Ventilasi tambang pada dasarnya adalah penerapan prinsip dinamika fluida pada aliran udara di bukaan tambang. Sebagai alat utama kontrol kuantitas, ventilasi bertanggung jawab atas sirkulasi udara, baik dalam jumlah maupun arah, di seluruh tambang. Ini adalah salah satu proses penyusun dari kondisi udara tambang secara keseluruhan, kontrol simultan dalam batas yang ditentukan dari kualitas, kuantitas, dan suhu kelembaban udara tambang (Hartman,1997). Ventilasi tambang bawah tanah bertujuan untuk mengalirkan udara segar yang cukup untuk pekerjaan di tambang bawah tanah, sehingga dapat mengalirkan udara kotor keluar seperti debu dan gas berbahaya yang ada didalam (Jack, 2003). Standar dari kualitas dan kuantitas udara pada dasarnya berbeda beda pada setiap negara. Standar tesebut sudah diatur dalam Kepmen ESDM RI No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang keselamatan dan kesahatan kerja pada pertambangan umum. Untuk mendapatkan kondisi kerja yang sehat dan nyaman di dalam tambang maka diperlukan keadaan kualitas dan kuantitas udara tambang yang memadai atau memenuhi syarat bagi pekerja sehingga dapat mendukung kegiatan produksi.
2.1.1 Fungsi Ventilasi Tambang
1. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang memerlukan oksigen. 2. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gasgas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan. 3. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.