Anda di halaman 1dari 49

TUGAS

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

Perencanaan Bangunan Dengan Struktur Beton

DOSEN PENGAMPU

DISUSUN OLEH:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tentang“Perencanaan
Bangunan Dengan Struktur Beton ” ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bpk.
Ardiyansah, ST.,MT selaku dosen mata kuliah Teknologi Bahan
Konstruksi di Universitas Balikpapan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................iii

BAB I..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................3

1.3 TUJUAN PENULISAN.............................................................3

BAB II.................................................................................................4

2.1 BAHAN DASAR PENYUSUN BETON.........................................4

2.2 KEUNTUNGAN & KERUGIAN BETON KONTRUKSI............10

2.3 APLIKASI BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN


GEDUNG......................................................................................12

2.4 Jenis-Jenis Tulangan Pada Aplikasi Beton Pada


Konstruksi Bangunan Gedung..................................................31

BAB III..............................................................................................43

3.1 KESIMPULAN.........................................................................43

3.2 SARAN....................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................44

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat
kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
yang membentuk massa padat. Dalam pengertian umum
beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan
kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat
beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun
perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton
optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih bahan
yang sesuai dan dicampur secara tepat.
Kebaikan dan keburukan beton dibandingkan dengan bahan
bangunan lain adalah sebagai berikut.

• Kelebihan Beton
1. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal.
2. Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai
sifat tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh
kondisi lingkungan.
3. Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam
Bentuk dan ukuran sesuai keinginan
4. Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan
mampu memikul beban yang berat.

• Kekurangan Beton

v
1. Beton memiliki kuat Tarik yang rendah sehingga mudah
retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan,atau
tulangan kasa (meshes).
2. Adukan Beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu
dibuat dilatasi (expansion joint) untuk struktur yang
Panjang untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
3. Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila
terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi
untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan
suhu.
4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga
selalu dapat dimasuki air,dan air membawa kandungan
garam dapat merusak beton.
5. Beton bersifat getas (tidak dektail) sehingga harus dihitung
dan detail secara seksama agar setelah dikomposisiskan
dengan baja tulangan menjadi bersifat dektail terutama
pada struktur tahan gempa.

vi
1.2 RUMUSAN MASALAH
 Apa saja bahan dasar penyusun beton?
 Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?
 Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?
 Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi
bangunan gedung?

1.3 TUJUAN PENULISAN


 Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton
 Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi
 Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan
gedung
 Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi
beton pada kontruksi bangunan gedung

vii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAHAN DASAR PENYUSUN BETON


Sebelum mengenal tentang bahan dasar penyusun beton, kita
harus mengetahui bahwa beton adalah sebuah bahan bangunan
komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat
semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan
pasir), semen dan air. Berikut penjelasan tentang bahan dasar
penyusun beton :
 SEMEN PORTLAND

Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari


penggilingan halus (klingker) dan gips, bila dicampur air
didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dan direndam
dalam air tidak larut.

 Ada 4 unsur yang paling penting dalam susunan semen yaitu :

1. Trikalsium silikat (C3S ) atau 3CaO.SiO2


2. Dikalsium silikat (C2S ) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium aluminat (C2A) atau 3CaO.AlO3
4. Tetrakalsium aluminoferit (C2AF ) atau 4Cao.Al2O3.Fe2O

 Keempat bahan tersebut digiling halus dengan perbandinngan


tertentu, setelah digiling dibakar dengan suhu 1350° dengan
proses bertahap

viii
1. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven kandungan
H2O masih ada)
2. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan, H2O sudah
hilang)
3. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO 2 hilang peruraian
dari Batu kapur ke kapur toho (kapur hidup)
4. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering (pelelahan)

 Setelah melalui proses pemansan tersebut kemudian dialirkan


ke tungku putar pendingin suhunya menjadi 60° berbentuk
klingker. Kemudian klingker-klingker tersebut digiling halus
dengan gips dan  menjadi semen.
 Senyawa C3S dan C2S memiliki sifat mengikat, senyawa C3A
dan C4AF memiliki sifat mengeras dan mengeluarkan panas
hidrasi. Sifat Gypsum (CH4) memperlambat pengerasan
semen dan pengikatannya yang digunakan untuk member
kesempatan pada proses pengerjaan.

 AGREGAT (Pasir & Kerikil)

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai


bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton.  Kira-kira
70 % volume mortar atau beton diisi oleh agregat.  Agregat
sangat  berpengaruh   terhadap  sifat-sifat  mortar  atau
beton, sehingga  pemilihan  agregat  merupakan  suatu bagian

ix
penting  dalam pembuatan mortar  atau  beton.  Dari  segi
ekonomis  lebih  menguntungkan  jika  digunakan campuran
beton dengan sebanyak  mungkin  bahan pengisi dan sedikit
mungkin jumlah  semen.  Namun  keuntungan  dari  segi
ekonomis  harus  diseimbangkan dengan kinerja beton baik
dalam keadaan segar maupun setelah mengeras.

Pengaruh  kekuatan   agregat   terhadap   beton   begitu   


besar,   karena   umumnya kekuatan  agregat  lebih  besar
dari kekuatan  pasta semennya.  Namun  kekasaran
permukaan   agregat   berpengaruh   terhadap   kekuatan   
beton.   Agregat   dapat dibedakan berdasarkan ukuran
butiran. Agregat yang mempunyai ukuran butiran besar
disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang berbutir kecil
disebut agregat halus.

Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat


kasar dan agregat halus adalah 4,75 mm atau 4,80 mm.
Agregat yang butirannya lebih kecil dari 4,8 mm  disebut
agregat  halus.  Secara  umum  agregat  kasar  sering  disebut
kerikil, kericak, batu pecah atau split. Adapun agregat
halus disebut pasir, baik berupa pasir  alami  yang  diperoleh
langsung  dari  sungai,  tanah  galian  atau  dari  hasil
pemecahan  batu. Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2
mm disebut pasir halus, sedangkan butiran yang lebih kecil
dari 0,075 mm disebut lanau, dan yang lebih kecil dari 0,002
mm disebut lempung.

Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok,


yaitu:

x
 Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40 mm

 Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40 mm

 Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm

Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat dan


mendekati kubus), bersih, keras, kuat dan gradasinya  baik.
Bila butiran  agregat  mempunyai  ukuran  yang sama
(seragam)  volume  pori  akan  besar.  Sebaliknya  bila 
ukuran  butiranya bervariasi  maka  volume  pori  menjadi
kecil.  Hal ini karena  butiran  yang  kecil dapat mengisi pori
diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori menjadi
sedikit, dengan kata lain agregat tersebut mempunyai
kemampatan tinggi.

Agregat  harus  pula  mempunyai  kestabilan  kimiawi  dan 


dalam  hal-hal  tertentu harus tahan aus dan tahan cuaca.

 AIR

Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh


terhadap sifat kemudahan pengerjaan adukan beton
(workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 %

xi
dari berat semen saja, namun dalam kenyataannya nilai faktor
air semen yang dipakai sulit jika kurang dari 0,35. Kelebihan 
air dari jumlah yang dibutuhkan  dipakai sebagai  pelumas,
tambahan  air ini tidak  boleh  terlalu  banyak  karena
kekuatan beton menjadi rendah dan beton menjadi keropos.
Kelebihan air ini dituang (bleeding)   yang  kemudian   
menjadi   buih  dan  terbentuk   suatu   selaput   tipis
(laitance). Selaput tipis ini akan mengurangi lekatan antara
lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang lemah

 ADMIXTURE

Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang


bukan air, agregat maupun semen yang ditambahkan ke
dalam campuran sesaat atau selama pencampuran. Fungsi
dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau
pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu,
atau ekonomis untuk tujuan lain seperti menghemat energi
(Nawy,1996).

Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam


campuran beton dengan jumlah sedikit, sehingga tingkat
kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan beton biasa.
Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu
dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa
pemberian bahan tambah pada beton tidak menimbulkan efek
samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan
elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991)

xii
 Puzolan

Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian


besar terdiri dari unsur-unsur silikat atau aluminat yang
reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ,
PUBI 1982). Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen,
tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm)
bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu normal
(24 – 270 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut
dalam air.

Unsur silikat dan aluminat yang reaktif akan bereaksi


dengan kapur bebas yang merupakan hasil sampingan
proses hidrasi antara semen dan air menjadi kalsium silikat
hidrat (“tobermorite”). Secara sederhana proses kimianya
dapat dituis sebagai berikut:

CH + S + H → C – S – H

Dan

CH + A + H → C – A – H

Keterangan:

CH   = kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

S       = silikon dioksida (SiO2)

A      = aluminium oksida (Al2O3)

C-S-H           = kalsium silikat hidrat (C3S2H3)

xiii
Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau
sebagai pengganti sebagian semen portland. Bila dipakai
sebagai pengganti sebagian semen portland, umumnya
berkisar antara 10 sampai 35 persen berat semen. Bahan
tambahan ini dapat membuat beton lebih tahan terhadap
garam, sulfat, dan air asam. Laju kenaikan kekuatannya lebih
lambat daripada beton normal. Pada umur 28 hari kuat
tekannya lebih rendah daripada beton normal, namun
sesudah 3 bulan (90 hari) kuat tekannya dapat sedikit lebih
tinggi.

2.2 KEUNTUNGAN & KERUGIAN BETON KONTRUKSI

Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan


agregat (terkadang bahan tambah, yang sangat bervariasi
mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan
buangan non kimia). Dan bias dilihat perbandingan antara
keuntungan dan kerugian dibawah ini:

 KEUNTUNGAN
Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi
Awet dan tahan lama
Tahan api
Ekonomis
Dapat dicor di tempat
Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-
bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland.

xiv
Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran,
sehingga biaya perawatan termasuk rendah
Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi,
serta mempunyai sifat tahan terhadap
pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak
bertulang atau pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun
dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun
tergantung keinginan

 KERUGIAN
Tegangan tarik rendah
Duktilitas rendah
Berat sendiri sangat besar
Volume tidak stabil
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga
mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan,
atau tulangan kasa.
Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton
keras mengembang jika basah sehingga dilatasi
(constraction joint) perlu diadakan pada beton yang
panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut
pengerasan dan pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi
perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi
(expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak
akibat perubahan suhu.

xv
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna,
sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang
membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus
dihitung dan didetail secara seksama agar setelah
dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

2.3 APLIKASI BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN


GEDUNG

Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton


umumnya dilengkapi dengan besi tulangan, sehingga beton
yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besi
tulangan yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang
hampir dapat di jumpai pada semua elemen struktur
bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan
pelat lantai. Adapun penjelasannya sebagai berikut

A. Pondasi

Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu


jenis konstruksi yang menjadi dasar dan pondasi ini berfungsi
sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini
bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke
lapisan tanah. Namun terdapat juga pengertian pondasi yang
lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang
telah diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat

xvi
menjamin keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap
berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.

Setelah mengetahui pengertian dari pondasi tersebut,


selanjutnya akan kita lihat jenis-jenis pondasi di antaranya:

 Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)

Gambar pondasi telapak

Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang


telah digunakan oleh masyarakat indonesia sejak zaman dulu.
Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang yang dicetak
membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping.
Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi
pondasi telapak ini menahan kolom yang tertanam di
dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya
ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau
ganjalan yang lebih lebar untuk standar motor ketika di
tempatkan pada tanah yang lembek.  

xvii
 Pondasi Rollag Bata (untuk Penahan lantai)

Gambar pondasi rollag bata

Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya


bukan menyalurkan beban bangunan, melainkan untuk
menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas pada
ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat
teras rumah, fungsinya hampir sama dengan sloof gantung
namun rollag bata tidak sekuat sloof gantung dan tidak
semahal sloof gantung.

 Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)

Gambar pondasi batu kali

xviii
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang
digunakan pada bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari
batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir dan
semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu
kali ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali
akan selalu menerima rembesan air yang berasal dari tanah.
Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat menahan
rembesan.

 Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)

Gambar pondasi batu bata

Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki


fungsi sama. Namun yang membedakan keduanya hanyalah
bahan yang digunakan serta kondisi alam di daerah
sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang
rentan terhadap air, maka pemasangan harus lebih maksimal
artinya bata yang dipasang harus dapat terselimuti dengan
baik.

xix
 Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat
2-3 Lantai)

Gambar pondasi tapak

Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan


oleh masyarakat Indonesia ketika mendirikan sebuah
bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan
yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan
oleh Alm Prof Ir Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir
Bambang Suhendro, Dr harry Christady dan Ir Maryadi
Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim Cakar Ayam
Modifikasi (CAM). Modifikasi yang dilakukan adalah :
penggantian pipa beton menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm,
perhitungan dalam 3 Dimensi dan penambahan "koperan"
pada tepi slab. Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh oleh
Puslitbang Jalan dan Jembatan di ruas jalan Pantura
Indramyu-Pemanukan (2007) dan digunakan di Jalan Tol
seksi 4 Makasar (2008).  

xx
 Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat)

Gambar pondasi sumuran

Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi


footplat. Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa
campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam lubang
yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya.
Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan
memiliki sigma 1,50 kg/cm2. Pondasi sumuran juga dapat
digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti medium
rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah
relatif keras. 

 Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan


Bertingkat)

xxi
Gambar pondasi bored pile

Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai


banyak seperti rumah susun yang memiliki lantai 4-8 lantai.
Pondasi ini berbentuk seperti paku yang kemudian di
tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat
seperti kren.

 Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan


bertingkat)

Gambar pondasi tiang pancang

Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak


digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak

xxii
seperti Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya.
Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun
pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan pondasi bored pil

B. Tie Beam/ Sloof

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas


pondasi bangunan. Jenis Konstruksi Beton Bertulang ini
biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan
posisinya biasanya pada Lantai 1 atau Orang-orang biasa
menyebutnya Lantai Dasar. Inilah sebab nya mengapa kita
jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah “Berdiri”
tegak. walau bentuk sloof tidak terlihat tapi fungsi sloof sangat
dibutuhkan dalam suatu bangunan.Seperti dapat kita lihat
pada Gambar dibawah

Gambar sloof pada konstruksi bangunan

xxiii
Namun berdasarkan konstruksinya, ada beberapa
macam sloof sebagai berikut :

 Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini


bisa digunakan di atas pondasi batu kali apabila pondasi
tersebut dimaksudkan untuk rumah atau
gedung(bangunan) tidak bertingkat dengan perlengkapan
kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m. Untuk
ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20
cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa
dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.
 Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan
batu bata yang dipasang dengan cara melintang dan yang
diikat dengan adukan pasangan (1 bagian portland semen :
4 bagian pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi syarat
untuk membagi beban.
 Konstruksi Sloof dari Kayu. konstruksi rumah panggung
dengan pondasi tiang kayu (misalnya di atas pondasi
setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit.
Jika sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari
batu atau beton, maka dipilih balok tunggal.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang


sengaja didisain khusus Luas Penampang dan Jumlah
Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang
akan dipikul oleh Sloof tersebut nantinya.

Untuk menetukan Luas Penampang (ukuran Sloof ini),


dibutuhkan Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof

xxiv
tersebut nanti “benar-benar Mampu” untuk memikul Beban
Dinding Bata diatasnya nanti. Untuk itu ada baiknya kita
menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan
mendisain dimensi Sloof ini

Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding,


sehingga dinding tersebut “BERDIRI” pada beton yang kuat,
sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa
mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.

Adapun fungsi sloof lainnya adalah sebagai berikut :


1. Sebagai pengikat kolom.
2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
3. Menahan gaya beban dinding.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan
dari pondasi lajur.

Gambar sloof

Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu


Pondasi bagi rumah. Spesifiknya adalah mendukung beban

xxv
dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah
termasuk Pondasi Menerus.

C. Kolom

Gambar pembuatan kolom pada proyek gedung

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur


yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu
elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah


komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.

xxvi
Jenis-Jenis Kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986)
jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu :

1. Kolom ikat (tie column).


2. Kolom spiral (spiral column).
3. Kolom komposit (composite column).

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo,


1994), ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini


merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang
tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu
diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini
berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar
tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama
dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan
pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan
keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan
kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran
seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan
tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan
yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja
profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan
pokok memanjang.

xxvii
 Fungsi Kolom

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh


bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia
dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

  Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak


mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap.
Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke
kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.

  Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton.


Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan
tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof
dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan .

D. Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan


yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer
beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu
ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar

xxviii
apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu
padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring
balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya
sehingga hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku
tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam
dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang
harus ditahan oleh kekuatan internal material.

Beberapa jenis balok antara lain :

a. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya,


dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen
tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua
reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah
tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.

b. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur


kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap

c. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang


melewati salah satu kolom tumpuannya.

d. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan


translasi dan rotasi

e. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang


ditopang oleh teristisan dari dua bentang dengan konstruksi
sambungan pin pada momen nol.

f. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih


dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang

xxix
lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian
balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

Balok terbagi dari beberapa macam, yaitu :

a. Balok kayu

Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat


ditopang oleh balok induk, tiang, atau dinding penopang
beban.

b. Balok baja

Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak.


Balok dapat ditopang oleh balok induk ( girder ), kolom, atau
dinding penopang beban.

c. Balok beton

Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut


bentangan dan bentuk cetakannya.

E. Pelat lantai

xxx
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat
yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

1. Besar lendutan yang diinginkan

2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung

3. Bahan konstruksi dan plat lantai

Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan


waterpas (mempunyai ketinggian yang sama dan tidak
miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus
didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau
jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari
plat lantai.

Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban


tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat
sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama.
Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran,
tidak diperhitungkan.

Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas

xxxi
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang
bawah\
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Plat Lantai Beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat,


bersama-sama balok penumpu dan kolom pendukungnya.
Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada
plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah,
tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan.
Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai
harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.

Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang


harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SNI
Beton 1991.

Beberapa persyaratan tersebut antara lain :

a. Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya


12cm, sedang untuk plat atap sekurang-kurangnya 7cm;

b. Harus diberi tulangan silang dengan diameter  minimum


8mm dari baja lunak atau baja sedang;

xxxii
c. Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus
dipasang tulangan rangkap atas bawah;

d. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm


dan tidak lebih dari 20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang
terkecil;

e. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton


setebal minimum 1cm, untuk melindungi baja dari karat,
korosi, atau kebakaran;

f. Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran


1pc:2psr:3kr  + air, bila untuk lapis kedap air dibuat dari
campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Gambar: Tulangan Plat lantai beton

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :

a. Mampu mendukung beban besar

b. Merupakan isolasi suara yang baik

xxxiii
c. Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi
diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc

d. Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai

e. Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu


perawatan dan dapat berumum panjang.

Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat


lantai jangan dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-
balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah
kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan
menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan
yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat
bangunan akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan
menjadi mahal.

Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :

Beban hidup (untuk rumah tinggal) =


0,200 t/m2

Beban hidup (untuk bangunan umum) =


0,250 t/m2

Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal =


0,018 t/m2

Berat tegel+perekat =
0,120 t/m2

xxxiv
Berat plafon+penggantung =
0,020 t/m2

Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu =


0,250 t/m2 pas

Berat jenis beton = 2,4    t/m3

2.4 Jenis-Jenis Tulangan Pada Aplikasi Beton Pada


Konstruksi Bangunan Gedung

Jenis-jenis tulangan dalam pekerjaan pembuatan tulangan


beton yang biasa kami jumpai di lapangan adalah sebagai
berikut :

1. Tulangan Pokok. Tulangan Pokok disebut juga tulangan utama


atau tulangan memanjang. Yaitu tulangan yang memanjang
searah dengan panjang balok atau kolom.

Gambar tulangan pokok

xxxv
2. Tulangan Tumpuan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama
yang posisinya berada di sekitar area tumpuan. Biasanya yang
menggunakan istilah ini hanya untuk balok (dan juga pelat).
Kolom tidak mengenal tulangan tumpuan. Kalau kolom biasanya
istilahnya tulangan ujung atas atau bawah.

3. Tulangan lapangan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama


yang posisinya berada di tengah bentang.

xxxvi
4. Tulangan Geser. Tulangan geser disebut juga begel, sengkang,
ties, stirrups, dan lain-lain. Yaitu tulangan melingkar yang
mengikat tulangan utama pada balok maupun kolom. Fungsinya
untuk memegang tulangan utama, dan sebagai tulangan geser
(menahan gaya dalam geser).

5. Tulangan Ekstra. Yaitu tulangan tambahan yang ditambahkan


pada tulangan tumpuan atau

xxxvii
tulangan lapangan. Biasanya tulangan ekstra ini tidak
dipasang di sepanjang balok, tapi hanya di sekitar area yang
membutuhkan saja.

 Jarak tulangan pada balok

         Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur


pemasangannya dengan jarak tertentu seperti terlihat pada
gambar di bawah ini :

 Jumlah tulangan maksimal dalam 1 baris

xxxviii
     Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b
adalah ukuran lebar dan h adalah ukuran tinggi total dari
penampang struktur. Sebagai contoh dimensi balok  ditulis b/h
atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut
berukuran lebar balok b = 300 mm dan tinggi balok h = 500
mm

 Mutu Baja Tulangan

    Baja tulangan untuk konstruksi beton bertulang ada


bermacam macam jenis dan mutu tergantung dari pabrik yang
membuatnya.  Ada dua jenis baja tulangan , tulangan polos
( Plain bar ) dan tulangan ulir ( Deformed bar ). Sebagian
besar baja tulangan yang ada di Indonesia berupa tulangan
polos untuk baja lunak dan tulangan ulir untuk baja keras.
Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu
tanpa mengalami keretakan. Oleh karena itu, agar beton

xxxix
dapat bekerja dengan baik dalam sistem struktur, beton perlu
dibantu dengan memberinya perkuatan penulangan yang
berfungsi menahan gaya tarik. Penulangan beton
menggunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis yang kuat
menahan gaya tarik. Baja beton yang digunakan dapat berupa
batang baja lonjoran atau kawat rangkai las (wire mesh) yang
berupa batang-batang baja yang dianyam dengan teknik
pengelasan. Baja beton dikodekan berurutan dengan: huruf
BJ, TP dan TD,

§  BJ berarti Baja

§  TP berarti Tulangan Polos

§  TD berarti Tulangan Deformasi (Ulir)

Angka yang terdapat pada kode tulangan menyatakan batas


leleh karakteristik yang dijamin. Baja beton BJTP 24 dipasok
sebagai baja beton polos, dan bentuk dari baja beton BJTD 40
adalah deform atau dipuntir . Baja beton yang dipakai dalam
bangunan harus memenuhi norma persyaratan terhadap
metode pengujian dan permeriksaan untuk bermacam macam
mutu baja beton menurut Tabel

Tabel berikut menunjukan sifat mekanik baja tulangan :

Sim Tegan Kekua Perpanjan


bul gan tan gan
mut leleh tarik
Minimum
u
Minimu Minim (%)

xl
m (kN/ um
cm2 ) (kN/
cm2 )
BJT 24 39 18
P –
30 49 14
24

30 49 14
BJT
P – 35 50 18
30
40 57 16
BJT
D –
30

BJT
D –
35

BJT
D –
40

SNI menggunakan simbol BJTP ( Baja Tulangan Polos) dan


BJTD ( Baja Tulangan  Ulir ). Baja tulangan polos yang
tersedia mulai dari mutu BJTP -24 hingga BJTP – 30, dan baja
tulangan ulir umumnya dari BJTD – 30 hingga BJTD 40.
Angka yang mengikuti simbul ini menyatakan tegangan leleh
karakteristik materialnya. Sebagai contoh BJTP – 24
menyatakan baja tulangan polos dengan tegangan leleh

xli
material 2400kg/ cm2 ( 240 MPa ) Secara umum berdasarkan
SNI 03-2847-2002 tentang Tata cara perhitungan struktur
beton untuk bangunan gedung, baja tulangan yang
digunakan harus tulangan ulir. Baja polos diperkenankan
untuk tulangan spiral atau tendon.

Di samping mutu baja beton BJTP 24 dan BJTD 40 seperti


yang ditabelkan itu, mutu baja yang lain dapat juga spesial
dipesan (misalnya BJTP 30). Tetapi perlu juga diingat, bahwa
waktu didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih mahal.
Guna menghindari kesalahan pada saat pemasangan, lokasi
penyimpanan baja yang spesial dipesan itu perlu dipisahkan
dari baja Bj.Tp 24 dan Bj.Td 40 yang umum dipakai. Sifat-sifat
fisik baja beton dapat ditentukan melalui pengujian tarik. Sifat
fisik tersebut adalah: kuat tarik (fy) ,batas luluh/leleh,
regangan pada beban maksimal, modulus elastisitas
(konstanta material), (Es)

Tulangan Polos

Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa diameter, tetapi


karena ketentuan SNI  hanya memperkenankan
pemakaiannya untuk sengkang dan tulangan spiral, maka
pemakaiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah
dijumpai adalah hingga diameter 16 mm, dengan panjang 12
m.

xlii
Diame Berat ( kg / m) Luas penampang
ter
( cm2 )
( mm )
6 0,222 0,28

8 0,395 0,50

10 0,617 0,79

12 0,888 1,13

16 1,578 2,01

Tulangan Ulir ( deform )

Diame Berat Keliling Luas


ter ( kg / m) ( cm ) penam
pang
( mm )
( cm2 )

xliii
10 0,617 3,14 0,785

13 1,04 4,08 1,33

16 1,58 5,02 2,01

19 2,23 5,96 2,84

22 2,98 6,91 3,80

25 3,85 7,85 4,91

32 6,31 10,05 8,04

36 7,99 11,30 10,20

40 9,87 12,56 12,60

Berdasarkan SNI, baja tulangan ulir lebih diutamakan


pemakaiannya untuk batang tulangan struktur beton. Hal ini
dimaksudkan agar struktur beton bertulang tersebut memiliki
keandalan terhadap efek gempa, karena akan terdapat ikatan
yang lebih baik antara beton dan tulangannya.

Bentuk baja tulangan seperti  gambar di bawah ini :

xliv
 Simbul simbul gambar pembesian 

Øp 10 - 250                    :  tulangan polos diameter 10 mm


jarak pasang 250 mm

f’c : mutu beton,          fy : mutu baja tulangan (tegangan leleh


baja)

A’  =  Luas tulangan tekan

xlv
A   =  Luas tulangan tarik

b   = Lebar balok atau pelat

h   = Tinggi balok atau pelat

xlvi
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat


kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton
tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang
berdasarkan kegunaan, bentuk, dan ukuran yang mana telah
diuraikan pada bagian pembahasan. Beton sebagai bahan
bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia. Disamping
mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan,
beton mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan, dapat
digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di
rawat. Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan
bahan-bahan lokal oleh sebab itu beton sangat populer
dipakai.

3.2 SARAN

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan


struktur, pekerjaan penulangan beton harus di perhitungkan
dengan matang, karena jika tidak kualitas beton menurun.
2. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan
dan peralatan berpedoman pada faktor kamudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga kerja
serta segi ekonomisnya.

xlvii
DAFTAR PUSTAKA

https://hidayatullailiah.wordpress.com/2016/04/02/bahan-
penyusun-beton/

http://kontruksibangunan-
kb1.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-beton-
pada-konstruksi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-
sebagai-salah-satu-bahan_14.html

https://www.scribd.com/doc/203868369/Makalah-Teknologi-
Bahan-1-Beton

http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-
tulangan.html

http://blogargajogja.com/struktur/cara-membaca-tulangan-
lapangan-dan-tumpuan-pada-gambar-kerja-
struktur.html/attachment/membaca-gambar-detail-balok-
kolom-argajogja

https://vancivil.blogspot.co.id/2016/10/pbi-peraturan-beton-
bertulang-indonesia.html

xlviii
xlix

Anda mungkin juga menyukai