Anda di halaman 1dari 6

BUPATI MUKOMUKO

Mukomuko, 16 Juli 2021

Kepada
Yth. 1. Kapolres Mukomuko
2. Dandim 0428 Mukomuko
3. Kepala Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Mukomuko
4. Camat Se - Kabupaten Mukomuko

5. Kepala Desa/Lurah se Kabupaten Mukomuko


6. Kepala Dusun dan Ketua RT se Kabupaten
-

Mukomuko
di-
TEMPAT

SURAT EDARAN
NOMOR: 360/228 /D.7/VI/2021
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT BERBASIS MIKRO DAN
MENGOPTIMALKAN POSKO PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI
TINGKAT DESA DAN KELURAHAN UNTUK PENGENDALIAN PENYEBARAN CORONA
VIRUS DISEASE 2019 DI KABUPATEN MUKOMUKO

Menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2021 tanggal 5 Juli 2021 tentang
Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko

Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran

Corona Virus Disease 2019 dan Surat Edaran Gubernur Nomor 050/991/BPBD/2021 tanggal 12 Juli 2021

tentang Pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Provinsi Bengkulu maka
sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. PPKM Mikro diberlakukan dengan mempertimbangkan kriteria zonasi pengendalian wilayah


ditingkat Dusun/RT.
2. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Pos Komando (Posko) penanganan Covid-19 di tingkat
desa/kelurahan yangmemiliki empat fungsi, yaitu
a. Pencegahan;

b. Penanganan;

c. Pembinaan; dan

d. Pendukung pelaksanaan penanganan COVID-19 di tingkat Desa/kelurahan.


3. Dalam melaksanakan fungsi nya posko tingkat Desa/Kelurahan agar berkoordinasi dengan Satgas
COVID-19 tingkat Desa/Kelurahan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (POLRI) di wilayahnya masing-masing.
4. PPKM Mikro dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria zonasi pengendalian
wilayah hingga tingkat RT/Dusun dengan kriteria sebagai berikut:
a. Zona Hijau dengan kriteria tidak ada kasus cOVID-19 di satu RT/Dusun, maka
skenario pengendalian dilakukan dengan surveilans aktif, seluruh suspek di tes dan
pemantauan kasus tetap dilakukan secara rutin dan berkala;
b. Zona Kuning dengan kriteria jika terdapat I (satu) sampai dengan 2 (dua)
rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT/Dusun selama 7 (tujuh) hari
terakhir, maka skenario pengendalian adalah menemukan kasus suspek dan
pelacakan kontak erat, lalu melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan
kontak erat dengan pengawasan ketat;
c. Zona Oranye dengan kriteria jika terdapat 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima)
rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu RT/Dusun selama 7 (tujuh)
hari terakhir, maka skenario pengendalian adalah menemukan kasus suspek dan
pelacakan kontak erat, lalu melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan
kontak erat dengan pengawasan ketat, serta pembatasan rumah ibadah, tempat
bermain anak, dan tempat umum lainnya kecuali sektor esensial; dan
d. Zona Merah dengan kriteria jika terdapat lebih dari 5 (lima) rumah dengan kasus

konfirmasi positif dalam satu RT/Dusun selama 7 (tujuh) hari terakhir, maka
skenario pengendalian adalah pemberlakuan PPKM tingkat RT/Dusun yang

mencakup
1) Menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat;
2) Melakukan isolasi mandiri/terpusat dengan pengawasan ketat;
3) Kegiatan keagamaan ditempat ibadah ditiadakan untuk umum (dikecualikan bagi
pegawai syara') untuk sementara waktu sampai dengan wilayah dimaksud
tidak lagi dinyatakan sebagai Zona Merah;
4) Menutup tempat bermain anak dan tempat umum lainnya secara proporsional
sesuai dengan dinamika perkembangan penyebaran COVID-19, namun hal ini
dikecualikan bagi sektor esensial;
5) Melarang kerumunan lebih dari 3 (tiga) orang;
6) Membatasi keluar masuk wilayah RT/Dusun maksimal hingga Pukul 20.00;
dan

7) Meniadakan kegiatan sosial masyarakat di lingkungan RT/Dusun yang


menimbulkan kerumunan dan berpotensi menimbulkan penularan.
5. Bagi Desa/Kelurahan yang termasuk kedalam lampiran Surat Edaran ini diharapkan segera
melaksanakan skenario pengendalian pemberlakuan PPKM sebagaimana dimaksud dalam angka 4
poin d.
6. PPKM Mikro dilakukan melalui koordinasi antara seluruh unsur yang terlibat, mulai dari Ketua

RT/Kepala Dusun, Kepala Desa/Lurah, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas), Bintara


Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Bhabinkamtibmas), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Tim Penggerak
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Dasawisma,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Penyuluh, Pendamping, Tenaga
Kesehatan, dan Karang Taruna serta relawan lainnya.
7. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Sekolah, Tempat Pendidikan/Pelatihan):
a. Untuk Desa/Kelurahan selain pada Zona Merah dan Zona Oranye melaksanakan
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengaturan teknis dari Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko dengan penerapan protokol


kesehatan secara lebih ketat; dan
b. Untuk Desa/Kelurahan yang berada dalam Zona Oranye dan Zona Merah

melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring (online).


8. Pelaksanaan kegiatan perkantoran/tempat kerja (Perkantoran/Pemerintah Daerah,
Perkantoran BUMD/Swasta):
a. Untuk Desa/Kelurahan selain pada Zona Merah dan Zona Oranye pembatasan
dilakukan dengan menerapkan Work From Home (WFH) sebesar 50% (lima puluh
persen) dan Work From Office (WFO) sebesar 50% (lima puluh persen):
b.Untuk Desa/Kelurahan yang berada dalam Zona Oranye dan Zona Merah

lima
pembatasan dilakukan dengan menerapkan WFH sebesar 75% (tujuh puluh
persen) dan WFO sebesar 25% (dua puluh lima persen); dan
c. Pelaksanaan WFH dan WFO sebagaimana dimaksud pada poin a dan b diatas,

dilakukan dengan:
1) Menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
2) Pengaturan waktu kerja secara bergantian; dan
lain.
3) Pada saat WFH tidak melakukan mobilisasi ke daerah
kesehatan, bahan pangan, makanan,
9. Pelaksanaan kegiatan pada sektor esensial seperti,
minuman, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, perbankan, sistem
modal, logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis,
pembayaran, pasar
dan industri yang ditetapkan
pelayanan dasar, utilitas publik, proyek vital nasional
menyediakan kebutuhan
sebagai objek vital nasional serta objek tertentu, tempat yang
sehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat (pasar, toko, swalayan
dan supermarket) baik yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada

dapat beroperasi 100% (seratus persen) dengan


pusat perbelanjaan/mall tetap
kesehatan secara lebih
pengaturan jam operasional, kapasitas,
dan penerapan protokol

ketat.
10.Pelaks anaan kegiatan makan/minum di tempat umum (warung makan, rumah makan,
kafe, pedagang kaki lima, lapak jajanan) baik yang berada pada lokasi tersendiri

maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall:


1)Makan/minum di tempat sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari kapasitas
2) Jam operasional dibatasi sampai dengan Pukul 20.00 waktu setempat;

3)Untuk layanan makanan melalui pesan-antar/dibawa pulang tetap diizinkan sampai


dengan jam 21.00 waktu setempat,
4) Untuk restoran yang hanya melayani pesan-antar/dibawa pulang dapat beroperasi
selama 24 (dua puluh empat) jam; dan
5) Pelaksanaan ketentuan sebagainmana dimaksud pada angka I sampai dengan angka 4

dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.

11. Pelaksanaan kegiatan pada pusat perbelanjaan/pusat perdagangan:


a. Pembatasan jam operasional sampai dengan Pukul 17.00 waktu setempat; dan
b. Pembatasan kapasitas pengunjung sebesar 25% (dua puluh lima persen) dengan
penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
12. Pelaksanaan kegiatan konstruksi (tempat konstruksi dan lokasi proyek) dapat
beroperasi 100% (seratus persen) dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih
ketat.
13. Pelaksanaan kegiatan ibadah (pada tempat ibadah di Mesjid, Mushola, Gereja, Pura
dan Vihara serta tempat ibadah lainnya):
a. Untuk Desa/Kelurahan selain pada Zona Oranye dan Zona Merah, kegiatan

peribadatan pada tempat ibadah dapat dilakukan, sesuai dengan pengaturan teknis
dari Kementerian Agama dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat,
dan
b. Untuk Desa/Kelurahan pada Zona Oranye dan Zona Merah kegiatan peribadatan
pada tempat ibadah hanya dilakukan oleh pegawai syara, Pengurus Masjid,
Pengurus Mushola untuk sementara waktu, sampai dengan wilayah dimaksud
dinyatakan aman.
14. Pelaksanaan kegiatan pada area publik (fasilitas umum, taman umum, tempat wisata umum atau
area publik lainnya):
a. Untuk Desa/Kelurahan selain pada Zona Oranye dan Zona Merah diizinkan dibuka, dengan
pembatasan kapasitas maksimal 50% (dua puluh lima persen) dengan penerapan protokol
kesehatan secara lebih ketat; dan
b.Untuk Desa/Kelurahan pada Zona Oranye dan Zona Merah ditutup untuk sementara waktu,
sampai dengan wilayah dimaksud dinyatakan aman.
15. Pelaksanaan kegiatan seni, budaya dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya dan sosial yang
dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan):
a. Untuk Desa/Kelurahan selain pada Zona Oranye dan Zona Merah diizinkan dibuka, dengan
pembatasan kapasitas maksimal 25% (dua puluh lima persen) dan penerapan protokol kesehatan
secara lebih ketat;
b. Untuk Desa/Kelurahan pada Zona Oranye dan Zona Merah untuk sementara
ditutup waktu,
sampai dengan wilayah dimaksud dinyatakan aman; dan
c. Untuk kegiatan hajatan (kemasyarakatan paling banyak 25% (dua puluh lima persen) dari
kapasitas dan tidak ada hidangan makanan ditempat.
16. Pelaksanaan kegiatan rapat, seminar dan pertemuan luring (lokasi rapat/seminar/pertemuan ditempat
umum yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan):
a. Untuk Desa/Kelurahan selain pada Zona Oranye dan Zona Merah diizinkan dibuka, dengan
pembatasan kapasitas maksimal 25% (dua puluh lima persen) dan penerapan protokol kesehatan
secara lebih ketat; dan
b.Untuk Desa/Kelurahan pada Zona Oranye dan Zona Merah ditutup untuk sementara waktu,
sampai dengan wilayah dimaksud dinyatakan aman.
17. Penggunaan transportasi umum (kendaraan
angkutan massal, taksi
umum,
(konvensional dan online), ojek (pangkalan dan on line), dan kendaraan
sewa/rental), dapat beroperasi dengan melakukan pengaturan kapasitas, jam
operasional dan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat.
18. Segera Melaksanakan Surat Edaran ini dari tanggal 16 Juli 2021 sampai dengan tanggal 20 Juli
2021.
19. Kepada Kepala Kepolisian Resor Mukomuko dan Komandan Kodim 0428 Mukomuko
dimohon bantuannya untuk pengawasan dalam rangka pemberlakuan pembatasan kegiataan
masyarakat mikro.
Demikian Surat Edaran ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

B U APATI MUKOMUKO,

Tembusan
UKOO MU
AYAN, SE.,MM.,Ak.,CA.,CPA

1. Gubernur Bengkulu
2. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bengkulu;
3. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mukomuko;

Jalan Imam Bonjol No. 1, Komplek Perkantoran PemKab Mukomuko


Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko
Lampiran Surat Edaran Bupati Mukomuko
Tanggal : 16 Juli 2021
Nomor : 300/ 228 /D.7/VI/2021

DAFTAR DESA/KELURAHAN ZONA MERAH DI KABUPATEN MUKOMUKO


1. Kecamatan Kota Mukomuko
1) Kelurahan Bandar Ratu
2) Kelurahan Pasar Mukomuko
3) Desa Ujung Padang
2 Kecamatan Ipuh
1) Desa Pulai Payung
2) Desa Tanjung Jaya
3) Desa Medan Jaya
3. Kecamatan Malin Deman
1) Desa Gajah Makmur
4 Kecamatan Air Rami
1) Desa Arga Jaya
2) Desa Tirta Kencana
5. Kecamatan Air Dikit
1) Desa Sari Bulan
2) Desa Sumber Sari
6. Kecamatan Penarik

1) Desa Lubuk Mukti


2) Desa Mekar Mulya
3) Desa Penarik

7. Kecamatan Sungai Rumbai


1) Desa Sido Dadi
8. Kecamatan Teras Terunjam
1) Desa Karang Jaya
9. Kecamatan XIV Koto

1) Desa Dusun Baru Pelokan

ARUPATI MUKOMUKO,

U
UKON
MUK
H SAPVAN, SE.,MM.,Ak,CA.,CPA

Anda mungkin juga menyukai