Anda di halaman 1dari 8

Larutan

1. Dekstrometorphan HBr
 Organoleptis : Warna putih sampai agak kuning, rasa pahit
dan tidak berbau
 Bentuk/Wujud : Serbuk Hablur
 Polimorfisme : bentuk garam dari dekstrometorphan yaitu
derivat morfin.
 Ukuran Partikel : 3 mikrometer
 Kelarutan : Larut dalam 60 bagian air, larut dalam 10
bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P disertai dengan
pemisahan air, praktis tidak larut dalam eter P.
 Titik Lebur/Titik Didih : 109,5˚C dan 112,2˚C
 Pka/Pkb :-
 Bobot Jenis : 271,4 g/mol
 PH Larutan : 2,0% b/v 5,2 sampai 6,5
 Stabilitas : Suhu lebih dari 40˚C akan mudah terdegradasi,
lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar.
 Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap obat-obatn inhibitor
MAO, obat-obat psikotropika, depresan, SSP, obat-obatan inhibitor selektif.
 Khasiat : Antitusivum

(Dirjen POM, 1979 ; Lund,1994)

2. Aquadest
 Organoleptis : Air murni yang diperoleh dari hasil
pemurnian, tidak berbau, tidak berasa dan berwarna bening
 Bentuk/Wujud : Cairan jernih
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel :-
 Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan, pelarut polar
 Titik Lebur/Titik Didih : 0˚C / 100˚C
 Pka/Pkb : 8,4
 Bobot Jenis : 1g/cm³ atau 1g/mL
 PH Larutan :7
 Stabilitas : Stabil dalam bentuk cair dan padat
 Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan alkali, cepat bereaksi
dengan oxide lain seperti oxide lain seperti kalsium oxide dan magnesium
oxide, dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan
hidrolisis.
 Khasiat : Zat tambahan (Pelarut)

(Dirjen POM, 1979:96 ; Rowe,2009:627)

3. Sirupus Simplex

 Organoleptis : Jernih, tidak berwarna , rasa manis, tidak


berbau, mengandung 65% gula dengan larutan nipagin 0,25%
 Bentuk/Wujud : Cairan
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel :-
 Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air
mendidih/panas, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan
eter.
 Titik Lebur/Titik Didih : 180˚C
 Pka/Pkb : 12,62
 Bobot Jenis : 1,6 g/cm³
 PH Larutan :-
 Stabilitas : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
 Inkompatibilitas : Dalam bentuk serbuk dapat terkontaminasi
oleh logam berat yang menyebabkan sukrosa tidak kompartibel terhadap zat
aktif, dapat bereaksi dengan tutup alumunium
 Kegunaan : Zat tambahan (pemanis)

(Dirjen POM, 1979 ; Rowe,2009:703-706)

4. Natrium Benzoat

 Organoleptis : Putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau,


memiliki rasa yang tidak manis
 Bentuk/Wujud : Granul atau serbuk hablur (bersifat
higroskopis dalam bentuk serbuknya)
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel :-
 Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol dan agak mudah larut dalam etanol 90%
 Titik Lebur/Titik Didih : 410˚C
 Pka/Pkb :-
 Bobot Massa : 144,11 g/mol
 Bobot Jenis : 1,497-1,527 g/cm³
 PH Larutan : 8 (suhu 25˚C), tidak aktif jika <PH5
 Stabilitas : stabil di udara
 Inkompatibilitas : Gelatin, garam besi, garam kalsium, garam
logam berat, perak, timah dan merkuri, kaolin, surfaktan anionic
 Penyimpanan : Wadah tertutup rspst, ditempat sejuk dan
kering
 Kegunaan : Zat Tambahan (Pengawet, antimikroba),
pelumas tablet dan kapsul

(Dirjen POM, 1995 ; Rowe,2009:627-628)

5. Sorbitol
 Organoleptis : Serbuk, granul atau lempengan, bersifat
higroskopis, berwarna putih dan rasa manis
 Bentuk/Wujud : Serbuk, butiran atau kepingan
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel :-
 Kelarutan : Sangat ,udah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol, dalam methanol dan dalam asam asetat.
 Titik Lebur/Titik Didih : 35˚C - 408˚C
 Pka/Pkb : 4,5-7 pada 10%
 Bobot Jenis : 1,49 g/cm³
 PH Larutan : 3,5-7
 Stabilitas : Sorbitol secara kimia relative lembab dan
kompartibel dengan sebagian besar eksipien. Stabil di udara tanpa adanya
katalis. Sorbitol tidak menjadi gelap/terurai pada suhu tinggi, tidak mudah
terbakar, tidak korosif dan tidak mudah menguap. Meskipun sorbitol
resisten terhadap fermentasi oleh banyak mikroorganisme, pengawet harus
ditambahkan ke larutan sorbitol.
 Inkompatibilitas : Sorbitol akan membentuk kelat yang larut
dalam air dengan banyak ion logam, dalam kondisi asam dan basa kuat.
Sorbitol juga bereaksi dengan zat besi oksida menjadi berubah warna.
Sorbitol meningkatkan laju degradasi penisilin secara netral dan larutan
berair.
 Penyimpanan : Disimpan dalam wadah kedap udara ditempat
sejuk dan kering.
 Kegunaan : Zat tambahan (Anti-Caplocking, Humektan,
Pemanis, Plasticizer,Diluen (pengisi) tablet dan kapsul)

(Dirjen POM, 1955 ; Rowe,2009:679-680)

Eliksir
1. Paracetamol
 Organoleptis : Warna putih, rasa pahit, tidak berbau
 Bentuk/Wujud : Hablur atau serbuk
 Polimorfisme : Memiliki tiga bentuk polimorfik yaitu :
- Bentuk 1 : Monoklinik
- Bentuk 2 : Ortomobik
- Bentuk 3 : yang masih belum stabil
 Ukuran Partikel : 2-6 nanometer
 Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan
dalam 9 bagian Propilen Glikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida,
larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1N, mudah larut
dalam etanol.
 Titik Lebur/Titik Didih : 169˚C sampai 172˚C
 Pka/Pkb : 9,5 pada suhu 25 ˚C
 Bobot Jenis : 151,163 g/mol
 PH Larutan : antara 5,3 dan 6,5
 Stabilitas : stabil pada temperatut 45˚C (dalam bentuk
serbuk), terhidrolisis pada PH minimal 5-7, dapat terdegradasi oleh
quinominim dan terbentuk warna pink, coklat, dan hitam, relative stabil
terhadap oksidasi, menyerap uap air dalam jumlah tidal signifikan pada
suhu 25˚C dan kelembapan 90%, tablet yang dibuat granulasi basah
menggunakan pasta gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembapan tinggi
dibandingkan dengan menggunakan pavidon.
 Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon
dan rayon, tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki ikatan
hydrogen dan beberapa antasida.
 Khasiat : Analgetikum, Antipiretikum
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya, simpan pada suhu ruang dan terlindungi dari kelembapan panas.

(Dirjen POM,1979:37 ; Dirjen POM,2020:1359-1361 ; Lund,1994:989)

2. Aethanolum (Etanol)
 Organoleptis : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan tidak mudah bergerah, berbau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan
memberikan warna biru yang tidak berasap.
 Bentuk/Wujud : Cairan
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel :-
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
 Titik Lebur/Titik Didih : 78˚C
 Pka/Pkb :-
 Bobot Jenis : 0,8119 sampai 0,8139
 PH Larutan :-
 Stabilitas : Mudah menguap, mudah terbakar, mudah
rusak oleh adanya cahaya.
 Inkompatibilitas : Bahan pengoksidasi bila dicampur dengan
alkali berubah warna menjadi gelap.

(Dirjen POM,1979:65 ; Rowe,2009:17)

3. Propilen Glikol
 Organoleptis : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, rasa agak manis, bersifat higroskopis
 Bentuk/Wujud : Cairan kental
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel :-
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
95% P, dan dengan kloroform P, dapat larut dalam 6 bagian eter P, tidak
dapat bercampur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
 Titik Lebur/Titik Didih : 188˚C
 Pka/Pkb :-
 Bobot Jenis : 1,035-1,037 g/cm³
 PH Larutan : 3-6
 Stabilitas : Pada suhu dingin PPG stabil dalam kondisi
tertutup rapat, tetapi pada suhu tinggi ditempat terbuka cenderung
teroksidasi, menghasilkan produk seperti propilaldehid, asam laktat, piruvat
dan asam asetat. PPG secara kimia stabil bila dicampur dengan etanol
(95%) P, gliserin, air larutan antrian dapat disterilkan dengan autoclave.
PPG bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup dan
terlindung dari cahaya matahari ditempat yang sejuk dan kering.
 Inkompatibilitas : PPG tidak sesuai dengan reagen pengoksidasi
seperti kalium permanganate.

(Dirjen POM, 1979:534 ; Rowe, 2009:512-522)

4. Gliserin
 Organoleptis : Cairan sirup, tidak berwarna atau
jernih, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopis, jika disimpan
beberapa lama pada suhu rendah dapat membentuk memadat massa hablur
tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai kurang lebih
20˚C.
 Bentuk/Wujud : Cairan seperti sirup
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel : -
 Kelarutan : Dapat larut dalam air dan dengan etanol
(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam
minyak lemak.
 Titik Lebur/Titik Didih : 290˚C atau 17,8˚C
 Titik Beku : -1,6˚C
 Pka/Pkb :-
 Bobot Jenis : 1,25 g/cm³
 PH Larutan : 6,0
 Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, gliserin
murni tidak mudah mengalami oksidasi, atmosfer dalam kondisi
penyimpanan biasa, tetapi dipanaskan dengan evaluasi akrolein beracun.
Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%) P, PPG stabil secara
kimiawi. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah,
Kristal tidak meleleh sampai di hangatkan ke 208˚C
 Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampur
dengan zat pengoksidasi kuat seperti kalium trioksida, kalium borat atau
kalium permanganate dalam larutan encer, reaksi berlangsung pada laju
yang lebih lambat dengan beberapa produk oksida sedang dibentuk.
Perubahan warna hitam gliserin terjadi dihadapan cahaya atau jika kontak
dengan seng oksida atau nitrat bismuth dasar.

(Dirjen POM, 1979: 271-272; Rowe,2009:283)

5. Aquadest
 Organoleptis : Air murni yang diperoleh dari hasil
pemurnian, tidak berbau, tidak berasa dan berwarna bening
 Bentuk/Wujud : Cairan jernih
 Polimorfisme :-
 Ukuran Partikel :-
 Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan, pelarut polar
 Titik Lebur/Titik Didih : 0˚C / 100˚C
 Pka/Pkb : 8,4
 Bobot Jenis : 1g/cm³ atau 1g/mL
 PH Larutan :7
 Stabilitas : Stabil dalam bentuk cair dan padat
 Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan alkali, cepat bereaksi
dengan oxide lain seperti oxide lain seperti kalsium oxide dan magnesium
oxide, dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan
hidrolisis.
(Dirjen POM, 1979:96 ; Rowe,2009:627)
Daftar Pustaka
Dirjen POM .(1979).Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI
Dirjen POM .(1995).Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI
Dirjen POM .(2020).Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta : Depkes RI
Lund,W.(1994).The Pharmaceutical Codex, 12ᵗ ͪ Edition. London : Pharmaceutical
Press
Rowe, R.(2009).Handbook Of Pharmaceutical Excipient. London : Pharmaceutical
Press

Anda mungkin juga menyukai