1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
Nurjannah
Universitas Negeri Jakarta, Jln. Pemuda Jakarta Timur
e-mail: mama2afl@yahoo.co.id
Abstract
This study investigates the effectiveness of formative assessment adapted to the instructional media
towards science achivement of students by controlling prior knowledge. The research is an experiment
using 2 x 2 factorial design. The result show that, learning to use visual instructional media will be more
effective if formative assessment with worksheets, and if the learning uses conventional media will be more
effective if the formative assessment with quizzes.
Abstrak
Penelitian ini mengkaji efektivitas penilaian formatif dengan media pembelajaran ter-hadap hasil belajar
IPA siswa setelah mengontrol pengetahuan awalnya. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan
disain faktorit 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, belajar dengan menggunakan media
pembelajaran visual akan lebih efektif jika penilaian formatif dilakukan dengan LKS, dan jika
pembelajaran menggunakan media konvensional akan lebih efektif jika penilaian formatifnya dilakukan
melalui kuis.
Sains sebagai ilmu terdiri atas diukur dengan memberikan tes hasil
produk dan proses. Produk sains terdiri atas belajar.
fakta, konsep, prinsip, prosedur, teori, Standar Kompetensi (SK) dan
hukum, dan postulat. Produk-produk Kompetansi Dasar (KD) IPA di tingkat
tersebut diperoleh melalui serangkaian Sekolah Menengah Pertama merupakan
proses penemuan ilmiah dan melalui standar minimum yang secara nasional
metode iliniah yang didasarkan oleh sikap harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan
iliniah. Ditinjau dan segi proses, sains dalam pengembangan kurikulum di setiap
memiliki berbagai keterampilan, yaitu satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD
keterampilan dalam melakukan observasi, didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk
mengumpulkan data, melakukan penafsiran membangun kemampuan, bekerja iliniah,
dan hasil pengamatan, melakukan dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi
pengelompokan (klasifikasi), menyusun oleh guru. Adapun SK dan KD IPA
dugaan sementara (hipotesis) melakukan SMP/MTs kelas VII semester 2 adalah
kesimpulan sementara (inferensi), sebagai berikut
melakukan eksperimen, keterampilan
menggunakan alat dan bahan, menentukan
variabel dan suatu percobaan, dan
merumuskan suatu hasil percobaan atau
menarik kesimpulan.
Belajar menurut Gage (dalam Dahar
1984:11), belajar adalah suatu proses
organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Belajar sebagai suatu
perubahan perilaku artinya belajar melalui
suatu proses yang secara langsung atau
tidak memberikan dampak pada
kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik seseorang. Perubahan
perilaku sebagai dampak dan perubahan
kemampuan tersebut memberikan tanda
berupa perilaku terbuka yang dapat diamati
sebagai bukti dari suatu proses belajar yang
telah dilewati.
Menurut Suryabrata (2000:19) hasil
adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang
setelah melakukan suatu usaha. Bila
dikaitkan dengan belajar berarti hasil
menunjuk sesuatu yang dicapai oleh
seseorang yang belajar dalam selang waktu
tertentu. Hasil belajar termasuk dalam
kelompok atribut kognitif yang hasil
pengukurannya tergolong sebagai pendapat
yaitu respon yang bisa dinyatakan dalam
benar atau salah. Sementara yang dimaksud
dengan hasil belajar IPA adalah kompetensi
siswa dalam mata pela-jaran IPA setelah
melalui suatu proses pem-belajaran dan
76
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
77
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
78
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
Siswa (LKS). Kuis merupakan salah satu dilakukan oleh penilai. Pada tes uralan
bentuk penilaian yang dilakukan untuk unsur-unsur subjektivitas penilai sangat
mendapatkan informasi tentang prestasi mempengaruhi skor sebuah tes. Adapun
siswa. Instrumen yang digunakan dalam praktibilitas tes dikatakan tinggi, ji-ka tes
penilaian ini adalah tes. Kuis da-pat semakin bersifat praktis, yaitu mudah
menjadi salah satu cara untuk melakukan dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan
penilaian formatif di kelas, untuk dilengkapi dengan petunjuk yang jelas. Tes
mengetahui sejauh mana siswa telah yang ekonoinis ialah pelaksanaari tes yang
memahami materi yang diberikan dan juga tidak memerlukan biaya yang mahal,
menjadi masukan bagi guru untuk tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
memperbaiki metoda pembelajarannya. Ada beberapa hal yang perlu
lnstrumen yang digunakan dalam penilaian diperhatikan dalam menyusun sebuah tes.
ini adalah tes, sehingga selain Berdasarkan bentuk tesnya, menurut
menggunakan istilah kuis, istilah tes juga Sudjana (1990:-39-54), hal perlu
biasa digunakan dalam penilaian formatif diperhatikan dalam menyusun tes uraian,
yang biasa dilakukan di kelas. Tes adalah adalah (1) dan segi yang diukur, misalnya
salah satu jenis instrumen untuk yang ingin diukur adalah pemahaman
mendapatkan informasi dan mengukur konsepnya, aplikasi konsep, analisis konsep
kemampuan siswa terhadap suatu atau aspekaspek kognitif lainnya. (2) Segi
kompetensi tertentu. bahasa, sebaiknya menggunakan bahasa
Menurut Hamalik (2001:29-30), yang sederhana, singkat, dan jelas. (3)
bahwa dalam menyusun sebuah tes hal Teknis penyajian soal, hendaknya tidak
yang perlu diperhatikan adalah hakekat tes mengulang pertanyaan dengan materi yang
harus merefleksikan tujuan yang hendak sama, pembenian soal dengan waktu yang
dicapal oleh tes itu dan yang kedua, hakekat tersedia. (4) Segi jawaban, sebaiknya
tes ha-rus merefleksikan kondisi-kondisi pertanyaan yang diberikan telah tersedia
pelaksa-naan tes di mana tes tersebut akan jawabannya, begitu pula dengan skor yang
dilaksa-nakan. akan diberikan.
Sebuah tes yang dapat dikatakan Kuis adalah salah satu bentuk
baik sebagai alat pengukur, menurut evaluasi yang berbentuk tes yang dilakukan
Ailkunto, harus memenuhi persyaratan tes, di kelas untuk mengetahul kemampuan
yaitu memiliki validitas, reliabilitas, siswa mengenal materi-materi yang telah
objektivitas, praktikabilitas, dan ekonoinis diberikan. Kuis penelitian ini dilakukan di
(2002:57-63). Sebuah tes dikatakan valid akhir pembelajaran pada setiap satu pokok
jika suatu tes dapat dengan tepat mengukur bahasan.
apa yang hendak diukur. Sebuah tes Lembar kerja siswa merupakan
dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes yang bentuk penugasan yang diberikan kepada
diberikan kepada siswa berulang-ulang siswa yang tidak terbatas pada pemberian
akan menunjukkan hasil yang sama atau tes saja, tetapi lebih dan itu, terdapat pula
tetap, sehingga siswa akan tetap berada didalamnya tugas praktik ataupun tugas
dalam urutan (rangking) yang sama dalam pengamatan yang dikerjakan di kelas dan di
kelompoknya. Objektivitas le-bih rumah. Tugas-tugas tersebut dirangkum
menunjukkan kepada hal-hal yang dapat dalam sebuah lembar kerja yang diiniliki
mempengaruhi hasil tes, di mana terdapat oleh setiap siswa, dan dikerjakan secara
hal-hal yang dapat mempengaruhi individu maupun per kelompok. Namun
objektivitas sebuah tes, yaitu bentuk tes dan penilaiannya dalam hal ini dilakukan secara
penilai. Bentuk tes uraian akan dapat perorangan.
mengurangi objektivitas sebuah tes, Bentuk penilaian yang
terutama dalam masalah penskoran yang menggunakan LKS tersebut biasa juga
79
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
80
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
81
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
82
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
menerjemahkan pikiran dan komunikator sebagai totalitas pesan (message), yang tak
kepada komunikan. Kedua, proses dapat dipisahkan. Tidak seperti media
komunikasi secara sekunder adalah proses dalam bentuk televisi, film, radio, dan lain-
penyampaian pesan sekunder adalah proses lainnya yang tidak jelas tidak selalu
penyampaian pesan kepada orang lain dipergunakan.
dengan menggunakan sarana atau alat
sebagai media kedua setelah memakai 2. METODOLOGI PENELITIAN
lambang sebagai media pertama. Surat, Metode yang digunakan pada
telepon, teleteks, surat kabar, majalah, penelitian ini adalah metode eksperimen,
radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah dengan desain faktoriat 2X2. Variabel
media kedua yang sering digunakan dalam responnya adalah hasil belajar IPA, dengan
komunikasi. perlakuan bentuk penilaian formatif dan
Berdasarkan pendapat Onong dan penggunaan media pembelajaran. Sebelum
AECT tersebut, berarti bagi kalangan pelaksanaan eksperimen, terlebih dahulu
masyarakat, media komunikasi itu adalah dilakukan pengukuran pengetahuan awal
media kedua sebagaimana pendapat siswa yang akan diberikan perlakuan. Oleh
Onong, dan jarang yang menganggap karena itu pengetahuan awal siswa dapat
bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini dariyatakan sebagai covariable atau
disebabkan, bahwa bahasa sebagai lambang covariate dalam menerapkan model linear.
(symbol) beserta isi (content), yakni Desain penelitian dalam bentuk
perassan, yang dibawanya dipersepsi matriks adalah sebagai berikut.
.
Tabel 2. Desain Penelitian Eksperimen Faktonial 2x2
83
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
84
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
hitung (F0) = 0.003 dan Ft(0.05;1R6) = kecil dan F ta-bel, F0 (3.96) < Ft(O1ff6)
3.98. Hasil F hitung yang menunjukkan (3.98), berarti bahwa tidak terdapat
lebih kecil dan F tabel, F0 (0.0003) < perbedaan hasil belajar IPA antara
Fo.o5lU6) (3.98), berarti bahwa tidak kelompok siswa yang pembelajaran-nya
terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara menggunakan media visual dan hasil
kelompok siswa yang diberi penilaian belajar kelompok siswa yang
formatif dengan kuis dan kelompok siswa pembelajaran-nya menggunakan media
yang diberi penilaian formatif dengan LKS, konvensional, setelah mehilangkan
setelah mehilangkan pengaruh linear pengaruh linear pengetahuan awal siswa.
pengetahuan awal siswa. Interaksi bentuk penilaian formatif
Perbedaan hasil belajar ipa antara dan penggunaan media pembelajaran dalam
kelompok siswa yang pembelajarannya mempengaruhi hasil belajar IPA.
menggunakan media visual dan kelompok Berdasarkan persamaan regresi;
siswa yang pembelajarannya menggunakan
media konvensional (b1- 82). Y = p + (FM)!, + X + E,
Berdasarkan hasil perhitungan
analisis kovarians dan didapatkan nilai F maka hasil analisis varian untuk menguji
hitung (F0) = 3.96 dan Ft(0.O1q6) = 3.98. interaksi antar perlakuan disajikan pada
Hasil F hitung yang menunjukkan lebih tabel berikut.
Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai positif sehingga t0=6329 > tt(o0575)1.67.
F0 (19.951) > F0 05.3ff5) (272), ini berarti Dengan demikian pada kelompok siswa
bahwa H0 ditolak sehingga kesimpulannya yang pembelajarannya menggunakan
bahwa terdapat interaksi antara bentuk media visual, hasil belajar IPA kelompok
penilaian formatif dan penggunaan media siswa yang diberi penilaian formatif dengan
pembelajaran dalam mempengaruhi hasil lembar kerja siswa lebih tinggi dan hasil
belajar IPA siswa, setelah mengurangi belajar IPA kelompok siswa yang diberi
pengaruh linear pengetahuan awal siswa. penilaian formatif dengan kuis, setelah
Perbedaan hasil belajar IPA antara mengurangi pengaruh linear pengetahuan
kelompok siswa yang diberi penilaian awal siswa.
formatif dengan kuis dan kelompok siswa Perbedaan hasil belajar ipa antara
yang diberi penilalan formatif dengan kelompok siswa yang diberi penilaian
lembar kerja siswa, pada kelompok siswa formatif dengan kuis dan kelompok siswa
yang pembelajarannya menggunakan yang diberi penilaian formatif dengan
media visual (a1b1- a2b1) lembar kerja sis-wa, pada kelompok siswa
Berdasarkan analisis kovarian I yang pembelajar-annya menggunakan
dengan persamaan regresi model I (tabel media konvensional (a1b2- a2b2)
4.24, hal. 131 ), H0 y _ 0 ditolak, karena Berdasarkan analisis kovarian 2
berdasarkan hipotesis, koefisieri y3 adalah dengan persamaan regresi model II (tabel
85
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
86
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
87
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
ingin disampaikan, dan akibatnya lebih tinggi dari hasil belajar IPA kelompok
menunurunnya retensi siswa terhadap siswa yang diberikan penilaian formatif
materi yang diajarkan. Hal ini bisa saja dengan lembar kerja sis-wa (LKS), adalah
terjadi dan hal ini bukan hanya terjadi pada tidak teruji. Hipotesis yang menyatakan
penelitian ini saja. Hasil penelitian Cepni bahwa hasil belajar IPA kelompok siswa
dkk, yang berjudul “The Effect of yang pembelajarannya menggunakan
Computer-Assisted material on Students’ media visual lebih tinggi dari hasil belajar
Cognitive le-vels, Inisconceptions and IPA kelompok siswa yang
Attitudes Toward Science’, menunjukkan pembelajarannya menggunakan media
bahwa penggunaan komputer sebagai alat konvensional, adalah tidak teruji.
bantu pembelajaran tidak mempengaruhi Terdapat interaksi antara bentuk
pemahaman dan sikap siswa terhadap penilaian formatif dan penggunaan media
materi yang diberikan. visual terhadap hasil belajar IPA siswa,
Hasil uji hipotesis 7, menunjukkan setelah mengurangi pengaruh linear
hasil belajar IPA kelompok siswa yang pengetahuan awal siswa. Pada kelompok
pembelajarannya menggunakan media siswa yang pembelajarannya menggunakan
visual lebih tinggi dari kelompok siswa media visual, hasil belajar IPA kelompok
yang pembelajarannya menggunakan siswa yang diberi penilaian formatif dengan
media konvensional pada kelompok siswa kuis lebih rendah dan basil belajar IPA
yang penilaian formatifnya dengan LKS. kelompok siswa yang diberi penilaian
Hal ini sangat jelas bahwa pembelajaran formatif dengan lembar kerja siswa.
yang menggunakan media visual Pada kelompok siswa yang
memberikan kepada siswa penjelasan pembelajarannya menggunakan media
materi dan pemahaman yang lebih baik dari konvensional, hasil belajar IPA kelompok
pada pembelajaran dengan media siswa yang diberi, penilaian formatif
konvensional, apalagi didukung dengan dengan kuis lebih tinggi dan hasil belajar
bentuk penilaian formatif yang cocok, yang IPA kelompok siswa yang diberi penilaian
telah diuji pada hipotesis sebelumnya. Jika formatif dengan lembar kerja siswa, setelah
kelompok siswa dalam pembelajarannya mengurangi pengaruh linear pengetahuan
dengan media konvensional, dan kemudian awal siswa. Hipotesis yang menyatakan
bentuk penilaian formatifnya dengan bahwa hasil belajar IPA kelompok siswa
memberikan lembar kerja siswa akan yang pembelajarannya menggunakan
membuat kelompok siswa tersebut media visual lebih tinggi dan hasil belajar
mengalami kebosanan dan ketidakseriusan IPA kelompok siswa yang
dalam mengerjakan tugas LKS yang pembelajarannya menggunakan media
dibedakan. Tidak adanya penegasan yang konvensional pada kelompok siswa yang
sifat dalam pembelajaran di kelas diberi penilaian formatif dengan kuis,
berdampak pada rendahnya hasil belajar adalah tidak teruji. Pada kelompok siswa
IPA kelompok siswa tersebut. yang diberi penilaian formatif dengan
lembar kerja siswa, hasil belajar IPA
4. PENUTUP kelompok siswa yang pembelajarannya
Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan media visual lebih tinggi dan
maka kesimpulan yang dapat diambil hasil belajar IPA kelompok siswa yang
setelah kontrol pengaruh linear dari pembelajarannya tanpa media visual.
pengetahuan awal siswa adalah sebagat
berikut. 5. DAFTAR PUSTAKA
Hipotesis yang menyatakan bahwa
hasil belajar PA kelompok siswa yang Anonimous. (2007). Formative Feedback,
diberikan penilaian formatif dengan kuis University of Technology. Sydney:
88
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
89
Jurnal Parameter Volume 29 No. 1
DOI : doi.org/10.21009/parameter.291.08
P-ISSN : 0216-26IX
90