Anda di halaman 1dari 6

1

Analisis Bahaya dengan Metode Hazop dan


Manajemen Risiko pada Steam Turbine PLTU di
Unit 5 Pembangkitan Listrik Paiton
(PT. YTL Jawa Timur)
Erna Zulfiana dan Ali Musyafa’
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
e-mail: musyafa@ep.its.ac.id
Abstrak— Steam turbine beroperasi pada temperatur dan terdapat di steam turbine apakah sudah baik dan efektif. Salah
tekanan uap yang tinggi sehingga keamanan proses harus dijaga satu tahapan untuk menganalisis suatu sistem kemananan
agar tidak terjadi bahaya yang menimbulkan risiko. Untuk adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisa bahaya-
analisis dan identifikasi bahaya digunakan metode HAZOP yang bahaya yang kemungkinan terjadi. Metode untuk menganalisa
selanjutnya melakukan manajemen resiko berupa emergency
dan mengidentifikasi bahaya pada sebuah plant yang sekarang
respon plan berdasarkan bahaya yang mungkin terjadi pada
PLTU. Identifikasi bahaya dengan metode HAZOP dilakukan sering digunakan di bidang industri adalah metode HAZOP
dengan penentuan 4 node pada steam turbine yaitu HP Turbine, (Hazard and Operablity Analysis). Analisis bahaya dengan
IP Turbine, LP Turbine 1 dan LP Turbine 2, penentuan guideword Metode HAZOP berdasarkan deviasi dari keadaan normal
dan deviasi berdasarkan control chart data proses transmitter di suatu proses. Selain dengan menidentifikasi dan
setiap node, dan untuk estimasi likelihood berdasarkan nilai menanggulangi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan sistem
MTTF tiap transmitter. ERP pada steam turbine dibuat untuk keamanan sebuah plant, maka diperlukan manajemen risiko
kejadian kebakaran karena berisiko tinggi dan kemungkinan yang bertujuan untuk meminimalisasi kerugian jika bahaya
besar terjadi serta dapat menyebabkan bahaya lain seperti yang diprediksi akan terjadi menjadi kenyataan. Selain itu,
ledakan dsb. Dari penelitian ini diketahui kondisi yang paling
manajemen risiko juga dapat bersifat pencegahan terhadap
berbahaya pada steam turbine adalah kondisi high pressure yang
diketahui dari risk matrix pressure trasnmitter pada 4 node yang terjadinya kerugian tersebut.
bernilai high dan ekstrim yang dapat menyebabkan turbin Oleh karena itu, untuk menganalisa dan mengidentifikasi
mengalami overspeed. Rekomendasi untuk menanggulangi bahaya yang terjadi steam turbine maka digunakan metode
bahaya tersebut antara lain pemasangan pressure alarm, simulasi HAZOP yang selanjutnya melakukan manajemen resiko
automatic turbine test, pemeriksaan turbine overspeed protection berupa emergency respon plan berdasarkan bahaya yang
serta kalibrasi maupun pengecekan pada pressure trasnmitter mungkin terjadi pada PLTU.
tersebut.

Kata Kunci— Steam Turbine, Hazop, Guideword, II. URAIAN PENELITIAN


Emergency Respon Plan, High Pressure A. Analisis Proses Steam Turbine
Pada tahapan ini dilakukan analisa proses yang terjadi pada
I. PENDAHULUAN steam turbine yang berdasarkan terhadap referensi tertulis
seperti buku penunjang, laporan terdahulu maupun dari sumber
P ada PLTU terdapat beberapa komponen penting yaitu
pompa, boiler, steam turbine dan kondenser. Steam turbine
adalah komponen yang mengubah energi kalor pada steam
lain yang dapat dipercaya.
B. Pengumpulan Data
menjadi energi mekanik berupa gerak pada poros rotor untuk
Pengumpulan data berupa dokumen atau gambar yang
menggerakkan generator sehingga menghasilkan listrik. Steam
menunjang proses yang terdapat pada steam turbine meliputi
turbine dapat digerakkan dengan superheated steam atau
PFD, P&ID, data proses berdasrkan tampilan pada DCS screen
saturated steam, hal ini disesuaikan dengan fluida kerja yang
dan maintenance data atau data time to failure dari setiap
dihasilkan pada boiler. Steam turbine merupakan komponen
komponen yang terdapat pada steam turbine (dapat dilihat
yang kompleks dan termasuk rotary machine (mesin yang
pada lampiran).
bergerak dengan berputar) yang beroperasi pada kondisi yang
Pada steam turbine unit 5 Paiton ini terdapat dua jenis
cukup ekstrim yaitu dengan temperatur dan tekanan uap yang
transmitter berdasarkan jumlah transmitter untuk pengukuran
cukup tinggi. Oleh karena itu, keamanan pada steam turbine
besaran yang sama. Jumlah transmitter yang dipasang tersebut
harus dijaga agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Hal ini sesuai
dapat dilihat dari KKS dari transmitter tersebut. Transmitter
dengan misi dari semua industri yaitu “zero accident” atau
dengan KKS yang berakhiran 903 atau 901 berarti terdapat
tidak pernah terjadi kecelakaan kerja yang tentunya akan
lebih dari satu transmitter untuk pengukuran yang sama, hanya
merugikan bagi industri baik dalam bidang materi maupun non
letaknya mungkin berbeda line (pipa). Untuk transmitter
materi.
dengan akhiran 001, 002, 003 atau 004, merupakan transmitter
Salah satu usaha untuk menanggulangi adanya kecelakaan
tunggal.[6] Nilai pengukuran yang terdapat pada DCS screen
kerja adalah dengan menganilisis sistem keamanan yang
2

untuk double transmitter adalah salah satu dari dua transmitter Nilai UCL dan LCL ini merupakan petunjuk untuk penentuan
tersebut yang secara otomatis dipilih oleh DCS sendiri. Untuk guideword apakah kondisi operasi berada pada high jika diatas
penentuan guideword berdasarkan control chart, double UCL dan low jika berada di bawah LCL.
transmitter dianggap satu karena pengukuran yang ditampilkan
pada DCS screen adalah satu pengukuran saja. Sedangkan D. Estimasi Konsekuensi dan Likelihood
untuk perhitungan MTTF yang digunakan untuk estimasi Estimasi konsekuensi dan likelihood ini dilakukan untuk
likelihood, tiap transmitter diperhitungkan, jadi jika melengkapi data kegagalan atau bahaya yang kemungkinan
merupakan double transmitter maka dihitung MTTF masing- terjadi dengan sistem sehingga bisa diketahui konsekuensi dan
masing transmitter. likelihood secara terperinci. Estimasi konsekuensi dilakukan
secara kualitatif yaitu menjelaskan pengaruh atau akibat
C. Identifikasi Bahaya kegagalan yang terjadi pada steam turbine terhadap proses
Identifikasi bahaya dilakukan dengan metode HAZOP yang operasional secara keseluruhan di power plant.
memiliki beberapa tahapan yaitu penentuan titik studi (node), Untuk mengestimasi likelihood adalah dengan
penentuan paramater proses dan pemilihan guideword dan menggunakan adalah data time to failure pada komponen
devaiation yang digunakan untuk menentukan kegagalan yang steam turbine pada interval waktu satu tahun. Kriteria
mungkin terjadi pada suatu sistem.[3] Node pada steam turbine likelihood yang digunakan adalah frekuensi kerusakan tiap
dibagi menjadi 4 node, yaitu HP Turbine, IP Turbine, LP komponen pada suatu periode waktu tertentu. Nilai likelihood
Turbine 1 dan LP Turbine 2. Setiap node dianalisa mulai dari diperoleh dari ratio antara jumlah hari operasional per tahun
instrumen yang berada pada input, proses yang terjadi serta terhadap nilai MTTF (mean time to failure). Nilai MTTF
instrumen output dari node tersebut. Penentuan node ini didapatkan berdasarkan data maintenance tiap instrumen,
berdasarkan steam turbine yang terdapat pada DCS screen, tetapi jika tidak terdapat data maintenance instrumen tersebut
sebagai berikut: maka nilai MTTF didapatkan dari nilai failure rate berdasarkan
pada OREDA. Nilai MTTF didapatkan dari nilai failure rate
() sesuai persamaan sebagai berikut[2]:
MTTF = = (1)

E. Analisis Risiko
Analisis terhadap risiko dilakukan dengan cara
mengkombinasikan likelihood dan consequences yang telah
didapat pada tahap estimasi. Kombinasi didapat dengan
menggunakan risk matrix seperti pada Tabel 1 [1].
Tabel 1.
Risk Matrix
Consequences
Gambar 1. DCS Screen untuk Steam Turboset
Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
Selain gambar diatas, tiap bagian utama steam turbine juga
terdapat proses ekstraksi uap yang merupakan salah satu 1 2 3 4 5
output dari turbin, sebagai berikut: A (Almost certain) H H E E E
B (Likely) M H H E E
C (Moderate) L M H E E
D (Unlikely) L L M H E
E (Rare) L L M H H

F. Analisis Emergency Response Plan (ERP)


Analisis emergency response plan adalah suatu langkah
ketika terjadi kegagalan sangat diperlukan. Hal ini berupa
tindakan darurat untuk menyelamatkan diri ketika terjadi
kegagalan sistem yang berat. ERP ini dibuat untuk kejadian
Gambar 2. DCS Screen untuk Ekstraksi uap pada Steam turbine kebakaran (fire) yang terjadi pada daerah steam turbine
Penentuan guideword pada metode HAZOP berdasarkan karena kebakaran adalah kejadian yang kemungkinan besar
pengolahan data proses yang diambil setiap jam selama 1 terjadi dan dapat menyebabkan bahaya lain seperti ledakan
bulan yang dilakukan pada bulan Maret 2013 (31 hari). Dari dsb. ERP ini juga dilengkapi dengan peta evakuasi manusia
data proses tersebut kemudian diolah dan ditampilkan dengan (man) yang berada pada lokasi steam turbine building menuju
control chart sehingga dapat dilihat kualitas dari trend data assembly point (tempat berkumpul) terdekat.
proses tiap-tiap instrumen di setiap node yang telah ditentukan. G. Analisis Performansi ERP
Setelah ditampilkan secara visual, maka dapat diketahui Analisis performansi merupakan penilaian terhadap ERP
apakah grafik cenderung dibawah nilai CL (Control Level) apakah ERP yang dilakukan mampu menurunkan risiko atau
atau LCLnya maupun cenderung diatas nilai CL atau UCLnya. tidak. Hal ini berdasarkan diskusi dan rekomendasi dari pihak
3

departemen HSE (Health and Safety Engineering) PT. YTL guideword dari tiap transmitter sebagaimana seperti pada
Jawa Timur. Gambar 3. control chart LBA40CP903 (Pressure Transmitter
Main Steam 1)
H. Pembahasan dan Kesimpulan
Xbar-S Chart of LBA40CP903
Pembahasan didapatkan dari analisis yang dilakukan, 160
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
U C L=162.78
_
_
mulai analisis bahaya, analisis resiko, analisis ERP dan yang X=155.09

Sample M ean
150
LC L=147.41
1
terakhir adalah analisis performansi ERP yang berkaitan 140 1

dengan menurunkan risiko yang kemungkinan terjadi. 130

120 1
1

Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan 1 4 7 10 13 16


Sample
19 22 25 28 31

yaitu tentang analisis dan identifikasi bahaya dengan metode 25 1


1
1

HAZOP pada steam turbine dan manajemen risiko dari bahaya 20 1


1

Sample StDev
U C L=17.93
15
yang kemungkinan terjadi. 10
_
S =12.41

LC L=6.89
5
1 1 1
1 1 1 1
1 1

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sample

A. Analisis Proses pada Steam Turbine Gambar 3. Control Chart LBA40CP903


Dari control chart X-s tersebut dapat dilihat bahwa
Steam turbine merupakan salah satu komponen utama pada
terdapat lebih banyak data yang berada diatas nilai UCLnya,
PLTU yang berfungsi untuk mengubah energi kalor pada uap
sehingga diketahui kondisi operasi sering berada pada kondisi
menjadi energi mekanik berupa gerak rotor pada turbin.
high pressure meskipun nilai pengukurannya masih dalam
Spesifikasi steam turbine pada unit 5 paiton PT. YTL Jawa
batas spec transmitter tersebut yaitu 0-250 bar. Dari control
Timur sebagai berikut:
Tabel 2. chart LBA40CP903 tersebut dapat diketahui guideword pada
Spesifikasi Steam Turbine[7] pressure transmitter LBA40CP903 adalah high yang
Manufaktur steam :SIEMENS kemudian deviasinya adalah high pressure.
turbine Jika terdapat jumlah data yang sama berada diatas UCL dan
Tipe steam turbine :HMN Series 4 (1 HP, 1 IP , 2 LP)
dibawah nilai LCL maka terdapat dua guideword karena
HP Turbine :Single Flow, Double Shell, 14 stages Barrel
Type outer Casing, 2 Combined Stop & transmitter tersebut beroperasi pada dua kondisi juga. selain
Control Valves itu, untuk grafik control valve yang nilai pengukurannya selalu
IP Turbine :Double Flow, Double Shell Casing, 2x13 sama dapat ditentukan guideword yaitu part of. Penentuan
stages, 2 combined stop & control valves guideword untuk tiap transmitter yang terdapat di plant pada
LP Turbine :Double Flow, Multi Shell Casing, 2x7stages
Kondenser :Single Flow, Two lines, TitaniumTubes
node HP Turbine dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
arranged in series Tabel 4.
Capacity:580 m3 , Pressure: -1 bar Guideword Tiap Instrumen pada node HP Turbine
Temp.max: 85 0C Instrument Guideword Deviation
Extraction Stage : 8 (HP: 1, IP: 3, LP: 4) LBA40CP003 High High pressure
Kecepatan rata-rata : 3000 rpm LBA40CP004 High High pressure
Casings : 4 (1 HP, 1IP, 2 LP) High High temperature
LBA40CT003
LP exhaust Pressure : 0,0649 Bar Low Low temperature
High High temperature
Dalam pengoperasian Steam turbine pada unit 5 Paiton LBA40CT004
Low Low temperature
selalu dijaga agar sesuai dengan desain load yang telah More More flow
ditentukan, desain load tersebut sebagai berikut: MAA12FG151
Part of Part of instrumentation
Tabel 3. High High temperature
Steam Turbine Design Load[7] LBA50CT003
Low Low temperature
100 % 75% 50% High High temperature
Design load LBA50CT004
(650MW) (487MW) (325MW) Low Low temperature
Main Steam flow 546 kg/ s 400 kg/ s 264 kg/ s More More flow
MAA22FG151
Part of Part of instrumentation
Main Steam pressure 167 bar 128 bar 100 bar MAA50CP001 High High pressure
Main Steam High High temperature
538 oC 538 oC 538 oC MAA50CT018A
temperature Low Low temperature
Cold reheat temp 332 .2 oC 334 oC 330 oC High High temperature
MAA50CT051A
Low Low temperature
Cold reheat pressure 42. 7 bar 32 bar 21 bar MAA50CT052A High High temperature
o o MAA50CP021 High High pressure
Hot reheat temp 538 C 538 C 538 oC
LBC10CP002 High High pressure
Hot reheat pressure 38.8 bar 29 bar 19 bar High High temperature
LBC10CT002
Low Low temperature
B. Analisis Bahaya dengan Metode Hazop LBQ80CP001 High High pressure
LBQ80CT001 Low Low temperature
Node yang pertama adalah HP Turbine. Pada node HP Selanjutnya, node yang kedua adalah IP Turbine yang
turbine terdapat 15 hasil pengukuran transmitter yang terdapat 19 hasil pengukuran transmitter yang yang
mengatur proses pada HP turbine yang ditampilkan pada DCS ditampilkan pada DCS screen dari 23 transmitter yang berada
screen dari 18 transmitter yang berada plant. Setiap instrumen plant. Penentuan guideword untuk tiap transmitter yang
dianalisa grafik pengukuran yang selanjutnya dapat ditentukan terdapat di node IP Turbine sebagai berikut,
4

Tabel 5. Tabel 8.
Guideword Tiap Instrumen pada node IP Turbine Tabel Hazop
Instrument Guideword Deviation
LBB11CP001 High High pressure
LBB11CP002 High High pressure
LBB11CT003 High High temperature
LBB11CT003 High High temperature
MAB12FG151 Part of Part of instrumentation
LBB12CP001 High High pressure
LBB12CP002 High High pressure
LBB12CT003 High High temperature
LBB12CT003 High High temperature
MAB22FG151 Part of Part of instrumentation
MAB50CP001 High High pressure
MAB50CT011A Low Low temperature
MAB50CT041A High High temperature
MAB50CT042A High High temperature
MAB50CT061A Low Low temperature
High High temperature
MAB50CT062A
Low Low temperature
High High temperature
MAB50CT021A
Low Low temperature
LBS50CP001 High High pressure
High High temperature
LBS50CT001
Low Low temperature
LBQ60CP001 High High pressure
LBQ60CT001 Low Low temperature
LBS40CP001 High High pressure
High High temperature
LBS40CT001
Low Low temperature
Untuk node yang ketiga adalah LP Turbine 1 yang terdapat C. Emergency Response Plan (ERP) untuk Kebakaran pada
Steam Turbine
6 hasil pengukuran transmitter yang yang ditampilkan pada
DCS screen maupun yang terdapat di plant. Penentuan ERP ini bertujuan untuk menjelaskan program tindakan
guideword untuk tiap transmitter yang terdapat di node LP darurat ketika terjadi kebakaran pada steam turbine sehingga
Turbine 1 sebagai berikut, dapat memaksimalkan keselamatan kerja karyawan dan
Tabel 6. meminimalisir kerusakan akibat kebakaran. ERP ini dibuat
Guideword Tiap Instrumen pada node LP Turbine 1 sebagai berikut:
Instrument Guideword Deviation 1. Lingkup
MAC10CT011A High High temperature
MAC10CT071A High High temperature ERP ini meliputi seluruh fasilitas steam turbine unit 5
LBS30CP001 High High pressure yang berisiko terhadap kebakaran. Penanggulangan yang
High High temperature tanggap, tenang serta terkendali terhadap kebakaran sangat
LBS30CT001
Low Low temperature penting agar tercapat tujuan dari ERP ini.
LBS32CP001 High High pressure 2. Tanggung Jawab
LBS32CT001 Low Low temperature
ERP ini menuntut tanggung jawab dari beberapa pihak,
Node yang keempat adalah LP Turbine 2 yang terdapat 5
adalah Operation manager, shift manager, control room
hasil pengukuran transmitter yang yang ditampilkan pada DCS
engineer, Unit controller, assistant unit controller dan
screen maupun yang terdapat di plant. Penentuan guideword
operator plant, fire team, Core team dan semua karyawan
untuk tiap transmitter yang terdapat di node LP Turbine 2
mengikuti training untuk kondisi darurat berupa kebakaran
sebagai berikut, yang telah diadakan oleh perusahaan [8].
Tabel 7.
Guideword Tiap Instrumen pada node IP Turbine 2 3. Persiapan Pencegahan
Instrument Guideword Deviation Peralatan atau Sistem Pengendalian Kebakaran, sebagai
MAC11CP001 High High pressure berikut:
MAC20CT011A High High temperature  Penyediaaan fire hoserack cabinet untuk setiap level pada
High High temperature
MAC20CT071A
Low Low temperature
plant dan ruangan di CCR
LBS31CP001 High High pressure  CO2 system untuk setiap bunker
LBS31CT001 Low Low temperature  Sprinkler system untuk gedung CCR
Setelah ditentukan semua guideword pada tiap transmitter Alat Komunikasi dan Peringatan, sebagai berikut:
maka dilakukan analisis bahaya sesuai dengan guideword  Penyediaan alat komunikasi darurat di beberapa tempat
tersebut kemudian dibuat tabel analisis Hazop. Karena strategis seperti telepon dan radio
terdapat 45 Transmitter pada steam turbine unit 5 ini maka  Pemasangan alarm pada daerah rawan kebakaran
analisis bahaya yang ditunjukkan pada tabel Hazop adalah 4. Prosedur ERP
pada pressure transmitter LBA40CP903 pada node HP turbine Prosedur umum [8]:
sebagai berikut, a. Untuk seseorang yang pertama kali mengetahui adanya
kebakaran:
5

 Segera membunyikan alarm kebakaran terdekat  Memastikan lokasi kebakaran tidak ada aliran listrik,
 Menghubungi CCR 4444 dan melaporkan lokasi bahan bakar, gas, bahan kimia atau bahan berbahaya
kebakaran, korban dan kerusakan plant yang terjadi lainnya.
kebakaran  Untuk operator WTP melakukan monitoring Fire
 Memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran Pump house
yang tersedia untuk karyawan yang mampu dan sudah  Selalu Stand by pada radio channel 1
mengikuti training untuk menghadapi kebakaran dan f. Karyawan Kontraktor
membantu siapapun (karyawan, kontraktor dan  Melapor kepada Kepala Bagian/ Engineer
pengunung) yang mungkin membutuhkan bantuan Representative tentang jumlah pekerja kontrak yang
untuk mencapai assembly point berada di assembly point
 Melapor kepada fire warden yang bertugas di lokasi  Jika ada karyawan kontraktor yang hilang, maka
kebakaran dan jika mendapat perintah evakuasi maka Supervisor kontraktor menginformasikan kepada
segera menggunakan jalur tercepat dan yang paling Kepala Bagian/ Engineer Representative
aman serta tidak boleh menggunakan elevator  Tetap berada di assembly point hingga ada instruksi
 Berkumpul di assembly point sampai ada instruksi berikutnya
selanjutnya g. Shift Core Team dan Shift Fire team
 Segera berkumpul di tempat yang ditentukan lewat
b. The Emergency Incident Controller (EIC) radio setelah mengetahui alarm kebakaran berbunyi
The Emergency Incident Controller (EIC) ini dibuat  Menggunakan PPE dan Fire Protective Clothing
oleh shift manager, sebagai berikut:  Menggunakan breathing apparatus sesuai instruksi
 Segera menyalakan fire alarm yang tersedia di lokasi pemimpin tim atau jika diperlukan
terdekat  Pemadaman kebakaran dilakukan dengan aman
 Menghubungi core team dan fire truck dengan radio h. Fire Warden
channel 1 atau IPMOMI MCR dengan telepon  Memandu dan mengatur evakuasi karyawan
771967 Ext. 7777 dan 7000  Memastikan bahwa visitor telah berada pada assembly
 Mematikan HVAC system disekitar lokasi kebakaran point
jika automatic shutdown tidak berfungsi.  Menjaga komunikasi dengan karyawan dan
 Menghubungi PMK dengan nomor 0335-113 kontraktor
 Menghubungi PLN dengan nomor 771805 ext.5007  Mengarahkan rute evakuasi yang aman ke assembly
atau ext.5022 point dan tetap berada di assembly point sampai ada
 Menghubungi Polsek dengan nomor 771110 instruksi selanjutnya
 Menghubungi petugas medis (first aid team) jika  Selalu stand by pada radio channel 1 untuk instruksi
diperlukan dari shift manager
 Memastikan jumlah personel yang terlibat dalam i. Petugas Medis
insiden kebakaran  Menyiapkan klinik untuk merawat seseorang yang
 Memastikan semua personel untuk penanganan cedera (jika ada) setelah mendapat informasi
keadaan darurat dalam kondisi aman kebakaran
 Melengkapi laporan emergency incident  Mennyiapkan ambulans, kotak medis dan Burn-Pac
 Memastikan data insiden kebakaran dicatat pada untuk dibawa ke lokasi kejadian jika diperlukan
Accident (Injuries) Record Book.  Selalu stand by pada radio channel 1
 Untuk kebakaran dengan akibat yang fatal, dapat j. Petugas Security
menghubungi nomor yang relevan sesuai bantuan  Mengatur akses masuk lokasi kebakaran untuk
yang diperlukan pemadaman kebakaran
c. Station Manager dan/atau Operation Manager  Menuju lokasi kebakaran untuk mengamankan lokasi
 Memberitahukan pada EIC untuk menangani dan menjaga akses masuk hanya untuk yang
kebakaran berkepentingan (fire truck, petugas medis, ambulans,
 Melakukan komunikasi berkelanjutan kepada dll)
lingkungan sekitar perusahaan baik perusahaan,  Mengatur dan membuka akses pintu gerbang untuk
penduduk maupun media jika diperlukan fire truck bantuan dari luar jika diperlukan
d. Kepala Bagian (The Head of Section) 5. Prosedur Pemadaman Api
 Memberitahukan kepada semua yang berada di plant a. Small fire : jika masih tahap permulaan kemungkinan
untuk segera berkumpul di ke assembly point dapat dipadamkan dengan tabung pemadam kebakaran
 Menginformasikan jumlah personel yang menangani (fire extinguisher) atau alat pemadam kebakaran yang
insiden kebakaran pada EIC, baik yang belum terdata lainnya seperti dry chemical powder yang terdapat di
atau yang hilang sekeliling steam turbine hall. Pemadaman harus terus
e. Main Plant Operations dilakukan sampai api dapat dipadamkan atau hingga fire
 Tetap melakukan monitoring plant dan melapor ke team mengambil alih tindakan pemadaman. Akan tetapi,
Control Room Engineer harus berhati-hati jika melakukan pemadaman dan jangan
memaksakan diri jika merasa tidak mampu untuk
memadamkan api.
6

b. Large fire: setiap peralatan yang rawan bahaya pada point. Jalur kedua yaitu lewat gedung CCR kemudian turun
turbine hall sudah dilengkapi dengan pendeteksi api dengan lift jika memungkinkan atau menggunakana tangga
otomatis dan sprinklers yang terletak pada main turbine, darurat yang terdapat di kanan kiri lift.
bearing pada generator dan sistem feed water pump.
Selama memadamkan kebakaran, fire team dan core team
diwajibkan menggunakan PPE, full face breathing IV. KESIMPULAN
apparatus serta fire protective clothing. Area kebakaran Berdasarkan hasil analisis bahaya dengan metode Hazop
harus diisolasi dan dipasang barikade di sekitar lokasi dan manajemen risiko pada steam turbine, maka didapatkan
kebakaran. Security harus berada diluar barikade untuk kesimpulan kondisi yang paling berbahaya pada steam turbine
menjaga akses masuk lokasi kebakaran. Personil fire adalah kondisi high pressure yang diketahui dari pressure
team dan core team harus bekerja sama dan mengikuti trasnmitter seperti MAA50CP001 pada node HP turbine
instruksi yang diberikan oleh fire team incident dengan likelihood B dan konsekuensi 4 sehingga risk
commander. Dinginkan semua peralatan yang berada di matrixnya E (ekstrim). Begitu juga pressure transmitter pada
lokasi kebakaran dan kurangi panas dengan air. Untuk IP Turbine, LP turbine 1 dan 2 yang dapat menyebabkan
massive fire gunakan unmanned hose holders atau turbin mengalami overspeed yang disebutkan dalam tabel
monitor nozzles untuk meminimalisir jumlah personil fire Hazop. Rekomendasi untuk menanggulangi bahaya tersebut
team yang terlibat. antara lain pemasangan alarm untuk pressure, simulasi
6. Prosedur untuk Kasus Kebakaran yang Fatal automatic turbine test, pemeriksaan turbine overspeed
Kebakaran yang tidak segera dipadamkan atau yang sulit protection serta kalibrasi maupun pengecekan pada pressure
dipadamkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan trasnmitter tersebut. Kebakaran merupakan salah satu bahaya
turbin terbakar dan meledak. Jika turbin sampai terbakar dan yang kemungkinan besar terjadi pada steam turbine yang dapat
meledak, kemungkinan kebakarannya akan mengenai UCA mengakibatkan ledakan jika tidak ditanggulangi dan ditangani
building. Oleh karena itu, jika kebakaran tidak bisa secara serius dan sistematis. Oleh karena itu, dibuat suatu
dipadamkan dengan cepat, segera peringtakan semua Emergency respon plan (ERP) untuk agar dapat meminimalisir
karyawan yang ada di UCA building dan cepat melakukan risiko yang diakibatkan oleh kebakaran.
shutdown units, batubara, ash handling plant, dan HVAC
system. Seluruh karyawan pada UCA building dievakuasi yang UCAPAN TERIMA KASIH
dipandu oleh fire warden yang bertugas ke assembly point Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh karyawan
yang terdapat di dekat Emergency Genset No 1. di PT. YTL Jawa Timur, Paiton karena telah diberi
7. Peta Evakuasi kesempatan untuk Tugas Akhir di perusahaan tersebut.
Dalam proses evakuasi, fire warden akan memandu para Khususnya kepada Bapak Josman selaku Kepala Safety dan
karyawan dan orang yang berada di lokasi kebakaran menuju Fire System yang telah memberikan banyak bantuan dan
ke assembly point. Dalam hal tersebut, maka dipilih jalur bimbingan dalam melakukan analisis HAZOP serta emergency
evakuasi yang tercepat dan aman digunakan. Berikut adalah response plan.
peta evakuasi untuk steam turbine building jika terjadi
kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Australian Standard/ New Zealand Standard 4360:1999.1999. Risk
Management. Australian Standard.
[2] Ebeling,Charles E.1997. An Introduction to Reliability and
Maintainability Engineering. Singapore : The McGraw-Hill
Companies, Inc.
[3] Hyatt, Nigel.2004. Guidelines for Process Hazards Analysis, Hazards
Identification & Risk Analysis. Richmond Hill: Ontario.
[4] Jawa Power and Siemens. 1998. Balance of Plant. Training Manual
Volume 1 of 2 Paiton Private Power Project Phase II. Jawa Power
[5] Juniani,dkk.2011. Implementasi Metode HAZOP dalam Identifikasi
Bahaya dan Analisa Risiko pada Feedwater System di Unit
Pembangkitan paito, PT.PJB. Prosiding Teknik K3 PPNS ITS
Surabaya.
[6] Siemens. 1997. KKS Identification System for Power Plant: Function
Gambar 4. Peta Evakuasi pada Steam Turbine untuk Steam Turbine Building Key, Equpiment Unit Key, and Component Key. Jawa Power
dan CCR [7] Siemens. 1998. Plant Course Paiton Volume 1: Steam Turbine. Jawa
Power
Pada gambar 4 diketahui steam turbine unit 5 berada pada [8] PMI - Health and Safety (H&S) – 450. Emergency Management
steam turbine building yang didalamnya juga terdapat steam Procedure. Safety and Fire System Department PT. YTL Jawa Timur
turbine untuk unit 6. Steam turbine building ini terletak di
sebelah selatan gedung CCR, plant unit 5 dan plant unit 6.
Assembly point terdekat dari steam turbine bulding ini adalah
assembly point yang terletak di depan (utara) gedung CCR
atau di dekat Emergency Genset No 1. Oleh karena itu, untuk
menuju assembly point tersebut terdapat dua jalur, yaitu jalur
pertama lewat pintu keluar di steam turbine building yang
terdapat tangga turun kemudian langsung menuju assembly

Anda mungkin juga menyukai