Makalah Kelautan Part 2
Makalah Kelautan Part 2
OLEH:
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
sekitar 17.500 km2 ekosistem terumbu karang yang beragam jenisnya. Tersebar
diseluruh perairan pesisir yang jernih, hangat, beroksigen serta bebas dari
sedimentasi. Sehingga Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat terumbu karang
karang cukup tinggi seperti Nusa Penida (Bali), Komodo (NTT), Bunaken (Sulut),
karang Indonesia justru terancam rusak akibat berbagai faktor yakni faktor alam
seperti perubahan iklim dan faktor pemanfaatan sumberdaya yang tidak terkontrol
oleh manusia. Saat ini 22% terumbu karang di wilayah Indonesia bagian timur
mengalami rusak, sedangkan di bagian barat kerusakannya lebih parah lagi yaitu
sebesar 71% ( Dahuri, 1999). Sedangkan menurut P2O LIPI, 2006 dalam Muzaki
ekosistem terumbu karang terus mengalami kerusakan dari 10% menjadi 50%
Kondisi ini yang melatarbelakangi semua pihak untuk segera bertindak menjaga
ekosistem yang telah dianugerahkan kepada kita karena dampak dari kerusakan
terumbu karang bukan hanya akan berpengaruh pada sektor perikanan saja tetapi
Laut adalah wilayah unik karena di laut tidak ada status kepemilikan
pribadi, laut merupakan lahan milik bersama atau milik umum (common
secara bersama antar berbagai sektor. Dari uraian diatas makalah ini merumuskan
PEMBAHASAN
Terumbu karang berasal dalam bahasa inggris adalah coral reefs reefs atau
terumbu merupakan sekumpulan struktur keras dan padat yang berada didalam
perairan. Sedangkan coral atau karang merupaka salah satu organisme laut tidak
dari air laut dan mengendapkannya membentuk timbunan kapur yang padat.
menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh
kalsium karbonat yang struktur bentuk bangunannya khas. Umumnya jenis karang
ini hidup diperairan pantai/laut yang tidak terlalu dalam dimana penetrasi cahaya
binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-320C
unik karena umunya hanya terdapat diperairan tropis, sangat sensitive terhadapp
tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti
curah hujan yang tinggi dan aliran material dari daratan (mainland run off ) dapat
coral), karang lembaran (folius coral), dan karang menjalar (encrusting coral)
(Coremap II, 2007 dalamKasim, 2011). Moberg dan Folke (1999) dalam Cesar
maupun jasa. Untuk barang merupakan yang terkait dengan sumberdaya pulih
seperti bahan 8 pangan yaitu ikan, dan tambang sepeerti pasir karang. Sedangkan
5) Jasa sosisal dan budaya sebagai nilai keindahan, rekreasi dan permainan.
beraneka ragam. Dengan suhu peraian 21-290 terumbu karang tumbuh subur
diperairan negara kita. Secara ekologis terumbu karang berfungsi sebagai suatu
memprihatinkan, dari luas terumbu karang yang dimiliki seluruhnya hanya 5,56%
1) Faktor alam antara lain pemanasan global, el-nino, tsunami dan letusan gunung
berapi.
adalah terumbu karang bisa menjadi pendukung besarnya hasil yang dapat
Getter 1985 dalam Fachrudin, 2011). White and Trinidad (1998) dalam Rembet
(2011) mengemukakan, jumlah panena ikan, kerang dan kepiting dari terumbu
karang lestari diseluruh dunia dapat mencapai 9 juta ton atau sekurangnya 12&
perikanan dari terumbu karang tergatung pada kondisi terumbu karang an kualitas
ikan karang di perairan laut Indonesia diduga sebesar 80.082 ton/tahun (Ditjen
nilai ekonomi dari sektor jasa pariwisata. Keindahan terumbu karang Indonesia
menarik jutaan turis domestik dan asing untuk datang ke Indonesia. Nilai
ekonomis wisata bahari ini sangat tinggi karena tidak hanya menghasilkan devisa
tetapi juga efek pengganda lainnya seperti perdagangan, jasa transportasi, hotel
dan restoran
2.2.3. Dimensi sosial
pesisir dan lautan. Seiring dengan peningkatan jumlah masyarakat pesisir maka
sering bersifat open acces. Hal ini yang membuat sulitnya menjaga kelestarian
eksploitasi sumberdaya yang secara ekologis rentan atau dengan cara-cara yang
tidak ramah lingkungan. Pada sisi lain, padangan dan persepsi masyarakat
terhadap keberadaan sumberdaya alam tidak lagi mengikuti syariat serta kearifan
Laju degradasi terumbu karang akan terus terjadi apabila tidak ada upaya
melibatkan seluruh instansi yang terkait yang terkait dalam pengelolaan terumbu
melibatkan hampir seluruh komponen masyarakat dari tingkat bawah (grass root )
dalam mengelola sumberdaya alam yang terdapat diwilayahnya dalam hal ini
lokal tanggung jawab yang harus dipikul adalah peningkatan partisipasi berupa
karang, termasuk dalam hal ini dukungan dari tokoh-tokoh agama, tokoh
masyarakat, keluarga nelayan serta seluruh masyarakat pesisir untuk selalu
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
budaya lokal.
DAFTAR PUSTAKA