Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

S1 KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH :

1. Andini Romantia
2. DETY FAZIRA
3. KHAIRANI RAHMI HENDRI
4. RIO FEBRIAN

Kelas 1B

Dosen Pengampu

Ns. Yeni Devita, M.Kep

STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Konsep Keperawatan Menurut Myra Levine
Dan Martha Elizabeth Rogers” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan
bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan dapat mengetahui tentang Teori Konsep
Keperawatan Menurut Myra Levine Dan Martha Elizabeth Rogers. Penulis mohon maaf
apalabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masi
dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, saya menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi
pembaca maupun penulis.

Pekanbaru, 19 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB IPENDAHULUAN…………………………………………………………
Latar Belakang ………………………………………………………………
Rumusan Masalah ………………………………………............................
Tujuan…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Myra E Levine
2.2 Teori Konsep Keperawatan Menurut  Myra Levine……………................
2.3 Teori Model Konsep Keperawatan Myra Levine……………….................
2.4 ImplikasiTeori Myra LEVINE……………………………………………...…
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori…………………………………….......…

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

       1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang
tinggi.Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau
kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik.Konsep merupakan suatu ide
dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorginisir menjadi simbol-simbol yang
nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan.Salah satunya adalah Myra Estrin Levine. Teori keperawatan
Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan 1973, menggambarkan klien
sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya.

Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek keperawatan,


melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset
untuk dapat memperkokoh teori keperawatan.Teori-teori keperawatan yang disusun secara jelas
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan mengarahkan perkembangan
ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri.
Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan
pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filosofi, paradigma, serta latar
belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut, sehingga masing-masing teori mempunyai
perbedaan asumsi terhadap praktek keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan
yang ada mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap proses pemberian asuhan keperawatan, dimana
klien diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat berkembang secara mandiri dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya selama rentang kehidupan.
Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar kerja dan
memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Teori keperawatan sekarang
ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sain keperawatan mulai dari teori pada ranah
filosofi, grand theory, middle range theory maupun practice theory, dalam makalah ini akan dibahas
tentang grand theory
Menurut McEwen & Wills (2006) yang termasuk dalam grand theory adalah Myra E.
Levine: The Conservation Model, Martha E. Roger: Unitary of Human Being, Dorothea E. Orem: Self
Care Deficit Theory of Nursing, Imogene King: Interacting System Framework and Middle Range Theory
of Goal Attainment, Betty Neuman: System Model, Sister Calista Roy: Adaptation Model, Dorothy E.
Johnson: Behavior Syastem Model, Anne Boykin & Savina O.S.: Nursing as Caring : A Model for
Transforming Practice,
Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang “Unitary Human Beings”.
Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling
memberikan timbal balik dengan individu yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang
keempat konsep dalam paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya.Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan seyogyanya mampu memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun
lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut.
Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan
menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa dan membahas teori Rogers dan
penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada
pasien berdasarkan teori ini, Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan
sangat diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan
kualitas layanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori
keperawatan.

      1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana tentang  Myra E Levine
Bagaimanakah teori konsep keperawatan menurut Myra E Levine?
 Bagaimanakah teori model konsep keperawatan menurut Myra E Levine?
Bagaimanakah implikasi dari teori Myra E Levine?
Apa saja kelemahan dan kelebihan dari teori Myra E Levine?
Ruang lingkup penulisan dalam makalah ini yaitu membahas tentang aplikasi model teori
keperawatan “Martha Elizabeth Roger”.

1.3Tujuan

a. Untuk mengetahui tentang  Myra E Levine


b. Untuk mengetahui teori konsep keperawatan yang dikemukakan Myra E Levine
c. Untuk mengetahui model dari teori keperawatan menurut Myra E Levine
d. Untuk mengetahui implikasi dari teori Myra E Levine
e. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan apa saja dari teori Myra E Levine
f. Menganalisa teori model konseptual keperawatan Martha E. Roger ” The Unitary Human
Being ”.
g. Membahas asumsi theorists terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu keperawatan.
h. Memaparkan hubungan konsep Rogers sesuai masa dan orientasi theorist.
i. Menggunakan teori Rogers sebagai pendekatan aplikatif dalam asuhan keperawatan.

BAB  II
PEMBAHASAN

2.1 Myra E Levine


Myra E Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Lilinois.Dia adalah anak tertua dari tiga anak.Dia
memiliki satu saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Levine mengembangkan minat
dalam keperawatan karena ayahnya( yang memiliki masalah pencernaan) adalah karena sakit dan
perawatan yang diperlukan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari sekolah Cook County Of
Nurshing pada  tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dan memperoleh gelar dalam keperawatan
dari University Of Chicago pada tahun 1949.

Teori Keperawatan Menurut Myra Levine


Teori keperawatan menurut Myra Levine difokuskan dalam  mempromosikan adaptasi dan
mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi.
Model memadu perawat untuk fokus pada tujuan dari model melalui konservasi energi, struktur,
dan integritas personal dan sosial (Levine, 1967).Meskipun konservasi adalah pandangan dasar
guna mencapaii hasil yang diharapkan. Levine juga membahas dua konsep penting lainnya,
penting untuk penggunaan modelnya yaitu adaptasi dan keutuhan, adaptasi adalah proses
perubahan dan konserasi adalah hasil adaptasi. Hankan integritas dalam realitas llingkungan
(Levine, 1966: 1989).Adaptasi dicapai melalui terkendalinya sumber daya lingkungan oleh
individu dalam hubungannnya dengan sesama (Levine, 1991).

Interaksi terus menerus terjadi antara organisme individu dengan lingkungannya dalam kondisi
kesehatan (Levine, 1973).Keutuhan ada jika interaksi atau adaptasi lingkungan ada dalam semua
dimensi kehidupan.Dinamika ini terus menerus berlanjut melalui interaksi terbuka antara
lingkungan internal (fisiologis/ normal dan patofisiologis/ tidak normal) dan eksternal (persepsi,
oprasional dan konseptual).Konsep memmberikan dasar untuk berpikir holistik, pandangan
individu secara keseluruhan.

Konservasi adalah produk adaptasi, conservation dalam bahasa latinnya yang berarti untuk
menjadga bersama-sama (Levine, 1973).  Konservasi menggambarkan cara sistem yang
kompleks dapat terus berfungsi bahkan pada sat yang sangat menantang (Levine, 1990: 192).
Melalui konservasi individu dapat menghadapi hambatan, beradaptasi sesuai dengan
lingkunagnngannya , dan mempertahankan keunikan mereka. Tujuan dari konservasi adalah
kesehatan dan kekuatan untuk mengahadapi masalah kesehatan.Aturan konservasi adalah dalam
situasi di mana semua keperawatan selalu dibutuhkan (Levine, 1973).Fokus utama dari
konservasi adalah menjaga bersama-sama keutuhan individu.

Meskipun intervensi keperawatan dapat menangani satu prinsip konservasi, perawat juga hasrus
mengakui pengaruh prinsip-prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990).Selama bertahun-tahun,
Myra Levine telah mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda
dari displin keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya.Seperti model konservasinya, semua teori
keperawatan terbagi empat konsep pusat atau utama yaitu orang, lingkungan, keperawatan dan
kesehatan/ penyakit.

Selain ini model Levine juga dibahas bahwa orang dan lingkungan bergabung atau menjadi
kongruen dari waktu ke waktu, secara jelas akan dibahas di bawah.

Orang
Orang adalah makhluk yang holistik ( biologis, psikologis, sosial dan spritual) yang terus-
menerus berusaha untuk menjaga keutuhan dan integritas. Keutuhan (integritas) dari tuntutan
individu yang hidup, berpikir, berorientasi pada masa yang depan dan masa lalu. Orang juga
digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa percaya, berpikir
dan satuan dari seluruh sistem.

Lingkungan
Individu memiliki dua lingkungan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
              
1). Lingkungan internal
Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologis dan  patofisiologis dari individu dan terus
ditantang oleh lingkungan eksternal . lingkungan internal juga adalah integrasi fungsi tubuh dan
tunduk pada tantang lingkkungan eksternal yang merupakan suatu bentuk homeostasis.

2). Lingkungan eksternal


Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan persepsi, oprasional dan konseptual, yaitu:
Lingkungan persepsi, adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individunya menanggapi
dengan organ-organ, indera, contohnya cahaya, suara, sentuhan suhu, perubahann iklim yang
terasa dan posisi keseimbangan.

Llingkungan oprasional, adalah lingkungan yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun
individu tidak memiliki organ sensorik yang dapat mmerekam adanya faktor-faktor dan
mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganise dan polutan. Dengan kata lain, elemen-elemen
ini secara fisik dapat mempengaruhi individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua, contohnya:
gotong royong.

Lingkungan konseptual, adalah lingkungan yang terdiri dari bahasa, ide, simbol dan konsep-
konsep, kemampuan untuk berpikir, pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, tradisi
etnis dan budaya dan individu psikologis pola yang berdasarkan pengalam hidup.

Kesehatan dan penyakit


Kesehatan dan penyakit adalah pola perubahan kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan
adalah adaptasi keutuhan dan sukses. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan,
Levine (1991)  menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai jalan dari kembali ke
kegiatan sehari-hari yang terganggu oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya cedera yang
diperbaiki orang itu sendiri , ini kembali ke diri di mana perambahan kecacatan dapat disishkan
seluruhnya dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi kepentingannya sendiri tanpa kendala.
Di sisi lain penyakit tidak dapat diatur dan tidak disiplin/ berubah dan harus dihentikan.

Keperawatan
Keperawatan terlibat dalam interaksi manusia (Levine 1973).Perawat masuk ke dalam kemitraan
pengalaman manusia di mana berbagi momen dalam beberapa waktu dan meniggalkan bekas
selamanya pada setiap pasien (Levine 1977).Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan
adaptasi dan mempertahankan keutuahan, untuk mempromosikan keutuahan, menyadari bahwa
setiap individu membutuhkan hal yang unik dan terpisah dari kegiatan.Integritas individu adalah
ttanggung jawab perawat untuk membantu pasien mempertahankan dan mencari
realisasinya.Tujuan keperawatan dicapai melalui penggunaan prinsip-prinsip konservasi ebergi,
struktur, integritas personal dan sosial.

Teori Model Keperawatan Menurut Myra Levine


Konsep sentral teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989).Ketika seseorang dalam keadaan
konservasi itu berarti bahwa respon adaptif individu sesuai perubahan secara produktif dan
dengan sedikit pengeluaran usaha sambil menjaga fungsi optimal dan identitas.

Konservasi dicapai melalui aktivitas sukses jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai
respon yang dibutuhkan oleh manusia.

Myra Levine menggambarkan empat prinsip konservasi, prinsip itu berfokus pada pelestarian
kebutuhan individu, Levine menganjurkan bahwa keperawatan adalah interaksi manusia dan
prinsip-prinsip konservasi itu berkaitan dengan kesatuan dan keutuhan pribadi yang meliputi
energi, intgritas, strukturm integritaas pribadi, integritas sosial.

Konservasi energi
Mengacu pada masukan menyeimbangkan energi dan output untuk menghindari kelelahan yg
berlebihan ini mencakup istrahat yg cukup, nutrisi dan olahraga.

Konservasi integritas struktural


Mengacu untuk memelihara atau memuluhkan struktur tubuh, mencegah kerusakan fisik dan
mempromosikan penyembuhan .misalnya membantu pasien dalam latihan berjalan ,
pemeliharaan kebersihan pribadi pasien.

Konservasi integritas pribadi


Mengakui individu sebagai salah satu yang berusaha untuk penentuan, pengakuan,
penghormatan, kesadaran diri, kepribadian dan self.Misalnya melindungi ruangan pasien dan
memberi kenyamanan pada pasien.

Konservasi integritas sosial


Seorang individu diakui sebagai bebrapa orang yang tinggal bersama dalam sebuah keluaarga,
komunitas, kelompok agama, kelompok etnis, sistem politik, dan bangsa.Misalnya membantu
individu untuk mempertahankan tempatnya dalam keluarga, komunitas dan masyarakat.

Implikasi Teori Myra Levine

Praktik keperawatan diarahkan pada peningkatan wholness untuk semua individu baik yang
sehat maupun yang sakit.Pasien atau klien merupakan partner dalam asuhan keperawatan.
 Metodelogi praktik menurut Levine adalah proses keperawatan yang diarahkan
meunujukonservatif yang terdiri dari 3 langkah (Levinr dalam Schaefer, 2006)

Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai suatu alternatif diagnosa
keperawatan.Trophicognosis merupakan formula dalam asuhan keperawatan yang dicapai
melalui metode ilmu pengetahuan. Perawat mengobservasi dan mengumpulkan data yang akan
mempengaruhi praktik ke[erawatan. Perawat mengkaji konservasi energi pasien dengan
menentukan kemampuan pasien untuk menunjukan kebutuhan aktivitas tanpa menghasilkan
kelemahan yang berlebihan.Perawat serta pengalaman hidup dari pasien mengkaji konservasi
integritas struktural dengan menentukan fungsi fisiknya.Perawat mengkaji konservasi integritas
pasien dengan berbicara pada keluarga pasien, teman dan lingkungan konseptual.

 Intervensi atau tindakan


Perawat mengimplementasikan rencana askep disesuaikan dengan struktur kekebijakan yang
adminirtrative, ketersediaan alat dan pengembangan standar keperawatan. Tipe intervensi
keperawatan meliputi: terapeutik, supportif, intervensi dibangun dari 4 prinsip konservasi yang
terdiri  kond\servasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas persoanal dan
konservasi integritas sosial.

Evaluasi
Perawat mengevaluasi pengaruh dari tindakan yang sudah dilakukan serta merevisi tropik jika
dibutuhkan indikator keberhasilan intervensi ditentukan dengan respon pasien.

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori

               2.5.1 Kelemahan teori Myra Levine


Mesklipun kelengkapan teori dan aplikasi Levine luas, model ini bukan tanpa batasan.Sebagai
contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan kesehatan dengan
kesehatan demikian juga intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi
penyajian individu.Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah
berfokus pada saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi dan
pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktik keperawatan saat ini.

Dengan demikian,keterbatasan utama adalah fokus individu dalam keadaan sakit pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan
kemampuan pasien untuk beratisipasi dalam keperawatan,dan jika persepsi perawat dan pasien
tentang kemampuan pasien berpatisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini
akan menjadi daerah konflik.

Selain itu,ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model konservasi diterapkan.pada
konservasi energi,tujuan levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang berlebihan
atau kelelahan.hal ini diatur dalam perawatan sakit di samping tempat tidurklien.dalam kasus
dimana kebutuhan energi digunakan tanpa terkontrol pada pasien mania, ADHD (Attention-
Defict Hyperactivity Disorder),anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien
lumpuh,teori Levine itu tidak berlaku.

Pada konservasi integritas struktural,fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi.ini


sekali lagi memiliki keterbatasan.dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu
sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,prosedur
seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions,integritas struktural seseorang
dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang
dibawa kepertimbangan.jika tidak demikian,prosedur tidak boleh dipromosikan.
Pada konservasi integritas personal,perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan
pasien harus dihormati,dilengkapi dengan privasi,didorong dan psikologis
terganggu,lumpuh,tidak bisa memahami dan   menyerap pengetahuan,pasien koma atau klien
bunuh diri.

Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi
manusia,terutama dengan klien,orang lain yang signifikan yang terdiri atas sistem
dukungannya.keterbatasan khusus untuk ini adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang
signifikan seperti ditinggalkan anak-anak,pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi,klien
tidak responsif seperti orang tidak sadar,fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orang-
orang yang terlibat dalam perawatan sakit di samping tempat tidur  klien.dalam kasus dimana
kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania,ADHD(Attention –Defict
Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti pasien
lumpuh ,teori Lavine itu tak dapat berlaku.

    2.5.2 Kelebihan dari teori Myra Lavine


pada toeri akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai partner
pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan.dan perawat yang
dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh.dengan didukung dari klien yang
mampu beradaptasi dan melakukan pesprsepsi dengan normal.

2.1.  Biografi Martha E. Rogers


Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dalas Texas, tertua dari 4
bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy Mulholland tajam rogers. Dia
menerima gelar diploma keperawatan dari sekolah rumah sakit Knoxville pada tahun 1936. Pada tahun
1937 ia menerima gelar B.S. dari george peabody perguruan tinggi di nashville, tennessee.(Tomey &
Alligood, 1998).Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,
sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas Johns Hopkins di Baltimore. Menduduki posisi staf
dalam keperawatan kesehatan masyarakat, serta membentuk pelayanan perawat pertama di Arizona,
kemudian ia pindah ke perguruan tinggi sebagai dosen tamu dan bergabung dengan asosiasi penelitian
selama 21 tahun. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat Pendidikan di Universitas New York
sampai tahun 1954, disini Roger focus mengajar, memformulasi dan mengelaborasi teorinya. Dia
meninggal pada 13 Maret 1994, pada umur 79.(Hector, 1989 dalam McEwen & Wills, 2011).
2.2.  Konsep Teori Martha E. Rogers
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan
perkembangan manusia secara langsung.(Tomey & Alligood, 1998).
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa
manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.Ilmu keperawatan adalah ilmu
kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.Rogers
mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas
keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual,
dan hati nurani.Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. (McEwen & Wills, 2011)
2.3.  Asumsi teori Martha E. Rogers
Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri dari lima
bagian, yaitu :
2.3.1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh dari dirinya
dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-
bagiannya..
2.3.2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi keduanya. Individu dan
lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan
lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari
semua hal.
2.3.3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau
menjadi seperti yang diharapkan semula.
2.3.4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan
yang inovatif
2.3.5.  Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan, bertutur bahasa, sensasi
dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima
dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori Martha E.
Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari: (Tomey & Alligood, 1998).
a.    Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi manusia dan
energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua
komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.

b.    Universe of Open System (Sistem terbuka).


Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka, menyatu antara
satu dengan yang lainnya.
c.    Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan
lingkungannya sendiri.Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit atau
penyakit.
d.   Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan
manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan
bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain non linier tanpa atribut, atau
mengenai ruang tanpa batas.
Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses
kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya
dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep
manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di kemukakannya. Prinsip –prinsip
hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu :
a.     Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan
lingkungan.Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan
perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
b.     Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dengan lingkungan adalah
berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan
lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan
antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
c.     Integrality
Adalah proses interaksi yang menguntungkan antara manusia dan lingkungannya secara
berkesinambungan.

2.4.  Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E. Rogers


Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan
manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep sentral
adalah sebagai berikut :
2.4.1. Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia
sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan
atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu
pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk
menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta
merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif,
imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan
abstrak dan perasaan mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007).
2.4.2. Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau
individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola perilaku
yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari
interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar (Fitzpatrick dan Whall, 1986).
2.4.3. Lingkungan,
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi
dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik.Lingkungan mencakup segala sesuatu yang
berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007)
2.4.4. Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-
beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi
dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang
mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis, 2007).
2.5    KEGUNAAN PRINSIP ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip
homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu
sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan
meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan
integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk
realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan
melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu
adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat
bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil
keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai
potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien,
bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan
kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan
kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan.Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang
dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya.Namun, untuk
melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin
dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan
prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk
prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu
titik tertentu dalam ruang-waktu.Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah,
mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-
pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu
memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan
pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan adalah
penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status
mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu
penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi
dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.
Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu
mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses
kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran
bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger,
1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon
memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan
pandangan yang lebih tentang keutuhan individu.Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi
sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat
(Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan
keperawatan.Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan maupun di
dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan
lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari
penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara
yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992).
Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau
memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan
fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan,
perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai
ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup.Untuk
melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan
tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil
langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu
8.      Kelemahan Rogers tentang homeodinamik
Walaupun prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada keterbatasan
utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal.Banyak orang mengalami kesulitan untuk memahami
prinsip-prinsipnya.Meskipun asumsi dasar yang diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan, sistem
tetap abstrak.Persyaratan belum cukup untuk dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang
jelas.Kesulitan definisi pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke
tingkat empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986). Definisi
operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep teoritis dan untuk pemilihan
instrumen yang memadai akan mengukur konsep-konsep yang terlibat (Hardy, 1974).
Pada tahap dalam perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang cukup akan menilai manusia
dalam totalitas mereka tidak ada. Tanpa instrumen tersebut, kemampuan menggunakan atau menguji
sistem abstrak sepenuhnya adalah hampir tidak mungkin.Selanjutnya, ketidakmampuan untuk cukup
menggunakan atau menguji sistem yang membuat kesuksesan mengimplementasikan kesulitan
keperawatan.Dengan demikian, penggunaan prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya adalah totalitas
terbatas. (George, Julia B.1995:241)
2.5.  Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan
Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip
homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu
sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik
memerlukan pertimbangan perawat dalam melibatkan klien pada proses keperawatan. (Alligood, 2006).
Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip Integrasi, seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip
helicy sebagai pertimbangan.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulan
ini merupakan diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan
prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan
terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian
tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970 dalam
Meleis, 2007).
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau
memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan
fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan,
perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi. Program
keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan
munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup.Untuk melakukan ini
membutuhkan partisipasi aktif dari klien, kesehatan tidak dapat tercapai dengan mempromosikan
homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika
dan keragaman dalam individu. (Christensen,1995)
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh, sehingga pengkajian didasarkan pada lima asumsi dasar dan prinsip-
prinsip hemodinamik Rogers dan yang merupakan bagian dari Building Blocks.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi


antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan
dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan
yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk
melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
klien secara optimal

3.2 Saran

Diharapkan kita sebagai perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan dan marilah
kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat.Rawatlah
pasien seperti kita merawat orang yang paling kita saying.Agar pasien merasa nyaman pada saat
kita merawatnya.Jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi
perawat bukanlah pekerjan yang mudah, tetapi kalau kita tidak mencoba kita tidak akan pernah
bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk
melakukannya dengan gigih dan rajin.

DAFTAR PUSTAKA

Siokal, Brajakson dan Patmawati, Sudarman (2017) Falsafah dan Teori dalam Keperawatan.
Jakarta: CV. Tranns Info Media.
Potter, Patricia A. Dan Anna G. Perry.2005.Fundamental Keperawatan. Edisi 4, Jakarta: Buku
Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai