Darwanto
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Muhammadiyah Kotabumi
email: Dharwant@gmail.com
ABSTRACT
Facing the era of disruption that is happening right now, learning done for
students must lead to the development of higher-order thinking skills. This ability
is one of the provisions for participants to face competition in the future.
Mathematical creative thinking ability is one of the higher order thinking abilities
in mathematical ability.
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pendidikan dan kemampuan yang harus
Nasional adalah pendidikan nasional dimiliki oleh peserta didik agar tujuan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan pendidikan khususnya bidang matematika
membentuk watak serta peradaban bangsa tercapai dan berkembang. Dalam Artikel ini
yang bermartabat dalam rangka men- yang akan dibahas adalah khusus mengenai
cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan kemampuan berpikir kreatif matematis
untuk berkembangnya potensi peserta didik peserta didik.
agar menjadi manusia yang beriman dan
PEMBAHASAN
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Berpikir dapat diartikan meng-
yang demokratis serta bertanggung jawab.
gunakan akal budi untuk mempertimbang-
Dari fungsi dan tujuan tersebut terdapat
kan dan memutuskan sesuatu. Hal tersebut
NDOLPDW ³berkembangnya potensi peserta
selaras dengan pendapat Poerwadarminta
didik´ KDO LQL EHUPDNQD EDKZD SHVHUWD
dalam Syukur (2004:10) yang menyebutkan
didik harus senantiasa untuk berkembang
berpikir sebagai penggunaan akal budi
dalam hal potensi. Potensi tersebut dapat
manusia untuk mempertimbangkan atau
berupa soft skills dan hard skills.
memutuskan sesuatu. Menurut Surya
Dalam bidang matematika terdapat
(2015:117) berpikir adalah perilaku kognitif
istilah hard skills matematika. Jenis-jenis
dalam tingkat yang lebih tinggi atau
hard skills matematika menurut Hendriana
tertinggi. Dikatakan perilaku kognitif dalam
dalam Darwanto (2019:23) adalah sebagai
tingkat yang lebih tinggi karena berpikir
berikut: 1) kemampuan pemahaman mate-
merupakan bentuk pengenalan dengan
matis; 2) kemampuan penalaran matematis;
memanipulasi sejumlah objek dan konsep
3) kemampuan pemecahan masalah
terutama dalam tatanan abstrak. Dengan
matematis; 4) kemampuan komunikasi
demikian, kemampuan berpikir hanya dapat
matematis; 5) kemampuan koneksi mate-
dilakukan apabila telah memiliki konsep-
matis; 6) kemampuan berpikir logis
konsep tertentu dan diimbangi dengan daya
matematis; 7) kemampuan berpikir kritis
nalar yang kuat. Jadi, yang menjadi
matematis; dan 8) kemampuan berpikir
landasan dalam kemampuan berpikir adalah
kreatif matematis. Kedelapan jenis hard
tingkat daya nalar dan penguasaan konsep
skills tersebut sesuai dengan amanat
dengan daya abstraksi tertentu.
Undang-Undang dan juga tujuan pen-
didikan nasional merupakan bagian dari
21
Jurnal Eksponen Volume 9 No. 2, September 2019, hal. 20²26
22
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis(Pengertian dan Indikatornya)
(Darwanto)
kemungkinan baru dan yang tidak biasa, kan informasi baru dan ide yang tidak lazim
menggunakan kemampuan imajinasi dan dengan pikiran terbuka; membangun
intuisi, mengembangkan dan memilih alter- keterkaitan, khususnya di antara hal-hal
natif, serta mempunyai banyak cara dan yang berbeda; menghubung-hubungkan
menggunakan titik pandang atau jawaban berbagai hal dengan bebas; menerapkan
yang berbeda terhadap sesuatu. imajinasi pada setiap situasi untuk
Berdasarkan beberapa pendapat menghasilkan hal baru dan berbeda; dan
yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan mendengarkan intuisi. Dalam hal ini,
bahwa berpikir kreatif adalah aktivitas diperlukan dorongan dan afirmasi
mental yang terkait dengan kepekaan (penegasan) dari pendidik dan teman untuk
terhadap masalah, mempertimbangkan melihat kemampuan berpikir kreatif peserta
informasi baru dan ide-ide yang tidak didik.
biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta Andiyana (2018:241) dalam pene-
dapat membuat hubungan-hubungan dalam litiannya menggunakan empat indikator
menyelesaikan masalah tersebut. Kemam- kemampuan berpikir kreatif, yaitu: ke-
puan kreatif secara umum dipahami sebagai lancaran (fluency), kelenturan (flexibility),
kreativitas. Seringkali, individu yang keaslian (originality), dan elaborasi
dianggap kreatif adalah pemikir sintesis (elaboration). Selaras dengan pendapat
yang benar-benar baik yang membangun tersebut, Noer (2009:524) menyebutkan
koneksi antara berbagai hal yang tidak lima macam perilaku kreatif untuk meng-
disadari orang±orang lain secara spontan. ukur kemampuan kreatif seseorang, yaitu:
Agar kreativitas peserta didik dapat kelancaran (fluency), keluwesan (flexibi-
terwujud, dibutuhkan adanya dorongan lity), keterperincian (elaboration), kepeka-
dalam diri individu (motivasi intrinsik) an (sensitivity), keaslian (Originality).
maupun dorongan dari lingkungan Berdasarkan uraian yang telah
(motivasi ekstrinsik). dipaparkan, indikator berpikir kreatif yang
sering digunakan sebagai berikut.
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis a. Kelancaran (Fluency)
ketekunan, disiplin diri, dan perhatian Ini merupakan salah satu indikator
penuh, mempunyai aktivitas mental seperti: yang paling kuat dari berpikir kreatif,
23
Jurnal Eksponen Volume 9 No. 2, September 2019, hal. 20²26
24
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis(Pengertian dan Indikatornya)
(Darwanto)
DAFTAR RUJUKAN
Andiyana, M. A., Maya, R., & Hidayat, W. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa SMP Pada Materi Bangun Ruang. JPMI (Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif), (Daring), Vol.1(3): 239²248. Tersedia:
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id (27 Agustus 2019).
Darwanto, D. 2019. Hard Skills Matematik Siswa. Dalam Eksponen, (Daring), Vol.9 (1):
21²27. Tersedia: https://ojs.stkipmktb.ac.id (24 Agustus 2019).
Noer, S. H. 2009. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
(pp. 521±526). In Lampung: Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta (Vol. 16).
25
Jurnal Eksponen Volume 9 No. 2, September 2019, hal. 20²26
Surya, Muhamad. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
26