DISUSUN OLEH :
Kelompok V
1. SAIFUL 4201020006
2. AULIA MAY 164201021017
3. AGUS RAKHMAD 164201021036
4. L.M DAYALO ARAFAH 164201021006
5. SUYUTI 164201021007
A. Latar Belakang
Kelahiran, kehilangan, dan kematian adalah keadaan yang universal dan unik bagi
setiap individu dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan
istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu yang kurang enak atau nyaman
untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan
emosi/ego dari diri yang bersangkutan atau disekitarnya. Pandangan-pandangan tersebut
dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi demikian.
Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif.
Perawat berkerja sama dengan klien dan keluarga yang mengalami berbagai tipe
kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan
menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat
berlanjut. Ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan
yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang
serius. Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan
asuhan keperawatan. Penting bagi perawat memahami konsep kehilangan dan dukacita.
Ketika merawat klien dan keluarga, perawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika
hubungan klien-keluarga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan,
penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi
mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama
fase-fase kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2012).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah kami, yaitu :
a. Bagaimana konsep kehilangan ?
b. Bagaimana konsep berduka ?
c. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kehilangan dan berduka ?
C. Tujuan
A. Konsep Kehilangan
1. Definisi
b. Kehilangan persepsi. Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit
untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK,
menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
4. Jenis-Jenis Kehilangan
a. Fase Denial
1) Merupakan reaksi pertama pada fase ini adalah syok, tidak mempercayai
kenyataan
2) Ungkapan verbal pada fase ini biasanya individu mengatakan itu tidak
mungkin,― saya Sdak percaya itu terjadi .
3) Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak
jantung cepat, menangis, gelisah.
d. Fase Depresi
1) Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
2) Gejalapada fase ini individu menolak makan, mengeluh suslit tidur, letih,
dorongan libido menurun
e. Fase Acceptance
2) Ungkapan verbal pada fase ini adalah” apa yang dapat saya lakukan agar
saya cepat sembuh, yah, akhirnya saya harus operasi”
6. Tanda dan Gejala
Belum ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses berduka.
Konsep dan teori berduka hanyalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengantisipasi kebutuhan emosional klien dan keluarganya dan juga rencana
intervensi yang bertujuan untuk membantu individu dalam memahami kesedihan
mereka dan mengatasinya. Peran perawat pada proses ini adalah mendapatkan
gambaran tentang perilaku berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku
dan memberikan dukungan dalam bentuk empati.
Proses berduka menurut Engel (1964) mempunyai beberapa fase yang dapat
terjadi, yaitu :
d. Fase IV
c. Mengingkari kehilangan
e. Konsentrasi menurun
N DATA MASALAH
O
Subjektif :
1 Kehilangan
Pasien merasa tidak bisa melupakan kehilangan
suaminya akibat tsunami
Objektif :
Pasien terus menangis / mengingat suaminya
Pasien marah-marah
TD : 130/90 mmHg
N : 90 x/i
P : 20 x/i
4. Menegakkan Diagnosa Keperawatan
b. Menghubungkan core problem sesuai dengan masalah lain dan sesuai dengan
daftar masalah.
Setelah memahami contoh analisis data dan masalah di atas, selanjutnya kita
dapat membuat daftar masalah keperawatan jiwa sesuai dengan pengkajian.
Langkah berikutnya adalah membuat pohon masalah.
POHON MASALAH
5. Tindakan Keperawatan
b. Berdiskusi mengenai kondisi Pasien saat ini (kondisi pikiran, perasaan, fisik,
sosial, dan spiritual sebelum/ sesudah mengalami peristiwa kehilangan dan
hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi).
A. Kesimpulan
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh
setiap individu selama rentang kehidupan sejak dalam individu sudah
mengalami dan cenderung mengalami kembali walaupun dalam bentuk
berbeda. Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan antara lain:
adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil, depresi, menyangkal
yang berkepanjangan, reaksi emosional yang lambat, tidak mampu
menerima pola kehidupan yang normal.TAnda yang mungkin terdapat
pada pasien kehilangan antara lain: isolasi sosial atau menarik diri, gagal
untuk mengembangkan hubungan/ minat-minat baru,gagal untuk
menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan.
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan kesehatan jiwa yang terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan dengan pendekatan menggunakan teknik
komunikasi terapeutik.Dari kelompok data yang terkumpul, baik data
subjektif maupun data objektif, maka masalah dirumuskan. Dalam
kaitan ini perlu dibuat daftar masalah keperawatan kesehatan jiwa
sesuai dengan pengkajian, pohon masalah, dan menegakkan diagnosa
keperawatan dengan menyimpulkan core problem (masalah utama).
Menegakkan diagnosa dilakukan berdasarkan perioritas. Langkah
selanjutnya adalah membuat rencana tindakan keperawatan serta
melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan.
Kemudian mengevaluasi keberhasilan klien dan keluarga. Terakhir
menuliskan pendokumentasian pasien sesuai dengan format yang ada.
DAFTAR PUSTAKA