Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543

PPs Universitas Pendidikan Ganesha

BENTUK, FUNGSI DAN JENIS TINDAK TUTUR DALAM KOMUNIKASI


SISWA DI KELAS IX UNGGULAN SMP PGRI 3 DENPASAR

Ni Nyoman Ayu Ari Apriastuti

Universitas Pendidikan Ganesha


Singaraja, Indonesia

Email : apriastuti83@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk tindak tutur dalam komunikasi
siswa di Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar, (2) fungsi tindak tutur dalam komunikasi
siswa di Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar, dan (3) jenis tindak tutur dalam komunikasi
siswa di Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar. Dalam mencapai tujuan ini, peneliti
menggunakan rancangan penelitian deskriptif-kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas
IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar. Objek dalam penelitian ini adalah bentuk, fungsi, dan jenis
tuturan yang diujarkan oleh siswa Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar dalam interaksi
komunikasi di sekolah. Pengumpulan data dan penelitian ini menggunakan metode simak-catat
dibantu dengan teknik rekaman. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan prosedur
analisis data kualitatif berdasarkan model interaktifr Miles yang secara umum mencakup tiga
tahap yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) Bentuk tindak tutur siswa di lingkungan sekolah, yaitu bentuk tindak tutur bermodus
deklaratif, bentuk tindak tutur bermodus interogatif, dan bentuk tindak tutur bermodus imperatif.
(2) Fungsi tindak tutur siswa di lingkungan sekolah, yaitu fungsi makro yang terdiri atas fungsi
asertif, fungsi direktif, fungsi komisif, dan fungsi ekspresif sedangkan fungsi mikro meliputi
fungsi menyatakan, fungsi mengusulkan, fungsi mengeluh, fungsi memesan, fungsi memerintah,
fungsi memohon, fungsi meminta, fungsi berjanji, fungsi mengucapkan terima kasih, fungsi
ucapan selamat, dan fungsi memberi maaf. (3) Jenis tindak tutur siswa di lingkungan sekolah,
tindak tutur langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, tindak tutur tidak langsung literal,
dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Penggunaan tindak tutur langsung bertujuan agar
mitra tutur dalam hal ini siswa lebih mudah memahami apa yang diinginkan oleh penutur (siswa).
Saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah bagi guru, siswa, peneliti lain, serta
pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pedoman, referensi, dan bahan
perbandingan untuk menambah wawasan dalam bidang ilmu keberbahasaan khususnya tindak
tutur.

Kata kunci : tuturan siswa, tindak tutur.


ABSTRACT
The research aim to describe: (1) the form of speech acts used in communication by Class
IX Unggulan sudents in SMP PGRI 3 Denpasar, (2) the functions of the speeh acts used in
communication by Class IX Unggulan sudents in SMP PGRI 3 Denpasar, and (3) the type of
speech acts used in communication by Class IX Unggulan sudents in SMP PGRI 3 Denpasar. The
data were analyzed by using the procedure of descriptive qualitative data analysis. The research
subject were the students of Class IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar. The research object was
the spoken language used by students of Class IX Unggulan in their communications at school.
The data collection methods include the use of note assisted with recording techniques. The result
of the research showed that (1) the forms of the student’s speech acts in the communications at
school are: declarative modes of speech act form, interrogative modes of speech act form, and
imperative modes of speech act form, (2) the functions of the student’s speech act in the
communications at school, namely: macro functions which consisted of assertive function,
directive function, co missive, function, and expressive function, meanwhile micro functions
JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 ______________________________________________________________ 38
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

consisted of stating function, suggesting function, complaining function, ordering function, ruling
function, appealing function, requesting function, promising function, expression of gratitude
function, congratulation function, apologizing function, forgiveness function; (3) the types of
students speech act in the communications at school are literal direct speech act, no literal direct
speech act, literal indirect speech act and non literal indirect speech act. The use of direct speech
act aims that the hearer more easily understand the desired meaning by the speakers. For the
teachers, students, and other researchers, this research can be used as a guideline, reference, and a
comparison to increase knowledge in the linguistic in particular speech act.

Keywords : students speech, speech act.

PENDAHULUAN laku dalam wujud bahasa, dan tingkah laku


Bahasa merupakan alat interaksi bahasa individu ini dapat berpengaruh luas
sosial atau alat komunikasi manusia. Setiap pada anggota masyarakat bahasa yang lain.
komunikasi manusia saling menyampaikan Akan tetapi, individu itu tetap terikat pada
informasi yang dapat berupa pikiran, “aturan permainan” yang berlaku bagi semua
gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi anggota masyarakat (Sumarsono, 2008:19).
secara langsung. Dengan bahasa manusia Bahasa adalah alat penghubung, alat
dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, komunikasi masyarakat yaitu individu-
baik secara lisan maupun tulisan. Tanpa individu sebagai manusia yang berpikir,
bahasa, tentu saja akan sangat sulit bagi merasa dan berkeinginan. Menurut
manusia untuk menyampaikan kemauannya, pengalaman nyata, bahasa itu selalu muncul
ide, pendapat, perasaan, pesan dan dalam bentuk tindakan atau tindak tutur
sebagainya. Adanya bahasa memberikan individual. Karena itu tiap telaah struktur
kemungkinan manusia untuk saling bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak
berkomunikasi, saling belajar dari orang lain, tutur. Tindak tutur merupakan perwujudan
dan saling memahami satu dengan lainnya. konkret fungsi-fungsi bahasa, yang
Bahasa merupakan alat komunikasi utama, merupakan pijakan analisis pragmatik
dengan bahasa manusia mengungkapkan (Rahardi, 2005). Pragmatik membaca
pikiran dan perasaannya kepada orang lain. pengkajian bahasa jauh lebih ke dalam
Proses pemikiran sangat ditentukan oleh keterampilan dalam menggunakan bahasa
kemampuan berbahasa melalui ungkapan untuk berkomunikasi praktis dalam segala
bahasa, pikiran, perasaan, dan penalaran situasi yang mendasari interaksi kebahasaan
seseorang yang dapat dirangsang dan dilatih. antara manusia sebagai anggota masyarakat.
Kemampuan menggunakan bahasa adalah Di dalam menciptakan komunikasi yang
yang paling membedakan manusia dari bermakna, pengetahuan bahasa saja belumlah
makhluk lainnya. Bahasa memungkinkan cukup, tetapi harus didukung dengan faktor
dapat membangun kebudayaan serta situasi dan konteks dalam pemakaian bahasa.
menguasai ilmu pengetahuan dan dengan Tindak tutur atau tindak ujar (speech
demikian meningkatkan mutu kehidupannya. act) merupakan entitas yang bersifat sentral
Bahasa juga dapat mempengaruhi arah dalam pragmatik sehingga bersifat pokok di
perilaku manusia. dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan
Selain sebagai alat interaksi pada saat dasar analisis topik-topik pragmatik lain
PBM berlangsung, bahasa juga menjadi seperti praanggapan, prinsip kerja sama, dan
wahana yang digunakan guru ketika prinsip kesantunan.
menyampaikan materi pelajaran. Bahasa Berbicara merupakan suatu
merupakan elemen yang sangat esensial keterampilan dalam menyampaikan pesan
dalam kehidupan manusia pada masa melalui bahasa lisan kepada orang lain.
perkembangan ilmu pengetahuan, sosial, Kegiatan berbicara yang di dalamnya terdapat
emosional yang semakin pesat sekarang ini. interaksi antara penutur dan petutur dapat
Bahasa sebagai bagian dari produk budaya, dikatakan sebagai percakapan dan menjalin
telah berkembang seiring dengan sebuah komunikasi. Kegiatan berbicara
perkembangan ilmu pengetahuan dan seperti ini memiliki kedudukan yang penting
teknologi. Setiap individu dapat bertingkah karena tidak terlepas dari fungsi manusia itu
JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 ______________________________________________________________ 39
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

sendiri sebagai makhluk sosial yang variasi yang disebabkan oleh berbagai faktor.
melakukan percakapan dalam membentuk Salah satu faktor yang memunculkan adanya
interaksi antarpersona dalam pemeliharaan variasi bahasa adalah variabel fungsi. Variasi
hubungan sosial di masyarakat, memberikan bahasa yang disebabkan oleh variabel fungsi
defenisi pada percakapan sebagai suatu disebut fungsiolek. Ditinjau dari sudut
aktivitas yang diatur oleh kaidah-kaidah, pandang fungsi ini, ragam bahasa dibedakan
norma-norma, dan konvensi-konvensi yang menjadi ragam frozen, ragam formal, ragam
dipelajari sebagai bagian dari proses usaha, ragam santai, dan ragam akrab.
pemerolehan kompetensi berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-
Percakapan merupakan salah satu bentuk sekolah, tampaknya belum ada perimbangan
wacana lisan. Salah satu faktor yang pengajaran variasi fungsi-fungsi bahasa itu.
mempengaruhi bentuk dan makna wacana Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
lisan adalah peristiwa tutur. Peristiwa tutur lebih didominasi oleh pengajaran ragam
merupakan peristiwa sosial karena formal sedangkan realitas penggunaan bahasa
menyangkut pihak-pihak yang bertutur dalam tidak demikian. Setting penggunaan bahasa
satu situasi dan tempat tertentu. Peristiwa yang alamiah, sering dibutuhkan penggunaan
tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian ragam-ragam bahasa fungsional yang lain.
dari sejumlah tindak tutur (speech act) yang Konteks penggunaan bahasa seperti inilah
terorganisasikan untuk mencapai suatu dibutuhkan bahasa yang baik. Oleh karena
tujuan. Di dalam sebuah peristiwa tutur, itu, dalam penataan materi pembelajaran
penutur pasti berharap agar lawan tuturnya bahasa Indonesia di sekolah perlu
dapat memahami apa yang hendak dipertimbangkan varian-varian bahasa yang
dikomunikasikan tersebut. Untuk itu penutur lain, selain bahasa Indonesia baku atau ragam
selalu berusaha agar selalu relevan dengan formal.
konteks, jelas, mudah dipahami, padat, Tindak tutur (speech acts) merupakan
ringkas, tidak melenceng dari persoalan salah satu komponen penggunaan bahasa.
sehingga tidak menghabiskan waktu dari Penggunaan bahasa tidak semata-mata
lawan bicaranya (Wijana,1996:45). berhubungan dengan ketaatan pada kaidah
Tindak tutur merupakan gejala gramatikal. Penggunaan bahasa juga
individual yang bersifat psikologis dan bersangkut paut norma sosial dari suatu
keberlangsungan ditentukan oleh kemampuan masyarakat yang sering disebut kesantunan
bahasa si penutur dalam menghadapi situasi berbahasa. Kesantunan berbahasa ini
tertentu. Tindak tutur lebih dilihat pada tampaknya perlu juga dikembangkan dalam
makna atau arti tindakan dalam tuturannya. pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-
Kalimat “Di luar dingin sekali!” dapat sekolah. Kesantunan berbahasa Indonesia
memiliki bermacam arti di berbagai situasi mencerminkan keperibadian bangsa.
berbeda. Bisa jadi, si penutur hanya Tindak tutur merupakan sarana
menyatakan fakta keadaan udara saat itu, mengekspresikan pikiran dan perasaan.
meminta orang lain mengenakan baju hangat, Bertindak tutur, seseorang tidak selalu
atau bahkan keluhan/complain. Oleh karena mengatakan apa yang dimaksudkan.
itu, kemampuan sosiolinguistik, termasuk Pembicara sering kali bermaksud lebih
pemahaman mengenai tindak tutur sangat banyak daripada yang ia katakan secara
diperlukan dalam berkomunikasi karena aktual. Seseorang sering kali memiliki
manusia akan sering dihadapkan dengan maksud berbeda dengan apa yang
kebutuhan untuk memahami dan dikatakannya, bahkan sering bertentangan
menggunakan berbagai jenis tindak tutur, (Thomas, 1995). Perbedaan maksud dengan
dimana masing-masing jenis tersebut dapat ucapan dalam sebuah peristiwa tutur
diwujudkan melalui berbagai macam strategi. menghasilkan adanya berbagai jenis tindak
Secara sosiolinguistik, bahasa tutur. Untuk mengetahui repertoar bentuk,
tidaklah monolitik. Setiap bahasa memiliki fungsi dan jenis-jenis tindak tutur bahasa

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 40


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

Indonesia pada siswa SMP, penelitian ini jenis tindak tutur siswa Kelas IX Unggulan
dilakukan. Deskripsi bentuk, fungsi dan jenis- SMP PGRI 3 Denpasar dalam berkomunikasi.
jenis tindak tutur dalam bahasa siswa SMP
diharapkan dapat memberikan gambaran
aktual tentang keterampilan penggunaan METODE PENELITIAN
bahasa Indonesia oleh para siswa karena Metode penelitian merupakan prosedur
keterampilan siswa dalam berkomunikasi saat memecahkan masalah secara ilmiah. Oleh
ini sangat kurang oleh karena banyak karena itu, kebenaran penelitian dapat dilihat
mendapat pengaruh dari lingkungan. dari indikator metodologinya. Untuk
Gambaran ini penting dijadikan pijakan untuk mewujudkan kebenaran ilmiah itu, pada
merumuskan kebijaksanaan yang terkait bagian ini akan diuraikan (1) rancangan
dengan pembelajaran bahasa dan sastra penelitian, (2) metode pendekatan subjek
Indonesia di sekolah-sekolah. Sehubungan penelitian, (3) metode pengumpulan data, dan
dengan hal tersebut, peneliti bermaksud untuk (4) metode analisis data. Pendekatan yang
meneliti bentuk, fungsi dan jenis tindak tutur dilakukan dalam kajian ini adalah pendekatan
yang digunakan oleh siswa Kelas IX pragmatik yakni selau berkaitan dengan
Unggulan dalam berkomunikasi di sekolah konteks yang mewadahi dan
SMP PGRI 3 Denpasar. Pemilihan siswa melatarbelakangi sebuah tuturan. Penelitian
Kelas IX Unggulan sebagai tempat penelitian pendekatan ini adalah tuturan yang terkait
karena pada Kelas ini, siswa sudah melalui pada konteks tertentu dan tuturan yang terikat
proses uji seleksi untuk menjadi siswa pada konteks merupakan bidang kajian
berprestasi dibuktikan dengan mampunya pragmatik. Konteks yang dimaksud adalah
mereka menjadi bagian dari Kelas Unggulan segala latar belakang pengetahuan yang
di SMP PGRI 3 Denpasar. Sehubungan dimiliki bersama oleh penutur dan lawan
dengan hal itu, peneliti mencoba untuk tutur serta yang menyertai dan mewadahi
melakukan telaah pragmatik mengenai sebuah peristiwa tutur. Konteks semacam ini
bentuk, fungsi dan jenis tindak tutur yang dapat disebut konteks situasi tutur (speech
dihasilkan oleh siswa Kelas IX Unggulan situational contexts).
dalam berkomunikasi. Berdasarkan latar Penelitian ini termasuk ke dalam
belakang di atas, permasalahan pokok yang penelitian pragmatik dan menggunakan
ingin dijawab melalui penelitian ini dapat rancangan deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dirumuskan seperti berikut ini. bersifat kualitatif karena penelitian ini tidak
Berdasarkan pemaparan di atas dirancang untuk membuat perlakuan yang
didapatkan beberapa permasalahan yaitu: diberikan atau dikendalikan terhadap subjek,
Bagaimanakah bentuk tindak tutur siswa seperti yang dijumpai pada penelitian
Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar eksperimen. Data yang dikumpulkan berupa
dalam berkomunikasi? Dan Bagaimanakah tuturan antarsiswa. Data dilengkapi dengan
fungsi tindak tutur siswa Kelas IX Unggulan konteks terjadinya interaksi.
SMP PGRI 3 Denpasar dalam Rancangan penelitian jenis ini dipilih
berkomunikasi? Bagaimanakah jenis-jenis karena penelitian ini mampu menggambarkan
tindak tutur siswa Kelas IX Unggulan SMP secara utuh tindak tutur yang terdapat pada
PGRI 3 Denpasar dalam berkomunikasi? interaksi komunikasi antarsiswa di Kelas.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat Pemaparan hasil analisis penelitian
diungkap beberapa tujuan yaitu yang berkaitan dengan bentuk, fungsi dan
Mendeskripsikan bentuk tindak tutur siswa jenis tindak tutur dalam komunikasi siswa
Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 Denpasar
dalam berkomunikasi, fungsi tindak tutur ini, lebih didasarkan pada data alamiah yang
siswa Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 terkumpul melalui kegiatan observasi di
Denpasar dalam berkomunikasi dan jenis- lapangan sedangkan keberadaan kerangka
konseptual lebih difungsikan untuk acuan
dalam mengidentifikasi bagaimana bentuk,

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 41


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

fungsi dan jenis tindak tutur dalam sehingga peneliti melakukan dialog secara
komunikasi siswa Kelas IX Unggulan SMP langsung dengan informan. Keikutsertaan
PGRI 3 Denpasar. peneliti bersifat fleksibel, yaitu seorang
Subjek penelitian merupakan sumber peneliti dapat bersifat aktif maupun reseptif,
data. Sumber data itu dapat berupa orang atau dikatakan aktif apabila seorang peneliti aktif
bukan orang. Dalam penelitian pendidikan, berbicara dalam proses dialog, sedangkan
sumber data sering disebut populasi. Subjek bersifat reseptif apabila seorang peneliti
penelitian yang dipilih dalam penelitian ini karena faktor subyektif maupun objektif
adalah siswa Kelas IX Unggulan SMP PGRI hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh
3 Denpasar. Semua siswa dianggap memiliki informan; (3) teknik simak bebas libat cakap,
kedudukan yang sama sebagai subjek dalam dalam teknik ini seorang peneliti tidak
penelitian ini. dilibatkan secara langsung untuk ikut
Objek yang menjadi objek kajian menentukan pembentukan dan pemunculan
dalam penelitian ini yaitu bentuk tindak tutur, calon data kecuali hanya sebagai pemerhati
fungsi tindak tutur dan jenis tindak tutur yang terhadap calon data yang terbentuk dan
diproduksi dalam interaksi antarsiswa di muncul dari peristiwa kebahasaan yang
Kelas. berada diluar dirinya; (4) teknik rekam,
Pada bagian ini, peneliti menentukan dalam hal ini peneliti berusaha merekam
metode yang akan digunakan dalam pembicaraan dengan informan yang
penelitian. Penentuan metode pengumpulan dilakukannya tanpa sepengetahuannya, serta
data harus relevan dengan masalah penelitian digunakan sebagai bukti penelitian; (5) teknik
dan karakteristik sumber data sesuai dengan catat, disamping perekaman penelitian ini
masalah yang akan dikaji, kemudian disusul juga menggunakan teknik catat yang
dengan cara-cara menyusun alat dilanjutkan pada klasifikasi data.
pembantunya, yaitu instrument penelitian. Analisis data dalam penelitian ini
Metode pengumpulan data dalam penelitian menggunakan prosedur analisis data kualitatif
meliputi dua metode yaitu (1) metode simak, berdasarkan model interaktif Miles (1992:16)
dan (2) metode wawancara. yang telah dikenal secara umum dalam ranah
Metode simak merupakan metode penelitian. Secara umum analisis data dengan
yang utama dalam penelitian ini. Penggunaan menggunakan model tersebut mencakup tiga
metode simak pada penelitian ini adalah tahap yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian
untuk mencari: 1) bentuk tindak tutur dalam data, dan (3) verifikasi atau penarikan
komunikasi siswa, 2) fungsi tindak tutur yang simpulan.
digunakan oleh siswa dalam berkomunikasi, Reduksi data merupakan kegiatan
dan 3) jenis tindak tutur dalam komunikasi merangkum, memilih hal-hal pokok,
siswa Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 memfokuskan hal-hal penting, sehingga data
Denpasar. yang dianggap kurang penting dapat
Metode simak merupakan metode disisihkan. Pada tahap ini dilakukan
yang dilakukan dengan penyimakan, yang pemilihan antara data yang perlu dianalisis
mana metode ini disejajarkan dengan metode dan data yang tidak perlu dianalisis dalam
observasi. Metode simak menurut Sudaryanto penelitian.
(1993:133) mencakup teknik sebagai berikut:
(1) teknik sadap, secara praktis metode simak HASIL PENELITIAN
dilakukan dengan penyadapan. Dalam rangka Hasil Penelitian dan Pembahasan
mendapatkan data, seorang peneliti harus a. Bentuk Tindak Tutur
menggunakan kecerdikannya untuk Bentuk tindak tutur merupakan wujud
menyadap pembicaraan informan; (2) teknik penggunaan tindak tutur secara nyata dalam
simak libat cakap, dalam kegiatan menyadap sebuah percakapan. Dalam suatu percakapan,
seorang peneliti harus berpartisipasi dalam bentuk tindak tutur dapat diwujudkan oleh
pembicaraan dan menyimak pembicaraan, penutur berupa tuturan bermodus deklaratif,

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 42


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

interogatif, dan imperatif. Tuturan bermodus Pada penelitian di sekolah SMP PGRI
deklaratif adalah tuturan yang secara 3 Denpasar, yang peneliti temukan terdapat
konvensional digunakan untuk tuturan bermodus imperatif menyuruh,
menyampaikan informasi. Tuturan bermodus meminta dan melarang. Berikut data tuturan
interogatif adalah tuturan yang secara bermodus imperatif dalam komunikasi siswa
konvensional digunakan untuk bertanya dan di sekolah Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3
tuturan imperatif adalah tuturan yang secara Denpasar.
umum digunakan untuk memerintah atau Bentuk tindak tutur bermodus
diguankan untuk meminta. imperative langsung tampak pada tuturan
Penelitian terhadap tindak tutur yang siswa Kelas IX Unggulan di sekolah SMP
dilakukan siswa dalam berkomunikasi ini PGRI 3 Denpasar. Bentuk tindak tutur
dilaksanakan di SMP PGRI 3 Denpasar bermodus imperatif langsung dinyatakan
selama tiga minggu dimulai dari tanggal 4 menyuruh.
Nopember 2016 sampai dengan tanggal 25
November 2016. Selama penelitian, masih 2. Bentuk Tindak Tutur Bermodus
masing siswa Kelas IX U menjadi sampel Interogatif
penelitian di amati hingga mampu untuk Bentuk tindak tutur interogatif adalah
memenuhi data penelitian untuk melihat tuturan yang mengandung maksud
tindak tutur yang dihasilkan siswa dalam menanyakan sesuatu kepada lawan tutur.
berkomunikasi di sekolah. Dalam Artinya, seorang penutur bermaksud
pengambilan data, penulis hanya mengetahui jawaban terhadap sesuatu hal
menggunakan data yang diperoleh dari hasil atau keadaan. Jawaban yang diberikan tadi
menyimak tanpa melalukan percakapan menuntut jawaban berupa tanggapan
karena melalui hasil menyimak ini sudah mengiyakan serta tanggapan menidakkan.
mampu menjawab permasalahan yang ada. Namun, ada kalanya setiap pertanyaan yang
Berdasarkan hasil penelitian, bentuk diujarkan oleh penutur tidak mendapat respon
tindak tutur siswa dapat dibedakan menjadi 3 berupa jawaban verbal melainkan melalui
yaitu (1) tuturan bermodus deklaratif, (2) isyarat atau tanda.
tuturan bermodus interogatif, dan (3) tuturan
bermodus imperatif. Rekapitulasi 3. Bentuk Tindak Tutur Bermodus
kemunculan data dapat dilihat dalam tabel di Deklaratif
bawah ini : Dalam setiap tuturan yang diucapkan
Tabel 01 : Rekapitulasi Kemunculan oleh penutur dan lawan tutur ada yang
Bentuk Tindak Tutur menggunakan tuturan deklaratif. Tuturan
No Bentuk Jumlah Persentase tersebut isinya hanya meminta lawan tutur
Tuturan Kemunculan untuk menaruh perhatian, sebab maksud
1 Imperatif 40 41,60 % penutur hanya memberitahukan informasi
2 Interogatif 34 35,40% atau sesuatu. Artinya penutur tidak
3 Deklaratif 22 23,00% mengharapkan adanya komentar, tidak ada
Jumlah 96 100 % kewajiban juga lawan tutur untuk
mengomentari.
1. Bentuk Tindak Tutur Bermodus
Imperatif b. Fungsi Tindak Tutur
Bentuk tindak tutur imperatif adalah Setiap tindak tutur mempunyai
tuturan yang mengandung maksud fungsi. Fungsi tindak tutur tersebut tampak
memerintah dengan harapan agar lawab tutur pada maksud atau tujuan dari tuturan yang
melaksanakan isi tuturan. Tuturan dengan disampaikan. Oleh karena itu, prinsip
maksud atau fungsi memerintah secara garis kesantunan berbahasa dibutuhkan dalam
besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu, penggunaan tindak tutur ini, untuk
fungsi suruhan dan fungsi larangan. melemahkan atau memperlembut sifat tidak

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 43


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

sopan yang secara intrinsic terkandung di 2. Fungsi Tindak Tutur Direktif


dalam tujuannya. Fungsi direktif adalah fungsi tindak
Hal ini dilakukan agar kedua belah tutur ilokusi bertujuan untuk meminta lawan
pihak saling menghormati atau saling tutur melakukan sesuatu untuk menghasilkan
menguntungkan satu sama lainnya dan tidak suatu efek terhadap tindakan yang dilakukan
saling merugikan. Adapun kesantunan fungsi oleh penutur. Tindak tutur direktif adalah
tindak tutur yang ditemukan dalam penelitian tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya
ini adalah (1) fungsi tindak tutur asertif agar mitra tutur melakukan tindakan sesuai
meliputi, menyatakan menerima/ menolak, apa yang disebutkan di dalam tuturannya.
mengusulkan, mengeluh, (2) fungsi tindak Tindak tutur direktif disebut juga dengan
tutur direktif meliputi, memesan, tindak tutur impositif. Yang termasuk ke
memerintah, memohon, member nasihat, dalam tindak tutur jenis ini antara lain tuturan
meminta (3) fungsi tindak tutur komisif meminta, mengajak, memaksa, menyarankan,
meliputi, menjajikan, (4) fungsi tindak tutur mendesak, menyuruh, menagih, memerintah,
ekspresif meliputi, mengucapkan terima mendesak, memohon, menantang, memberi
kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf. aba-aba.
Fungsi deklaratif meliputi mengundurkan Pada penelitian ini, fungsi tindak tutur
diri, memberi nama, mengangkat (pegawai), direktif yang terdapat pada tuturan siswa
memecat dan sebagainya; tidak ditemukan Kelas IX Unggulan di SMP PGRI 3 Denpasar
dalam penelitian ini karena fungsi ilokusi yang meliputi memerintah, menuntut,
yang menyatakannya tidak relevan dengan melarang, meminta, mengajak, dan memberi
yang terjadi di lingkungan sekolah. nasihat.
Rekapitulasi kemunculan data dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini : 3. Fungsi Tindak Tutur Ekspresif
Tabel 02: Rekapitulasi Kemunculan Tindak tutur ini disebut juga dengan
Fungsi Tindak Tutur tindak tutur evaluatif. Tindak tutur ekspresif
No Fungsi Jumlah Persentase adalah tindak tutur yang dimaksudkan
Tuturan Kemunculan penuturnya agar tuturannya diartikan sebagai
1 Direktif 73 76,04 % evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam
2 Asertif 12 12,50% tuturan itu, meliputi tuturan mengucapkan
3 Ekspresif 9 9,40% terima kasih, mengeluh, mengucapkan
4 Komisif 2 2,06 selamat, menyanjung, memuji, meyalahkan,
Jumlah 96 100 % dan mengkritik. Fungsi tindak tutur ekspresif
siswa Kelas IX Unggulan di SMP PGRI 3
1. Fungsi Tindak Tutur Asertif Denpasar meliputi tuturan memuji,
Fungsi asertif bermaksud mengucapkan
menyampaikan sesuatu berkaitan dengan
kebenaran proposisi atau pernyataan yang 4. Fungsi Tindak Tutur Komisif
diungkap. Yang termasuk tindak tutur jenis Tindak tutur komisif yaitu tindak
ini adalah tuturan menyatakan, menuntut, tutur yang berfungsi untuk mendorong
mengakui, menunjukkan, melaporkan, pembicaraan melakukan sesuatu seperti
memberikan kesaksian, menyebutkan, berjanji, bernazar, bersumpah, dan ancaman.
berspekulasi. Komisif terdiri atas 2 tipe, yaitu promises
a) Fungsi Tindak Tutur Asertif (menjanjikan) dan offers (menawarkan)
Memberitahukan (Ibrahim, 1993). Fungsi komisif adalah
Fungsi tindak tutur asertif bentuk tindak tutur ilokusi bertujuan untuk
memberitahukan terdapat pada tuturan siswa menyampaikan sesuatu yang terikat pada
Kelas IX Unggulan di SMP PGRI 3 suatu di masa depan. Pada penelitian ini,
Denpasar. fungsi tindak tutur komisif yang terdapat

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 44


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

pada tuturan siswa Kelas IX Unggulan di Temuan penelitian ini menunjukkan


SMP PGRI 3 Denpasar hanya fungsi berjanji. bahwa di dapatkan 96 tindak tutur yang
Hasil penelitian ini menemukan dilakukan oleh siswa Kelas IX Unggulan
semua fungsi tindak tutur asertif, fungsi dalam komunikasi di sekolah. Temuan yang
tindak tutur direktif, fungsi tindak tutur telah diuraikan di atas memiliki makna yang
ekspresif, dan fungsi tindak tutur komisif. penting. Implikasi dari penelitian ini bahwa
Terjadi pada tindak tutur siswa Kelas IX peneliti mendorong semua pihak untuk
Unggulan selama berlangsungnya meningkatkan kualitas dan mutu
komunikasi di sekolah SMP PGRI 3 pembelajaran dengan melakukan penelitian
Denpasar. Bila diurutkan jumlah kemunculan maupun pengembangan kemampuan bentuk,
fungsi tindak tutur siswa yang paling fungsi dan jenis tindak tutur guru pada
dominan adalah fungsi tindak tutur siswa pembelajaran, terutama kepada lembaga
bermodus direktif sebanyak 73 tuturan (76.04 pendidikan terutama sekolah, hasil penelitin
%), fungsi tindak tutur siswa asertif sebanyak ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah
12 tuturan (12.50 %), fungsi tindak tutur antara lain tentang proses komunikasi dalam
siswa bermodus komisif 2 tuturan (2.06 %), penggunaan bahasa yang terjadi antarsiswa.
dan fungsi tindak tutur bermodus ekspresif Lembaga pendidikan seperti sekolah
sebanyak 9 tuturan (9.40 %). hendaknya mulai mengkritisi temuan-temuan
Tabel 03 : Rekapitulasi Kemunculan Jenis penelitian yang berkecimpung dalam dunia
Tindak Tutur pendidikan. Hasil penelitian akan sangat
N Jenis Jumlah Persen membantu mewujudkan pendidikan yang
o Tuturan Kemuncula tase lebih baik. Hasil penelitian ini hendaknya
n dijadikan sebagai bahan acuan bagi lembaga
1 Tindak 93 96,80 % pendidikan, terlebih siswa. Acuan yang
Tutur dimaksud adalah siswa harus lebih
Langsung memahami cara bertutur mengingat interaksi
Literal yang mereka lakukan sehari-hari tidak akan
2 Tindak 3 3,20 bisa dilepaskan dari aktivitas bertutur dan
Tutur percakapan.
Tidak Hasil penelitian ini memang tidak
Langsung bersangkutan secara langsung dengan materi
Literal ajar, namun hasil penelitian ini memiliki
Jumlah 96 100 % pengaruh yang kuat terhadap
keberlangsungan komunikasi yang dilakukan
a) Tindak Tutur Langsung Literal antarsiswa yang terjadi di sekolah baik di
Tindak tutur langsung literal adalah dalam Kelas maupun di luar Kelas. Interaksi
tindak tutur yang diutarakan dengan modus komunikasi yang dilakukan siswa
tuturan dan makna yang sama dengan maksud menggunakan bahasa sebagai media utama.
penyampaiannya. Bahasa digunakan dalam percakapan yang
merupakan salah satu bentuk interaksi di
b) Tindak Tutur Tidak Langsung Literal sekolah. Sehingga alangkah baiknya jika
Tindak Tutur Tidak Langsung Literal siswa memahami dengan baik bagaimana
(Indirect Literal Speech Act) adalah tindak bentuk, fungsi dan jenis tuturan yang mereka
tutur yang disampaikan dengan modus gunakan dalam interaksi komunikasi di
kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan sekolah.
tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak Hasil penelitian ini menemukan
memiliki makna yang sama dengan maksud semua bentuk tuturan deklaratif, interogatif,
penuturnya. dan imperatif. Terjadi pada tindak tutur siswa
Kelas IX Unggulan selama berlangsungnya
Implikasi Penelitian komunikasi di sekolah. Bila diurutkan jumlah

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 45


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

kemunculan bentuk tindak tutur siswa yang menuntut, diikuti oleh fungsi asertif yang
paling dominan adalah tindak tutur siswa meliputi memberi pendapat, mengusulkan,
bermodus imperatif sebanyak 40 tuturan dan mengajak. Selanjutnya diikuti oleh fungsi
(41.60 %), kemudian tindak tutur guru komisif yang meliputi menjanjikan serta
bermodus interogatif sebanyak 34 tuturan fungsi ekspresif yang meliputi memberi maaf
(35.40 %), dan urutan yang ketiga bentuk dan memuji. Keberadaan fungsi direktif dan
tindak tutur bermodus deklaratif sebanyak 22 fungsi asertif yang lebih dominan dalam
tuturan (23.00 %). tindak tutur siswa menunjukkan bahwa kedua
fungsi tersebut yang paling umum digunakan
oleh siswa dalam komunikasi di sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN Jenis tindak tutur yang digunakan
Bentuk tindak tutur yang digunakan secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu
siswa Kelas IX Unggulan selama tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak
berkomunikasi di sekolah adalah bentuk langsung. Berdasarkan hal tersebut
tindak tutur bermodus deklaratif, bentuk ditemukan jenis tindak tutur langsung literal
tindak tutur bermodus interogatif, dan bentuk dan jenis tindak tutur tidak langsung literal.
tindak tutur bermodus imperatif. Masing- Jenis tindak tutur langsung literal
masing penggunaan bentuk tuturan menggunakan tutur bermodus imperatif
disesuaikan dengan perkembangan situasi karena tindak tutur yang diutarakan
pembelajaran. Kemunculan bentuk tindak maknanya sama dengan maksud
tutur siswa Kelas IX Unggulan selama pengutaraannya yaitu memerintah. Jenis
berkomunikasi di sekolah yang paling tindak tutur tidak langsung literal yang
dominan adalah bentuk tindak tutur bermodus digunakan oleh siswa dalam komunikasi
imperatif, kemudian bentuk tindak tutur adalah tuturan bermodus interogatif. Tuturan
bermodus interogatif, dan bentuk tindak tutur tersebut dimaksud untuk menyuruh mitra
bermodus deklaratif. tutur membersihkan sesuatu, namun modus
Fungsi tindak tutur siswa yang yang digunakan kalimat berita. Penggunaan
dinyatakan dalam komunikasi di sekolah tindak tutur langsung bertujuan agar mitra
meliputi fungsi asertif, fungsi direktif, fungsi tutur dalam hal ini siswa agar lebih mudah
ekspresif, dan fungsi komisif. Fungsi asertif memahami apa yang diinginkan oleh penutur
yang dinyatakan siswa terhadap lawan tutur (siswa).
meliputi : memberi pendapat, mengusulkan, Hasil penelitian ini diharapkan
dan mengajak. Fungsi direktif yang mampu menambah ilmu pengetahuan di
dinyatakan siswa meliputi : memesan, bidang pendidikan bahasa. Khususnya terkait
memerintah, memohon, memberi nasihat, dengan teori tindak tutur. Dengan
meminta, dan menuntut. Fungsi ekspresif diperolehnya deskripsi dan penjelasan
yang dinyatakan siswa meliputi : memberi mengenai bentuk tindak tutur, fungsi tindak
maaf dan memuji. Sedangkan fungsi komisif tutur, dan jenis tindak tutur siswa Kelas IX
yang dinyatakan siswa adalah menjanjikan. Unggulan dalam berkomunikasi di sekolah
Temuan penelitian, memperlihatkan bahwa SMP PGRI 3 Denpasar, para ahli dapat
fungsi tindak tutur siswa dalam komunikasi mengembangkan dan menciptakan teori
di sekolah pada umumnya bermodus tindak tutur yang diaplikatif dapat diterapkan
langsung. Adanya fungsi tindak tutur tersebut dalam membangun komunikasi yang baik
menunjukkan bahwa cenderung menyatakan dalam interaksi dalam komunikasi sehari-hari
maksud berdasarkan pemahaman bersama di sekolah. Dalam hal ini, dengan ditemukan
terhadap konteks pembicaraan. Fungsi tindak adanya karakteristik bentuk tindak tutur,
tutur siswa yang paling dominan muncul fungsi tindak tutur, dan jenis tindak tutur
selama pembelajaran di Kelas berupa direktif siswa diharapkan akan mampu memperluas
yang meliputi memesan, memerintah, kajian ilmu yang berkaitan dengan tindak
memohon, memberi nasihat, meminta, dan

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 46


Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN 1858 – 4543
PPs Universitas Pendidikan Ganesha

tutur dan secara langsung berkaitan terhadap Rahardi, K. 2005. Pragmatik: Kesantunan
pembelajaran. Imperatif Bahasa Indonesia.
Bagi peneliti selanjutnya, temuan Jakarta: Erlangga.
penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan,
pedoman serta bahan perbandingan untuk Rahardi, K. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta:
menambah referensi terkait disiplin ilmu Erlangga.
pragmatik khususnya tindak tutur. Teori yang
berkaitan terhadap tindak tutur sangat luas Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tehnik
dan sangat menarik untuk dijelajahi dan Analisis Bahasa: Pengantar
diharapkan penelitian ini mampu untuk Penelitian Wahana Kebudayaan
menumbuhkan ide-ide baru dari peneliti lain secara Linguistik. Yogyakarta :
yang masih berkaitan dengan tindak tutur Duta Wacana University Press.
serta dapat mengkaji lebih lanjut tentang
tindak tutur pada masyarakat. Sumarsono. 2009. Pragmatik. Singaraja:
Undiksha.
DAFTAR PUSTAKA
Thomas, J. 1995. Meaning in Interaction: An
Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Introduction to Pragmatics. New
Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. York: Longman.

Marzuki. 1986. Motode Riset. Yugyakarta : Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar
BPFE – UII. Pragmatik. Yogyakarta : Andi
Offset.
Miles, B.B., dan A. M Huberman. 1992.
Analisa Data Kualitatif. Jakarta :
UI Press.

Mahsun, M.S. 2007. Metode Penelitian


Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

JIPP, Volume 1 Nomor 1 Maret 2017 _____________________________________________________________ 47

Anda mungkin juga menyukai