Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1 RPL

Model Pengembangan Perangkat Lunak

By :
Muhammad Difky Daniartha
(2015354028)

Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat


Lunak Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri
Bali Badung
2021
1. Prototype.
Prototyping perangkat lunak adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan
pada konsep model bekerja (working model). Tujuannya adalah mengembangkan model
menjadi sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode
tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara untuk
melakukan prototyping, begitu pula dengan penggunaannya.

Ciri dari metode ini adalah pengembang dan pelanggan dapat melihat dan melakukan
pengerjaan dengan bagian dari sistem komputer dari sejak awal proses pengembangan.

Kelebihan Metode Prototyping :


▪ Pelanggan ikut dalam pengembangan sistem yang akan memudahkan pengembang
mengetahui produk yang diharapkan pelanggan.
▪ Analisa kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
▪ Mempersingkat waktu pengembangan produk perangkat lunak.
▪ Komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
▪ Pengembang akan lebih mudah dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
▪ Penerapan menjadi lebih mudah karena pelanggan mengetahui apa yang
diharapkannya.
Kekurangan Metode Prototyping :
▪ Proses yang dilakukan untuk analisis dan perancangan terlalu singkat.
▪ Kurang fleksibel jika terjadi perubahan.
▪ Walaupun pemakai melihat berbagai perbaikan dari setiap versi prototype, tetapi
pemakai mungkin tidak menyadari bahwa versi tersebut dibuat tanpa memperhatikan
kualitas dan pemeliharaan jangka panjang.
2. Tranformasi formal
Transformasi formal adalah transformasi spesifikasi secara matematik melalui
representasi yang berbeda untuk suatu program yang dapat dieksekusi, Transformasi
formal digunakan untuk mengembangkan bagian bagian sistem yangmemiliki
persyaratan keselamatan yang tinggi dan pendekatan reuse digunakan
untuk pengimplementasian bagian bagian lain dari sistem data manajemen.
Transformasi formal digunakan untuk mengembangkan bagian bagian sistem yang mem
iliki persyaratan keselamatan yang tinggi dan pendekatan reuse digunakan untuk pen
gimplementasian bagian bagian lain dari sistem data manajemen. Pendekatan ini berd
asarkan pembuatan spesifikasi sistem formal secara matematik dan transformasi spe
sifikasi dengan menggunakan metode matematik atau dengan suatu program.

Kelebihan Transformasi formal adalah;


1. mengurangi jumlah kesalahan pada sistem sehingga penggunaan utamanya
adalah pada sistem yang kritis
2. Efektif dalam segi biaya
3. Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem,

Kekurangan Transformasi formal adalah:


▪ Metode ini mempunyai keterbatasan dalam Pemakaiannya
▪ Memerlukan keahlian khusus dan pelatihan untuk Mengaplikasikannya
▪ Memerlukan keahlian khusus dan pelatihan untuk Mengaplikasikann
▪ Memerlukan tingkat kerahasian dan keamanan yang tinggi sebelum digunakan
3. Rapid application development (RAD)
rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong
dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan
pendek, singkat, dan cepat.
Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application
development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem
dimana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap
pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya
disingkirkan.

Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem
final.
PENERAPAN
Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang
dicapai dengan menerapkan :
1. Component based construction ( pemrograman berbasis komponen bukan
prosedural).2
2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.
3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak
sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang
dibangun.
4. Pengembangan Incremental
Incremental adalah menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier
(diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini
memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju
waktu kalender. Setiap urutan linierm menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang
kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.

Model proses incremental tersebut, seperti model prototype dan pendekatan-pendekatan


evolusioner yang lain, bersifat iterative. Tetapi tidak seperti model prototype, model
pertambahan berfokus pada penyampaian produk operasional dalam setiap
pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir, tetapi
memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk
evaluasi oleh pemakai.

Kelebihan Penggunaan Incremental Model :


o Merupakan model dengan manajemen yang sederhana
o Pelanggan tidak perlu menunggu sampai seluruh system dikirim untuk mengambil
keuntungan dari system tersebut. Inkremen yang pertama sudah memenuhi persyaratan
mereka yang paling kritis, sehingga perangkat lunak dapat segera digunakan.
o Pelanggan dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan
mendapatkan pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen
system berikutnya
o Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah
dapat ditemukan pada beberapa inkremen, bias saja beberapa inkremen diserahkan
dengan sukses kepada pelanggan.
o Karena layanan dengan prioritas tertinggi diserahkan pertama dan inkremen berikutnya
diintegrasikan dengannya, sangatlah penting bahwa layanan system yang paling
penting mengalami pengujian yang paling ketat. Ini berarti bahwa pelanggan akan
memiliki kemungkinan kecil untuk memenuhi kegagalan perangkat lunak pada
inkremen system yang paling kecil.

Kekurangan Penggunaan Incremental Model :


• Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap
inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system.
• Adanya kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen dengan
ukuran yang benar
5. Model Spiral
Model ini cukup baru ditemukan,yaitu tahun 1988 oleh Barry Boehm. Spiral adalah salah
satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model
prototyping dan digabungkan dengan aspek sistematis yang dikembangkan model
waterfall.

Kelebihan model Spiral :


• Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
• Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
• Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko
setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
Kelemahan model Spiral :
• Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
• Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius
jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
• Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute
6. Fourth Generation Technique (4GT)
Fourth Generation Technique (4GT) adalah meliputi seperangkat peralatan software yang
memungkinkan seorang developer software menerapkan beberapa karakteristik software
pada tingkat yang tinggi, yang kemudian menghasilkan source code dan object code
secara otomatis sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan developer.

Saat ini peralatan / tools 4GT adalah bahasa non prosedur untuk :
➢ DataBase Query.
➢ Pembentukan laporan ( Report Generation ).
➢ Manipulasi data.Definisi dan interaksi layar (screen).
➢ Pembentukan object dan source ( Object and source generation ).
➢ Kemampuan grafik yang tinggi.
➢ Kemampuan spreadsheet

Saat ini, pengembangan perangkat lunak yang mendukung 4GT, berisi tool-tool berikut:
Bahasa non-prosedural untuk query basis data, report generation, data manipulation,
interaksi layar dan definisi, code generation, kemampuan grafik level tinggi, kemampuan
spreadsheet, dan automated generation of HTML serta bahasa-bahasa yang mirip yang
digunakan untuk membuat suatu website dengan menggunakan perangkat lunak tertentu.
Tiap tool ini ada, tapi hanya untuk aplikasi khusus.

Kelebihan:
Karena 4GT menggunakan 4GL yang “notabene” merupakan bahasapemrograman
yang khusus dirancang dengan tujuan tertentu (spesifik), maka untuk permasalahan yang
tertentu dengan 4GL tertentu pula sangat tepat menggunakan 4GT. Bahkan ada 4GL yang bisa
meng-generate sistem dari output yang dihasilkan oleh CASE tools.
Kekurangan:
Untuk usaha yang besar, dibutuhkan pengembangan strategi desain untuk sistem, walau
digunakan bahasa 4GL. Penggunaan 4GT tanpa perencanaan matang (untuk proyek besar) akan
menyebabkan kesulitan yang sama (kualitas dan pemeliharaan yang jelek, ketidakpuasan
pelanggan) seperti dengan metode konvensional.
4GL tidak selalu berhasil menghasilkan sistem yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai