Anda di halaman 1dari 13

Nama : Putri Nur Fadila

Nim : P10121041

Kelas : E Kesehatan Masyarakat

Contoh proposal 17 Agustus di Sekolah

A. Latar Belakang
Menyambut datangnya hari kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
2019, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, maka menjadi kewajiban bagi kita, untuk
mengenang jasa-jasa pahlawan kita, yang sudah memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia.
Hari kemerdekaan adalah tonggak sejarah perjuangan bangsa yang harus kita pertahankan. Selain
mempertahankan kemerdekaan, kita sebagai generasi penerus bangsa, tentunya harus mengisi
kemerdekaan itu dengan melakukan hal-hal yang positif dan dapat menumbuhkan kecintaan serta
semangat nasionalisme. Dengan demikian, para siswa/i diharuskan untuk mengisi Hari
Kemerdekaan ini dengan kegiatan yang mengingatkan kita pada semangat para patriot pembela
bangsa. Maka dari itu, kami selaku panitia akan mengadakan Peringatan Hari Kemerdekaan ke-
74 Republik Indonesia bagi siswa/i SMA 1 Pergerakan.

B. Nama dan Tema Kegiatan


Kegiatan ini adalah Perayaan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia 17 Agustus 2019.
Dengan tema "Menuju Indonesia Unggul".

C. Dasar Pelaksanaan Kegiatan


1. UUD 1945
2. Pancasila
3. AD/ART OSIS SMA 1 Pergerakan
4. Program Kerja OSIS SMA 1 Pergerakan

D. Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan diselenggarakannya acara ini, yaitu :
1. Menumbuhkan rasa persatuan, kesatuan, dan kekeluargaan bagi siswa/i SMA 1 Pergerakan.
2. Untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela berkorban demi Tanah Air Indonesia
Raya.
3. Meningkatkan kesadaran akan besarnya jasa pejuang kemerdekaan dan nasional dalam
merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.
4. Meningkatkan jiwa sportifitas dalam meraih prestasi.
5. Untuk mendorong rasa bangga dan cinta tanah air.

E. Peserta
Peserta perayaan HUT ke-74 RI adalah siswa-siswi kelas X sampai XII, serta guru-guru dan
karyawan SMA 1 Pergerakan.

F. Waktu dan Tempat


Kegiatan "Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia KE 74, 17 Agustus 2019" ini akan
diselenggarakan pada :
Hari, Tanggal : Sabtu, 17 Agustus 2019
Waktu : 08.00 WIB.
Tempat : Di SMA 1 Pergerakan

G. Susunan Kepanitiaan

Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Seksi Acara :
Seksi Dokumentasi :
Seksi Upacara :
Seksi Peralatan :
Seksi Lomba :
P3K :
H. Susunan Acara

17 Agustus 2019
Pukul 07.00 - 09.00 : Upacara peringatan HUT ke-74 RI
Petugas upacara dari Pengurus OSIS
Pukul 09.00 - 12.00 : Perlombaan
Balap Karung
Balap Bakiak
Baca Puisi
Tarik Tambang
Pidato Kemerdekaan
Lomba Makan Kerupuk

I. Estimasi Biaya
Karung 10 item Rp. 20.000
Bakiak 6 pasang Rp 50.000
Kerupuk 1 kaleng Rp 70.000
Kertas kado 5 pcs Rp 10.000
Tali Tambang 2 pcs Rp. 40.000
Bendera merah putih 1 buah Rp 50.000
Konsumsi dewan juri Rp 100.000
Benang/ Tali 1 Pcs Rp 5.000
Bendera merah putih 5 buah Rp 100.000
Perlengkapan hadiah Rp 100.000
Akuntabel Rp 50.000

Total Kebutuhan dana Rp 595.000

J. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga dapat menjadi gambaran atas rencana
kegiatan Perayaan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia 17 Agustus 2019. Kegiatan ini
tidak akan terwujud tanpa bimbingan dan dukungan dari Bapak/Ibu sekalian. Kami selaku
panitia, memohon dukungan baik moral, maupun materi demi kelancaran acara ini, semoga apa
yang kita usahakan ini menjadi amal sholih yang diiringi keikhlasan, sehingga berbuah pahala
dari sisi Allah SWT. Terima kasih.

Jakarta, Agustus 2019

Ketua Panitia Sekretaris

Joko Subagyo

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA 1 Pergerakan Pembina OSIS

Drs. Supardi, M.Pd Hartono, S.Pd

PROPOSAL PENELITIAN
STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA BAYI  DI  KELURAHAN SIMPONG
KABUPATEN BANGGAI
TAHUN 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan melalui
perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Ketidaktahuan tentang cara pemberian
makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan
tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya
pada umur dibawah 2 tahun (baduta).
Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6
bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan
mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak
usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar
kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MP-Asi perlu diperhatikan waktu
pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara
pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit
dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilon makan dan merangsang
rasa percaya diri.
Beberapa permasalahan pemberian makanan pendamping ASI (MP Asi) antara lain ;
pemberian makanan pralaktat sebelum Asi keluar, kolostrum dibuang, pemberian MP Asi terlalu
dini atau terlambat, MP Asi yang diberikan tidak cukup, pemberian MP-Asi sebelum Asi,
frekuensi pemberian MP-Asi kurang, pemberian Asi terhenti karena ibu kembali bekerja,
kebersihan kurang, prioritas gizi yang salah pada keluarga.
Bahaya dari pemberian MP Asi terlalu dini adalah Pemberian MP-Asi dini sama saja
dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman sebab, system imun bayi
dibawah 6 bulan masih belum sempurna. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset
terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MP-Asi sebelum ia
berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan
bayi yg hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia
lainnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian MP-Asi dini adalah status pekerjaan
ibu. Ibu yang bekerja diluar rumah pada umumnya cenderung memberikan makanan pendamping
Asi pada bayinya lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, dikarenakan waktu yang dimiliki
olehnya relatif singkat untuk berada bersama bayinya di dalam rumah.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi yang baik
atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
sehingga kemungkinan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami
kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensisal. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh
zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis. Status gizi kurang atau
lebih merupakan gangguan gizi.
Turut sertanya ibu dalam mencari nafkah akan meningkatkan daya beli keluarga, akan
tetapi juga menimbulkan masalah, yaitu pembagian waktu terutama dalam hal waktu untuk
bekerja di luar rumah dengan waktu untuk mengelola rumah tangga serta mengasuh anak. Peran
ganda ibu ini menuntut di satu pihak perlu curahan waktu penuh untuk mengasuh anak,
bersamaan dengan itu perlu sisipan waktu untuk bekerja di luar rumah. Salah satu peluang untuk
mengatasinya adalah anak diasuh oleh pembantu, keluarga atau family yang ada di rumah.
Keterbatasan waktu ibu dalam mengasuh anak dan menyediakan makanan akan berpengaruh
terhadap pola makan anak (bayi) dan konsumsi gizi anak, karena pada usia anak-anak ini
merupakan usia yang membutuhkan konsumsi pangan yang ideal untuk membantu kecerdasan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Banggai tahun 2010 bahwa 67
% ibu rumah tangga di kelurahan Simpong bekerja di luar rumah.
Data Puskesmas Simpong tahun 2010 diperoleh informasi bahwa cakupan pemberian
Asi Eksklusif di Kelurahan Simpong hanya berjumlah 32,3 %. Hal ini menandakan bahwa masih
tingginya pemberian MP Asi di bawah 6 bulan.
Karena hal-hal tersebut di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada
hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi di bawah  6 bulan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP
Asi dini ?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi dini di
Kelurahan Simpong.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui status pekerjaan ibu yang berisiko terhadap kurangnya asupan
pemberian Asi Eksklusif.
b.      Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi
dini.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Untuk Institusi pendidikan (kampus)
Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi peneliti
selanjutnya.
2.      Manfaat Untuk Pemerintah Kelurahan Simpong
Dapat lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan khususnya
masalah gizi masyarakat yang berada di Kelurahan Simpong.
3.      Manfaat Untuk Peneliti
Sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya untuk masalah-masalah
gizi keluarga terutama zat gizi untuk bayi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.       Tinjauan Umum
1.            Konsep Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping Pada
Bayi
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan
kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang
paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat
kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya
(Sunartyo, 2008).
Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan karena ASI merupakan
makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama 3 – 4 bulan pertama. ASI yang
diproduksi pada 1 – 5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna
kekuningan. Kolostrum ini sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak
antibodi, protein, mineral dan vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan
setiap saat. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang. Disamping
itu perlu diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi dan perawatan payudara.
Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat terutama ASI eksklusif (As’ad,
2002).
ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur, biskuit dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan
harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2000).
Dibandingkan dengan susu lainnya, ASI memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1.         Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 3 – 4 bulan pertama.
2.         Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.
3.         Mengandung beberapa zat antibodi, sehingga mencegah terjadinya infeksi.
4.         Mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi.
5.         Tidak mengandung beta laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi.
6.         Ekonomis dan praktis. Tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan
segar serta bebas dari kuman.
7.         Berfungsi menjarangkan kehamilan.
8.         Membina hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antara ibu dan bayi.
Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan sampai usia 6 bulan.
Pada keadaan-keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi
berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat
badan bayi yang kurang dari standar atau didapatkan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa
pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik. Namun, sebelum diberi makanan tambahan
sebaiknya coba diperbaiki dahulu cara menyusuinya. Cobalah hanya memberi bayi ASI saja
tanpa memberi minuman atau makanan lain. Selain itu, bayi harus sering disusui, perhatikan
posisi menyusui. Secara umum usahakan dahulu agar cara pemberian ASI dilakukan sebaik
mungkin. Apabila setelah 1 – 2 minggu ternyata upaya perbaikan tersebut tidak menyebabkan
peningkatan berat badan, maka pemberian makanan tambahan atau padat diberikan bagi bayi
berusia diatas 4 bulan (Roesli, 2000).
Bila oleh suatu sebab (misalnya ibu bekerja atau hamil lagi) bayi tidak memperoleh ASI,
maka kepada bayi diberikan PASI (Pengganti Air Susu Ibu). PASI dibuat dari susu sapi yang
susunan gizinya sudah diubah menjadi hampir sama dengan susunan gizi ASI, sehingga dapat
diberikan kepada bayi tanpa menyebabkan akibat sampingan. Akan tetapi belum ada PASI yang
tepat menyerupai susunan ASI (As’ad, 2002).
Proses penyapihan dimulai pada saat yang berlainan. Pada beberapa kelompok
masyarakat (budaya) tertentu, bayi tidak akan disapih sebelum berusia 6 bulan. Bahkan ada yang
baru memulai penyapihan setelah bayi berusia 2 tahun. Sebaliknya, pada masyarkat urban bayi
disapih terlalu dini yaitu baru beberapa hari lahir sudah diberi makanan tambahan (Arisman,
2004).
Menurut Sulistjani (2001), seiring bertambahnya usia anak, ragam makanan yang
diberikan harus bergizi lengkap dan seimbang yang mana penting untuk menunjang tumbuh
kembang dan status gizi anak. Dalam hal pengaturan pola konsumsi makan, ibu mempunyai
peran yang sangat penting dalam memilih jenis makanan yang bergizi seimbang. Setelah
berumur 6 bulan, bayi memerlukan makanan pendamping karena kebutuhan gizi bayi meningkat
dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Menurut Arisman (2004), pemberian makanan
pendamping harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk bubur cair kebentuk bubur kental,
sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Pemberian
pertama cukup 2 kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh. Pada usia 6-9 bulan bayi setidak-
tidaknya membutuhkan empat porsi. Menginjak usia 9 bulan bayi telah mempunyai gigi dan
mulai pandai menguyah makanan. Sekitar usia 1 tahun bayi sudah mampu memakan makanan
orang dewasa. Anak usia 2 tahun memerlukan makanan separuh takaran orang dewasa.
Makanan sapihan yang ideal harus mengandung makanan pokok, lauk pauk, sayur-
sayuran, buah-buahan dan minyak atau lemak. Makanan sapihan baru boleh diberikan setelah
bayi disusui atau diantara dua jadwal penyusunan. Sebab, diawal masa penyapihan, ASI masih
merupakan makanan pokok. Sementara makanan sapihan hanyalah sebagai pelengkap.
Kemudian secara berangsur ASI berubah fungsi sebagai makanan tambahan, sementara makanan
sapihan menjadi santapan utama (Arisman, 2004).
Pemberian makanan padat atau tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian
ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti
yang menyokong bahwa pemberian makanan padat atau tambahan pada usia 4 – 6 bulan lebih
menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap
kesehatan bayi (Roesli, 2000).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diberikan kepada bayi setelah berusia 6 bulan
sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi, selain MP-ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi,
paling tidak sampai usia 24 bulan. Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam
pemberian makanan tambahan untuk bayi yaitu makanan bayi (termasuk ASI) harus
mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi, dan diberikan kepada bayi yang telah
berumur 6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari, sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat
mengkonsumsi makanan orang dewasa, makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi (Krisnatuti, 2007).
Keadaan kekurangan gizi pada bayi dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI
yang tidak tepat (Media indo online, 2006). Akibat rendahnya sanitasi dan hygiene MP-ASI
memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, hingga meningkatkan resiko dan infeksi
lain pada bayi, hasil penelitian Widodo (2006) bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia jenis
MP-ASI yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan
rata-rata berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada kelompok bayi
yang diberikan MP-ASI (Depkes online, 2007)
2.      Konsep tentang Pekerjaan Ibu
Kerja adalah aktivitas, gawai, kegiatan, operasi. Sedangkan yang dimaksud dengan
pekerjaan adalah operasi, order, proyek, kewajiban, tugas, aktivitas, kegiatan, kesibukan, urusan,
karier, profesi , pencaharian seseorang. (Tesaurus Bahasa Indonesia)
Merawat anak, mulai dari memandikan, menyuapi sampai mengasuh hampir semuanya
dilakukan oleh ibu. Merawat anak dan menyediakan keperluan makan dan minum anak
merupakan tugas sehari-hari yang sudah melekat pada diri seorang ibu. Akan tetapi, tugas itu
tidak hanya itu saja bila ibu bekerja diluar rumah. Ibu juga harus mengingatkan tugas anak-
anaknya mengenai pekerjaan yang harus dilakukan atau belum dilakukan seperti mengingatkan
anak supaya mandi, makan dan mengingatkan waktu bila anaknya bermain (Supanto, 1990).
Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental dan perkembangan
emosinya. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat anak
menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Anak harus
mempunyai cukup waktu untuk bermain. Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai
dengan umur dan taraf perkembangannya (Soetjiningsih, 1995).
Program untuk memperbaiki dorongan psikososial melalui pendidikan orang tua tentang
interaksi orang tua dan anak melalui kegiatan kunjungan rumah telah dapat menurunkan angka
kurang gizi pada anak balita. Penelitian lainnya membuktikan bahwa perubahan pola asuh
psikososial telah meningkatkan derajat pertumbuhan anak. Penelitian di Bogota, Columbia
membuktikan bahwa anak-anak yang menderita kurang gizi, dikunjungi rumahnya setiap minggu
selama 6 bulan oleh kader desa, ternyata pertumbuhan pada umur 3 tahun lebih tinggi daripada
yang tidak dikunjungi. Dengan dikunjungi rumahnya, ibu- ibu menjadi lebih memahami
kebutuhan anak dan memberi makan pada saat anak sedang lapar. Didapatkan juga bahwa ibu-
ibu yang memahami tentang kebutuhan untuk perkembangan kognitif anak, anak-anaknya lebih
pintar daripada ibu yang lalai dalam pengasuhan anaknya (Anwar, 2008).         
B.       Kerangka Konsep
1.             Makanan Pendamping Asi (MP-Asi) adalah makanan yang diberikan pada bayi berusia
6 bulan keatas dengan tetap memberikan Asi.
2.             Pekerjaan adalah kesibukan atau aktifitas yang menghasilkan upah yang dilaksanakan
oleh seseorang sebagai upaya untuk kelangsungan hidupnya.
3.             Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian MP-Asi dini adalah status pekerjaan
ibu. Ibu yang bekerja diluar rumah pada umumnya cenderung memberikan makanan
pendamping Asi pada bayinya lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, dikarenakan waktu
yang dimiliki olehnya relatif singkat untuk berada bersama bayinya di dalam rumah.

C.       Definisi Operasional


Dimaksudkan dengan pekerjaan ibu dalam penelitian ini adalah pekerjaan ibu menyusui
yang berada di luar rumah dan memakan waktu yang banyak untuk berada di luar rumah. Seperti
menjaga toko, berdagang di Pasar, Karyawan Perusahaan, pegawai negeri pada instansi
pemerintah, dll.
Adapun pemberian MP Asi Dini dalam penelitian ini adalah Makanan Pendamping yang
sudah diberikan pada bayi sebelum berusia genap 6 bulan. Bila MP Asi diberikan pada H-1
sebelum 6 bulan maka masih termasuk dalam penelitian ini.  

BAB III
METODE DAN INSTRUMEN PENELITIAN
A.    METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode ………………………(analitik, deskriptif atau kualitatif)
B.     LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Kelurahan Simpong
1.      Gambaran  umum lokasi
………………………………………………………………………………….
C.     WAKTU PENELITIAN
Tanggal mulai dari penyusunan proposal hingga skripsi
D.    POPULASI DAN SAMPEL
·         Populasi adalah sasaran penelitian. Misalnya sumur populasinya adalah air sumur.
·         Sampel adalah bagian representative dari populasi
1.      Sampel itu siapa ?
2.      Tekniknya bagaimana ?
Teknik pengambilan sampel ; Random sampling, stratified random sampling dan cluster ramdom
sampling, dll
3.      Sampel sizex berapa ?
Angka confidence/tingkat kepercayaan : tingkat kesalahan (misalnya 0,05 à 5 %)  ada
rumusnya !!!!
E.     METODE PENGUMPULAN DATA
1.      Cek list
2.      Kuesioner
F.      METODE ANALISIS DATA (UNTUK PENELITIAN ANALITIK-à KALO UNTUK
PENELITIAN DESKRIPTIF DISAJIKAN DULU BARU DI ANALISIS)

G.    INSTRUMEN PENELITIAN

·         Memakai instrument yang dibuat sendiri jika tidak ada instrument baku yang digunakan.
·         Harus kuat pada teori disesuaikan dengan DASAR TEORI
MEMBUAT INTRUMEN PENELITIAN
1.      Mengukur pengetahuan
Apa yang dia ketahui tentang topic
2.      Mengukur sikap
Bagaimaimana sikap dia tetang topic (pendapat, tanggapan, dll)

BAB IV
HASIL PENELITIAN
1.      Jelaskan semua hasil penelitian
2.      Pembahasan ; antar dengan teori penunjang hasil penelitian, sambung dengan hasil
penelitian yang diperoleh, sambung dengan penelitian orang lain yang berhubungan dengan
penelitian, kesimpulan
3.       

Anda mungkin juga menyukai