Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Keterbukaan atau transparansi berarti keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi
yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang
membutuhkan informasi. (Mardiasmo 2004:30). Prinsip keterbukaan menghendaki agar
penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan secara terbuka atau transparan, yaitu bahwa
berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan harus jelas, tidak dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan rahasia, tetapi segala sesuatunya baik perencanaan dan
pertanggungjawabannya dapat diketahui oleh publik terkecuali untuk informasi yang memang
bersifat terbatas dan ketat maka pemerintah dapat memberikan batasan ketika informasi
tersebut diakses. (UU No. 14 Th. 2008). Perwujudan tata pemerintahan yang baik telah
mensyaratkan adanya keterbukaan, keterlibatan, dan kemudahan akses bagi masyarakat
terhadap proses penyelenggaraan pemerintah. Keterbukaan dan kemudahan informasi
penyelenggara pemerintahan memberikan pengaruh untuk mewujudkan berbagai indikator
penyelenggaraan pemerintahan lainnya. Menurut Hari Sabarno (2007:38) transparansi
merupakan salah satu aspek mendasar bagi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang
baik. Perkembangan teknologi informasi telah memberikan banyak inovasi baru pada media
komunikasi terutama dengan adanya internet dan ponsel cerdas yang semakin memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan informasi hanya dengan menggerakkan jempol. Informasi yang
tersedia di internet itu sangat beragam dan dalam berbagai bentuk baik berupa tulisan, gambar,
suara, video sehingga masyarakat sekarang telah menjadikan media tersebut sebagai sarana
untuk berbagai keperluan. Menurut Everett M. Rogers (dalam Abrar, 2003:17-18)
merangkumkan perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi
tulisan, Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi
interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif. Ron Rice
mendefinisikan media baru adalah media teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di
dalamnya (baik mainframe, PC maupun Notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk
berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang diinginkan. Sementara
menurut McQuail, media baru adalah tempat dimana seluruh pesan komunikasi
terdesentralisasi; distribusi pesan lewat satelite meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan
komputer, keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat.
A.Dasar-Dasar Hukum Yang Mengatur tranparansi dan ketebukaan publik

UU KIP, atau UU 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat penting sebagai landasan
hukum yang berkaitan dengan pertama, hak setiap orang untuk memperoleh Informasi; kedua,
kewajiban Badan Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu,
biaya ringan / proporsional, dan cara sederhana; ketiga, pengecualian bersifat ketat dan terbatas;
keempat, kewajiban Badan Publik untuk mernbenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menegaskan sebagaimana
dalam Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan
bahwa setiap Orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan
Informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menggarisbawahi dengan
tebal bahwa salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka
adalah hak publik untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Hak atas Informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi
publik, penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap Orang untuk
memperoleh Informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa
jaminan keterbukaan Informasi Publik.

Setiap Badan Publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas Informasi Publik yang berkaitan
dengan Badan Publik tersebut untuk masyarakat luas. UU KIP menjelasakan bahwa Lingkup Badan Publik
dalam Undang- undang ini meliputi lembaga eksekutif, yudikatif, legislatif, serta penyelenggara negara
lainnya yang mendapatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan mencakup pula organisasi nonpemerintah, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, seperti lembaga swadaya masyarakat,
perkumpulan, serta organisasi lainnya yang mengelola atau menggunakan dana yang sebagian atau
seluruhnya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik disahkan pada tanggal 30
April 2008 di Jakarta oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Undang-Undang Nomor 14 tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 April 2008 oleh
Menkumham Andi Mattalatta.
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ditempatkan pada
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ditempatkan pada Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4846. Agar setiap orang mengetahuinya.

Pertimbangan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
yaitu: bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan
lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional; bahwa hak memperoleh
informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri
penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan
penyelenggaraan negara yang baik; bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam
mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan
segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik;bahwa pengelolaan Informasi Publik merupakan
salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi;bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang
tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Dasar Hukum

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah Pasal
20, Pasal 21, Pasal 28 F, dan Pasal 28 J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penjelasan Umum UU Keterbukaan Informasi Publik

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa
setiap Orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan
Informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Untuk memberikan jaminan
terhadap semua orang dalam memperoleh Informasi, perlu dibentuk undang-undang yang mengatur
tentang keterbukaan Informasi Publik. Fungsi maksimal ini diperlukan, mengingat hak untuk
memperoleh Informasi merupakan hak asasi manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan
berbangsa dan bernegara yang demokratis.

Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik
untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hak atas Informasi
menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik,
penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap Orang untuk
memperoleh Informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa
jaminan keterbukaan Informasi Publik. Keberadaan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi
Publik sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap Orang untuk
memperoleh Informasi; (2) kewajiban Badan Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi
secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana; (3) pengecualian bersifat
ketat dan terbatas; (4) kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan
Informasi. Setiap Badan Publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas Informasi Publik yang
berkaitan dengan Badan Publik tersebut untuk masyarakat luas. Lingkup Badan Publik dalam Undang-
undang ini meliputi lembaga eksekutif, yudikatif, legislatif, serta penyelenggara negara lainnya yang
mendapatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dan mencakup pula organisasi nonpemerintah, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum, seperti lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, serta
organisasi lainnya yang mengelola atau menggunakan dana yang sebagian atau seluruhnya bersumber
dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. Melalui mekanisme dan pelaksanaan
prinsip keterbukaan, akan tercipta kepemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang
transparan dan akuntabilitas yang tinggi sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan demokrasi
yang hakiki.Dengan membuka akses publik terhadap Informasi diharapkan Badan Publik termotivasi
untuk bertanggung jawab dan berorientasi pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. Dengan
demikian, hal itu dapat mempercepat perwujudan pemerintahan yang terbuka yang merupakan upaya
strategis mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), dan terciptanya kepemerintahan yang
baik (good governance).

Isi UU KIP

Isi Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah sebagai berikut
(bukan format asli):

UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda- tanda yang mengandung nilai, makna,
dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang
disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.

Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh
suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/ atau
penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta
informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau
organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, sumbangan
masyarakat, dan/atau luar negeri.
Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan
peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan
menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/ atau Ajudikasi nonlitigasi.

Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara Badan Publik dan Pengguna Informasi
Publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-
undangan.

Mediasi adalah penyelesaian Sengketa Informasi Publik antara para pihak melalui bantuan mediator
Komisi Informasi.Ajudikasi adalah proses penyelesaian Sengketa Informasi Publik antara para pihak yang
diputus oleh Komisi Informasi.Pejabat Publik adalah Orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk
menduduki posisi atau jabatan tertentu pada Badan Publik.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik.Orang
adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau Badan Publik sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.Pengguna Informasi Publik adalah Orang yang menggunakan Informasi Publik
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau
badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan Informasi Publik sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.

Anda mungkin juga menyukai