Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM PENYULUHAN POS PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

KESEHATAN TERPADU ( POSYANDU) DI WILAYAH PURWOREJO

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah penyuluhan pembangunan

Disusun oleh :

Noviana Anggita

1201420050

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI SEMARANG

2021
i
DAFTAR ISI

Daftar isi ……………………………………………………………………………i

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………ii

LATAR BELAKANG …………………………………………………………………1

RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………2

TUJUAN PENULISAN ………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

DEFISINI POSYANDU

TUJUAN POSYANDU

KEGIATAN POSYANDU

PELAKSANAAN POSYANDU

KEBERHASILAN POSYANDU

KEGIATAN POSYANDU

MANFAAT POSYANDU

PENYELENGGARA POSYANDU

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang paling utama untuk memperoleh
penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).

Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan
keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya
kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.

Tujuan utama posyandu ialah penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran dari pelayanan posyandu ialah
seluruh masyarakat terutama bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, serta Wanita Usia Subur
(WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS). Kegiatan posyandu terdiri dari Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Keluarga Berencana (KB), imunisasi, perbaikan gizi, pencegahan dan penanggulangan Diare. Sedangkan
yang bertindak sebagai pelaksana posyandu adalah kader.

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan
pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan
ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan
masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu.

Tugas kader posyandu antara lain : (1) Mempersiapkan pelaksanakan posyandu, (2)
Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan posyandu, (3) Membantu
petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha kesehatan masyarakat.

1
Peran kader ini sangat penting untuk melancarkan kegiatan pelayanan kesehatan untuk
masyarakat, karena tanpa adanya kader maka pelayanan kesehatan terutama posyandu tidak akan
terlaksana secara maksimal. Oleh karena itu kader posyandu harus berupaya dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat

Rumusan Masalah

1.Apa definisi posyandu?

2.Apa tujuan posyandu?

3.Bagaimana kegiatan pokok posyandu?

4.Bagaimana pelaksanaan layanan posyandu?

5.Bagaimana keberhasilan posyandu?

6.Bagaimana kegiatan posyandu?

7.Bagaimana manfaat posyandu?

8.Bagaimana penyelenggaraan posyandu?

3
Tujuan Penulisan

1.Mengetahui definisi posyandu

2.Mengetahui tujuan posyandu

3.Mengetahui kegiatan pokok posyandu

4.Mengetahui pelaksanaan layanan posyandu

5.Mengetahui keberhasilan posyandu

6.Mengetahui kegiatan posyandu

7.Mengetahui manfaat posyandu

8.Mengetahui penyelenggaraan posyandu

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang paling utama untuk memperoleh
penurunan angka kematian ibu dan bayi. (Depkes RI, 2006).

Posyandu merupakan pusat pelayanan kesehatan terpadu dan KB yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam
rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (Anita, 2011:1).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, posyandu merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan masyarakat dengan menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2. Tujuan posyandu

Tujuan posyandu antara lain:

a.Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan
nifas.

b.Membudayakan NKBS

c.Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

d.Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga
dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

e. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha
kesehatan masyarakat.

3. Kegiatan Pokok Posyandu

• KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

• KB (Keluarga Berencana)

• Imunisasi

5
• Gizi

• Penanggulangan diare

4. Pelaksanaan Layanan Posyandu


Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
• Imunisasi
• Pemberian vitamin A dosis tinggi.
• Pembagian pil KB atau kondom.
• Pengobatan ringan.
• Konsultasi KB.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan
meja pelayanan medis.

5. Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik

Keberhasilan Posyandu berdasarkan:


D : Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
N : Berhasil tidaknya program posyandu.

6.Kegiatan Posyandu
1. Jenis pelayanan minimal kepada anak
 Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan
khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan,
pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang
pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.
 Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
 Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200
gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
 Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.
 Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.
2. Pelayanan tambahan yang diberikan
 Pelayanan ibu hamil dan menyusui.
 Program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang diintegenerasikan dengan
program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.
 Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan
sebagainya.
 Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
 Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
 Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
 Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan
lingkungan pemukiman.
 pemanfaatan pekarangan.
 Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.
 Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.

Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping lima


kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru
tersebut misalnya:

- Bina Keluarga Balita (BKB);


- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL);
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
- Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

7.Manfaat Posyandu

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak

Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan dan nifas, pelayanan
peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu
hamil.

Pemberian Vitamin A: Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya vitamin A
adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas Kesehatan RI.
2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan
mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang
kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan balita apabila
penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan
baik pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat garis
pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status
pertumbuhan anaknya.

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

• Berat badan naik :

Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke pita warna
diatasnya.

• Berat badan tidak naik :

Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik tapi
pindah ke pita warna di bawahnya.

• Berat badan dibawah garis merah

Merupakan awal tanda balita gizi buruk. Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT
diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu

2. Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, dan suntik KB.

3. Imunisasi

Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi yang diberikan di
posyandu adalah:

• BCG untuk mencegah penyakit TBC.

• DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

• Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

• Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4. Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk
meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi balita di
posyandu yang dilakukan oleh kader berupa pemberian penyuluhan tentang ASI, status gizi
balita, MP-ASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita

5. Penanggulangan diare

Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan rujukan pada
penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006:
129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu

Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi Kesehatan.2012) menyebutkan bahwa
manfaat posyandu adalah sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi


ibu, bayi, dan anak balita.

b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.

d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta
imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.

h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita.

2. Bagi Kader

a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.

b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu.

c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang
kesehatan.

d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.
8 Penyelenggaraan Posyandu

a. Penyelenggara Posyandu

Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada
saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu:

1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.

2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi


masyarakat.

3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

b. Waktu dan Lokasi Posyandu

Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Jika diperlukan,
hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai
dengan hasil kesepakatan masyarakat.

Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di pasar, salah
satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat.
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau
oleh masyarakat.
BAB III

PENUTUP

1 Kesimpulan

Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak,
baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama,
tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk kader.

Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan memberikan kontribusi yang
besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak balita.

2 Saran

1.Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami posyandu
secara keseluruhan, dari pengertiannya hingga kegiatan yang berlangsung didalamnya, serta
pihak yang terkait dalam pelaksanaanya.

2.Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kajian ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5837731/Pos_Pelayanan_Terpadu_POSYANDU_

https://sukamanah-paseh.desa.id/artikel/2019/11/1/penyuluhan-mengenai-5-kegiatan-dasar-
posyandu

http://lib.unnes.ac.id/28458/1/1201412021.pdf

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com diunduh pada 16


November 2013

Departemen kesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat
dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id diunduh pada 16 November 2013

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widiastuti. Pemanfaatan Penimbangan Balita di Posyandu. http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id


diunduh pada 16 November 2013

Z Fitriyah. 2011. Peran Serta Kader Posyandu. http://repository.usu.ac.id diunduh pada 17


November 2013

Anda mungkin juga menyukai