Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PELAKSANAAN

ASUHAN KOMUNITAS PRAKTIK KERJA LAPANGAN


D-III KEBIDANAN DI DESA KEDAWONG KECAMATAN DIWEK
KABUPATEN JOMBANG

Oleh :

1. ANANDA LOLLA PUTRI S (181303001)


2. CINDI AGUSTINA P (181303004)
3. FANI DIAN WULANDARI (181303010)
4. IMAS DEWI KAMALIN (181303013)
5. RIZKA WARDHATUL ANIFA (181303020)
6. ROIKHATUL JANNAH (181303021)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2020/2021
LAPORAN PELAKSANAAN
ASUHAN KOMUNITAS PRAKTIK KERJA LAPANGAN
D-III KEBIDANAN DI DESA KEDAWONG KECAMATAN DIWEK
KABUPATEN JOMBANG

Oleh :

1. ANANDA LOLLA PUTRI S (181303001)


2. CINDI AGUSTINA P (181303004)
3. FANI DIAN WULANDARI (181303010)
4. IMAS DEWI KAMALIN (181303013)
5. RIZKA WARDHATUL ANIFA (181303020)
6. ROIKHATUL JANNAH (181303021)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

2020/2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI DESA KEDAWONG
KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Oleh :
MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
T.A 2020/2021

Telah disetujui pada tanggal :

…………………………………..

Pembimbing Lahan Ketua PKL Mahasiswa

Rizki Rohmah Wijayanti, Amd.Keb Roikhatul Jannah

Kepala Desa Kedawong Kepala Puskesmas Cukir

Anton Kaharudin dr Rohmah Maulidina., M.Kes

Mengetahui,
Wakil Ketua 1

Dr Sestu Retno DA, S.Kp., M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Segala kekuatan hanya dimiliki Allah. Dengan segala puji syukur


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya dan rahmatNya, dan
dengan segala ijin-Nya.

Penulis telah menyelesaikan asuhan laporan praktik komunitas dengan


judul “Asuhan Kebidanan Komunitas Praktik Kerja Lapangan DIII
Kebidanan Di Desa Kedawong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang”
tanpa halangan apapun.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada :

1. Ibu Ririn Probowati S.Kp M.Kes selaku ketua Stikes Pemkab Jombang
2. Ibu Dr. Sestu Retno DA, S.Kp.,M.Kes selaku Puket 1 Stikes Pemkab Jombang
3. Ibu dr. Rohmah Maulidina., M.Kes selaku Kepala Puskesmas Cukir
4. Ibu Irin Suprihatin, SST selaku Bidan Koordinator di Puskesmas Cukir
5. Ibu Rizki Rohmah Wijayanti, A.md.Keb selaku Bidan Desa Kedawong

Demikian laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban dan hasil


evaluasi terakhir dari berbagai rangkaian kegiatan PKL. Kelompok meyadari
bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu demi
menyempurnakan penulisan laporan ini kelompok mengharapkan saran,
tanggapan yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.

Jombang, Februari 2021

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 3

BAB 2 Gambaran Umum .............................................................................. 4

2.1 Data Umum ...................................................................................... 4

2.2 Data Khusus .................................................................................... 6

2.3 Pelaksanaan kegiatan ....................................................................... 7

2.4 Analisa Situasi ................................................................................. 9

BAB 3 PELAKSANAAN ............................................................................. 23

3.1 Identifikasi Masalah ...........................................................................23

3.2 Pelayanan kesehatan ..........................................................................25

3.3 Penyelesaian .......................................................................................25

BAB 4 Permasalahan dan pembahasan ........................................................ 30

4.1 Masalah ........................................................................................... 30

4.2 Analisa Masalah ................................................................................ 30

4.3 Pemecahan Masalah ......................................................................... 32

iv
4.4 Analisa .............................................................................................. 33

BAB 5 PENUTUP ......................................................................................... 35

4.3 Kesimpulan ...................................................................................... 35

4.3 Saran ................................................................................................ 35

LAMPIRAN .................................................................................................. 36

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meningkatnya tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas demi
terciptanya pembangunan suatu Negara, maka diperlukan upaya yang
maksimal dari berbagai bidang termasuk kesehatan dalam upaya pemenuhan
tuntutan tersebut.
Kebidanan komunitas sebagai bentuk pelayanan kebidanan professional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada
aspek-aspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyarakat sekitar)
dengan didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan
yaitu : manusia, masyarakat atau lingkungan, kesehatan, dan pelayanan
kebidanan.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga, dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas serta
sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga bidan profesional dan
mempunyai potensi kebidanan secara mandiri sesuai kompetensi yang harus
dicapai, maka mahasiswa STIKES PEMKAB JOMBANG Program Studi D3
Kebidanan melaksanakan praktik klinik kebidanan komunitas di Desa
Kedawong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Selain itu, selama proses
belajar klinik dikomunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan
resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerja sama dalam komunitas
dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan komunitas
dengan penerapan proses kebidanan komunitas dan pengorganisasian
komunitas. Harapan yang ada di masyarakat akan mandiri dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya.

1
1.2 Tujuan
1.2 1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik kebidanan
komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan
komunitas dengan pendekatan pendidikan kesehatan, asuhan
kebidanan pada kelompok khusus dan komunitas dengan
menggunakan prinsip-prinsip pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat, pendekatan epidemiologi dan biostatistik melalui tahapan
proses kebidanan.
1.2 2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik kebidanan komunitas mahasiswa
mampu :
1) Menjalin hubungan baik antar lintas program dan lintas sektor.
2) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas, meliputi :
a. Menetukan komunitas sasaran.
b. Melakukan pengkajian pada keluarga, meliputi pengumpulan
data, analisa data, serta merumuskan diagnosa kebidanan
keluarga.
c. Membuat prioritas masyarakat dan menyusun kriteria hasil dan
intervensi.
3) Melaksanakan asuhan kebidanan kelompok meliputi :
a. Menentukan sasaran asuhan kebidanan kelompok.
b. Melaksanakan pengkajian pada kelompok serta menentukan
diagnosa kebidanan kelompok.
c. Menentukan perencanaan meliputi prioritas, tujuan, serta
rencana tindakan.
d. Melaksanakan kegiatan asuhan kebidanan kelompok.
e. Melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria tujuan.
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan kelompok.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas meliputi :
a. Pengumpulan data, tabulasi data, dan analisa data.
b. Merumuskan diagnosa kebidanan kelompok.

2
c. Melaksanakan temu karya (musyawarah masyarakat) untuk
menentukan masalah, prioritas masalah, tujuan serta rencana
tindakan.
d. Bersama masyarakat melaksanakan tindakan kebidanan
komunitas berdasarkan rencana yang telah di susun.
e. Melakukan evaluasi bersama masyarakat terhadap rencana yang
belum dan yang sudah dilaksanakan.
f. Medokumentasikan asuhan asuhan kebidanan komunitas.
5) Menyusun laporan hasil praktik kerja lapangan.
6) Mengikuti program puskesmas, posyandu (balita, remaja, dan
lansia) serta kegiatan keindustrian atau perusahaan yang dilakukan
di wilayah mahasiswa praktik.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM

3. 1 Data Umum
2.1 1 Data Geografis

4
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
1) Laki-laki : 1.380 jiwa
2) Perempuan : 1.412 jiwa

Jumlah penduduk Kedawong pendataan pada tahun 2020 Dengan


jumlah KK : 1.361 KK

1) Jumlah pendudukan berdasarkan usia


a) Kurang dari 1 tahun :102 jiwa
b) 1-4 tahun : 259 jiwa
c) 5-14 tahun : 241 jiwa
d) 15-39 tahun : 1104 jiwa
e) 40-64 tahun : 922 jiwa
f) 65 tahun ke atas :189 jiwa
2) Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
a) Petani : 62 orang
b) Buruh tani : 326 orang
c) Buruh pabrik : 268 orang
d) PNS : 61 orang
e) Pegawai swasta : 15 orang
f) Wiraswasta/ pedagang : 268 orang
g) TNI : 5 orang
h) Polri : 4 orang
i) Bidan swasta : 2 orang
j) Perawat : 1 orang
2.1 2 Data Demografis
Jumlah penduduk Desa Kedawong 2.792 jiwa
Jumlah penduduk berdasarkan Usia

5
Series 1

1500

1000

500
Series 1
0
<1 tahun 1-4 Series 1
5-14 15-39
tahun tahun 40-64
tahun 65 tahun
tahun
ke atas

Sarana :
1) Lapangan olahraga : 1 unit
2) Sarana pendidikan
a. Jumlah PAUD : 3 unit
b. Jumlah SD/MI : 2 unit
c. Jumlah MTS : 1 unit
d. Jumlah SMA/MA : 0 unit
3) Sarana ibadah
a. Masjid : 1 unit
b. Gereja : 1 unit

3. 2 Data Khusus
2.2 1 Sarana Kesehatan
No Uraian Jumlah
1 Polindes 1
2 Posyandu Balita 3

 Kedawong I 1
 Kedawong II 1
 Bote 1

3 Posyandu lansia 2

6
 Kedawong I 1
 Bote 1

4 Posyandu remaja 1
5 Pustu -

2.2 2 Data Sarana Tenaga


Di Desa Kedawong terdapat tenaga :
1. Bidan : 2 orang
2. Perawat : 1 orang
3. Dokter :-
4. Dukun :-
5. Kader : 17 orang
- Aktif : 17 orang
- Tidak aktif :0

2.2 3 Data Sasaran KESGA


Data sasaran kesga di Desa Kedawong :
1. Bumil (ibu hamil) : 47 ibu hamil
2. (ibu bersalin) : 51 ibu
3. Bufas (ibu nifas) : 25 ibu nifas
4. Balita :167 balita
5. PUS : 553
6. Wus : 661
7. Apras : 44
8. Lansia : 189

3. 3 Pelaksana Kegiatan
2.3 1 Perencanaan
1) Dalam Gedung
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi.
2. Pelayanan KB.
2) Luar Gedung

7
1. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah.
2. Pelayanan Imunisasi.
3. Pelayanan Gizi.
4. Penyuluhan Perilaku Sehat.
5. Pelayanan Kesehatan Lansia.
6. Posyandu Balita.
7. Kelas Ibu Hamil.
8. Posyandu Remaja.
9. Pendampingan bumil resti oleh kader
10. Posbindu
11. Kunjungan Jiwa.
2.3 2 Pelaksanaan Pelayanan
Pelayanan kegiatan KIA atau KB dilaksanakan didalam gedung
Polindes setiap hari jam 08.00 sampai dengan 14.00 WIB. Dilanjutkan
kegiatan luar gedung Polindes (bila ada).
Kegiatan KIA/KB dilaksanakan diluar gedung Polindes yaitu
posyandu balita, kelas ibu hamil, posyandu lansia yang dilakukan
setiap bulan sekali.
1) Pelaksanaan Posyandu Balita
1. Posyandu kedawong I : Minggu ke 1 hari Selasa
2. Posyandu Kedawong II : Minggu ke 1 hari Rabu
3. Posyandu Bote : Minggu ke 1hari Kamis

Kegiatan selain diatas difungsikan untuk kunjungan rumah ibu


hamil, kunjungan bayi baru lahir, kunjung ibu nifas, kelas ibu hamil,
dan posyandu lansia
2) Pelaksanaan Posyandu Lansia
1. Posyandu kedawong I : Minggu ke 2
2. Posyandu Bote : Minggu ke 2
3. 4 Analisa Situasi
2.4.1 Analisa situasi pada SPM
1) K1

8
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama
kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester
pertama kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12
minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu kali.
K1 ini mempunyai peranan penting dalam program
kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator pemantauan
yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat (Manuaba, 2007).
2) K4
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau
lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
1. 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan (Trisemester I)
2. 1 kali usia kandungan 4 - 6 bulan (Trisemester II)
3. 2 kali pada usia kandungan 7 - 9 bulan (Trisemester III)
Jelaskan kepada ibu hamil bahwa perlu diadakan
pemeriksaan secara teratur, makin tua usia kehamilannya, makin
cepat pemeriksaan harus diulang (Prawirohardjo, 2007).
3) Kunjungan Neonatus ke 1 (KN 1)
KN 1 merupakan kunjungan neonatal hari ke 1. Untuk bayi
yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan
sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan ( ≥24 jam). Untuk
bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum
24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada 6 - 24 jam setelah
lahir.
Hal yang dilaksanakan :
1. Jaga kehangatan tubuh bayi
2. Berikan Asi Eksklusif
3. Cegah infeksi
4. Rawat tali pusat

9
4) Kunjungan Neonatus ke 2 (KN 2)
Kunjungan neonatal yang kedua adalah kunjungan neonatal
yang kedua kali yaitu pada hari kedelapan sampai hari kedua
puluh delapan.
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter,
bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau melalui
kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada
algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM)
termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur
7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).
5) Persalinan Nakes
Peraslinan Nakes yaitu Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang
aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
6) Ibu Hamil Resti
Ibu hamil resiko tinggi yaitu ibu hamil yang memiliki satu
ataupun lebih dari faktor resiko tingkat tinggi, yang nantinya
faktor ini akan menimbulkan komplikasi dan mengancam
keselamatan ibu dan janin selama masa kehamilan maupun
persalinan.
7) Pelayanan Nifas
Pelayanan ibu nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan pleh

10
tenaga kesehatan. Pada ibu nifas minimal sebanyak 3 kali dengan
distribusi waktus:
1. Kunjungan nifas pertama (KF1) 6 jam sampai 3 hari setelah
persalinan.
2. Kunjungan nifas ke 2 (KF2) pada minggu kedua setelah
persalinan.
3. Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu ke enam
setelah persalinan.
2.4.2 Konsep Masalah
1) Balita Kurang Gizi
1. Definisi Gizi
Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh.
Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar, dan kita dapat
melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru
sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk
pertumbuhan badan juga penting untuk perkembangan otak.
2. Tanda Kurang Gizi
Kurang gizi pada anak terbagi menjadi 3 yaitu:
a) Kurang Energi Protein Ringan
Pada tahap ini belum ada tanda-tanda khusus yang dapat
dilihat dengan jelas, hanya saja berat badan anak hanya
mencapai 80% dari berat badan normal.
b) Kurang Energi Protein Sedang
Pada tahap ini berat badan anak hanya mencapai 70% dari
berat badan normal. Selain itu ada tanda yang bisa dilihat
adalah wajah menjadi pucat, warna rambut agak
kemerahan.
c) Kurang Energi Protein Berat
Pada tahap ini terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Kwashiorkor/ busung lapar
Ciri-cirinya :
1. Berat badan jauh di bawah berat normal

11
2. Edema di seluruh tubuh terutama pada punggung
kaki
3. Wajah membulat dan sembab
4. Pandangan mata sayu
5. Perubahan status mental: cengeng, rewel, apatis
6. Otot mengecil, teramati terutama saat berdiri dan
duduk
7. Bercak merah coklat pada kulit, yang dapat diubah
hitam dan mengelupas
8. Menolak segala jenis makanan (anoreksia)
9. Sering disertai anemia, diare, dan infeksi.
b. Marasmus
Ciri-cirinya :
1. Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal
seusianya
2. Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur
3. Beberapa diantaranya memiliki rambut yang
mudah rontok
4. Tulang-tulang terlihat jelas menonjol
5. Sering menderita diare dan konstipasi
6. Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak
normal, dengan kadar hemoglobin yang juga lebih
rendah dan semestinya
7. Anak tanpak sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit
8. Wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, perut
cekung dan kulit keriput.
c. Marasmik – kwashiokor
Ciri-cirinya :
1. Berat badan hanya berkisar 60% dari berat normal
2. Edema, kelainan rambut, kelainan kulit

12
3. Tubuh mengandung lebih banyak cairan karena
berkurangnya lemak dan otot
4. Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga
menyebabkan gangguan metabolik seperti
gangguan pada ginjal dan pankreas
5. Mineral lain dalam tubuh pun mengalami
gangguan.
3. Faktor Penyebab Kurang Gizi
a) Jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut
mempengaruhi. Dengan demikian perhatian si ibu untuk si
kakak sudah tersita dengan keberadaan adinya, sehingga si
kakak tidak terurus dan tidak diperhatikan makanannya.
b) Anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena infeksi atau
juga tertular oleh penyakit-penyakit lain.
c) Karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak
mudah sakit-sakitan.
d) Kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenal
gizi.
e) Kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit
f) Adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus
dirawat.
4. Upaya yang Harus Dilakukan untuk Memperbaiki Gizi Kurang
a) Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi
b) Melakukan pengobatan kepada anak dengan memberikan
makanan yang dapat menjadikan status gizi anak menjadi
lebih baik
c) Melakukan pemilihan makanan yang baik untuk anak
d) Memberi makanan anak sesuai kebutuhannya
e) Mengobati penyakit-penyakit penyerta
f) Meningkatkan pemantauan pertumbuhan melalui
revitalisasi posyandu.
5. Komponen Makanan Sehat

13
Kelompok makanan:
a) Protein, diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan dan
penggantian jaringan tubuh. Produk hewan seperti daging,
ikan, telur, keju dan produk susu lainnya amat banyak
mengandung protein. Dari bahan nabati antara lain
kacang-kacangan (kacang hijau, kedelai, dan lain
sebagainya).
b) Hidrat arang, untuk menambah energi, namun bila
kelebihan akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak yang
banyak mengandung hidrat arang adalah gula, beras,
jagung dan umbi-umbian.
c) Lemak, juga merupakan sumber energi dan menghasilkan
kalori lebih banyak dari makanan lainnya, makanan yang
banyak mengandung lemak berasa dari kacan-kacangan.
d) Serat, adalah bahan yang tidak dapat dicerna sisten
pencernaan tidak mengandung gizi ataupun energi, hanya
berguna untuk kelancaran kegiatan pencernaan.
e) Vitamin, adalah bahan kimia kompleks yang diperlukan
tubuh dalam jumlah sedikit. Anak makannya normal tidak
punya kecenderungan kekurangan vitamin.
f) Mineral dan garam-garam diperlukan dalam jumlah
sedang termasuk did dalamnya zat besi, potasium, dan
sodium (terdapat dalam garam meja), seorang anak akan
terhindar dari kekurangan zat-zat ini bila makanannya
seimbang.
g) Kalori adalah satuan untuk mengakui besarnya nilai energi
dalam makanan bila seorang memakan lebih banyak kalori
dari yang dipakai sisanya akan disimpan sebagai lemak.
6. Pemberian Makanan pada Anak Gizi Kurang
a) Secara teratur (selama 24 jam)
b) Bertahap (cair, lembek, padat)
c) Porsi kecil dan sering

14
d) Melalui fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi
e) Tidak boleh tergesa-gesa menaikkan berat badan selalu
dipantau
7. Cara Pembuatan MODISCO
Modisco merupakan pemberian makanan tambahan yang
banyak diberikan kepada bayi (balita), anak yang kurang gizi
dan masa penyembuhan yang disebabkan oleh karena:
a) Kurang Energi Protein (KEP)
a. Masih sering dijumpai pada balita
b. Faktor penyebab dan pemberat dalam masalah KEP
sangat sulit untuk segera diatasi
c. Diit yang adekuat merupakan bagian yang penting
dalam pengobatan KEP
b) Pada Pemberian Diet (makan) Sering Dijumpai
a. Kebutuhan zat gizi meningkat/ tinggi, terutama protein
vitamin dan mineral
b. Nafsu makan menurun
c. Gangguan pencernaan
d. Daya beli kurang
e. Kebersihan dan kesehatan lingkungan yang rendah
f. Tidak suka susu
g. Tidak mau masuk rumah sakit atau pulang paksa dari
RS sebelum ada kemajuan yang memuaskan
c) Diet (makan) untuk Penderita KEP
a. Tinggi kalori tinggi protein (diet TKTP)
b. Mudah dicerna
c. Harganya murah
d. Mudah dibuat oleh ibu rumah tangga
e. Dalam bentuk cair (tidak keras)
f. Terbuat dari bahan makanan setempat
g. Dapat dibuat dalam bentuk minuman atau makanan
yang disukai.

15
d) Macam-macam MODISCO
a. Modisco ½ : untuk toleransi lemak
b. Modisco I : untuk kwashioskor dan KPP ringan
c. Modisco II : apabila anak tidak suka minyak
d. Modisco III : untuk kekurangan kalori berat
(marasmus, marasmus kwashiorkor)

Cara pembuatan MODISCO I


a. Susu bubuk (susu full cream/ SKIM) : 10 gr
b. Gula pasir : 5 gr
c. Minyak biji kapas, kelapa, jatung/ margarin : 5 gr
d. Kalori : 100gr
Cara membuat:
Susu SKIM, gula dan minyak/ margarin diaduk sampai rata
lalu ditambahkan dengan air sedikit sambil terus diaduk
hingga cairan larut, disaring dan dimasukkan dalam gelas
kemudian diminum dalam keadaan hangat.
Cara pemberian MODISCO
a. Bahan minuman untuk gizi seimbang (4 sehat 5
sempurna)
b. Campuran bahan makanan lain seperti:
a) Minuman yang dicampur dengan coklat sirup atau
buah
b) Es krim Modisco
c) Dicampur pada bubur kacang hijau atau kotak
pisang
d) Campuran puding agar-agar/ roh
e) Dan sebagainya
f)
2) Hipertensi Dalam Kehamilan
1. Definisi
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penting pada
penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit

16
pembuluh darah perifer, stroke dan penyakit ginjal. Untuk
menghindari komplikasi tersebut diupayakan pengendalian
tekanan darah dalam batas normal baik secara farmakologis
maupun non farmakologis (Nadar, 2015; Rani et al., 2006).
Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia diantaranya
adalah karena hipertensi dalam kehamilan (Kemenkes RI, 2014,
2015, 2016, 2018). Hipertensi pada kehamilan dapat
digolongkan menjadi pre-eklampsia, eklampsia, hipertensi
kronis pada kehamilan, hipertensi kronis disertai preeklampsia,
dan hipertensi gestational (Roberts et al., 2013). Penyakit
kardio-serebrovaskular adalah salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas, dengan angka kematian 17 juta di
seluruh dunia setiap tahunnya atau 31% dari seluruh mortalitas.
Di eropa, angka ini bahkan mencapai 42%. Penyakit
kardiovaskular kerap diasosiasikan dengan gaya hidup
(merokok, kurangnya aktivitas fisik, perilaku makan yang tidak
sehat, dan stress) dan beberapa faktor risiko lain seperti
hipertensi, dislipidemia, obesitas, usia lanjut, riwayat penyakit
kardiovaskular pada keluarga, dan disfungsi endhothelium.
Koeksistensi dari beberapa faktor risiko akan meningkatkan
risiko kardiovaskular (Turana et al., 2017; Nambiar, 2015).
2. Konsekuensi hipertensi pada kehamilan (Mustafa et al., 2012;
Malha et al., 2018)
a) Jangka pendek Ibu : eklampsia, hemoragik, isemik stroke,
kerusakan hati (HELL sindrom, gagal hati, disfungsi ginjal,
persalinan cesar, persalinan dini, dan abruptio plasenta. Janin
: kelahiran preterm, induksi kelahiran, gangguan
pertumbuhan janin, sindrom pernapasan, kematian janin.
b) Jangka panjang Wanita yang mengalami hipertensi saat
hamil memiliki risiko kembali mengalami hipertensi pada
kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan komplikasi
kardiovaskular, penyakit ginjal dan timbulnya kanker.

17
Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi pre-
eklampsia, eklampsia dan sindrom HELLP. Kemudian dapat
bermanifestasi dengan kejadian serebral iskemik atau
hemoragik pada pra, peri, dan postpartum menjadi penyakit
stroke. Gejala pre-eklampsia/eklampsia adalah sakit kepala,
gangguan penglihatan (kabur atau kebutaan) dan kejang. Hal
ini dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian bagi ibu
dan janin bila tidak segara dilakukan penanganan (Vidal et
al., 2011).
3. Klasifikasi hipertensi pada kehamilan
Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya
≥140/90 mmHg. Dibagi menjadi ringan-sedang (140 – 159 / 90
– 109 mmHg) dan berat (≥160/110 mmHg) (Malha et al.,
2018). Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi:
1) pre-eklampsia/ eklampsia,
2) hipertensi kronis pada kehamilan,
3) hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan
4) hipertensi gestational (Roberts et al., 2013; Malha et al.,
2018).
Tabel 1. Perbedaan Hipertensi kronis, hipertensi gastasional
dan preeklampsia/eklampsia pada kehamilan (Karthikeyan,
2015) Temuan Hipertensi kronis Hipertensi gestasional Pre-
eklampsia atau eklampsia Waktu onset 1.2 mg/dL Tidak ada
Tidak ada Ada Peningkatan asam urat serum Tidak ada Tidak
ada Ada Gejala klinik Tidak ada Tidak ada Ada

3) Asi Esklusif
1. Pengertian
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan
cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan

18
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009). ASI Eksklusif
(menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai
usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari,
2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa
makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai
6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005). ASI adalah
cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu
melalui proses menyusui (Khasanah, 2011). ASI merupakan
makanan yang disiapkan untuk bayi mulai masa kehamilan
payudara sudah mengalami perubahan untuk memproduksi
ASI. Makanan-makanan yang diramu menggunakan teknologi
modern tidak bisa menandingi keunggulan ASI karena ASI
mempunyai nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan
makanan buatan manusia ataupun susu yang berasal dari
hewan sapi, kerbau atau kambing.
2. Kandungan Asi Esklusif
Menurut Suradi (2004) kandungan ASI terdiri dari :
1) Lemak Sumber kalori utama dalam ASI adalah
lemak.Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar
lemak dalam ASI antara 3,5-4,5%. Walaupun kadar lemak
dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena
trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam
ASI. Kadar kolestrol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi,
sehingga bayi mendapat 6 ASI seharusnya mempunyai
kadar kolestrol darah lebih tinggi. Disamping kolestrol,
ASI mengandung asam lemak essensial yaitu asam linoleat
(Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3). Kedua asam
lemak tersebut adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh
rantai panjang disebut docosahexaenoic acid (DHA)

19
berasal dari Omega 3 dan arachidonic acid (AA) berasal
dari Omega 6 yang berfungsi sangat penting untuk
pertumbuhan otak anak. Kadar lemak ASI matur dapat
berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan
menyusu (5 menit pertama) disebut foremilk kadar lemak
ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi dapat hindmilk (ASI
yang dihasilkan pada akhir menyusu setelah 15-20 menit).
Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibandingkan
dengan foremilk.
2) Karbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa,
yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain
(7gr%). Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan
galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada
dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa
mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi
kalsium dan merangsang pertumbuhan Lactobasillus
bifidus.
3) Protein Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar
protein ASI sebesar 0.9%, 60% diantaranya adalah whey,
yang lebih mudah dicerna dibanding kasein. Dalam ASI
terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam
susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk
pertumbuhan somatic, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan
taurin dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada
bayi baru lahir enzim pengurai tirosin ini belum ada.
4) Vitamin ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan
bayi. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada
proses pembekuan darah 7 terdapat dalam ASI dengan
jumlah yang cukup dan mudah dicerna. Dalam ASI juga
banyak vitamin E, terutama di kolostrum. Dalam ASI juga
terdapat vitamin D, tetapi bayi prematur atau yang kurang

20
mendapat sinar matahari dianjurkan pemberian
suplementasi vitamin D.
5) Zat besi Bayi aterm normal biasanya lahir dengan
hemoglobin tinggi (16- 22 gr/dl), yang berukuran cepat
setelah lahir. Zat besi yang diperoleh dari pemecahan
hemoglobin digunakan kembali. Bayi tersebut juga
memiliki persediaan zat besi dalam jumlah banyak cukup
untuk setidaknya 4-6 bulan. meskipun jumlah zat besi yang
terkandung dalam ASI lebih sedikit dari yang terkandung
dalam susu formula, bioavailabilitas zat besi dalam ASI
jauh lebih tinggi. 70% zat besi dalam ASI dapat diserap,
sedangkan hanya 10% jumlah zat besi dapat diserap dalam
susu formula. Perbedaan ini disebabkan rangkaian interaksi
kompleks yang terjadi di usus. Bayi yang diberikan susu
sapi segar atau susu formula dapat mengalami anemia
karena perdarahan kecil di usus.
6) Seng Defisiensi mineral kelumit ini dapat menyebabkan
kegagalan bertumbuh dan lesi kulit tipikal. Meskipun seng
lebih banyak terdapat pada susu formula dibanding ASI,
bioavalabilirasnya lebih besar pada ASI. Bayi yang diberi
ASI mampu mempertahankan kadar seng dalam plasma
tetap tinggi dibanding bayi yang diberi susu formula,
bahkan meskipun konsentrasi seng yang terdapat di
dalamnya tiga kali lebih banyak daripada ASI.
7) Kalsium Kalsium lebih efisien diserap dari ASI dibanding
susu pengganti ASI karena perbandingan kalsium fosfor
ASI lebih tinggi. Susu formula bayi yang berasal dari susu
sapi tidak terelakkan memiliki 8 kandungan fosfor lebih
tingi dari pada ASI dan dilaporkan meningkatkan resiko
tetanus pada neonatus.
8) Mineral ASI memiliki kadar kalsium, fosfor, natrium, dan
kalium yang lebih rendah daripada susu formula. Tembaga,

21
kobalt, dan selenium terdapat dalam kadar yang lebih
tinggi. Semakin tinggi bioavailabilitas mineral dan unsur
kelumit ini, dipastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi
dan pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan beban
penyerapan yang lebih rendah pada ginjal neonatus dari
pada susu pengganti ASI (Prasetyo, 2009).
3. Manfaat Asi
a. Bagi bayi
1. Mengandung komposisi yang tepat
2. Asi menngkatkan kecerdasan asi bagi bayi
3. Megandung zat protektif
4. Membantu anti body bagi bayi
5. Tidak menimbulkan alergi
6. Menyebabkan pertumbuhan baik pada anak
b. Manfaat bagi ibu
1. Aspek keluarga berencana
2. Aspek kesehatan ibu
3. Aspek psikologis
c. Manfaat bagi keluarga
1. Aspek ekonomi
2. Aspek psikologis
3. Aspek kemudahan (menyusui sangat praktis)

22
BAB III

TINJAUAN KASUS

3. 1 Identifikasi Data
3.1 1 Pencapaian Pelayanan Kesga POLINDES Desa Kedawong Kec.
Diwek

Sasaran Target Pencapaian Kesenjangan


Jumlah (%) Jumlah (%)
A. Pelayanan Kesehatan
Ibu & Bayi
1. K1 47 47 100 43 91,49 -8,51
2. K4 47 47 100 48 102,13 +2,13
3. Komplikasi 9 9 100 10 106,38 + 6,38
Kebidanan yang
ditangani
4. KN1 45 45 100 51 113,7 +13,7
5. Persalinan Oleh 45 45 100 51 113,33 +13,33
Nakes
6. Persalinan Nakes 45 45 100 51 113,33 +13,33
di Fasilitas
Kesehatan
7. Persalinan di
Rumah Sakit
 Normal - - - -
 Spontan Drip - - - -
 SC - - - -
8. Pelayanan Nifas 45 45 100 51 113,33 +13,33

B. Pelayanan KB

- Cakupan Peserta KB

23
Aktif Dibina

1. Komplikasi
Kebidanan Yang 9 9 100 10 106,38 +6,38
Ditangani/Ibu Hamil
2. Neonatal
Resti/Komplikasi
Ditangani

C. Balita & Apras


1. DDTK Balita 198 198 80 171 69 - 11
2x/tahun
2. DDTK Apras 51 51 80 61 95,6 + 15,6
2x/tahun
D. Pelayanan Imunisasi
1. HB0
2. DPT Combo 1
3. DPT Combo 2 1 1 100 1 100 0
4. DPT Combo 3 1 1 100 1 100 0
5. BCG 3 3 100 3 100 0
6. Polio 1 3 3 100 3 100 0
7. Polio 2 1 1 100 1 100 0
8. Polio 3
9. Polio 4
10. IPV 5 5 100 5 100 0
11. Campak 8 8 100 8 100 0

E. Pelayanan Gizi
Ibu Hamil KEK 15 0 0 1 0 0
Balita BGM 244 0 0 5 0 0

24
Anemia Remaja - 0 0 - 0 0
1. Balita Mendapat
Vit.A 2x/tahun
2. Ibu Hamil
Mendapatkan 90 55 55 100 44 80 -20
tablet Fe
3. K/S 248 100 108,9 +8,9
4. D/S 248 100 95,8 -4,2
5. N/S 248 100 68,7 -31,3
6. N/D 248 100 71,7 -28,3
F. Penyuluhan Perilaku
Sehat
- Bayi Mendapat Bayi 60 95 56 93,3 -1,6
ASI Ekslusif

3. 2 Pelayanan Kesehatan Lansia

No Kegiatan Indikator Pencapaian 2019


N %
1. Jumlah Kegiatan Posyandu Lansia 12x/tahun 12x 100
2. Jumlah Kelompok Olahraga 1 1 100
3. Jumlah Lansia Baru yang mendapat 70% 465 74
pelayanan Kesehatan

3. 3 Prioritas Masalah
Dari masalah-masalah yang ditemukan tersebut terlebih dahulu akan
ditentukan prioritas masalah, mengingat terbatasnya sumber daya. Langkah
awal yang diambil adalah dengan menentukan prioritas masalah untuk
memprioritaskan SPM tersebut digunakan metode USG.

25
3.4 1 Definisi USG
Metode USG merupakan cara dalam menetapkan ururtan
prioritas, dengan menetapkan urgency, keseriusannya, dan
berkembanganya masalah.
1) Urgency (urgensi) yaitu dilihat dari tersedianya waktu
mendesak atau masalah tidak terselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktifitas pengaruh terhadapa
keberhasilan, membahayakan system atau tidak, dan
sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian sehingga sulit dicegah.
3.4 2 Langkah inti pelaksanaan USG
1) Penyusuna daftar masalah
1. Setiap peserta diminta mengemukakan masalah bagian
yang diwakilinya
2. Pimpinan USG menginstruksikan kepada petugas pencatat
untu mencatat setiap masalah yang dikemukakan di lembar
flipchart, papan tulis/whiteboard.
2) Klasifikasi masalah
1. Lakukan klasifikasi masalah yang telah diidentifikasi
dalam rangka menentukan prioritas masalah.
2. Setiap anggota diminta penjelasan maksud dari masalah
yang dikemukakannya.
3. Setelah diklarifikasi maka tulis masalah klarifikasi
tersebut.
3) Membandingkan antar masalah
1. Bandingkan masalah yang diperoleh, sebagai contoh
masalah A-E menurut kriteria urgency, keseriusan, dan
berkembangnya masalah.
2. Tulis frekunesi kemunculan tiap masalah setelah
dibandingkan, frekuensi ini dianggap skor masalah.

26
Kemudian jumlah skor yang diperoleh tiap masalah
berdasarakan kriteria urgency, seriousness, growth.

3.4 3 Menyusun prioritas masalah berdasarkan hasil langkah 3 :


Dari data SPM yang telah dimbil, dapat dilakukan penentuan
prioritas masalah dengan metodw USG sebagai berikut :
1. Cakupan pelayanan anak balita Bawah Garis Merah (BGM)
2. Cakupan pelayanan ibu hamil dengan komplikasi hipertensi
3. Cakupan ASI Eksklusif
Dengan peserta USG : (kelompok)
1. Ananda Lola P.S
2. Cindi Agustina P
3. Fani Dian Wulandari
4. Imas Dewi Kamalin
5. Rizka Wardhatul A
6. Roikhatul Jannah
Hasil skoring USG

Masalah Urgency Serious Growth Jumlah Prioritas

Ibu hamil 4 2 3 9 2
dengan resiko
tinggi

Balita BGM 2 4 4 10 1

Rendahnya 2 1 0 3 3
ASI eksklusif

Definisi permasalahan

cakupan pelayanan anak balita kurang gizi


a. pengertian
1) anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan

27
2) balita kurang gizi adalah berat badan anak hanya mencapai 80%
dari berat badan normal yaitu pada laki-laki 7,7 kg - 24,2 kg,
sedangkan pada perempuan 7 kg - 24,9 kg.
3) factor penyebab balita kurang gizi adalah Kurangnya pengetahuan
orang tua terutama ibu mengenal gizi.
4) Upaya yang harus dilakukan untuk memperbaiki gizi kurang yaitu
Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi, Melakukan
pemilihan makanan yang baik untuk anak, Memberi makanan
anak sesuai kebutuhannya, mengajari ibu cara pembuatan
modisco.
5) Melakukan pendampingan minum modisco.
6) Melakukan evaluasi hasil pendampingan selama 1 minggu
meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan.
Cakupan pelayanan ibu hamil dengan komplikasi hipertensi
1) Hipertensi dalalam kehamilan merupakan suatu keadaan dimana
tekanan darah ibu tinggi pada masa kehamilan.
2) Penyebab hipertensi dalam kehamilan masih belum diketahui
penyebabnya, tetapi risiko hipertensi meningkat bila sudah
memiliki riwayat darah tinggi, penyakit ginjal atau diabetes, usia
kurang dari 20 tahu dan lebih dari 40 tahun saat hamil.
3) Upaya yang dilakukan yaitu pemantauan tekanan darah ibu hamil
agar menurun dan tidak mengalami kenaikan, selain itu dapat
dilakukn pendampingan ibu hamil agar tdak timbul masalah baru
pada masa kehamilan.
Cakupan rendahnya ASI eksklusif
1) ASI Eksklusif menurut DEPKES merupakan pemberian ASI
kepada anaknya tanpa pemberian makanan apapun atau air putih
dan lainnya dari bayi umur 0 sampai 6 bulan.
2) Tidak tercapainya cakupan ASI eksklusif yaitu kurangnya
kesadaran ibu tentang pentingnya ASI untuk anak dan pekerjaan
orang tuanya sehingga anak tidak mendapatkan ASI secara
eksklusif

28
3) Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya ASI Eksklusif adalah dengan
memberikan sosialisasi dan motivasi kepada ibu hamil trimester
III untuk melakukan ASI eksklusif saat mereka sudah melahirkan
nanti.

29
BAB IV
PERMASALAHAN & PEMBAHASAN

4.1. Masalah
1. Pelayanan Gizi
Jumlah balita BGM di desa Kedawong mencapai 2.05% yaitu
dari 244 balita ditemukan sebanyak 5 balita dengan BGM.
2. Ibu Hamil Resiko Tinggi
Ibu Hamil dengan resiko tinggi mencapai 20% yaitu dari 15 ibu
hamil ditemukan 3 ibu hamil dengan resiko tinggi.
3. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif di desa Kedawong masih belum mencapai target
yaitu 93,3%.

4.2. Analisa Penyebab Masalah


1. Balita BGM

30
2. Ibu Hamil Resiko Tinggi

Ibu Hamil
Resiko Tinggi

3. ASI Eksklusif

31
4.3. Pemecahan Masalah, Intervensi dan Implementasi
1. Balita BGM
Meningkatkan mengurangi balita BGM dengan cara :
1) Memotivasi ibu untuk datang ke posyandu setiap bulan
2) Memberikan penyuluhan cara meningkatkan berat badan anak
3) Mengajari masyarakat untuk secara mandiri membuat modifikasi
makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi yaitu MODISCO
4) Melakukan pendampingan melalui kunjungan rumah untuk
memantau pemberian MODISCO dan variasi makanan yang
diberikan kepada balita serta masalah yang dialami
5) Memberikan KIE tentang gizi seimbang dan cara mengolah makanan
setiap melakukan pendampingan
6) Mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan setelah 1 minggu
pemberian MODISCO (mengukur BB, TB, dan LIKA)
2. Ibu Hamil Resiko Tinggi
Meningkatkan cakupan penjaringan ibu hamil resiko tinggi dengan cara :
a) Memberikan informasi tentang tanda bahaya ibu hamil
b) Melakukan pendampingan melalui kunjungan rumah untuk
memantau tekanan darah, TFU, dan keadaan janin. dan masalah
yang dialami, memantau jumlah konsumsi PMT dan susu ibu hamil.
c) Menempel stiker tentang tanda bahaya ibu hamil.
d) Melakukan evaluasi pengetahuan ibu tentang respon klien jika
terjadi tanda bahaya ibu hamil.
3. ASI Eksklusif
Meningkatkan penjaringan cakupan ASI Eksklusif
a) Penyuluhan kepada ibu hamil TM III mengenai pentingnya ASI
Eksklusif untuk anak
b) Mengajarkan cara menyusui yang benar
c) Sosialisasi mengenai ASI Eksklusif

32
3.4.Evaluasi
1. Balita BGM

12

10

6 BB Awal
BB Akhir
4

0
An. M An. A An. Az An. T An. I

Grafik 4.1 Kenaikan Berat Badan Balita BGM setelah dilakukan


pendampingan selama 1 minggu
No. Nama Tinggi Berat Badan Hasil Berat Badan Hasil Akhir
Badan (cm) Awal (kg) Awal Akhir (kg)
1. An. M 77 8,1 Gizi 8,7 Normal
kurang
2. An. A 69 7,3 Normal 8 Normal
3. An. Az 89 10,4 Normal 10,7 Normal
4. An. T 69 6,6 Normal 6,8 Normal
5. An. I 72 7,5 Gizi 7,4 Gizi kurang
kurang

Tabel 4.1 Evaluasi Perhitungan Berat Badan Menurut Tinggi Badan

33
No. Nama Umur Tinggi Badan (cm) Hasil
1. An. M 20 bulan 8 77 Pendek
2. An. A 16 bulan 69 Sangat pendek
3. An. Az 44 bulan 89 Pendek
4. An. T 14 bulan 69 Sangat pendek
5. An. I 16 bulan 72 Sangat pendek

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Tinggi Badan Menurut Umur

2. Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi


1. Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan
2. Keadaan ibu dan janin baik dan tekanan darah ibu tetap stabil dan
mau mengkonsumsi PMT yang diberikan oleh bidan
3. Ibu bersedia jika mahasiswi menempelkan stiker tanda bahaya
kehamilan
4. Ibu mengerti tentang semua penjelasan yang diberika mahasiswi dan
ibu akan menghubungi tenaga kesehatan jika terjadi tanda bahaya
kehamilan.
3. ASI Eksklusif
1. Ibu mengerti tentang pentingnya ASI eksklusif untuk kesehatan dan
kecerdasan anaknya
2. Ibu bisa mempraktekkan cara menyusui yang benar
3. Setelah dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif,
ibu bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

34
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil laporan ditemukan adaya kesenjangan atau masalah pada
pelayanan gizi terutama pada cakupan Balita dengan BGM yang belum
mencapai target. Pada ibu hamil resiko tinggi yang masih belum terpantau
serta kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil dan menyusui
tentang pentingnya ASI eksklusif untuk anak.
Setelah dilakukan pemantauan dan penyuluhan yang kami lakukan di desa
Kedawong beberapa anak yang berat badan di bawah garis merah mengalami
peningkatan, untuk ihu hamil resiko tinggi yaitu hipertensi terpantau tekanan
darah ibu hamil baik dan tidak mehngalami kenaikan.
Untuk tahun berikutnya diharapkan mendapatkan pada masing-masing
sasaran yang sesuai dengan target.

5.2 Saran
Meningkatkan koordinasi pada seluruh jajaran masyarakat yang bisa
diajak kerjasama dalam meningkatkan kinerja seorang bidan, mulai dari
kepala desa, pamong desa, tim penggerak PKK, kader ,guru, dan tokoh
Masyarakat, serta Toko Agama. Serta meningkatkan penyuluhan diberbagai
kegiatan.

35
LAMPIRAN

1. Balita BGM

Pemberian MODISCO saat kunjungan rumah balita

Penyuluhan cara meningkatkan berat badan anak, demo pembuatan


MODISCO

36
Penyuluhan cara meningkatkan berat badan anak, demo pembuatan
MODISCO

Pemantauan dan Penimbangan Balita BGM

37
2. Ibu hamil Resiko Tinggi (RESTI)

Pelaksanaan program pendampingan ibu hamil dengan resiko tinggi

Foto-foto

Penempelan poster tanda bahaya ibu hamil trimester III

38
3. ASI Eksklusif

Penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada anak

Kelas Ibu Hamil

39
LAMPIRAN KEGIATAAN

Pemantaun Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di Balai Desa Kedawong

Pemantaun Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di Balai Desa Kedawong

40
Pemantaun Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di RA Miftahul Ulum

Pemantaun Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di RA Miftahul Ulum

41
Pemantaun Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di RA Miftahul Ulum

Pemantaun Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di RA Miftahul Ulum

42
POSYANDU Balita

POSYANDU Balita

43
POSYANDU Balita

POSYANDU Balita

44
POSYANDU Balita

Kegiatan JUMANTK

45
POSYANDU LANSIA

POSYANDU LANSIA

46
POSYANDU LANSIA

Kegiatan PLKBD Di Balaidesa

47

Anda mungkin juga menyukai