Anda di halaman 1dari 7

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

(Pengertian dan Indikatornya)

Darwanto
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Muhammadiyah Kotabumi
email: Dharwant@gmail.com

ABSTRACT
Facing the era of disruption that is happening right now, learning done for
students must lead to the development of higher-order thinking skills. This ability
is one of the provisions for participants to face competition in the future.
Mathematical creative thinking ability is one of the higher order thinking abilities
in mathematical ability.

Keyword: ability, mathematical creative thinking.

PENDAHULUAN Menurut Dinata (2017:54) pem-


belajaran matematika yang hanya berorien-
Matematika dipandang sebagian
tasi pada penyampaian materi secara
orang merupakan ilmu abstrak yang sulit
langsung hanya meningkatkan kemampuan
untuk diaplikasikan dalam kehidupan
mengingat saja, tetapi akan kurang
sehari-hari (kontekstual). Padahal mate-
meningkatkan kemampuan bernalar. Untuk
matika merupakan sarana dalam memecah-
itu pembelajaran matematika tidak hanya
kan masalah yang universal. Hal ini dapat
berfokus pada pendidik dan penyampaian
dilihat dari proses berpikir matematika.
materi saja, tetapi juga harus mampu
Peserta didik ketika dihadapkan pada
menumbuhkembangkan kemampuan-ke-
permasalahan yang kontektual yang bersifat
mampuan (potensi) yang ada pada diri
konkret, awalnya akan kesulitan dalam
setiap peserta didik. Selain itu tujuan
menyelesaikannya. Dari masalah konkret
pembelajaran untuk saat ini dan masa
tersebut ada proses abstraksi, yaitu
datang lebih diprioritaskan pada pengem-
perubahan masalah konkret ke dalam
bangan kemampuan berpikir tingkat tinggi
bentuk abstrak seperti pembelajaran tentang
dari peserta didik guna menghadapi era
pemodelan-pemodelan matematika. Dari
disrupsi sekarang dan masa akan datang.
proses pemodelan matematika kemudian
Fungsi dan tujuan pendidikan
diberikan solusi atau pemecahan dari
nasional yang termuat dalam Undang-
masalah sehingga diperoleh kesimpulan
Undang Republik Indonesia nomor 20
yang akan kembali lagi pada sifat konkret.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis(Pengertian dan Indikatornya)
(Darwanto)

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pendidikan dan kemampuan yang harus
Nasional adalah pendidikan nasional dimiliki oleh peserta didik agar tujuan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan pendidikan khususnya bidang matematika
membentuk watak serta peradaban bangsa tercapai dan berkembang. Dalam Artikel ini
yang bermartabat dalam rangka men- yang akan dibahas adalah khusus mengenai
cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan kemampuan berpikir kreatif matematis
untuk berkembangnya potensi peserta didik peserta didik.
agar menjadi manusia yang beriman dan
PEMBAHASAN
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Berpikir dapat diartikan meng-
yang demokratis serta bertanggung jawab.
gunakan akal budi untuk mempertimbang-
Dari fungsi dan tujuan tersebut terdapat
kan dan memutuskan sesuatu. Hal tersebut
NDOLPDW ³berkembangnya potensi peserta
selaras dengan pendapat Poerwadarminta
didik´ KDO LQL EHUPDNQD EDKZD SHVHUWD
dalam Syukur (2004:10) yang menyebutkan
didik harus senantiasa untuk berkembang
berpikir sebagai penggunaan akal budi
dalam hal potensi. Potensi tersebut dapat
manusia untuk mempertimbangkan atau
berupa soft skills dan hard skills.
memutuskan sesuatu. Menurut Surya
Dalam bidang matematika terdapat
(2015:117) berpikir adalah perilaku kognitif
istilah hard skills matematika. Jenis-jenis
dalam tingkat yang lebih tinggi atau
hard skills matematika menurut Hendriana
tertinggi. Dikatakan perilaku kognitif dalam
dalam Darwanto (2019:23) adalah sebagai
tingkat yang lebih tinggi karena berpikir
berikut: 1) kemampuan pemahaman mate-
merupakan bentuk pengenalan dengan
matis; 2) kemampuan penalaran matematis;
memanipulasi sejumlah objek dan konsep
3) kemampuan pemecahan masalah
terutama dalam tatanan abstrak. Dengan
matematis; 4) kemampuan komunikasi
demikian, kemampuan berpikir hanya dapat
matematis; 5) kemampuan koneksi mate-
dilakukan apabila telah memiliki konsep-
matis; 6) kemampuan berpikir logis
konsep tertentu dan diimbangi dengan daya
matematis; 7) kemampuan berpikir kritis
nalar yang kuat. Jadi, yang menjadi
matematis; dan 8) kemampuan berpikir
landasan dalam kemampuan berpikir adalah
kreatif matematis. Kedelapan jenis hard
tingkat daya nalar dan penguasaan konsep
skills tersebut sesuai dengan amanat
dengan daya abstraksi tertentu.
Undang-Undang dan juga tujuan pen-
didikan nasional merupakan bagian dari

21
Jurnal Eksponen Volume 9 No. 2, September 2019, hal. 20²26

Menurut kajian psikologi, berpikir membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.


sebagai suatu proses mental dalam Ia juga mengatakan juga bahwa berpikir
mengeksplorasi pengalaman yang meru- kreatif merupakan kegiatan mental yang
pakan satu keterampilan bertindak dengan memupuk ide-ide asli dan pemahaman-
kecerdasan sebagai sumber daya penalaran pemahaman baru. Dengan demi-kian,
(Surya, 2015:117). Hal penting dari berpikir berpikir kreatif bukanlah sebuah proses
selain menghasilkan pemikiran, dapat pula berpikir yang terorganisasi dan tidak
berupa terbangunnya pengetahuan, pena- mencoba untuk memfokuskan diri pada
laran, dan proses yang lebih tinggi seperti proses logika, sebagaimana merupakan
mempertimbangkan. bagian dari proses berpikir kritis.
Dari bebarapa pendapat tersebut di Munandar (2012:7) berpendapat
atas, tampak bahwa kata berpikir mengacu bahwa berpikir kreatif ialah memberikan
pada kegiatan akal (proses kognitif) yang macam-macam kemungkinan jawaban ber-
disadari dan terarah. Surya, (2015:119) dasarkan informasi yang diberikan dengan
mengategorikan dua macam berpikir, yaitu penekanan pada keragaman jumlah dan
berpikir dengan otak kiri dan berpikir kesesuain. Berpikir kreatif sering juga
dengan otak kanan. Masing-masing disebut sebagai berpikir divergen. Kemu-
katagori mempunyai karakteristik tersendiri dian Hassoubah (2008:50) ber-pendapat
dan berbeda dalam fungsinya. Berpikir bahwa berpikir kreatif adalah pola berpikir
dengan otak kiri lebih bersifat rasional, yang didasarkan pada suatu cara yang
logis, kritis, analitis, dan memberikan mendorong kita untuk menghasilkan pro-
timbangan (judgmental). Berpikir dengan duk-produk yang kreatif. Dengan demikian,
otak kanan mempunyai karakteristik seseorang dapat dikatakan kreatif apabila ia
abstrak, konseptual, kreatif, imajinatif, dan secara konsisten dan terus menerus
intuitif. menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu
Kaitannya dengan berpikir kreatif hasil yang yang asli (orisinal), relevansi dan
didefinisikan dengan cara pandang yang sesuai dengan keperluan.
berbeda antara lain, Johnson (2014:214) Berpikir kreatif termasuk berpikir
mengatakan bahwa berpikir kreatif adalah pada otak kanan, yaitu dengan fokus
sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih membuat dan mengomunikasikan hubungan
dengan memerhatikan intuisi, meng- baru yang lebih bermakna. Menurut Surya
hidupkan imajinasi, mengungkapkan ke- (2015:120) berpikir kreatif adalah proses
mungkinan-kemungkinan baru, mem-buka berpikir untuk: memperbanyak kemung-
sudut pandang yang menakjubkan, dan kinan, menunda pertimbangan, memberikan

22
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis(Pengertian dan Indikatornya)
(Darwanto)

kemungkinan baru dan yang tidak biasa, kan informasi baru dan ide yang tidak lazim
menggunakan kemampuan imajinasi dan dengan pikiran terbuka; membangun
intuisi, mengembangkan dan memilih alter- keterkaitan, khususnya di antara hal-hal
natif, serta mempunyai banyak cara dan yang berbeda; menghubung-hubungkan
menggunakan titik pandang atau jawaban berbagai hal dengan bebas; menerapkan
yang berbeda terhadap sesuatu. imajinasi pada setiap situasi untuk
Berdasarkan beberapa pendapat menghasilkan hal baru dan berbeda; dan
yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan mendengarkan intuisi. Dalam hal ini,
bahwa berpikir kreatif adalah aktivitas diperlukan dorongan dan afirmasi
mental yang terkait dengan kepekaan (penegasan) dari pendidik dan teman untuk
terhadap masalah, mempertimbangkan melihat kemampuan berpikir kreatif peserta
informasi baru dan ide-ide yang tidak didik.
biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta Andiyana (2018:241) dalam pene-
dapat membuat hubungan-hubungan dalam litiannya menggunakan empat indikator
menyelesaikan masalah tersebut. Kemam- kemampuan berpikir kreatif, yaitu: ke-
puan kreatif secara umum dipahami sebagai lancaran (fluency), kelenturan (flexibility),
kreativitas. Seringkali, individu yang keaslian (originality), dan elaborasi
dianggap kreatif adalah pemikir sintesis (elaboration). Selaras dengan pendapat
yang benar-benar baik yang membangun tersebut, Noer (2009:524) menyebutkan
koneksi antara berbagai hal yang tidak lima macam perilaku kreatif untuk meng-
disadari orang±orang lain secara spontan. ukur kemampuan kreatif seseorang, yaitu:
Agar kreativitas peserta didik dapat kelancaran (fluency), keluwesan (flexibi-
terwujud, dibutuhkan adanya dorongan lity), keterperincian (elaboration), kepeka-
dalam diri individu (motivasi intrinsik) an (sensitivity), keaslian (Originality).
maupun dorongan dari lingkungan Berdasarkan uraian yang telah
(motivasi ekstrinsik). dipaparkan, indikator berpikir kreatif yang
sering digunakan sebagai berikut.
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis a. Kelancaran (Fluency)

Menurut Johnson (2014:215) Kelancaran diartikan sebagai kemam-

berpikir kreatif yang membutuhkan puan untuk menciptakan segudang ide.

ketekunan, disiplin diri, dan perhatian Ini merupakan salah satu indikator

penuh, mempunyai aktivitas mental seperti: yang paling kuat dari berpikir kreatif,

mengajukan pertanyaan; mempertimbang- karena semakin banyak ide, maka

23
Jurnal Eksponen Volume 9 No. 2, September 2019, hal. 20²26

semakin besar kemungkinan yang ada d. Orisinalitas (Originality)


untuk memperoleh sebuah ide yang Indikator orisinalitas mengacu pada
signifikan. keunikan dari respon apapun yang
diberikan. Orisinalitas yang ditunjuk-
b. Fleksibilitas (Flexibility)
kan oleh sebuah respon yang tidak
Karakteristik atau indikator ini
biasa, unik dan jarang terjadi. Berpikir
menggambarkan kemampuan sese-
tentang masa depan bisa juga
orang individu untuk mengubah
memberikan stimulasi ide-ide orisinal.
mentalnya ketika suatu keadaan, atau
Jenis pertanyaan-pertanyaan yang
kecenderungan untuk memandang
digunakan untuk menguji kemampuan
sebuah masalah secara instan dari
ini adalah tuntutan penggunaan-
berbagai perspektif. Fleksibilitas
penggunaan yang menarik dari objek-
adalah kemampuan untuk mengatasi
objek umum.
rintangan-rintangan mental, mengubah
pendekatan untuk sebuah masalah. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
Tidak terjebak dengan mengasumsikan disimpulkan bahwa keempat indikator
aturan-aturan atau kondisi-kondisi berpikir kreatif tersebut di atas memberikan
yang tidak bisa diterapkan pada sebuah suatu pandangan tentang proses kreatif.
masalah. Proses kreatif tersebut yang akan
membantu individu untuk menciptakan ide-
c. Elaborasi (Elaboration)
ide atau gagasan kreatif dan menyelesaikan
Elaborasi diartikan sebagai kemam-
masalah-masalah tertentu di dalam proses
puan untuk menguraikan sebuah objek
hidup. Beberapa indikator tersebut dapat
tertentu. Elaborasi adalah jembatan
digunakan sebagai indikator untuk
yang harus dilewati oleh seseorang
mengukur kemampuan berpikir kreatif
untuk mengomunikasikan ide kreatif-
seseorang dalam menyelesaikan masalah
nya kepada masyarakat. Faktor inilah
tertentu, misalnya dalam hal ini di bidang
yang menentukan nilai dari ide apapun
matematika.
yang diberikan kepada orang lain di
Kemampuan berpikir kreatif
luar dirinya. Elaborasi ditunjukkan
matematis dapat didefinisikan berdasarkan
oleh sejumlah tambahan dan detail
pada uraian yang dikemukakan pada
yang bisa dibuat untuk stimulus
indikator kemampuan berpikir kreatif yang
sederhana untuk membuatnya lebih
kompleks. telah dipaparkan. Kemampuan berpikir
kreatif matematis didefinisikan sebagai

24
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis(Pengertian dan Indikatornya)
(Darwanto)

kemampuan menemukan dan menyelesai- PENUTUP


kan masalah matematika yang meliputi
Berdasarkan uraian yang telah
komponen-komponen: keaslian (orisinal-
dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan antara
itas), kelancaran, fleksibilitas, dan ela-
lain: 1) berpikir kreatif merupakan bagian
borasi. Penilaian terhadap kemampuan
dari berpikir tingkat tinggi (higher order
kemampuan kreatif peserta didik dalam
thingking) sehingga kemampuan berpikir
matematika penting untuk dilakukan.
kreatif harus ada dan mulai dikembangkan
Pengajuan masalah yang menuntut peserta
pada setiap peserta didik sesuai dengan
didik dalam memecahkan permasalahan
jenjangnya sebagai bekal dalam meng-
sering digunakan dalam penilaian
hadapi era disrupsi; 2) terdapat beberapa
kreativitas matematik. Tugas-tugas yang
indikator yang sering digunakan dalam
diberikan pada peserta didik yang bersifat
mengukur kemampuan berpikir kreatif
penghadapan peserta didik dalam masalah
yaitu keaslian (orisinalitas), kelancaran,
dan pemecahannya digunakan untuk
fleksibilitas, dan elaborasi.
mengidentifikasi individu-individu yang
kreatif.

DAFTAR RUJUKAN

Andiyana, M. A., Maya, R., & Hidayat, W. 2018. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa SMP Pada Materi Bangun Ruang. JPMI (Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif), (Daring), Vol.1(3): 239²248. Tersedia:
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id (27 Agustus 2019).

Darwanto, D. 2019. Hard Skills Matematik Siswa. Dalam Eksponen, (Daring), Vol.9 (1):
21²27. Tersedia: https://ojs.stkipmktb.ac.id (24 Agustus 2019).

Dinata, K. B. 2017. Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika. Dalam Eksponen,


(Daring), Vol.7(2): 54²60. Tersedia: https://ojs.stkipmktb.ac.id (24 Agustus 2019).
Hassoubah, Zaleha Izhab. 2008. Mengasah Pikiran Kretaif dan kritis. Nuansa. Bandung.
Johnson, Elaine B. 2014. CTL Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa Learning.
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineca Cipta.

Noer, S. H. 2009. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
(pp. 521±526). In Lampung: Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta (Vol. 16).

25
Jurnal Eksponen Volume 9 No. 2, September 2019, hal. 20²26

Surya, Muhamad. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Syukur, M. 2011. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU Melalui


Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. Tesis Tidak diterbitkan.
Bandung: FPS, UPI Bandung.

26

Anda mungkin juga menyukai