Anda di halaman 1dari 13

Nama : Siti Nurazizah

Nim : 1910202021
Kelas : 1902D/ PAI 1 2019
MK : Pembelajaran PAI
Dosen : Dr. Muhammad Fauzi, S. Ag, M. Ag

Pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup perencanaan desain


pembelajaran PAI

A. Pengertian Pembelajaran PAI


Pendidikan agama islam, yang dimasud pendidikan agama islam yang berada
di sekolah dapat diartikan sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan
nilai-nilai dari Islam melalui proses pembelajaran, seperti di dalam kelas maupun
di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama
Pendidikan Agama Islam atau disingkat PAI. Dalam kurikulum nasional, mata
pelajaran PAI merupakan mata pelajaran wajib di sekolah umum sejak TK sampai
Perguruan tinggi. Kurikulum PAI dirancang secara khusus sesuai dengan situasi,
kondisi dan penjenjangan pendidikan siswa dan mahasiswa. Berangkat dari
konsep pendidikan Islam dan pengertian PAI di sekolah, maka keberadaan mata
pelajaran PAI di sekolah merupakan salah satu media pendidikan Islam. Segala
upayanya harus selalu merujuk pada konsep pendidikan Islam secara utuh. Misi
utama PAI adalah membina kepribadian siswa dan mahasiswa secara utuh dengan
harapan kelak mereka akan menjadi ilmuwan yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt, mampu mengabdikan ilmunya untuk kesejahteraan umat manusia.
Profil di atas merupakan tolak ukur sosok manusia Indonesia yang utuh dan
diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan dalam perkembangan global.
Melihat keberadaannya di sekolah, secara institusional pelaksanaan PAI
terikat oleh sistem persekolahan yang cenderung menganut sistem pendidikan
sekuler. Di suatu sisi PAI merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional,
namun di sisi lain PAI sebagai sub sistem dari sistem pendidikan Islam yang
dituntut mengembangkan sistem materi dan pengelolaan tersendiri sesuai dengan
karakteristik pendidikan Islam. Oleh karena itu, persoalan yang dihadapi PAI di
sekolah sangat berbeda dengan persoalan pendidikan Islam secara keseluruhan.
Dalam sistem pendidikan persekolahan terdapat dua istilah yaitu pendidikan
dan pengajaran. Terhadap kedua istilah di atas para praktisi pendidikan lebih
cenderung ke arah pengajaran bukan pendidikan. Berkaitan dengan makna visi
dan misi mata pelajaran PAI di sekolah, untuk membentuk kepribadian murid
sebagai pribadi yang utuh diperlukan untuk diperlukan pendidikan agama bukan
pengajaran agama. Namun yang terjadi di lapangan pada umumnya, baik di
tingkat SD, SMP, dan SMA maupun di Perguruan Tinggi adalah pengajaran
agama bukan pendidikan agama. Mungkin hal seperti ini merupakan salah satu
penyebab kemerosotan akhlak, khususnya di kalangan para siswa dan mahasiswa
serta generasi muda secara keseluruhan.
Pendidikan bukan sekedar transfer informasi tentang ilmu pengetahuan dari
guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Ada tiga misi
utama pendidikan yaitu Pewarisan Pengetahuan (Transfer of Knowledge),
Pewarisan Budaya (Transfer of Culture), Pewarisan Nilai (Transfer of Value).
Sebab itu, pendidikan bisa dipahami sebagai sautu proses transformasi nilai-nilai
dalam rangka pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Sedangkan pengajaran lebih berorientasi pada pengalihan pengetahuan dan
keterampilan untuk memperoleh keahlian khusus “tukang” atau spesialisasi yang
terkurung dalam ruang spesialisasinya yang sempit tetapi sangat mendalam.
Berdasarkan dari dua pemikiran di atas, materi agama islam yang terdapat di
sekolah umum diberi nama pendidikan agama Islam atau disingkat PAI, bukan
Pengajaran Agama Islam atau Mata Pelajaran Agama Islam. Sebagai
konsekuensinya, sudah semestinya materi pelajaran PAI disampaikan melalui
proses pendidikan yang dilaksanakan secara utuh, menyeluruh dan
berkesinambungan, karena peran PAI akan membentuk karakter yang baik serta
dapat dipertahankan sampai akhir hayat nanti. Penyelenggaraan PAI di sekolah
dapat dibedakan antara program dengan tujuan. PAI di sekolah umum merupakan
salah satu program dari pendidikan Islam. Berfungsi sebagai media pendidikan
Islam melalui lembaga pendidikan umum.
Nurcholis Madjid, (1999), membedakan penyelenggaraan pendidikan agama
kepada dua bagian: pertama, program pendidikan yang bertujuan untuk mencetak
ahli-ahli agama. Kedua, program pendidikan agama yang bertujuan untuk
memenuhi kewajiban setiap pemeluk agama untuk mengetahui dan mengamalkan
dasar-dasar agamanya. PAI di sekolah umum termasuk pada penyelenggaran yang
kedua yaitu program pendidikan yang bertujuan membina siswa dan mahasiswa
serta menjadikannya sebagai orang yang taat menjalankan perintah agamanya,
bukan untuk menjadikan mereka sebagai ahli dalam bidang Islam
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengetahuan agama Islam yang
diberikan di sekolah umum diberi nama Pendidikan Agama Islam, karena PAI
lebih di titik beratkan oada pembinaan kepribadian siswa dan mahasiswa bukan
hanya pada pengembangan wawasan mereka tentang pengetahuan agama Islam
semata. Sebab itu, segala upaya yang dilakukan dalam rangka Pendidikan Agama
Islam di sekolah hendaknya mengarah pada pembinaan akhlak al-Karimah.1
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar, yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid.2 Pembelajaran merupakan akulturasi kurikulum yang menuntut guru dalam
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana
yang telah diperogramkan.3
Dapat dipahami dengan singkat bahwa pembelajaran adalah proses yang
disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri
individu. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat
eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar
internal dalam individu.
Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah usaha yang lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subyek peserta didik agar lebih
mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Selain itu

1
Hisyam Muhammad Fiqyh Aladdin, dkk, Peran Materi Pendidikan Agama Islam di
Sekolah dalam Membentuk Karakter Kebangsaan, Jurnal Penelitian Medan Agama Vol. 10 No. 2,
2019
2
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 61
3
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja, 2006), hlm. 7
PAI bukanlah sekedar proses usaha mentransfer ilmu pengetahuan atau norma
agama melainkan juga berusaha mewujudkan perwujudan jasmani dan rohani
dalam peserta didik agar kelak menjadi generasi yangn memiliki watak, budi
pekerti, dan kepribadian yang luhur serta kepribadian muslilm yang utuh.
Jadi pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu
peserta didik dalam belajar agama Islam. Pembelajaran ini akan lebih membantu
dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik yang dimiliki, menikmati
kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap
lingkungan.4

B. Tujuan Pembelajaran PAI


Pendidikan agama memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
mata pelajaran lainnya. Pendidikan Agama Islam (PAI) misalnya, memiliki
karakteristik sebagai berikut:5
1. PAI berusaha untuk menjaga akidah peserta didik agar tetap kokoh dalam
situasi dan kondisi apapun.
2. PAI berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang tertuang
dan terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits serta otentisitas keduanya
sebagai sumber utama ajaran Islam.
3. PAI menonjolkan kesatuan iman, ilmu dan amal dalam kehidupan
keseharian.
4. PAI berusaha membentuk dan mengembangnkan kesalehan individu dan
sekaligus kesalehan sosial.
5. PAI menjadi landasan moral dan etika dalam pengembangan ipteks dan
budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya.
6. Subtansi PAI mengandung entitas-entitas yang bersifat rasional dan supra
rasional.
7. PAI berusaha menggali, mengembangkan dan mengambil ibrah dari
sejarah dan kebudayaan (peradaban) Islam dan.

4
Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), hlm. 14
5
Su’dadah, Kedudukan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Jurnal
Kependidikan, Vol. II, No. 2, 2014, hlm. 149
8. Dalam beberapa hal, PAI mengandung pemahaman dan penafsiran yang
beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan toleran atau semangat
ukhuwah Islamiyah.
Pendidikan agama yang berorientasi pada peningkatan kualitas keimanan dan
ketakwaan terhadap Than Yang Maha Esa perlu dijadikan core pengembangan
Pendidikan di sekolah, terutama dalam mengantisipasi krisis moral atau akhlak,
termasuk di dalamnya meningkatkan mutu Pendidikan. Namun hal ini lebih
banyak tergantung pada pimpinan sekolah.

C. Fungsi Pembelajaran Agama Islam


Fungsi Pembelajaran Agama Islam adalah sebagai berikut:6
1. Mengembangkan pengetahuan teoritis, praktis dan fungsional bagi peserta
didik
2. Menumbuh kembangkan kreativitas, potensi-potensi atau fitrah peserta
didik
3. Meningkatkan kualitas akhlak dan kepribadian, atau menumbuh
kembangkan nilai-nilai insani dan nilai ilahi
4. Menyiapkan tenaga kerja yangn produktif
5. Membangun peradaban yang berkualitas (sesuai dengan nilai-nilai islam)
di masa depan
6. Mewariskan nilai-nilai ilahi dan nilai-nilai insani kepada peserta didik.

D. Ruang Lingkup Perncanaan/ Desain Pembelajaran PAI


Berikut ini ruang lingkup perencanaan pembelajaran PAI:7
1. Ruang lingkup pendidikan agama islam
Kompetensi Dasar, Setelah mempelajari materi ini diharapkan anda
mampu menjelaskan arah pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
menguraikan Ruang Lingkup dan Tema Pokok Bahan Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
2. Peta Konsep
3. Ruang Lingkup Pembelajaran PAI
6
Ibid, hlm. 157
7
Afifuddin, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 32
a) Hubungan manusia dengan Allah SWT
b) Tema Pokok materi pembelajaran Pendidikan Agama
c) Hubungan manusia dengan alam
4. Pengertian dan Arah Pembelajaran PAI
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Berkenaan dengan
tanggung jawab ini, maka pendidikan agama di sekolah/madrasah dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang secara sadar dilakukan guru (khususnya
guru agama) untuk mempengaruhi anak didik agar anak yang
bersangkutan dapat membentuk dirinya sebagai manusia yang beragama
Islam. Pemberian pengaruh melalui Pendidikan Agama Islam di sini
mempunyai arti ganda, yaitu: Pertama, sebagai salah satu sarana agama
(dakwah Islamiyah) yang diperlukan bagi pengembangan hidup
keagamaan masyarakat yang beragama Islam dan merupakan salah satu
kewajiban yang terpikul dalam diri setiap muslim. Kedua,sebagai salah
satu sarana pendidikan nasional dalam rangka pencapaian tujuannya,
khususnya “... mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(Allah Swt.) ...”.
Peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagaimana dinyatakan dalam GBHN, pengembangan manusia Indonesia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. sebagaimana tersirat dalam
tujuan pendidikan nasional pasal 4 UU No.2/1989 tersebut, hanya dapat
dibina melalui pengajaran agama yang terencana secara intensif dan
efektif, yangberarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran
agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap
dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai
kebahagiaan dan kejayaan hidup dunia dan akhirat.
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/MTs), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SMU/MA) merupakan bagian integral dari program pengajaran pada
setiap jenjang lembaga pendidikan tersebut serta merupakan usaha
bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi
manusia yang taqwa dan warga negara yang baik.
Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam berperan membentuk
manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Allah Swt., mengahayati dan
mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan agama, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan agama itu sekaligus juga menjadi arah
pendidikan agama dalam rangka pembangunan bangsa dan pengembangan
manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan agama itu akan membawa dan
mengantar serta membina peserta didik menjadi warga negara Indonesia
yang baik dan sekaligus ummat yang taat beragama.
5. Ruang Lingkup dan Tema Pokok Bahan Pembelajaran PAI
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa, agama Islam mengatur
hubungan manusia dari berbagai aspek, yaitu hubungan manusia dengan
Tuhan, manusia dengan sesamanya, manusia dengan lingkungan maupun
manusia dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam
harus mencakup semua hal itu, yaitu pembinaan Aqidah, pembinaan
Akhlak dan pembinaan Ibadah. Semua itu jika kita kaji secara mendalam
akan kita ketahui bahwa apabila ketiga hal tersebut berhasil dijalankan,
maka lahirlah masyarakat Muslim yang sempurna kebaikannya. Ilmu yang
diperolehnya akan diusahakannya untuk kepentingan atau kebaikan
ummat. Ia akan lebih memperhatikan nilai-nilai yang di atur oleh yang
Maha Pencipta, sebelum ia membuat suatu karya cipta. Dengan demikian,
ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara garis besar mewujudkan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:
a) Hubungan manusia dengan Allah Swt.
b) Hubungan manusia dengan manusia.
c) Hubungan manusia dengan alam.
Didalam pelaksanaannya, ketiga ruang lingkup tersebut harus
dilaksanakan secara menyeluruh dan saling terkait antara satu dengan yang
lainnya, bukan secara terpenggal-penggal, karena ketiganya merupakan
suatu sistem yang saling terkait satu sama lain. Sesuai dengan kodratnya
bahwa manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang
didalam kehidupan sehari-hari selain berhubungan dengan Tuhannya
secara langsung dia juga tidak luput dari bantuan orang lain. Dengan
demikian, bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi: (1)
Keimanan, (2) Ibadah, (3) Al Quran, (4) Akhlak, (5) Syari’ah, (6)
Muamalah dan Tarikh. Untuk lebih jelasnya ruang lingkup pendidikan
agama Islam tersebut adalah sebagai berikut: Hubungan manusia dengan
Allah SWT.
a) Hubungan manusia dengan Allah SWT. merupakan hubungan vertikal
(garis tegak lurus) antara makhluk dengan Khaliknya. Dalam hal ini.
b) Hubungan manusia dengan Allah menempati prioritas pertama dalam
pendidikan Agama Islam, karena ia merupakan sentral dan dasar utama
ajaran Islam.
Dengan demikian, hal itulah yang pertama-tama harus ditanamkan
kepada anak didik. Ruang lingkup program pengajarannya mencakup segi
Iman, Islam dan Ihsan. Keimanan dengan pokok-pokok rukun iman, ke-
Islaman dengan pokok-pokok rukun Islam dan keihsanan sebagai hasil
perpaduan Iman dan Islam yang diwujudkan dalam perbuatan kebajikan
dalam melaksanakan hubungan dengan Allah. Sebagai alat untuk meresapi
keyakinan dan ketundukan kepada Maha Pencipta, maka termasuk
kedalam ruang lingkup ini pelajaran membaca AlQur’an yang sesuai
dengan segala aturannya, ibadah dan keimanan.
Hubungan manusia dengan manusia.Hubungan manusia dengan manusia
merupakan hubungan horizontal (garis mendatar) antara manusia dengan manusia
lainnya dalam suatu kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
menempati prioritas kedua dalam ajaran Islam. Sesuai dengan kodratnya bahwa
manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang butuh bantuan
orang lain dan saling bekerja sama. Dalam hal ini peranan kebudayaaan sangat
besar. Guru harus berusaha menumbuhkan dan mengembangkan pemahaman anak
mengenai keharusan mengikuti tuntunan agama dalam menjalani kehidupan
sosial, karena dalam kehidupan bermasyarakat inilah akan tampak citra dan
makna Islam melalui tingkah laku pemeluknya.
Ruang lingkup program pengajarannya, berkisar pada pengaturan hak dan
kewajiban antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam kehidupan
pribadi maupun bermasyarakat dan mencakup segi suruhan dan larangan dalam
hubungan dengan dirinya dan dengan sesama manusia, segi hak dan kewajiban
dalam bidang pemilikan/jasa, segi kebiasaan hidup efisien, ekonomis, sehat dan
bersih, baik jasmani maupun rohani serta sifat-sifat kepribadian yang harus
dikembangkan dalam diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini, bahan
pelajarannya mencakup Akhlaq, Syari’ah, Mu’amalah danTarikh.
Hubungan manusia dengan alam. Agama Islam banyak mengajarkan kepada
kita tentang alam sekitar. Allah menciptakan manusia sebagai Khalifah dibumi
untuk mengelola dan memanfaatkan alam yang telah dianugerahkan Allah, untuk
kemaslahatan manusia sesuai dengan garis-garis yang telah ditentukan Allah
(sunnatullah).Didalam hubungan manusia dengan alam, sekurang-kurangnya
mengandung tiga makna bagi kehidupan anak didik.
Mendorong anak didik untuk mengenal dan memahami alam, sehingga ia
menyadari kedudukannya sebagai manusia yang memiliki akal dan berbagai
kemampuan untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari alam sekitar.
Kesadaran yang demikian itu akan memotivasi anak didik untuk turut ambil
bagian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara.
Pengenalan terhadap alam akan menumbuhkan rasa cinta alam yang
melahirkan berbagai bentuk perasaan keharuan dan kekaguman, baik kepada
keindahan, kekuatan maupun kepada keanekaragaman bentuk kehidupan yang
terdapat didalamnya. Hal ini dapat mendorong timbulnya kesadaran tentang
betapa lemah dan kecil dirinya dibandingkan sang Maha Pencipta alam semesta,
sehingga dapat menambah rasa ketundukan dan keimanan kepada Allah yang
diwujudkan dalam ibadat dan mensyukuri segala nikmat-Nya.
Pengenalan, pemahaman dan cinta akan alam itu mendorong anak untuk
melakukan penelitian dan eksperimen dalam mengeksplorasi alam, sehingga
menyadarkan dirinya akan sunnatullah dan kemampuan menciptakan sesuatu
bentuk baru dari bahan – bahan yang terdapat di alam sekitarnya. Kesadaran ini
akan menambah luas wawasannya untuk mengembangkan nilai dan sikap yang
tepat terhadap alam dan kebudayaan yang dilahirkan dari padanya.
Ruang lingkup program pengajarannya, berkisar pada mengenal, memahami
dan mencintai alam, sehingga memiliki berbagai keterampilan untuk memelihara,
mengelola dan memanfaatkan lingkungan hidup di alam sekitar secara tepat serta
mampu mensyukuri nikmat Allah. Termasuk di dalamnya masalah apresiasi atau
penghargaan melalui penilaian dan sikap yang tepat, sesuai dengan sistem nilai
agama Islam, terhadap segala bentuk hasil budaya manusia dalam upaya
mengolah dan memanfaatkan alam.
Dengan demikian, tema pokok Pendidikan Agama Islam pada: Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Dengan landasan iman yang benar: Siswa mampu
beribadah dengan baik dan tertib, Siswa mampu membaca Al Qur’an, Siswa
membiasakan berakhlak baik, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama / Madrasah
Tsanawiyah Dengan landasan iman yang benar: Siswa gairah beribadah serta
mampu berzikir dan berdo’a, Siswa mampu membaca Al Qur’an dengan benar,
Siswa terbiasa berakhlak baik., Sekolah Lanjutan Tingkat Atas / Madrasah
Aliyah. Dengan landasan iman yang benar: Siswa ta’at beribadah, berzikir,
berdo’a serta mampu menjadi imam, Siswa mampu membaca Al Qur’an dan
menghayati kandungan maknanya, Siswa mampu menerapkan muamalah dengan
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Siswa memiliki
akhlak yang mulia.
Semua bahan pembelajaran yang akan diajarkan harus dipilih dan ditata
sedemikian rupa, sehingga menjadi alat yang tepat dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran pada tahap tertentu yang pada akhirnya bermuara pada tujuan
umum pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sekurang-kurangnya terdapat enam kriteria untuk mengembangkan bahan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu:8
8
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.
76
a) Bahan pembelajaran agama Islam harus dapat mengisi falsafah negara
Pancasila.
b) Bahan pembelajajaran agama Islam harus mengutamakan ajaran yang
pokokpokok (esensial) dan menyeluruh sesuai Al-Qur’an dan Hadits.
c) Bahan pembelajaran agama Islam harus sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kematangan anak didik.
d) Bahan pembelajaran agama Islam hendaknya disesuaikan dengan
lingkungan sehingga bermakna bagi kehidupan anak sehari-hari.
e) Bahan pembelajaran agama pada setiap jenjang pendidikan jalur
sekolah harus bersifat terminal.
f) Bahan pembelajaran agama pada setiap jenjang pendidikan jalur
sekolah hendaknya berkesinambungan, terpadu dan sejalan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat difahami bahwa ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam mencakup segala segi kehidupan manusia, yaitu baik
manusia sebagai makhluk individu maupun manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup di alam lingkungannya masing-masing. Dan bahan atau materi pelajarannya
juga mencakup keseluruhan ruang lingkup yang ada. Sedangkan penyampaiannya
harus disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan pemikiran siswa sehingga
mudah dicerna. Dan penyajiannya juga harus saling terkait antara satu komponen
dengan komponen yang lainnya secara wholistic. Sehingga disamping akan
menambah pengetahuan siswa, juga akan menambah keimanannya.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berlangsung pada siswa
memungkinkan siswa dapat menginternalisasikan diri dengan nilai-nilai agama
Islam supaya terbentuk character building pada siswa, yaitu mengantarkan siswa
pada situasi pilihan nilai yang lebih tepat, tanpa harus ragu berbuat yang terbaik.
Dalam hal ini, pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk
membentuk siswa yang kreatif, aktif dan lebih bermoral. Oleh karena itu,
pengalaman pembelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting untuk
menumbuhkan pribadi siswa agar memiliki pengalaman keilmuan, ide, gerak dan
sikap melalui Pendidikan Agama Islam.
Dengan kata lain, pengalaman pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat
penting dalam mewujudkan siswa menjadi anak saleh. Kualitas anak saleh yang
akan dilahirkan melalui proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah
sangat ditentukan oleh seberapa dalam tingkat penghayatan dan pendalaman nilai
– nilai agama yang diterima melalui proses pembelajaran.
Dengan demikian, pengalaman pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus
didesain untuk memenuhi kebutuhan tersebut pada siswa. Di antara bentuk-bentuk
pengalaman pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat dikembangkan
melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah: Pengalaman
ibadah, pengalaman keteladanan, pengalaman problem solving, pengalaman jiwa
sosial, pengalaman kemasyarakatan, pengalaman keilmuan dan sebagainya. Dari
bentuk-bentuk pengalaman pembelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut akan
membekali siswa dengan sejumlah kompetensi akhlak (moral) keagamaan
sehingga diharapkan dapat menjadikan siswa lebih kompetitif tanpa harus
kehilangan akar kepribadiannya.

REFERENSI

Afifuddin. (2011). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia


Aladdin, Hisyam Muhammad Fiqyh dkk. (2019). Peran Materi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah dalam Membentuk Karakter Kebangsaan. Jurnal
Penelitian Medan Agama Vol. 10 No. 2
Jaya, Farida. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Sumatera Utara Medan
Majid, Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Mukhtar. (2003). Desain Pembelajaran PAI. Jakarta: Misaka Galiza
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Su’dadah. (2014). Kedudukan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
Jurnal Kependidikan, Vol. II, No. 2

Anda mungkin juga menyukai