Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, orang-orang berlomba dalam


menciptakan hasil karya. Banyak hal yang bisa diciptakan dengan mudah dengan
memanfaatkan teknologi. Teknologi-teknologi yang dihasilkan tentunya harus
memiliki daya saing yang tinggi untuk bisa bersaing. Banyak hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat suatu karya yang berkualitas dan mampu bersaing
diantaranya bahan yang digunakan. Dalm pemilihan bahan, harus disesuaikan
dengan apa tujuan produk yang akan dibuat, memperhitungkan estimasi biaya
yang digunakan dan efisiensi penggunaan bahan. Selain itu, juga perlu memahami
sifat dan jenis bahan yang akan digunakan, contohnya logam dan kayu.
Pemahaman tentang logam dan kayu harus diketahui sebelum melakukan
pemilihan atau penggunaan bahan dalam pembuatan suatu objek karena akan
berpengaruh pada objek tersebut baik meliputi ketahanan, umur ekonomis
maupun lokasi yang akan di jadikan sebagai penempatan objek tersebut. Kayu
yang terdiri dari beberapa jenis dan tersusun dari beberapa unsur memiliki sifat
dan karakteristik yang berbeda, begitu pula dengan logam.Terdapat beberapa jenis
kayu yang sering di gunakan dan biasanya di bedakan berdasarkan kelas.Dimana
kelas ini ditentukan sesuai dengan tingkat kekerasan kayu tersebut.Begitu pula
dengan logam yang terdiri dari beberapa jenis berdasarkan unsur penyusunnya.
Logam lebih banyak dimanfaatkan dibandingkan dengan unsur-unsur bukan
logam yang lain, karena logam mempunyai kelebihan tersendiri. Logam
mempunyai sifat-sifat khusus seperti ulet, dapat menghantar panas dan dapat
menghantar listrik dengan baik. Jelas sekali bahwa logam penting sekali bagi
kemajuan peradaban dunia, khususnya bagi dunia rekayasa modern.Salah satu
contoh logam yang sangat banyak penggunaannya ialah Baja. Namun, tidak bisa
dipungkiri pula bahwa kayu juga memiliki peran yang sangat penting dalam
pembuatan produk, karena ada sifat-sifat kayu yang tidak dimiliki logam.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum Pengenalan
Kayu dan Logam agar mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya kayu dan
logam serta mengetahui jenis-jenis kayu dan logam, serta sifat-sifat kayu dan
logam.
1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum Pengenalan Kayu dan Logam adalah agar mahasiswa dapat
memahami terbentuknya kayu, dapat mengetahui jenis-jenis kayu, memahami
proses terbentuknya logam dan mengetahui jenis-jenis logam. Adapun kegunaan
dari praktikum Pengenalan Kayu dan Logam, yaitu dengan mengetahui jenis-jenis
dari logam maupun kayu mahasiswa nantinya sudah dapat menentukan bahan atau
material yang cocok untuk suatu produk.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi atau pengayuan. Penyebab terbentuknya
kayu adalah akibat akumulasi seluosa dan lignin pada dinding sel berbagai
jaringan di batang kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot, bahan bangunan, bahan kertas dan banyak lagi. Kayu
juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Kayu mempunyai keuntungan yaitu mempunyai daya penahan tinggi terhadap
pengaruh listrik dan bahan kimia, kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah,
mudah dalam pengerjaan, mudah didapat dalam waktu yang relatif singkat dan
kayu dapat menahan getaran. Kayu juga memiliki kerugian yaitu kurang
homogen, dapat memuai dan menyusut, mudah terbakar, perawatannya lebih sulit
dan mudah dimakan rayap (Salim, 2016).

2.2. Jenis-Jenis Kayu

Menurut Salim (2016), bahwa jenis-jenis kayu dibagi menjadi 7 yaitu:


a. Kayu Jati
Warna coklat muda jika sudah lama terkena cahaya dan udara, warnanya
menjadi sawo matang. Banyak dipergunakan untuk perabot rumah tangga, dan
pada bangunan rumah seperti kusen, daun pintu, jendela, dinding, lantai loteng,
dan sebagainya.
b. Kayu Rasmala
Warnanya merah dan coklat kehitam-hitaman. Banyak digunakan untuk
rangka atap, balak, loteng, tiang-tiang, dan lain sebagainya. Kayu ini tahan
terhadap rayap dan jika terlindung iklim tidak menyebabkan banyak perubahan
kadar lengas tahan terhadap bubuk.
c. Kayu Merawan
Warnanya coklat muda yang lama kelamaan menjadi coklat tua. Banyak
digunakan untuk bangunan rumah dan perabotan dan banyak didapat di Sumatera
dan Kalimantan.
d. Kayu Merbau
Warnanya coklat muda dan jika telah lama akan menjadi coklat tua. Banyak
dipergunakan untuk bangunan dilua dan atap karena kuat serta tahan terhadap
rayap, pengembangan dan penyusunan kecil. Karena tingginya kadar O2 paku atau
baut ataupun bahan yang terbuat dari besi yang berhubungan dengan kayu
tersebut. Kejelekan kayu ini adalah mudah terbakar.
e. Kayu Meranti
Terdiri dari dua jenis yaitu meranti merah dan meranti putih. Kayu ini banyak
digunakan untuk kasau, reng, bangunan yang ringan, papan, cetakan, beton, tiang
papan cetakan, dan lain-lain.
f. Kayu Kamfer
Berwarna kuning kemerah-merahan. Kayu ini tahan bubukan tetapi tidak
tahan rayap. Oleh karena itu bangunan ini hanya digunakan untuk
bangunan-bangunan bawah atap, seperti angka atap, balok loteng, papan loteng,
dan sebagainya.
g. Kayu Zeungiing
Warnanya putih dan coklat muda. Kayunya agak lunak dan kemang susutnya
sangat besar namun agak terhadap rayap. Banyak dipakai untuk bangunan
sederhana dan baik sekali untuk bangunan dengan kontruksi paku.

2.3. Sifat Kayu

Menurut Sucipto (2009), disamping sekian banyak sifat-sifat kayu yang


berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu
yaitu :
a. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vetrtikal dan sifat simetri radial.
b. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan
hemiselulosa ( unsur karbohidrat) serta berupa lignin ( non-karbohidrat ).
c. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya ( longitudinal, tangensial dan
radial ). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding
sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu
vertikal dan horisontal pada batang pohon.
d. Bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya
akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekitarnya.
e. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar
terutama jika kayu dalam keadaan kering.
Kayu merupakan salah satu jenis komoditi hasil hutan yang banyak
dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, mulai dari yang sederhana
samapai kepada bahan lux atau mewah serta bahan bangunan. Kayu sangat
penting bagi kehidupan manusia karena segala bidang kehidupan memerlukan
kayu. Setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kima, fisik atau
mekaniknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu diantaranya adalah
faktor biologis, kadar air, berat jenis kayu (Safri dan Aidi, 2011).
Untuk kepentingan penggunaan dan penetapan nilai jual, berbagai jenis kayu
perdagangan dikelompokkan menurut sifat kekuatan (kelas kuat) dan
keawetannya (kelas awet). Kelas kuat kayu ditentukan berdasarkan berat jenis
(BJ), keteguhan lengkung mutlak dan keteguhan tekan mutlak kelas awet kayu
berkorelasi dengan berat jenis dan kandungan zat ekstraktif. Kualitas kayu juga
ditentukan oleh bagaimana perlakuan terhadap kayu tersebut, bila kayu dirawat
dengan baik maka kayu juga akan baik (Safri dan Aidi, 2011).
Menurut Safri dan Aidi (2011), di Indonesia sifat kekuatan kayu dibagi
menjadi 5 kelas kuat yaitu :
1. Kelas kuat I (sangat kuat).
2. Kelas kuat II (kuat).
3. Kelas Kuat III ( Kurang kuat).
4. Kelas kuat IV (tidak kuat).
5. Kelas kuat V (sangat tidak kuat).
Menurut Safri dan Aidi (2011), sifat-sifat kayu yang penting diketahui
kaitannya dengan kekuatan kayu, yaitu:
a. Kekuatan lengkung digunakan untuk menentukan beban yang dapat dipikul
suatu gelagar.
b. Kekuatan tekan sejajar serat digunakan untuk menentukan beban yang dapat
dipikul suatutiang atau pancang yang pendek.
c. Tekanan tegak lurusserat digunakan untuk dalam rancangan
sambungan-sambungan antara siku-siku kayu dalam suatu bangunan dan pada
penyangga gelagar.
d. Kekuatan tarik sejajar serat digunakan untuk siku bawah (busur) pada
penopang kayu dan dalam rancangan sambungan antara siku-siku bangunan.
e. Kekuatan geser sejajar seratsering digunakan untuk menentukan kapasitas
beban yang dapat dipikul oleh gelagar pendek.
f. Keuletan merupakan ukuran banyaknya kerja yang dikeluarkan untuk
memecahkan contoh uji kecil dengan pukulan.
g. Kekenyalan merupakan diukur dengan banyaknya energi yang diserap apabila
sepotong kayu dibengkokkan dalam kisaran elastisitasnya.
h. Kekerasan sisi merupakan hubungan dnegna ketahanannya terhadap lekukan
seperti untuk rantai.
i. Usaha sampai beban maksimal yaitu ukuran energi yang diserap oleh
contoh-contoh uji kecil dibengkokkan perlahan-lahan.
j. Modulus elastisitas yaitu ukuran ketahanan terhadap pembengkokan, yaitu
berhubungan langsung dengan kekakuan gelagar juga suatu faktor kekuatan
tiang yang panjang.

2.4. Pengertian Logam

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, mengkilap, dan umumnya mempunyai titik cair yang
tinggi. Logam pada umumnya terdapat dialam dalam bentuk bijih-bijih berupa
batuan atau mineral berdasarkan jenisnya. Logam digolongkan kedalam dua jenis
yaitu logam ferro dan non-ferro (Salim, 2016).
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai
sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam
logam lainnya. Logam ferro terdiri dari komposisi kimia yang sederhana antara
besi dan karbon. Masuknya unsur karbon ke dalam besi dengan berbagai cara,
sedangkan logam non-ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur besi (Fe) (Riadi, 2012).
2.5. Bahan Logam

Menurut Sofyan (2010), logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu logam
ferro atau logam besi dan logam non-ferro yaitu logam bukan besi.
2.5.1. Logam Ferro (Besi)
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai
sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan
bermacam-macam logam lainnya. Logam ferro terdiri dari komposisi kimia yang
sederhana antara besi dan karbon. Menurut Jenis logam ferro adalah sebagai
berikut:
a. Besi tuang
Komposisinya yaitu besi dan karbon.Kadar karbon sekitar 4%, sifatnya rapuh
tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam
tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan ragum,
bagian-bagian mesin bubut, bloksilinder dan cincin torak.
b. Besi tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat,
dan tidak dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat
rantai jangkar, kait keran dan landasan kerja pelat.
c. Baja lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1%-0,3%, mempunyai
sifat dapat ditempa dan liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa dan
keperluan umum dalam pembangunan.
d. Baja karbon sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar 0,4%-0,6%. Sifat lebih kenyal
dari yang keras.Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel
baja.

e. Baja karbon tinggi


Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7%-1,5%. Sifat dapat
ditempa, dapat disepuh keras, dan dimudakan.Digunakan untuk membuat kikir,
pahat, gergaji, tap, stempel dan alat mesin bubut.
f. Baja karbon tinggi dengan campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau tungsten.
Sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras,
dan dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin bubut dan alat-alat mesin.
2.5.2. Logam Non-ferro
Logam non-ferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Logam
non-ferro antara lain sebagai berikut :
a. Tembaga (Cu)
Warna coklat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik untuk
penghantar panas, listrik, dan kukuh. Tembaga digunakan untuk membuat suku
cadang bagian listrik, radio penerangan, dan alat-alat dekorasi.
b. Alumunium (Al)
Warna biru putih.Sifatnya dapt ditempa, liat, bobot ringan, penghantar panas
dan listrik yang baik, mampu dituang.Alumunium digunakan untuk membuat
peralatan masak, elektronik, industri mobil dan industri pesawat terbang.
c. Timbel (Pb)
Warna biru kelabu, sifatnya dapt ditempa, liat dan tahan korosi.Timah
digunakan sebagai pelapis lembaran baja lunak (pelat timah) dan industri
pengawetan.

2.6. Korosi

Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa
contoh kerugaian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan
material dan biaya perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Sehingga diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan
korosi (Utomo, 2009).
Adapun jenis-jenis korosi menurut Utomo (2009) yaitu:

a. Uniform attack ( korosi seragam )


Uniform attack adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat
reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin
lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam
homogen. Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara Diberi lapis lindung yang
mengandung inhibitor gemuk.
b. Pitting Corrosion ( korosi sumur )
Pitting corrosion adalah korosi yang disebabkan karena komposisi logam
yang tidak homogen yang dimana pada daerah batas timbul korosi yang
berbentuk sumur.
c. Errosion Corrosion ( korosi erosi )
Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang
tajam dan kasar, bagian-bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga
diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung
pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller.
d. Galvanis Corrosion (korosi galvanis )
Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu elektrolit
sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi. Terjadi karena butiran logam
yang berubah bentuk yang diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus
(seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini
sangat mudah bereaksi dengan lingkungan.
e. Stress Corrosion (korosi tegangan )
Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang diakibatkan karena
logam mengalami perlakuan khusus ( seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga
butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan.
f. Korosi Mikrobiologi
Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi
korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab
terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di
suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi
kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau
biodeposit.

g. Fatigue Corrosion ( korosi lelah )


Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus
berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi
kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak
dan propeller kapal.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya korosi menurut
Utomo (2009), yaitu :
a. Temperatur,semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan semakin cepat
maka korosi akan semakin cepat terjadi.
b. Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka akan merusak
lapisan film pada logam maka akan mempercepat korosi karena logam akan
kehilangan lapisan.
c. Tingkat keasaman, semakin tinggi tingkat keasaman, maka semakin cepat
terjadinya korosi karena keasaman dapat menyebabkan karatan pada logam
(besi) sehingga mempercepat terjadinya korosi.
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengenalan Kayu dan Logam dilakukan pada hari Selasa, 5 Maret
2019 pukul 13.15 WITA sampai selesai, bertempat di bengkel teknik pertanian,
Departemen Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Pengenalan Kayu dan Logam adalah
kayu miranti, kayu marbabu, tembaga, aluminium, seng, besi beton, besi ulir, dan
baja. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alat tulis menulis dan kamera hp.

3.3. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur dari praktikum Pengenalan Kayu dan Logam adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. Membedakan jenis-jenis kayu berdasarkan karakteristiknya,
c. Membedakan jenis-jenis logam berdasarkan unsur penyusunnya,
d. Mencatat data yang diperoleh dan
e. Mendokumentasikan bahan-bahan yang digunakan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan

Tabel 7. Tabel jenis-jenis kayu

No. Jenis kayu Gambar Karakteristik


1. Miranti Coklat mudah, berserat,
halus, berpori-pori
vertical, bersifat kuat,
mudah terbakar, tidak
menghantarkan listrik
dan sebagai peredam
yang baik.
2. Merbau Berwarna coklat tua,
permukaannya keras,
pori-pori kasar, berat,
mudah terbakar dan
tidak menghantarkan
arus listrik

Dalam praktikum pengenalan kayu dan logam ini dapat diketahui bahwa
setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kima, fisik atau mekaniknya.
Salah satu sifat yang dimiliki oleh kayu yaitu kekuatan kayu. Kekuatan kayu
termasuk dalam sifat mekanik kayu. Hal ini sesuai dengan pendapat Safri dan Aidi
( 2011) bahwa setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kima, fisik
atau mekaniknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu diantaranya
adalah faktor biologis, kadar air, berat jenis kayu.
Umumnya, kayu ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan konstruksi
bangunan maupun bahan dasar furnitur. Kayu meranti termasuk kayu keras yang
mempunyai bobot ringan hingga berat-sedang. Tekstur keras dan memiliki
ketahanan yang lama, menjadikan manfaat kayu meranti ini sebagai salah satu
jenis kayu yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan seperti
untuk pembuatan rangka atap, parket lantai, railing tangga, pintu, jendela, bahkan
alas lantai.
Kayu merbau biasa digunakan untuk konstruksi yang berat, misalnya
digunakan untuk balok-balok tiang, dan bantalan untuk bantalan rumah maupun
jembatan. Selain itu kayu merbau juga dimanfaatkan untuk furniture karena
sifatnya yang keras. Kayu merbau juga banyak dimanfaatkan untuk dijadikan
sebagai lantai karena ketahananya terhadap serangga.

Tabel 8. Tabel jenis-jenis logam

No. Jenis logam Gambar Karakteristik


1. Tembaga Mengkilap, kuning
keemasan, keras, tidak
mudah berkarat dan
penghantar listrik
yang baik.
2. Aluminium Ringan, tidak
berkarat, tidak
mengkilap, halus,
berwarna putih dan
tidak memiliki daya
daya magnet.
3. Seng Tidak mengkilap,
lunak (mudah
dibentuk), ringan,
tidak mudah berkarat
dan menghantarkan
arus listrik atau panas.
4. Besi beton Mudah dibentuk,
memiliki daya
magnet, berat,
penghantar listrik dan
panas yang baik.
5. Baja Keras, tahan terhadap
beban, mudah berkarat
dan penghantar listrik
yang baik.

6. Besi ulir Mudah dibentuk,


memiliki daya
magnet, berat,
penghantar listrik dan
panas yang baik.

Berdasarkan yang praktikum pengenalan kayu dan logam yang telah


dilakukan didapat bahwa setiap jenis logam memiliki karakteristik yang berbeda.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap logam memiliki karakteristik masing-
masing, sehingga dari ciri atau karakteristik dari logam tersebut dapat dibedakan
antara ferro dan non-ferro, contoh dari logam ferro yaitu baja, besi beton dan
seng. Sedangkan logam non-ferro yaitu tembaga dan aluminium. Hal ini
berdasarkan pendapat Sofyan (2010), yang mengatakan bahwa logam dapat dibagi
dalam dua golongan yaitu logam ferro atau logam besi dan logam non-ferro yaitu
logam bukan besi. Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari
campuran unsur karbon dengan besi.Untuk menghasilkan suatu logam paduan
yang mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur
dengan bermacam-macam logam lainnya. Logam ferro terdiri dari komposisi
kimia yang sederhana antara besi dan karbon. Sedangkan logam non-ferro atau
logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe).
Salah satu kelemahan dari logam ferro (besi) yaitu mudah berkarat atau
korosi, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu, temperature, kecepatan aliran
dan tingkat keasaman. Hal ini didasarkan pada pendapat Utomo (2009),yang
mengatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya korosi,
yaitu temperatur, semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan semakin
cepat maka korosi akan semakin cepat terjadi, kecepatan aliran, jika kecepatan
aliran semakin cepat maka akan merusak lapisan film pada logam maka akan
mempercepat korosi karena logam akan kehilangan lapisan dan tingkat keasaman,
semakin tinggi tingkat keasaman, maka semakin cepat terjadinya korosi
karena keasaman dapat menyebabkan karatan pada logam (besi) sehingga
mempercepat terjadinya korosi.
Karena memiliki sifatnya masing-masing, logam dimanfaatkan berdasarkan
sifat dan ciri khasnya, contohnya besi ulir biasanya dimanfaatkan sebagai alat
pemahat. Besi beton digunakan sebagai rangka dalam pembuatan beton, tiang
rumah, kerangka jembatan dan yang lainya. Aluminium memiliki sifat yang
ringan sehingga biasanya dimanfaatkan sebagai rangka dalam pembuatan atap.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan Praktikum Pengenalan Kayu dan Logam, maka dapat


disimpulkan bahwa:
a. Logam dan kayu terdiri atas beberapa jenis, yang mana setiap jenis kayu
memiliki sifat yang berbeda-beda.
b. Sifat yang dimiliki oleh setiap jenis kayu maupun logam berpengaruh
terhadap kualitas kayu atau logam tersebut.
c. Mengetahui jenis-jenis logam dan kayu sangat penting untuk dilakukan, agar
ketika memilih bahan atau material untuk suatu produk sesuai dengan tujuan
kegunaannya.
d. Mengetahui proses terbentuknya kayu dan logam.
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, S. 2012. Pengetahuan Bahan Teknik. Universitas Mercu Buana: Jakarta.


Safri dan Aidi, M dan Aidi, M.N. 2011. Pengelompokan Kelas Kekuatan Pada
Beberapa Jenis Kayu Berdasarkan Sifat Mekanik Dengan
Menggunakan Analisis Gerombol. Vol.1, No.4. Universitas
Jambi: Jambi.

Salim, I. 2016. Penuntun Pratikum Teknik Perbengkelan. Universitas Hasanuddin:


Makassar.

Sofyan, N. 2010. Pengetahuan Bahan Logam. Institut Seni Indonesia: Surakarta.

Sucipto, T. 2009. Modifikasi Kimia Kayu. Universitas Sumatera Utara: Medan


Utomo, B. 2009. Jenis Korosi Dan Penanggulanganya. Universitas Diponegoro:
Diponegoro.
LAMPIRAN

Dokumentasi 3. Pengenalan Kayu dan Logam

Gambar 3. Mengamati karakteristik logam ferro (besi ulir)

Anda mungkin juga menyukai