PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah memiliki peranan penting di dalam kehidupan tanaman. Selain sebagai
sebagai media tumbuh tumbuhan, tanah juga sangat mempengaruhi perkembangan
tumbuhan yang disebabkan karena tanah menyediakan unsur-unsur hara yang
diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Ketergantungan ini bersifat
mutlak sejak tanaman masih kecil. Peradaban yang besar seakan-akan menuntut
setiap wilayah memiliki tanah yang baik sebagai sumber alam yang akan diolah
secara optimal. Hal ini tentunya akan terwujud apabila mereka tetap menjaga
kesuburan tanah.
Kemudahan tanah untuk berpenetrasi sangat bergantung pada ruang pori-
pori yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah (tekstur). Tekstur merupakan
salah satu sifat terpenting tanah. Tekstur tanah menunjukkan butir-butir mineral,
terutama perbandingan relatif berbagai golongan tanah tertentu. Atau dengan kata
lain, tekstur tanah itu menunjukkan perbandingan komposisis partikel penyusun
tanah yang ditunjukkan dengan perbandingan proporsi relatif antara pasir, debu,
dan liat. Sistem USDA dan sistem internasional biasanya digunakan untuk
menetukan klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi – fraksi tanah.
Semakin poreus tanah semakin mudah akar untuk melakukan penetrasi,
serta air dan udara semakin mudah untuk sirkulasi didalam tanah, akan tetapi
makin mudah pula air hilang dari tanah, dan seterusnya. Semakin tidak poreus
tanah, semakin susah pula akar untuk berpenetrasi, ditambah lagi air dan udara
sulit untuk bersirkulasi sehingga keadaan drainase dan aerasinya buruk, tetapi air
tidak mudah hilang dari tanah. Oleh karena itu, suatu tanah dikatakan sebagai
tanah yang baik apabila kondisi aerasi dan drainasenya baik atau terbilang ideal
untuk pertumbuhan suatu jenis tanaman. Sehingga tanah yag bertekstur debu dan
lempung akan memiliki ketersediaan air dan udara yang optimum bagi tanaman,
akan tetapi dari segi penyediaan nutrisi tanah lempung lebih baik daripada tanah
berstruktur debu.
Berdasarkan uraian di atas, maka sangatlah penting untuk mengetahui
tekstur tanah sebelum kita menanam suatu jenis tanaman untuk hasil yang
optimal. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tekstur tanah, yaitu
metode feeling, metode pipet, dan metode hydrometer. Metode feeling untuk
menentukan tekstur tanah sering kali dinakan di lapangan yang hanya
mengandalkan indra perasa. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang sangat
teliti, maka digunakanlah metode hyrometer dalam langkah penelitian dan
pengamatan tekstur tanah.
Tekstur Ciri
Pasir Rasa kasar jelas
Tidak membenuk bola dan gulungan
Tidak melekat
Pasir berlempung Rasa kasar sangat jelas
Membentuk bola yang mudah sekali
ancur
Sedikit sekali melekat
Lempung berpasir Rasa kasar agak jelas
Membentuk bola yang agak keras tetapi
mudah hancur
Lempung Rasa tidak kasar dan tidak licin
Membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan yang
mengkilat
Agak melekat
Debu Rasa licin sekali
Membentuk bola yang teguh bila kering,
membentuk gulungan jika dipirid dan
gulungan mudah hancur
Melekat
Lempung berliat Rasa agak kasar
Membentuk bola agak teguh bila kering,
membentuk gulungan jika dipirid dan
gulungan mudah hancur
Melekatnya sedang
Lempung liat berpasir Rasa agak halus
Membentuk bola agak teguh bila kering,
membentuk gulungan jika dipirid dan
gulungan mudah hancur
Melekat
Lempung liat berdebu Rasa jelas licin
Membentuk bola teguh, gulungan
mengkilat
Melekat
Liat berpasir Rasa licin agak kasar
Membentuk bola bila dalam keadaan
kering sukar dipijit, mudah digulung
Meleka sekali
Liat berdebu Rasa agak licin
Membentuk bola bila dalam keadaan
kering sukar dipiji, mudah digulung
Melekat sekali
Rasa berat
Liat Membentuk bola yang baik
Melekat sekali
Tabel 1. Penetapan kelas tekstur tanah dengan feeling method.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan, maka diperoleh data
sebagai berikut:
Lapisan Tanah
Tekstur I II III
Licin/Halus/Kasar Sedikit Kasar Halus Sedikit Licin
Lekat/Mudah Lepas Mudah Lepas Sedikit Lekat Lekat
Bisa Digulung/Tidak Bisa Digulung Bisa Digulung Bisa Digulung
Dibengkokkan
Patah Patah Tidak Patah
Patah/Tidak
Lempung Lempung liat Lempung liat
Kelas tekstur
berpasir berpasir berdebu
Tabel 2. Hasil pengujian tekstur tanah
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, tekstur tanah yang ada di lokasi Ex Farm
Universitas Hasanuddin dapat dilihat bahwa lapisan pertama tanah memiliki
tekstur sedikit kasar. Sedikit kasar ini memaparkan bahwa lapisan pertama ini
memiliki pasir yang lebih banyak dibanding debu dan liat. Tekstur tanah mudah
lepas, sehingga lapisan pertama ini termasuk kelas tekstur lempung berpasir. Hal
ini dibuktikan ketika tanah dibengkokkan akan patah dan rasa kasar dari tanah
jelas.
Pada lapisan kedua tanah memiliki tekstur halus. Sehingga hal menjelaskan
bahwa lapisan kedua ini memiliki kandungan debu, pasir, dan liat yang sama.
Tekstur tanah sedikit lekat, sehingga lapisan kedua ini termasuk kelas tekstur
lempung liat berpasir. Hal ini dibuktikan dengan ciri, tanah melekat dan rasa agak
halus ketika diraba.
Pada lapisan ketiga tanah memiliki sedikit licin. Sehingga hal menjelaskan
bahwa lapisan ketiga ini memiliki kandungan debu yang banyak daripada liat
namun kandungan pasirnya tidak ada. Tekstur tanah lekat, sehingga lapisan ketiga
ini termasuk kelas tekstur lempung liat berdebu. Hal ini dibuktikan dengan ciri,
tanah rasa jelas licin dan melekat.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Lapisan pertama memiliki kelas tekstur lepung berpasir dengan ciri rasa kasar
sangat jelas.
2. Lapisan kedua memiliki kelas tekstur lempung liat berpasir dengan ciri rasa
agak halus, dan melekat.
3. Lapisan ketiga memiliki kelas tekstur lempung liat berdebu dengan ciri rasa
jelas licin dan melekat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan analisis ukuran partikel (tekstur) tanah diketahu
bahwa tanah memiliki tekstur yang berbeda – beda, tanah – tanah yang memiliki
tekstur yang baik sebaliknya dipertahankan agar dapat digunakan sebagai lahan
yang efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA