Anda di halaman 1dari 6

BAGAIMANA PANDANGAN GEREJA MENYIKAPI

PANDEMI COVID-19

Nova Rede

Institut Agama Kristen Negeri Toraja

novarede04@gmail.com

Abstrak

Pandemi covid-19 yang biasa kita sebut dengan kata virus corono tentu ini menjadi
beban atau menjadi bencana global yang telah menyerang semua kehidupan manusia terlebih
masyarakat indonesia. Di indonesia merupakan salah satu negara yang terkena virus corona
(covid-19), tentu hal ini membuat masyarakat dikejutkan dengan munculnya virus yang
secara tiba-tiba sehingga membuat masyarakat di indonesia takut dan khawatir karena covid-
19 sangat cepat menular. Hadirnya virus corona (covid-19) ini membuat semua tempat-
tempat umum ditutup misalnya: gereja, bandara, sekolah, pasar serta kampus-
kampus.Pandemi membuat semua manuisa merasakan kegelisahan dan kecemasan terlebih
dalam beribadah di tempat umum misalnya, Gereja dan masjid. Dengan adanya covid-19
semua orang harus berada di rumah terlebih harus beribadah di rumah atau melalui sosial
media, tentu ini membuat orang malas atau lupa beribadah kepada Tuhan sehingga kurangnya
kepercayaan kepada Tuhan akibat virus tersebut. Ini membuat masyarakat sangat resah
karena segala sesuatu harus dilakukan dari rumah terlebih beribadah.

“ Bagaimana Pandangan Gereja Menyikapi Pandemi Covid-19 “

Kata Kunci “ Gereja dan Pandemi Covid-19 “


PENDAHULUAN

Gereja merupakan suatu komunitas yang terikat janji, dengan visi di dalamnya dan
setiap pribadi dalam komunitas tersebut mempunyai komitmen pada visi tersebut, di dalam
gereja terdapat fellowship, leadership, dan discipline atau discipleship. Jadi gereja tidak lagi
berurusan dengan sebuah gedung, fasilitas, organisasi dan lain-lain. Jadi sebuah
persekutuanbukan sebuah wadah, tetapi sebuah kehidupan.Gereja menjadi sasaran akibat
munculnya covid-19 dimana orang-orang tidak lagi beribadah di gereja namun, beribadah
dari dirumah atau beribadah dari rumah, melalui sosial media ini membuat masyarakat resah.
Pada awal tahun 2020 ditandai dengan suatu peristiwa yang mengejudkan seluruh orang di
dunia oleh munculnya sebuah virus corona (covid-19). Virus corona baru pertama kali
muncul di Wuhan, China kira-kira sejak akhir tahun 2019 dan dengan cepatnya menyebar
keseluruh negara yang ada di muka bumi. Sekarang ada 65 negara yang terinveksi wabah
virus corona dimna covid-19 ini sangat cepat menular di berbagai negara sehingga ancaman
yang ditimbulkanpun sangat besar. Adanya virus corona (covid-19) manusia diseluruh dunia
dihadapkan pada suatu kondisi dimana kondisi ini mengejutkan seluruh manusia di dunia
terlebih bagi kehidupan. Covid-19 bukan hanya mengejutkan manusia pada penderitaan fisik,
namun juga seluruh aspek kehidupan misalnya: dunia politik, ekonomi, sosial hingga pada
religiositas terlebih spiritualitas yang sangat terganggu.1

Penyebaran virus corona membuat pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan dalam


hal masyarakat harus memperhatikan protokol kesehatan, masyarakat di anjurkan
menggunakan masker, kebijakan bagi masyarakat agar tidak berkeliaran dimana-mana.
Tentunya dalam menghadapi covid-19 masyarakat harus mematuhi kebijakan yang sudah
dikeluarkan pemerintah salah satunya tidak beribadah di gedung gereja hal ini dilakukan
untuk menjegah penularan covid-19. Gereja dalam Matius 16:18 disebut eklesia yang sering
diartikan sebagai “dipanggil keluar” tentu ini adalah masalah terbesar yang dihadapin orang-
orang yang percaya kepada Tuhan karena tidak melaksanakan ibadah di gedung gereja lagi
namun dilaksanakan di rumah. tentu hal ini membuat masyarakat tidak maksimal dalam
beribadah , banyak orang yang akan mengabaikan ibadah sehingga ibadah seolah-olah tidak
memiliki arti atau makna lagi bagi orang kristiani.2

1
David Ariono, Gereja Rumah:Mengembalikan Gereja Pada Jati Dirinya, Immanuel Publishing House, (Jakarta:
2020).hlm-3-5.
2
Luh Devi Herliandry Et.Al, “Pembelajaran Dimasa Pendemi Covid-19”jtp:Jurnal Teologi Pendidikan, (April
2020):66.
TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi warga gereja dan
pemerhati kebutuhan gereja. Kita sebagai orang yang percaya tentunya memiliki pandangan
tersendiri mengenai pandemi covid-19. Melalui pandemi covid-19 tentu ini membuat kita
untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sekalipun kita harus beribadah dari rumah.
Sekalipun kita merindukan untuk beribadah di rumah Tuhan atau gereja namun itu bukan
alasan untuk mengurangi semangat kita atau kerinduan kita untuk tetap datang bersekutu
kepada Tuhan.

PEMABAHASAN

Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus


yang memisahkan diri dari dunia untuk menjalankan misi Allah. Gereja juga
merupakan persekutuan orang-orang di panggil dari kegelapan menuju ke
terang yang ajaib untuk bersekutu, bersaksi dan melayani, sebagaimana yang di
tuliskan di dalam ( 1 Petrus 2:9 ) berbunyi: “ tetapi kamulah bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang
telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib “.
Gereja juga merupakan suatu komunitas yang terkait janji dengan sebuah visi
dan misi di dalamnya dan setiap pribadi dalam kmunitas tersebut mempunyai
komitmen pada visi dan misi tersebut di dalam sebuah gereja tersebut.Pada
umunya orang kristen mencari sebuah keadilam dan kedamaian dengan bekerja
dengan suatu komunitas-komunitas iman dapat mendukung orang dalam
menghadapi situasi dimana kita merasa tidak mampu atau tidak sanggup
menjalani sebuah kehidupan. Gereja memberikan kehidupan dalam melakukan
pemuridan dengan menemukan orang-orang telah terhilang menyatakan bahwa
mereka sedang di proses dalam kekuatan Iman. Dalam gereja juga kita dapat
melihat dua segi yaitu: pada segi pertama disebut segi obyektif dimana gereja
dilihat sebagai tempat di mana manusia bertemu dengan keselamatan yang
diberikan Allah kepadanya dalam Yesus Kristus. Segi kedua yaitu segi
subyektif dimana gereja merupakan tempat persekutuan orang percaya yang
ingin beribadah kepada Allah dan segi ketiga disebut segi apostoler atau segi
ekstravert dimana gereja tidak hanya merupakan jembatan antara Allah dengan
orang percaya, tetapi juga jembatan antara Allah dan dunia.3

Dalam munculnya pandemi covid19 ini memberikan dampak besar bagi


gereja dimana umat Tuhan tidak lagi beribadah di gereja namun haarus beribad
di rumah atau beribadah lewat online. Gereja tidak seperti dulu lagi yang
dipandang rumah Tuhan yang harus ditempati berkumpul untuk bersekutu
dengan Yesus Kristus namun, jika kita melihat gereja-gereja sekarang dimana
gereja sudah seperti tempat biasa yang kosong tidak ada orang yang masuk atau
datang beribadah tentu inilah dampak terbesar bagi gereja-gereja Tuhan. gereja-
gereja tampak sepi pada hari minggu, tentu jika kita mengiman hal tersebut
akan melukakan hati kita dimana orang-orang tidak datang lagi beribadh di
gereja dan orang-orang juga kebanyakan mengabaikan ibadah seolah-olah
ibadah itu tidak penting lag i. Sekalipun dalam situasi pandemi covid19 ini
bukan halangan atau masalah untuk datang kepada Tuhan tetapi jadikan
semuanya kekuatan untuk tetap teguh di dalam Dia yang adalah raja yang
Kekal.

MAKNA GEREJA

Gereja merupakan kumpulan umat-umat Tuhan yang di panggil oleh


Allah dan yang telah mempunyai iman kepercayaan bahawa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan juruslamat manusia satu-satunya melalui kematiannya dan
kebangkitannya. Sebuah ide tentang persekutuan atau koinonia akan
3
Dr.Chr. de Jonge. Dr. Jan S. Aritonang, Apa dan Bagaimana Gereja, PT BPK GUNUNG MULIA,
(Jakarta:2003)hlm-4-5.
meningkatkan sebuah pemahaman klasik tiga panggilan gereja yaitu: Kesaksian,
Persekutuan dan Pelayanan dimana ketiga panggilan tersebut harus dimiliki
oleh orang-orang yang benar-benar percaya akan adannya Tuhan. 4Tentu dalam
hal ini kita dapat melihat bahwa covid-19 bukan penghalang bagi umat Allah
untuk tetap datang kepada Tuhan. Gereja juga bertujuan untuk membentuk
persekutuan-persekutuan anak-anak Allah, memuliakan Allah melalui sebuah
ibadah serta mendewasakan umat Allah melalaui setiap pengajaran-
pengajaranNya yang bersumber dari Firman Allah dan melakukan tugas
penginjilan sehingga semakin banyak umat Allah yang terpanggil sebagai umat-
umat pilihan yang akan memperoleh keselamatan dan kehidupan yang kekal.
Gereja juga memiliki fungsi diantanya gereja memiliki misi dan tugas yang di
embannya untuk memproklamasikan injil keseluruh dunia dan mengajar
umatnya serta dunia tentang ajaran-ajaran Yesus Kristus (Matius 28:20).5

KESIMPULAN

Dari uraian diatas kesimpulannya ialah bahwa gereja merupakan tempat


persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Adanya pandemi
covid-19 tentu memberikan dampak yang negatif dan positif bagi sebuah gereja
terlebih bagi orang krsitiani namun dengan adanya covid-19 kita di ingatkan
untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan walapun ibadah harus kita lakukan
dirumah dan melalui online. Tentu ini menjadi pendorong bagi kita untuk lebih
menguatkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan.

4
Adiprsetya, J, Berteologi Dengan Perjumpan Dengan Yang Lain, Jurnal Teologi Proklamasi (2002), 2(1),45-54.
5
Eli Tanya, D.Th, Gereja dan Pendidikan Agama Kristen, Sekolah Tinggi Teologi Cipanas, (Cianjur:1999).hlm-5.
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang. S Jan dan Jonge de. Chr. 2003, Apa dan bagaimana gereja, PT BPK
GUNUNG MULIA, Jakarta.

Ariono David. 2020, Gereja Rumah:Mengembalikan Gereja PaDA Jati Dirinya,


Immanuel Publishing House, Jakarta.

Al.Et Herliandry Devi Luh. 2020, Pembelajaran Dimasa Pandemo Covid-19, Jurnal
Teologi Pendidikan, April:66.

J, Adiprsetya. 2002, Berteologi Dengan Perjumpan Dengan Yang Lain, Jurnal


Teologi Proklamasi, 2(1),45-54.

Tanya Eli.1999. Gereja dan Pendidkan Agama Kristen, Sekolah Tinggi Teologi
Cipanas, Cianjur.

Anda mungkin juga menyukai