Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

“TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN


(COMMON EMITTER)”

Disusun oleh:
Nama : Soly Deo Glorya Hutagalung
NIM : A1C320014
Kelas : Reguler A

Asisten Dosen :
AYU PERMATA BUNDA (A1C319040)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
I. Judul
Transistor Sebagai Penguat Tegangan (Common Emitor)
II. Hari/Tanggal
Selasa, 14 Desember 2021
III. Tujuan
1. Dapat mengidentifikasi karakteristik Transistor sebagai penguat
dengan benar
2. Dapat membedakan prinsip transistor sebagai penguat dengan
transistor sebagai saklar dengan benar
3. Dapat menghitung penguatan rangkaian dengan benar
IV. Landasan Teori

Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari bahan semi


konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu : basis (B), kolektor (C) dan emitor (E).
Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membedakan
transistor PNP dan NPN dapat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada
transistor PNP anak panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah
panahnya mengarah keluar(Tasdik Darmana, 2017).

“An amplifier is one of the most important contents of electronic circuit


systems. The main reason is that almost all the analog signals from the sensors
are very weak and could not drive loads directly. The main function of the
amplifiers is amplifying the weak signals so that the signal can become strong
enough for prac- tical applications. How to improve the characteristics of
amplifiers is always one ongoing problem. Lots of scholars have carried out a lot
of work from different directions.”

Penguat adalah salah satu isi terpenting dari sistem rangkaian elektronik.
Alasan utamanya adalah karena hampir semua sinyal analog dari sensor sangat
lemah dan tidak dapat menggerakkan beban secara langsung. Fungsi utama dari
amplifier adalah memperkuat sinyal yang lemah sehingga sinyal tersebut dapat
menjadi cukup kuat untuk aplikasi praktis. Bagaimana meningkatkan karakteristik
amplifier selalu menjadi salah satu masalah yang berkelanjutan. Banyak sarjana
telah melakukan banyak pekerjaan dari arah yang berbeda(Chen et al., 2017)
Menurut Putri & Novianti (2021) Gain atau penguatan adalah fungsi
dasar sebuah penguat, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara sinyal input
dan output penguat tersebut. Parameter Input Output yang dibandingkan
merupakan level tegangan ataupun level daya. Pada penguat sinyal kecil,
parameter tersebut adalah level tegangan sinyal output dengan sinyal input.
Besaran ini kemudian dapat dinyatakan dengan satuan desibel (dB) melalui
rumus:

Transistor sebagai penguat dibagi dalam beberapa kelas, tergantung dari


posisi titik kerja transistor (titik Q) pada suatu grafik karakteristik transistor.
Namun, penguat daya yang mempunyai efisiensi paling baik adalah jenis penguat
daya kelas A, dimana titik kerja transistor berada ditengah tengah dari garis beban
transistor. Untuk menempatkan titik kerja transistor tersebut, sangat ditentukan
oleh nilai komponen pendukung, seperti nilai tahanan dan kapasitor di sekitar
transistor tersebut(Tasdik Darmana, 2017).
Karakteristik transistor disajikan dengan kurva karakteristik yang
menggambarkan kerja transistor. Akan ditinjau tiga kurva karakteristik yaitu
kurva koiektor, kurva basis, dan kurva beta (B). Dalam pemilihan titik kerja VCC,
RB dan RC dipilih agar transistor tidak melampaui batas jangkauan (rating)nya,
yaitu : 1. Lesapan (dispasi) kolektor maksimum, PC (maks), 2. Tegangan kolektor
emitter maksimum, VCC(maks), 3. Arus kolektor maksimum, IC (maks) dan 4.
Tegangan basis emitter maksimu, VBE (maks). Kapasitor C1 dan C2 adalah
kapasitor kapling yang digunakan untuk melewatkan sinyal. Arus DC tidak dapat
lewat kapasitor kopling tersebut, sehingga arus dan tegangan prasikap tidak
berpengaruh (Widodo :2002).

The transistor sizes are summarized, and the overall channel area is 2677
μm 2 . The transistor sizing started from the output stage, which is designed to
drive a 16 ? resistive load in parallel with a 680 pF capacitive load, which we
shall name it condition 1, with maximized GBW and PM , and ultimately achieves
rail-to-rail input/output range. Fig. 4 is the micrograph of the fabricated chip.
Due to the constraint of the I/O pad frame of the multi-process wafer (MPW)
process, most of the silicon area is occupied by the large current flow metal
connection.

Menurut Tam & Kok (2019) Ukuran transistor diringkas, dan luas

saluran keseluruhan adalah 2677 m 2 . Ukuran transistor dimulai dari tahap

keluaran, yang dirancang untuk menggerakkan 16 ? beban resistif paralel dengan

beban kapasitif 680 pF, yang akan kita beri nama kondisi 1, dengan GBW dan PM

maksimum, dan akhirnya mencapai rentang input/output rel-ke-rel. Gambar 4

adalah mikrograf dari chip yang dibuat. Karena kendala bingkai pad I/O dari

proses multi-proses wafer (MPW), sebagian besar area silikon ditempati oleh

sambungan logam aliran arus yang besar .


Menurut Putri & Novianti (2021) Ada tiga jenis tipe penguatan yang

dapat diberikan, yaitu penguat emitter ditanahkan (common emitter, CE), penguat

kolektor ditanahkan (common collector, CC), dan penguat basis ditanahkan

(common Base, CB). Penguat common emitter adalah penguat yang kaki emitor

transistor di-ground- kan, kemudian input pada kaki basis dan output pada kaki

kolektor. Penguat common emitter juga mempunyai karakteristik sebagai penguat

tegangan. Karakteristiknya antara lain:

1. Sinyal output-nya berbalik fasa 180° terhadap sinyal input.

2. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif,

sehingga sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.

3. Sering digunakan sebagai penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal

audio).
4. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah, karena bergantung pada

kestabilan suhu dan bias transistor.

Common Emitter adalah penguat yang kaki emitornya di ground-kan

atau dibumikan, lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil dari kaki

kolektor. Penguat Common Emitter mempunyai karakter sebagai penguat

tegangan. Konfigurasi ini memiliki resistansi input yang sedang, transkonduktansi

yang tinggi, resistansi output yang tingi dan memiliki penguatan arus (AI), serta

penguatan tegangan yang tinggi (AV)(Sutono, 2017).

Menurut Surjono (2007), Pada konfigurasi emitor bersama (common

emitter = CE) sinyal input diumpankan pada basis dan output diperoleh dari

kolektor dengan emitor sebagai groundnya. Faktor pen- guatan arus pada emitor

bersama disebut dengan BETA (β). Seperti halnya pada α, istilah β juga terdapat

βdc (beta dc) maupun βac (beta ac). Definisi βac (atau β saja) adalah:

Istilah β sering dikenal juga dengan hfe yang berasal dari parameter

hibrid untuk faktor penguatan arus pada emitor bersama. Data untuk harga hfe

maupun β ini lebih banyak di- jumpai dalam berbagai buku data dibanding dengan

α. Umumnya transistor mempunyai har- ga β dari 50 hingga lebih dari 600

tergantung dari jenis transistornya.

Dalam perencanaan rangkaian transitor perlu diperhatikan bahwa harga

β dipengaruhi oleh arus kolektor. Demikian pula variasi harga β juga terjadi pada

pembuatan di pabrik. Un- tuk dua tipe dan jenis transistor yang sama serta dibuat

dalam satu pabrik pada waktu yang sama, belum tentu mempunyai β yang sama.
Hubungan antara α dan β dapat dikembangkan melalui beberapa persamaan

berikut:

Menurut (Adiar & Adrizal, 1992) Suatu penguat comnon emitor terdiri dari

komponen-komponen : VCC, RC, RE, RB, dan transistor. Untuk ienis penEluat

ini kaki enitor yang dipakai secara bersana seperti pada rangkaian di bawah ini:

Dari rangkaian di atas pemberian bias dari transistor harus disesuaikan dengan
jenis transistor yang akan dipergunakan. Untuk itu sebelun nelakukan kegiatan
praktikun terlebih dahulu ditenlukan ienis transistor yang akan d igunakan . BiIa
transistor diberi bias dengan sumber tegangan DC maka akan nenyebabkan arus
nenEialir pada kaki-kaki transistor.Pada kaki kolektor akan nengalir arus sebesar :

besar kuat arus disaat itu dapat dihitung dentan runus:


V. Alat dan Bahan
1. Alat
- Kit komponen (toolbox)
- Multimeter digital : 1 unit
- Osiloskop : 1 unit
- Signal generator : 1 unit
- Power supply : 1 unit
- Breadboard : 1 unit
2. Bahan
- Kabel Jumper : 1 meter
- Resistor 1k : 1 pcs
- Resistor 100 Ω : 2 pcs
- Resistor 470 Ω : 1 pcs
- Transistor NPN : 1 pcs
VI. Prosedur Kerja
VI.1 Prosedur Kerja
1. Dipersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan saat melaksankan
percobaan.
2. Diperiksa semua bahan dan peralatan pastikan semua dalam keadaan baik.
3. Dibuatlah rangkaian common emmiter seperti pada gambar

4. Diberikan tegangan Vcc sebesar 12 volt . dengan cara menghubungkan kaki


R1 dan R3 ke sumber tegangan (+) dan kaki R1 dan R4 ke sumber tegangan
(-). pastikam arus pada kaki kolektor sudah terhubung dengan emitter
dengan cara pasang multimeter (+) kekaki R2 dan multimeter (-) ke ground .
setelah dipastikan terhubung lepaskan kembali multimeter.
5. DIhubungkan AFG kekai Basis dan Emitrtor. Pastikan aruspada kaki Basis
dan emiiter sudah terhung. Dfengan cara mengukur tegangan pada kaki R2.
Pasang multimeter (+) kekaki R2 dan multimeter (-) ke ground. Setelah
dipastikan terhubung lepaskan ke,bali multimeter.
6. DIcarilah nilai Ib dan Ic.
7. Untuk mencari nilai Ib lepas salah satu sumber tegangan lalu pasang
multimeter (+) ke sumber tegangan (+) dan multimeter (-) ke kaki basis.
Catat nilainya
8. Untuk mencari nilai Ic pasang multimeter (+) kekaki kolektor dan
multimeter (-) ke ground.catat nilailnya
9. Dicari nilai Vin. Dengan cara atur multimer kearah tegangan DC. Lalu
pasang multimeter (+) ke kaki antar R! dab R3 dan multimeter (-) ke kaki
basis. Catat nilai nya
10. Dicari Vour dengan cara pasang multimeter (+) ke kaki basis dan multimeter
(-) ke ground. Catat hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adiar & Adrizal. (1992). MENDISAIN TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT


SINYAL KECIL DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER.

Chen, X., Xue, J., Xie, S., Huang, W., Wang, P., Gong, K., & Zhong, L. (2017).
Error Analysis of Approximate Calculation of Voltage Divider Biased
Common-Emitter Amplifier. Circuits and Systems, 08(10), 247–252.
https://doi.org/10.4236/cs.2017.810017

Putri, Hasanah & Novianti, Atik. (2021). Mahir Elektronika Komunikasi. Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.

Surjono, H. D. (2007). Elektronika : Teori dan Penerapan. In Electronics (Issue


Elektronika).

Sutono. (2017). Modul Elektronika : Konsep Dasar Transistor. 1–14.

Tam, W.-S., & Kok, C.-W. (2019). Design methodology of double nulling
resistors nested-Miller compensation of multistage amplifier. Solid State
Electronics Letters, 1(1), 15–24. https://doi.org/10.1016/j.ssel.2018.06.001

Tasdik Darmana, T. K. (2017). Perancangan Rangkaian Penguat Daya Dengan


Transistor. Sutet, 7(2), 88–92.

Widodo, T.S. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai