keuntungan
(Unit) (00) Per Unit Total
1 2 3 4 = TCt – TCt-1 5 = 3/1 6 = TRt – TRt-1 7=6x1
100 8 2.000 12 20 - 12 - 1.200
200 8 2.300 3 11.5 - 3,5 - 700
300 8 2.400 1 8 0 0
400 8 2.525 1.25 6.31 1.69 + 676
500 8 2.775 2.50 5.55 2.45 + 1.225
600 8 200 4.25 5,33 2.67 + 1.602
650 8 3.510 (8) 5.40 2.60 + 1.690
700 8 4.000 8 5.71 2.29 + 1.600
800 8 6.400 25 8.00 0 0

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa keuntungan maksimum produsen dalam pasar
persaingan murni akan tercapai pada tingkat output 650 unit, yaitu dengan tingkat keuntungan
sebesar Rp 1.690.000. Perhatikan bahwa biaya marginal mengacu pada titik tengah antara dua
tingkat output yang berurutan, maka nilai MC pada tingkat output 650 dan 750 unit output
adalah sama yaitu 8. Tingkat keuntungan per unit tertinggi adalah 2,67, akan tetapi suatu
perusahaan bukan mencari keuntungan per unit tertinggi, akan tetapi adalah mencari
keuntungan total maksimum.
Gambar 1

Dari di atas, dapat diilustrasikan keseimbangan produsen dalam satu gambar seperti yang
terlihat pada Gambar 1. Kurva d (permintaan) dan kurva MR bagi produsen dalam pasar
persaingan murni merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal. Hal ini
disebabkan produsen dalam pasar persaingan murni adalah sebagai pengambil harga (price
taker) karena sesuai asumsi yang dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah penjual sedemikian
banyaknya sehingga tidak seorang produsenpun dapat mempengaruhi harga dengan menambah
atau mengurangi produksi. Produsen dapat menjual berapapun pada harga pasar yang berlaku.

Konsumen akan mendapatkan keuntungan maksimum apabila MR=MC. Dalam gambar, ada dua
titik perpotongan antara MR dan MC, yaitu di titik A dan di titik B. Tingkat output terbaik
perusahaan dalam pasar persaingan murni terjadi di titik B, di mana MR=MC dan kurva MR
memotong kurva MC dari bawah. Selama MR melebihi MC maka masih relevan untuk
meningkatkan produksi karena penerimaan perusahaan naik lebih tinggi dari pada biaya
sehingga keuntungan total naik. Apabila MC melebihi MR maka tidak ada gunanya bagi
perusahaan untuk meningkatkan produksinya karena biaya naik lebih tinggi dari penerimaan
sehingga keuntungan total produsen akan menurun. Jadi peningkatan produksi setelah titik B
akan menurunkan keuntungan produsen.

2. Seperti diketahui melalui penerapan formula MR (=P) = MC, dapat diperoleh kurva penawaran
persaingan murni yang merupakan kurva MC yang terletak diatas kurva baya rata-rata. Harga
keseimbangan ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Untuk memperoleh kurva
penawaran maka harus melakukan penjumlahan secara horizontal skedul-skedul penawaran
perusahaan individual. Untuk mengetahui harha dan kuantitas keseimbangan perlu diperoleh
dahulu kurva penawaran pasar.
Gambar 2. Minimasi Kerugian

Dari Gambar diatas, ada tiga kemungkinan perpotongan kurva MR dan kurva MC :
 Pertama, kurva MR berada di bawah kurva AC tetapi masih di atas kurva AVC (dijelaskan oleh
kurva d=MR), yaitu berpotongan di titik B. Produsen akan menderita kerugian per unit sebesar
P1P2, dan apabila dikalikan dengan jumlah produksi maka kerugian minimum adalah sebesar
kotak persegi empat PBAP3. Dengan kondisi ini produsen masih terus dapat berproduksi karena
dengan melanjutkan produksi maka produsen masih dapat menutup sebagian biaya tetapnya.
 Kedua, apabila kurva MR berada di titik terendah AVC (dijelaskan oleh kurva d1=MR1), yaitu di
titik C maka kerugian yang diderita produsen adalah sebesar biaya tetap , yaitu sebesar jarak AC
dan AVC dikali jumlah produksi, sedangkan biaya variabel masih dapat ditutupi. Titik ini
dinamakan titik tutup usaha.
 Ketiga, apabila kurva MR berada dibawah kurva AVC (dijelaskan oleh kurva d2=MR2), yaitu MR
dan MC berpotongan di titik D maka produsen tidak layak untuk melanjutkan produksi karena
produsen akan menderita kerugian sebesar biaya tetap ditambah sebagian biaya variable

Sampai sejauh ini belum ditentukan di mana produsen mulai akan berproduksi dan menawarkan
outputnya di pasar pada tingkat harga yang berlaku, hal ini terkait dengan apa yang telah dijelaskan
sebelumnya, apabila harga yang terjadi di atas kurva AVC, atau kurva MR berpotongan dengan kurva
MC diatas kurva AC, seperti yang telah dijelaskan pada Gambar 2 maka produsen tentu dan mau
melanjutkan produksi karena akan mendapatkan keuntungan total maksimum. Sebaliknya apabila
harga yang diterima produsen di bawah kurva AVC, atau kurva MR dan kurva MC berpotongan di
bawah kurva AVC maka produsen tentu tidak akan mau berproduksi karena di samping mengalami
kerugian sebesar biaya tetap (yaitu sebesar jarak AV dan AVC) juga mengalami kerugian sebagian
biaya variabelnya.

Sedangkan kondisi kritis terjadi apabila tingkat harga terjadi diantara titik terendah AVC sampai
dengan titik terendah AC. Dalam Gambar 3.3 yaitu jarak antara C dan B. Apabila tingkat harga terjadi
di titik terendah AVC maka kerugian yang diderita produsen adalah sebesar biaya tetap tetapi, dan
produsen masih bisa terus berproduksi dengan harapan harga akan naik dan produksi dapat
ditingkatkan. Apabila kurva MR di bawah AVC maka produsen tidak layak untuk melanjutkan
produksi. Jadi kesimpulannya kurva penawaran bagi produsen dalam pasar persaingan murni adalah
kurva MC dimulai dari tirik terendah AVC

Sumber :
BMP ESPA 4111 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU4/Maksimisasi%20Keuntungan.htm
http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU3/Maksimisasi%20Keuntungan.htm

Anda mungkin juga menyukai