Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ardianti Afdin

Kelas : XII MIPA 5


Makalah : INDONESIA PADA MASA ORDE BARU DAN KEHIDUPAN
POLITIK PADA ORDE ISLAM

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji Syukur saya panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah sejarah yang
membahas tentang Indonesia pada masa orde baru. Dengan harapan, setiap
yang membaca makalah ini dapat mengerti tentang materi yang ada dalam
makalah yang akan disampaikan.

Makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan saran
dan kritikan dari pembaca demi perbaikan.

Saya sebagai penyusun makalah ini, memohon maaf. Apabila Ada materi yang
kurang jelas. Karena kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................
Rumusan masalah ......................................
Tujuan penulisan ......................................

BAB II PEMBAHASAN

Kehidupan politik pada masa orde


baru .......................................................................

BAB III PENUTUP

a.Kesimpulan
b.Saran
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia pada masa Orde Baru( Orba ) adalah sebutan bagi masa
pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde
Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru
diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966.[1] Orde Baru
berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,
ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan
dengan praktik korupsi yang merajalela.
Indonesia telah mengalami beberapa periode sistem pemerintahan semenjak
proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 sampai saat ini. Salah satu sistem
pemerintahan yang cukup lama bertahan di Indonesia, yakni selama 32 tahun
adalah masa Orde Baru (Orba)

Rumusan Maslah
kehidupan politik pada masa orde islam?
Bagaimana Politik pemerintahan pada masa orde baru?
Ekonomi pemerintahan pada masa orde baru?
Sosial budaya pada masa pemerintahan order baru?

Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana kehidupan politik pada masa orde islam, Politik
pada masa orde baru, Sistem ekonomi, Sosial budaya dan latar belakang dari
masa orde baru.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Kehidupan politik pada masa orde islam


Apa yang dapat kita bicarakan tentang klam dan Politik di Indonesia pada masa
Orde Baru, terutama kita memasuki dekade tahun 1990an ini? Saya percaya.
Masih banyak yang perlu diteliti oleh ilmuwan Indonesia yang mempunyai
minat terbadap bidang ini, terutama dengan adanya suatu gejala pasca Pemilü
1992 di mana Islam menjadi suatu kekuatan politik dengan meminimalisir
risiko terjadinya konflik baik secara intemal di antara sesama Islanl, maupun
dengan kekuatan politik lainnya, terutmnayangberasaldari kalangan sekuler,
Kristen/Katolik, dan Angkatan Bersenjatê.
Memasuki periode terakhir• dekade 1980an tampaknya pemerintah secara
perlahan-lahan mengambil kebijaksanaan yang akomodaüfterhadap İslam diz
indoneŞia. Hal ini.dapat kita ljhat dari sejumlah indikator berikut ini:
Sejak kementerianPendidikan dan Kebudayaan di percayakan kepada Menteri
Fuad Hasan, sejumlah kebijaksanaan yang selama ini dianggap sangat
menıgikan Islam mulai ditinggalkan, sepeni misalnya dih apuskannya larangan
berbusana muslim bagi sejumlah siswa sekolah lanjutan.
Kebijaksanaan Daud Yusuf berbusana muslim, dicabumyaliburan bulan Quasa)
yang dianggap merugikan gaya kepemimpinan Daud Yusuf yang sering
diterima sebagai menantang Islam. Hal ini bebeda sekali dengan gaya dan
kebijaksanaan menteri pendidikan Fuad Hasan.
Ketika Rancangan UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional dibicarakan di
DPR, sejumlah pemuka agâma Islam mengingatkan bahwa RUU tersebut tidak
memberikan tempat yang sebelumya bagi pendidikan agama. Sejumlah
organisasi massa İslam berhasil melakukan diskusi dan “lobbying” yang serius
Sehingga ketika RUU tersebut ditetapkan menjadi Undarıg-Undang Sistem
Pendidikan Nasional pada tahun, 1989 bebörapa pasal yang menyangkut
peranan pendidikan agama ‘-sudah dimasukan, bahkan pada hari terakhir partai
PPP berhasil melakukan amendemen di dalam penjelasannya bahwa “antara
pengajar dan anak didik harus memiliki agama yang sama” , yang tentü saja
tidak disenangi oleh Kalângan Kristen/Katolik.Tidak ada masalah persurat
kabaran yang sangatmenarik perhatian dari pada Mingguan Monitor. Mingguan
yang dibuatoleh Katolik tersebutmemuat mlisan yang dianggap menghina Islam
di Indonesia sehingga dengan cepat memicu kemarahan umat Islam. Pemerintah
kemudian dengan secepatnya membredel koran tersebut, dan bahkan pemimpin
redaksinya kemüdian diadili dan- telah mendapathukuman lima tahun penjara.
Salah satu RUU yang cukup mendapat tantangan dari kalangan nonIslam adalah
RUU Peradilan Agama. Kalangan non-lslam berpendapat bahwa dengan
diajukannya RUU tersebut berarti hendak memperlakukan kembali “Piagam
Jakarta”. Mereka berhasil membentuk pendapat umum melalui media massa
yang sangat berpengaruh, yaitu KOMPAS dan SUARA PEMBAHARUAN, din
Fraksi Karya pada awalnya sudah mendukung kelompok non-lslam. Akan tetapi
setelah Presiden Suharto sendiri memberikan jaminan bahwa pemerintah tidak
akan memberlakukan Piagam Jakarta baru Pembahasan RUU tersebut berjalan
dengan baik, dan menjadi UU Peradilan Agama Islam.

 Ketika Menteri Agama Munawwir Sadzali menutup Muktamar


Muhammadyah di Yogyakarta pada tahun 1989 dihadapan peserta Muktamar
beliau mengumumkan bahwa Presiden Suharto melalui Yayasan Amal Bakti
Müslim Pancasila akan mengirim 1000 da’i ke daerâh-daerah transmigrasi
dengan diberi jaminan hidup sebanyak RP. 100.000 setiap bulannya dan diberi
sepeda sebagai alat Cendekiawan Muslim Indonesia (ICNfI). Ketika Organisasi
dibentuk di Malang, Presiden Suharto sendiri hadir bersama sejumlah pejabat
tinggi negara. Hal ini menandakàn bahwa pemerintah memberikan dukungan
yang küat bagi kehadiran ICMI. Bagaimana struktur organisasinya, bagaimana
ikatannya dengan birokrasi, bagaimana ICMI berperan dalâm membina
hubungan antar Islam dengan pemerintah memperlihatkan dengan jelas
kecenderunganke arah akomodasi tersebut7 Yang tidak kalah menarik adalah
adanya komiùnen Presiden Suharto untuk membantu umat Islam untuk
membuat dan memperbaiki sarana peribadatan, melalui Yayasan Amal Bakti
Muslim Pancasila. Melalui yayasan ini ratusan masjid sudah dibangun yang
tersebar di hampir segala pelosok tanah air.
Pada sekitar bulan Juni 1992 salah satu organisasi masa İslam yang terbesar,.
Muhammadyah, datang menemui Presiden Suharto. Ketika ditanya oleh
wartawan Pimpinan Muhammadyah menyatakan mendukung terpilihnya
kembali Presiden Suharto untuk masa jabatan periode 1993-1998. Apa yang
dilakukan oleh Muhammdyah kemudian diikuti oleh sejumlah organisasi massa
lainnya, teımasuk Persatuan Sarikat Islanı- Indonesia.
Puncak dari gerakan dukungan yang dilakukan oleh orang İslâm kepada Presi
den Suharto adalah dengan diadakannya dol a politik untuk kesehatan Presiden
dan agarsupaya pemilihan kembali Presiden Suhano berjalan dengan lancar.
Masyarakat Islam di Indonesia merasakan adanya perubahan yang cukup beşar
perlakuan pemerintah atas Islam. Betapa İslam menyambut dengan gembira Ketika
Presiden dan keluarga dan sejumlah pejabat tinggi negara menjalankan ibadah
hajji pada tahun 1991 dan kemudian memperoleh tambahan nama
“Muhammad” dari Raja Fahd. Setiap peryataan dukungan terhadap Presiden
yang berasal dari kalangan İslam “attribut” yang berwujud “Haji Muhammad”
selalu diungkapkan dengan penuh kebanggan
Salah satü kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah Orde Baru membawa
berkah yang sangat beşar bagi İslam di Indonesia kalau ditinjau dari kesempatan
untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Pengalaman perpolitikan sejak Orde Baru mereka pada umumnya menyadari
bahwa hakekat politik di Indonesia adalah suatu pertaruhan yang
dapat.membawa manfaat yang maksimal atau dapat membawa kerugian yang
sangat besar, bahkan bisa kehilangan segala-galanya. Politik lndonesia Orde
Baru adalah politik yang di namai oleh zero-sum game, suatu pertaruhan yang
dapat menghabiskan segala-galanya kalau kalah. Oleh karena itu melawan
pemerintah Orde Baru atau menempatkan diri sebagai kelompok oposisi adalah
suatu yang sangat sulit untuk dilakukan karena pemerintah Orde Baru sudah
sedemikian kuatnya sehingga tidak mungkin lagi untuk dihadapi dengan modus
perpolitikan pasca kemerdekaan.

B.Politik pemerintahan pada masa orde baru


Orde baru dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Waktu yang tidak
sebentar. Selama 32 tahun masa kepemimpinannya, banyak kebijakan yang
memiliki pengaruh cukup besar terhadap proses berjalannya Negara kita ini.
Mulai dari kebijakan politik maupun kebijakan ekonomi.
Kebijakan politik yang dikeluarkan terbagi menjadi dua, yaitu kebijakan politik
dalam negeri dan luar negeri. Masing-masing kebijakan tentunya dikeluarkan
berdasarkan kebutuhan Negara. Idealnya, kebijakan yang dikeluarkan adalah
yang menguntungkan dan mengedepankan kepentingan rakyat .

Kebijakan Politik Dalam Negeri


Pelaksanaan pemilu 1971
Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan pemilu akan
dilaksanakan pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu pada tahun 1955
(orde revolusi atau orde lama). Pada pemilu ini para pejabat pemerintah hanya
berpihak kepada salah satu peserta Pemilu yaitu Golkar. Dan kamu tahu?
Golkar lah yang selalu memenangkan pemilu di tahun selanjutnya yaitu tahun
1977, 1982, 1987, 1992, hingga 1997.

 Penyederhanaan partai politik


Penyederhanaan partai politik menjadi dua partai dan satu golongan karya
yaitu:

Penyederhanaan partai politik orde baru


Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan
keamanan dan sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan sosial politik
ABRI diarahkan untuk mampu berperan secara aktif dalam pembangunan
nasional. ABRI juga memiliki wakil dalam MPR yang dikenal sebagai Fraksi
ABRI, sehingga kedudukannya pada masa Orde Baru sangat dominan.
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau Ekaprasetya
Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman kepada seluruh lapisan
masyarakat mengenai Pancasila. Semua organisasi tidak boleh menggunakan
ideologi selain Pancasila, bahkan dilakukan penataran P4 untuk para pegawai
negeri sipil.
Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain :
1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
Pada saat Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965, Indonesia terkucil
dari pergaulan internasional dan menyulitkan Indonesia secara ekonomi
maupun politik dunia. Keadaan ini kemudian mendorong Indonesia untuk
kembali menjadi anggota PBB berdasarkan hasil sidang DPRGR. Pada tanggal
28 September 1966, Indonesia resmi aktif kembali menjadi anggota PBB.
2. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan
pemutusan hubungan dengan Tiongkok.
Pada tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan
Singapura. Untuk memulihkan hubungan diplomatik, dilakukan
penandatanganan perjanjian antara Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik
dan Malaysia yang diwakili oleh Tun Abdul Razak pada tanggal 11 Agustus 1966
di Jakarta. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Singapura melalui
pengakuan kemerdekaan Singapura pada tanggal 2 Juni 1966.
C.Ekonomi pemerintahan pada masa orde baru
Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama
mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi Pembangunan.
 Trilogi Pembangunan
Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia mengalami
inflasi yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih sebesar 650%
setahun. Nah, beberapa kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pada masa orde
baru adalah:
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi, kegiatan
ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi
selama lima tahun sekali.
Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Sasaran utama yang hendak dicapai
adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani. Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat
inflasi menurun menjadi 47,8%.
Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap menguntungkan investor
Jepang dan golongan orang-orang kaya saja. Hal ini memicu timbulnya
peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari)
Repelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor
pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada Trilogi
Pembangunan dengan menekankan pada azas pemerataan, yaitu:
Repelita III Orde Baru

Repelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor


pertanian menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang
dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.
Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) menitikberatkan pada sektor pertanian
untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian,
menyerap tenaga kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.
Repelita VI dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor
ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.
 Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari
cara tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan
produksi pertanian umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:
Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi
pertanian untuk memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil yang
optimal; Perubahan ini dilakukan melalui program Panca Usaha Tani yang
terdiri dari:

Program Panca Usaha Tani


Ekstentifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil
pertanian yang lebih optimal;
Diversifikasi (keanekaragaman usaha tani)
Rehabilitasi (pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah
kritis).
Sosial budaya pada masa pemerintahan order baru
Pemerintah Orde Baru berhasil mewujudkan stabilitas politik dan menciptakan
suasana aman bagi masyarakat Indonesia. Perkembangan ekonomi pun berjalan
dengan baik dan hasilnya dapat terlihat dengan nyata.
Dua hal ini menjadi faktor pendorong keberhasilan pemerintah Orde Baru
dalam melaksanakan perbaikan kesejahteraan rakyat. Keberhasilan tersebut
dapat dilihat dari:
Penurunan angka kemiskinan,
Penurunan angka kematian bayi, dan
Peningkatan partisipasi pendidikan dasar.
Program-program untuk perbaikan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan pada
masa Orde Baru antara lain adalah sebagai berikut.

 Transmigrasi
Transmigrasi adalah program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk
memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke daerah lain
yang masih lowong Indonesia. Masyarakat yang bersedia pindah ke daerah kecil
diberikan modal, lahan, dan pelatihan untuk memulai usaha agrikultur di tempat
yang ditentukan. Daerah yang menjadi tujuan transmigrasi antara lain adalah
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Keluarga Berencana (KB)
Merupakan program pemerintah yang dirancang untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk. Pengendalian penduduk dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas rakyat Indonesia dan peningkatan kesejahteraannya.
Pada tahun 1967 pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 2,6% dan pada
tahun 1996 telah menurun drastis menjadi 1,6%.
 Puskesmas dan Posyandu
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) merupakan dua fasilitias kesehatan yang didirikan oleh pemerintah
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh (komprehensif) yang meliputi pelayanan pengobatan (kuratif),
upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif).Pelayanan kesehatan yang diberikan Posyandu antara
lain adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB, Gizi, Penanggulangan Diare,
dan Imunisasi.
 Pendidikan
Pada masa Orde Baru, dimunculkan sebuah konsepsi pendidikan yang dikenal
dengan sekolah pembangunan. Konsepsi ini diajukan oleh Mashuri S.H selaku
Menteri Pendidikan dan Kebudayan. Dalam konsepsi sekolah pembangunan,
para siswa dikenalkan kepada jenis-jenis dan lapangan serta lingkungan kerja,
terutama jenis lapangan kerja yang diperlukan oleh pembangunan nasional.
Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan untuk
memberikan jasa melalui karyanya. Anak-anak didik tidak hanya diberi
pelajaran teori, tetapi juga diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang kira-
kira dapat mereka lakukan.
Dalam rangka memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, pemerintah
Orde Baru melaksanakan program-program berikut.
Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Adanya Instruksi Presiden ini
membuat jumlah sekolah dasar meningkat pesat. Tercatat pada periode
1993/1994 hampir 150.000 unit SD Inpres (Instruksi Presiden) telah dibangun.
Program Pemberantasan Buta Huruf yang dimulai pada tanggal 16 Agustus
1978.
Program Wajib Belajar yang dimulai pada tanggal 2 Mei 1984.
Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA)
 Kebudayaan
Pada masa Orde baru, usaha peningkatan dan pengembangan seni dan budaya
diarahkan kepada upaya memperkuat kepribadian, kebanggaan, dan kesatuan
nasional. Oleh karena itu, dilakukan pembinaan dan pengembangan seni secara
luas melalui sekolah seni, kursus seni, organisasi seni dan wadah-wadah
kegiatan seni lainnya.
Selain itu, dilakukan pula upaya-upaya penyelamatan, pemeliharaan, dan
penelitian warisan sejarah budaya nasional. Upaya tersebut diwujudkan dengan
menginventarisasi peninggalan purbakala yang meliputi 1165 situs purbakala
dan rehabilitasi serta perluasan museum-museum.
BAB III
PENUTUP

A.kesimpulan
Demokrasi pancasila pada orde baru (1966-199) berkeinginan melaksanakan
Pancasila dan UUD secara murni dan konsekuen. Orde baru merencanakan
pembangunan ekonomi di segala bidang untuk memperbaiki keadaan bangsa
1990 pembangunan ekonomi perubah menjadi sistem bercusuar dan panglima.
Akibatnya, kesenjangan ekonomi terjadi antara pusat dan daerah serta KKN
semakin marjalela di tuubuh pemerintahan.

B.Saran
Sistem pemerintahan pada masa orde baru berbeda dengan sistem pemerintahan
di jaman saat ini , Dampak utama dari sistem pemerintahan saat ini adalah
kebebasan menyalurkan asperasi kita bagi pemerintahan, baik berupa pendapat
maupun kritik. Namun perlu diingat, bahwa kebebasan dalam beraspirasi
tersebut harus tetap mengikuti norma-norma yaang berlaku. Aspirasi yang kita
sampaikan harus dapat berguna bagi kemajuan bangsa, jangan sampai malah
memecah belah persatuan baangsa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com › blog
https://journal.uii.ac.id ›

Anda mungkin juga menyukai