Anda di halaman 1dari 17

Dosen pengampuh : Dewi Angraeni,S.E.,M.

Mata kuliah : LKS NON BANK

REKSADANA SYARIAH

Disusun oleh

Jania ulparisi 19.22.008

Sitti nurhalisa 19.22.017

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUTE ALMAWADDAH WARAHMAH KOLAKA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam adalah agama terakhir yang diturunkan kepada manusia. Sebagai agama
yang paling sempurna ajaran Islam memuat berbagai aturan kehidupan. HAR Gibb
mengatakan, Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete
civilization.Artinya, Islam lebih dari sekadar sebuah sistem teologi, ia adalah
peradaban yang lengkap.

Di antara kelengkapan ajaran Islam, ia juga memuat konsep-konsep ekonomi.


Di dalam Alquran banyak sekali memuat ayat-ayat yang mengatur masalah
ekonomi. Abdul Wahhab Khallaf mengatakan dari sejumlah ayat alquran, minimal
terdapat 70 ayat yang berbicara tentang masalah ekonomi, seperti perdagangan (jual
beli), kerjasama, transaksi ekonomi dan sebagainya. Begitu juga dalam hadis
banyak sekali ditemui ajaran-ajaran tentang ekonomi. Pada intinya, Islam menyuruh
agar rajin berusaha yang baik dan halal, mampu menggali dan memanfaatkan
kekayaan alam yang dianugerahkan kepada mereka untuk kesejahteraan bersama,
memperhatikan prinsip-prinsip usaha yang baik dan halal dan menghindari praktik
berusaha yang haram, mengandung tipuan dan membahayakan kehidupan manusia
itu sendiri. Banyaknya aturan Islam tentang ekonomi, seyogyanya banyak sekali
bermunculan pengusaha muslim. Terlebih pada masyarakat Indonesia yang
mayoritas beragama Islam. Pada kenyataannya perekonomian nasional masih
banyak dikuasai oleh pengusaha nonmuslim, misalnya dari kalangan warga
keturunan Tionghoa. Secara kuantitas jumlah mereka relatif kecil dibandingkan
dengan jumlah penduduk, namun mereka menguasai sebagian besar asset ekonomi
nasional1

Pada masa sekarang, pasar modal merupakan salah satu pilihan untuk tempat
investasi. Dalam pasar modal itu sendiri, terdapat berbagai macam instrumen

1
Antasari, 2019, Pengembangan Wirausaha Islami Melalui Reksadana Syariah.
keuangan yang dapat diperjual belikan, contohnya saja saham, obligasi dan sekuritas
lainnya. Investor, menanamkan modalnya di instrumen keuangan tersebut dengan
tujuan mendapatkan imbal hasil dari dana yang telahdiinvestasikan. Pasar modal
(capital market) adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya
dengan memakai jasa perantara pedagang efek (Sunariyah, 2006:4).

Tetapi, investasi dalam efek di pasar modal mempunyai resiko yang lebih besar
dibandingkan menempatkan dana pada deposito. Untuk memperkecil resiko
tersebut, bisa dilakukan dengan diversifikasi investasi pada berbagai macam efek.
Namun, investor yang memiliki dana terbatas, tidak mungkin bisa melakukan
diversifikasi dikarenakan keterbatasan modal. Oleh karena itu, muncul reksadana
yang merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh pendapatan
yangkompetitif. Hadirnya reksadana syariah, melengkapi keanekaragaman
reksadana, dan menjadi pilihan investasi bagi para pemodal, khususnya pemodal
muslim.

menurut Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.20/DSN MUI/IX/2000


menjelaskan reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal dengan manajer
investasi sebagai wakil pemodal, maupun antara manajer investasi sebbagai wakil
pemodal dengan penggunainvestasi .2

B. Rumusanmasalah
1. Pengertian reksadana Syariah
2. Sejarah perkembagan reksadana Syariah
3. Dasar hukum reksadana Syariah
4. Rukun dalam reksada syariah
5. Akad dalam reksadana syaraiah

2
Putra, 2016, Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah Di Indonesiamenggunakan Metode
Sharpe (Studi Kasus Reksadana Syariah Saham, Reksadana Syariah Pendapatan Tetap Dan
Reksadana Syariah Campuran Periode 2012-2014
6. Jenis-jenis reksadana syariah
7. Tata cara berinvestasi reksadana Syariah
8. Penentuan dan pembagian hasil reksadana Syariah
9. Istilah-istalah dalam reksadana
10. Perbandingan reksadana syariah dan reksadana konvensional
11. Reksadana persfektif islam
12. Mekanisme oprasional reksadana syariah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian reksadana syariah

Dalam Fatwa DSN MUI No: 20/DSN-MUI/IX/2000 disebutkan bahwa reksa


dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
syariat Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahab
almal/rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahib almal, maupun
antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan pengguna investasi.

Dalam pengertian lain, reksa dana syariah adalah reksa dana yang pengelolaan
dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam, misalnya tidak
menginvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang
pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam3

Dari definis di atas reksa dana dapat dipahami sebagai wadah di mana
masyarakat dapat menginvestasikan dananya dan oleh pengurusnya yaitu manajer
investasi, dana tersebut diinvestasikan ke portofolio efek4

B. Sejarah Reksa Dana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah Dengan Reksadana Konvensional Di


Indonesia reksadana muncul pada tahun 1997 seiring dengan aktifnya pasar modal,
yang kemudian dilegitimasi lagi dengan lahirnya UU No.8 tahun 1995 tentang pasar
modal. Setelah itu, investasi reksa dana semakin hari semakin meningkat dan
tumbuh subur, terutama sejak tahun 1996 dimana pada tahun tersebut oleh
BAPEPAM dirancangkan sebagai tahun reksadana di Indonesia. Sejalan dengan
perkembangan itu, sebahagian masyarakat muslim di Indonesia memandang bahwa

3
Haerismar, 2003,Pengantar Reksa Dana Syariah (Introduction Of Islamic Mutual Fund.
4
Putra, 2016, Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah Di Indonesiamenggunakan Metode
Sharpe (Studi Kasus Reksadana Syariah Saham, Reksadana Syariah Pendapatan Tetap Dan
Reksadana Syariah Campuran Periode 2012-2014.
di dalam mekanisme reksadana masih ditemukan unsur-unsur yang bertentangan
dengan syariat Islam, terutama unsur riba dan gharar. Untuk mengantisipasi unsur-
unsur tersebut dengan tetap umat islam biasa menjelma menjadi reksadana Syariah.

Pasar modal Syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan pada tanggal 14


Maret 2013 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam dengan
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Walupun secara
resmi diluncurkan pada tahun 2013, tetapi instrumen pasar modal Syariah telah hadir
di Indonesia sejak tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran PT. Dana reksa
Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Dana reksa Investment Management. Selanjutnya
BEJ bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management meluncurkan
Jakarta Islamic Indeks pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu
investor yang ingin menanamkan dananya secara Syariah.

Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi Syariah di pasar modal terus


bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT Indosat Tbk. Pada awal
September 2002, instrumen ini merupakan obligasi Syariah pertama dan dilanjutkan
dengan penerbitan obligasi Syariah lainnya. Pada tahun 2004, terbit untuk pertama
kali obligasi Syariah dengan akad sewa yang dikenal dengan Obligasi Syariah
Ijarah. Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru yaitu Reksadana
Indeks, dimana indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah indeks JII. 5

C. Dasar Hukum Reksa Dana Islam

Pada prinsipnya, setiap sesuatu dalam muamalat adalah dibolehkan selama


tidak bertentangan dengan Islam, mengikuti kaidah fikih yang dipegang oleh
Mazhab Hambali dan para fuqahah lainnya yaitu :

“Prinsip dasar dalam transaksi dan syarat-syarat yang berkenaan dengannya


ialah boleh diadakan, selama tidak dilarang oleh Islam atau bertentangan dengan

5
Khalijah, 2017. Reksa Dana Syariah.
nash syariah.” Allah SWT memerintahkan orangorang yang beriman agar
memenuhi akad yang mereka lakukan seperti dalam AlQur’an surat al-Maidah ayat
1:

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu


binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukumhukum menurut yang dikehendaki-Nya.

Dalam reksa dana berisi akad muamalah yang dibolehkan dalam Islam yaitu jual
beli dan bagi hasil mudharabah/musyarakah.6

D. Rukun Reksadana Syariah

a) Investor dalam mu’jir yaitu orang yang memberikan upah. Investor sebagai
pihak yang memeliki kelebihan dana mengelihkan manfaat berupa sejumlah
uang untuk diinvestasikan di Pasar Modal dalam bentuk Reksadana Syariah.
b) Manajer investasi sebagai musta’jir yaitu orangorang yang menerima upah.
Manajer investasi sebagai pihak yang menjadi pengalih manfaat berupa
dana investasi dari investor.
c) Adanya shighat/ijab Qabul dilakukan manajer investasi. Shighat/Ijab Qabul
dilakukan di awal akad. Kedua belah pihak investasi harus sepakat dengan
perjanjian yang dibuat.
d) Ujroh, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak tersebut. Ujroh
(upah) yang diberikan investor kepada manajer investasi harus sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak atas dasar penggunaan jasa.
e) Pengelolaan dana investasi berupa Reksadana Syariah merupakan suatu yang
dikerjakan dalam upah mengupah.

6
Ibid,Hlm 320
E. Akad Reksadana Syariah
1. Akad mudharabah Suatu akad atau sistem dimana seseorang memberikan
hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa
keuntungan yang diperoleh dibagi antara dua pihak, sesuai dengan syarat-
syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung
oleh Shahib maal sepanjang tidak ada kelalaian
2. Akad wakalah Adalah pelimpahan kekuasaan oleh suatu pihak kepada lain
dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.7

F. Jenis Reksadana Syariah

1. Reksadana Pendapatan Tetap – Tanpa Unsur Saham, adalah reksadana yang


mengambil strategi investasi dengan tujuan untuk mempertahankan nilai awal
modal dan mendapat pendapatan yang tetap.
2. Reksadana Pendapatan Tetap – Dengan Unsur Saham, adalah Reksadana
yang apabila dalam Alokasi Investasi ditentukan bahwa sekurang- kurangnya
80% dari nilai aktivanya diinvestasikan dalam efek hutang dan sisanya dapat
diinvestasikan dalam efek hutang.
3. Reksadana Saham, adalah Reksadana yang disebut juga Reksadana ekuitas.
Menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari asetnya dalam Efek
Ekuitas atau Saham.
4. Reksadana Campuran, Reksadana ini mempunyai kebebasan dalam
menentukan Alokasi Aset sehingga dapat sewaktu-waktu mempunyai
portofolio investasi dengan mayoritas saham dan di lain waktu berubah
menjadi mayoritas obligasi.

G. Tata Cara Berinvestasi di Reksa Dana Syariah


Proses berinvestasi pada reksa dana adalah investor cukup menghubungi
manajer investasi reksa dana yang dipilih, kemudian isi formulir penyertaan

7
Nila Pratiwi Dkk,2017, Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Syariah Dengan
Reksadana Saham Konvensional
modal/pembelian unit pentertaan dan tranfer uang ke Bank Kustodian. Stelah itu
investor mengirimkan bukti setor dan formulir ang telah diisi ke manajer investasi.

Investor akan mendapatkan tanda bukti penyertaan modal di reksa dana yang
dikirimkan langsung ke alamat investor. Besarnya uang investasi minimal
ditentukan oleh manajer investasi dan telah tercantum resmi dalam prospektus reksa
dana. Cara pembelian unit penyertaan reksa dana syariah:

1. Setelah membaca prospektus penawaran reksa dana syariah, mengisis


formulir pembelian reksa dana secara lengkap dan benar.

2. Mengisi formulir profil investasi nasabah.

3. Membayar pembelian unit penyertaan di bank yang sudah diunjuk.

4. Menerahkan formulir pembelian yang telah diisi lengkap dan kopian bukti
transfer bank kepada petugas di manajer investasi, agen penjual atau perwakilan
manajer investasi di bank penerima pembayaran dan juga menyerahkan kopian
kartu identitas yang masih berlaku bagi calon pemodal perorangan dan kopian
angaran dasar dan kartu pejabat yang masih berlaku bagi calon pemodal
berbadan hukum.

5. Calon nasabah memenuhi persyaratan batasan minimum dan maksimum


pembelian unit penyertaan.

6. Investor berhak atas bagihasil investasi sampai dengan ditariknya kembali


unit penyertaan tersebut pada periode yang telah ditentukan.

Sedangkan cara penjualan unit penyertaan reksa dana syariah :


1. Bagi pemodal perorangan mengisi
formulir penjualan kembali reksa dana syariah yang mencakup nomor
registrasi UP yang kan dijual, nomor tanda pengenal diri, menandatangani
formulir penjualan. Sedangkan pemodal berbadan hukum mengisi formulir
penjualan yang mencakup nomor registrasi UP yang akan dijual, nomor
anggaran dasar, dan nomor surat tanda pengenal diri pejabat yang berwenang,
menandatangani formulir penjualan.

2. Memenuhi batasan minimum dan maksimum UP.

3. Pembayaran dana hasil penjualan kembali Upakan dilakukan dalam bentuk


pemindahan bukuan atau transfer ke rekening yang tunjuk oleh pemegang UP
yang dilakukan sesegera mungkin tidak lebih dari 7 hari bursa sejak
permohonan penjualan kembali. (Haerismar, 2003)

H. Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi


Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam
Reksa Dana Syariah dibagikan secara proporsional kepada para pemodal. Hasil
investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non halal, sehingga manajer
investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung
unsur non-halal dari pendapatan yang diyakini halal (tarfiq al-halal min al-
haram). Oleh karena itu, penempatan jangka pendek pada giro konvensional
yang tidak dapat dihindarkan akan dibersihkan melalui proses cleansing.
Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh reksa dana syariah adalah:
a. Dari saham dapat berupa:
a) Dividend yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari
laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun
dalam bentuk saham.
b) Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan
oleh emiten.
c) Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham
di pasar modal.

b. Dari obligasi yang sesuai dengan syariah berupa bagi hasil yang diterima
secara periodik dari laba emiten.
c. Dari surat berharga pasar uang yang sesuai dengan syariah berupa bagi hasil
yang diterima dari investor.
d. Dari deposito dapat berupa bagi hasil yang diterima dari bankbank Syariah.
Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh reksa dana syariah dan
hasil investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh bank kustodian dan setidak-
tidaknya setiap tiga bulan dilaporkan kepada manajer investasi untuk kemudian
disampaikan kepada para pemodal dan Dewan Syariah Nasional. Hasil investasi
harus dipisahkan dari yang berasal dari nonhalal. Dana ini digunakan untuk
kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan oleh Dewan Syariah
Nasional serta dilaporkan secara transparan. Penggunaan dana cleansing misalnya
hanya dapat digunakan untuk: (1) santunan anak yatim dan fakir miskin, (2)
pembangunan sarana umum, atau (3) musibah kemanusiaan.

I. Istilah dalam Reksa Dana Syariah

Beberapa istilah yang sering muncul dalam reksa dana syariah, antara lain:

1. Portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki secara Bersama (kolektif) oleh
para pemoal dalam reksa dana.
2. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahannya mengelola portofolio
efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolekti unutk
sekelompok nasbah.
3. Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untk ditawarkan kepada publik.
4. Efek adalah surat berharga, yaitu urat pengakuan utang, surat berharga komersial,
sahan, obligasi, tanda bukti utang, unit penertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
5. Mudharabah / qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang
memberikan hartanya keada orang lain utuk dikelola dengan ketentuan bahwa
keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua
pihak, sesuai dengan syarat-sarat yang disepakati oleh kedua belah pihak,
sdangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal sepanjang tidak ada kelalaian
dari mudharib.
6. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.

7. Bank kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa
penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lainnya,
termasuk menerima deviden, dan hakhak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan
mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

J. Perbandingan Reksa Dana Syariah dan Konvensional


Perbedaan Reksa dana syaria dan konvensional bukan hanya terletak pada
ketentuan-ketentuan dalam Islam. Namun, ada ketentuan-ketentuan lainnya. Ada
beberapa penelitian yang membuktikan perbedaan diantara keduanya, antara lain
sebagai berikut:

a. Kinerja reksa dana saham konvensional (outperform) dibandingkan dengan


reksa dana saham syariah. Kinerja reksa dana selama periode penelitian
sangatlah dipengaruhi oleh kinerja pasar, dan juga tingkat suku bunga bebas
risiko. Selain itu, volume perdagangan dan kondisi pasar juga mempengaruhi
kinerja dari masingmasing reksa dana. Adanya prinsip pokok yang
membedakan Reksa Dana Syariah dalam mengelola portofolio investasinya,
sehingga menjadi berbeda dari Reksa Dana Konvensional Di Indonesia
jumlah saham syariah yang beredar terbatas dibandingkan dengan Reksa
Dana Saham Konvensional. Reksa Dana syariah tidak hanya
mempertimbangkan return atau tingkat pengembalian dari investasinya
semata, namun juga mempertimbangkan kehalalan dari instrumen yang akan
dibelinya, yaitu bukan merupakan instrumen yang menghasilkan riba. Selain
itu, risiko saham syariah mengandung ketidakpastian yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan saham konvensional. Hal ini dapat terlihat dari tujuan
reksa dana saham syariah yaitu untuk memperoleh pertumbuhan nilai
investasi dalam jangka panjang.
b. Berinvestasi pada reksadana syariah lebih menguntungkan daripada
berinvestasi pada reksadana konvensional dan berinvestasi pada
reksadana konvensional lebih berisiko daripada reksadana syariah, dengan
asumsi variabel lain konstan dan reksadana syariah memiliki kinerja yang
lebih baik daripada kinerja reksadana konvensional hampir di seluruh kriteria.
Sama halnya yang dilakukan penelitian oleh Jepryansyah Putra
menyimpulkan bahwa tingkat pengembalian reksa dana syariah lebih baik
daripada reksa dana konvensional, selain itu reksa dana syariah memiliki
risiko yang lebih kecil daripada reksa dana konvensional. Hal ini
membuktikan walaupun reksa dana syariah hanya berinvestasi pada
portofolio yang terbatas tetapi returnnya tetap lebih baik daripada reksa dana
konvensional yang berinvestasi pada semua portofolio.
Dari beberapa penilitian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan reksa
dana konvensional dan syariah bukan hanya terletak pada prinsip syariah
yang dijalankan reksa dana syariah yang dapat dilihat dalam kriteria reksa
dana syariah. Namun, tingkat resiko lebih rendah dibandingkan reksadana
konvensional. Dan juga reksadana syariah memiliki kinerja yang lebih baik
daripada kinerja reksadana konvensional hampir di seluruh kriteria namun
pada kinerja reksa dana saham konvensional yang lebih baik (outperform)
dibandingkan dengan reksa dana saham syariah karna pangsa pasar dan
tingkat suku bunga yang memperngaruhinya.

c. Reksa Dana Perspektif Syariah


Reksa Dana Perspektif Syariah Reksa dana selama ini dipandang sebagai
lembaga dan cara berinvestasi. Jika dilihat dari sudut pandang Islam, maka
reksa dana adalah masuk dalam kerangka muamalat dalam Islam. Menurut
hukum Islam, pada prinsipnya setiap sesuatu dalam muamalat adalah
dibolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah. Berkenaan dengan
pembolehan tersebut di atas, pada bagian ini akan disampaikan beberapa
hukum Islam yang diambil dari Al-Qur’an, Hadits maupun pendapat Ulama
Jumhur serta kaidah fiqh yang relevan dengan pokok masalah. Dalam
melakukan transaksi bisnis, hal terpenting di dalam hukum Islam (muamalat)
adalah akad.
“Pada dasarnya segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan sepanjang tidak
ada dalil yang mengharamkannya”. Kaidah tersebut mengandung makna bahwa
seluruh kegiatan mu’amalat dianggap boleh, sepanjang tidak bertentangan dengan
yang menyatakan pengharaman dengan nas dari Al-Qur’an maupun Sunnah. Asal
mu’amalat tersebut dapat dijadikan sarana untuk mewujudkan kemaslahatan umat
manusia. Selanjutnya, kunci utama dari prinsip ekonomi Islam adalah
diharamkannya riba, maisir dan garar. Oleh karena itu, dalam prinsip ekonomi
Islam, lembaga keuangan yang mengikuti syariah Islam hanya dapat memperoleh
penghasilan investasi dari peningkatan nilai, bagi hasil atau imbalan jasa.
Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli oleh lembaga keuangan syariah seperi reksa
dana syariah hanyalah perusahaan yang jenis dan ruang lingkup kegiatannya sesuai
dengan prinsip syariah Islam. Oleh karena itu bank umum dan perusahaan yang
membuat atau mendistribusikan

d. Mekanisme Operasional Reksa Dana Syariah

Mekanisme operasional dalam reksa dana syariah dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu antara pemodal dengan manajer investasi dan antara manajer investasi dengan
pengguna investasi. Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer
investasi dilakukan dengan sistem wakalah. Karakteristik sistem wakalah adalah:

a. Akad antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan secara wakalah.

b. Dengan akad wakalah, pemodal memberikan mandat kepada manajer


investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal, sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam prospektus.

c. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam reksa
dana syariah.

d. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam reksa dana syariah.

e. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali


penyertaannya dalam reksa dana syariah melalui manajer investasi.
f. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali
penyertaan tersebut.

g. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa


seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh bank kustodian.

h. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan


Reksa Dana Syari’ah.

Sedangkan mekanisme operasional antara manajer investasi dan pengguna


investasi dilakukan dengan sistem mudarabah. Karakteristik sistem mudarabah
adalah:

a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahibul mal) yang diwakili oleh


Manajer investasi dan pengguna investasi berdasarkan pad aproporsi yang
telah disepakati kedua belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil
dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal.

b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah


diberikan.

c. Manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung risiko kerugian atas


investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross
negligence/tafrit)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Fatwa DSN MUI No: 20/DSN-MUI/IX/2000 disebutkan bahwa reksa


dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
syariat Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahab
almal/rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahib almal, maupun
antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan pengguna investasi.

Perkembangan Reksadana Syariah Dengan Reksadana Konvensional Di


Indonesia reksadana muncul pada tahun 1997 seiring dengan aktifnya pasar modal,
yang kemudian dilegitimasi lagi dengan lahirnya UU No.8 tahun 1995 tentang pasar
modal.

Pada prinsipnya, setiap sesuatu dalam muamalat adalah dibolehkan selama


tidak bertentangan dengan Islam, mengikuti kaidah fikih yang dipegang oleh
nazhab Hambali dan para fuqahah lainnya.

Rukun Reksadana Syariah 1) Investor dalam mu’jir 2) Manajer investasi


sebagai musta’jir. 3) Adanya shighat/ijab Qabul 4) Ujroh, 5) Pengelolaan dana
investasi

Jenis Reksadana Syariah 1) Reksadana Pendapatan Tetap – Tanpa Unsur


Saham2) Reksadana Pendapatan Tetap – Dengan Unsur Saham, 3) Reksadana
Saham, 4) Reksadana Campuran,
DAFTAR PUSTAKA

Antasari, N. I. N. (2019). Pengembangan Wirausaha Islami Melalui Reksadana


Syariah. STUDI EKONOMI, XI.

Haerismar, A. S. (2003). PENGANTAR REKSA DANA SYARIAH (INTRODUCTION


OF ISLAMIC MUTUAL FUND. 1–16.

KHALIJAH, S. (STAIM) P. (2017). REKSA DANA SYARIAH. 3(2), 324–340.

Padang, nila pratiwi dan siska yunila putri(universitas putra indonesia. (2017).
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH
DENGAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL. Ekonomi Syariah,
1(1), 48–60.

Putra, B. P. B. D. I. M. (Universitas A. (2016). PERBANDINGAN KINERJA


REKSADANA SYARIAH DI INDONESIAMENGGUNAKANMETODE SHARPE
(Studi Kasus Reksadana Syariah Saham, Reksadana Syariah Pendapatan Tetap
dan Reksadana Syariah Campuran periode 2012-2014. 686–698.

Anda mungkin juga menyukai