Anda di halaman 1dari 10

PERENCAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI MASSAGE

Disusun oleh:

1. ABDULLAH NOOR A (216410001) 16. NURJANAH FATIMAH (216410037)


2. AINUN DYAH P (216410004) 17. NURUL DWI P (216410039)
3. AMANDA NOVITA I.N. (216410005) 18. NURUL RIZKI (216410040)
4. ANITA DYAH S. (216410007) 19. NURUS SHOHEB (216410041)
5. BAGAS TRY W. (216410008) 20. SHOFIYULLAH A (216410046)
6. DESIYANTI W (216410010) 21. SISKA MAURA SARI (216410048)
7. DWI BAGUS (216410013) 22. TRI SUSANTI (216410050)
8. ELCI K.O (216410017) 23. TRI WAHYU U (216410051)
9. FAWAIDATUL K. K (216410019) 24. USFATUN K (216410052)
10. FITRI HIDAYATUL A. (216410020) 25. YULIANA EKA S (216410054)
11. HANIFA EKA O (216410022) 26. YULIATIN (216410055)
12. IKA AYU TRISNA W. (216410023) 27. YUNITA NUR AINI (216410056)
13. MELATI R (216410027) 28. YUSINTA (216410057)
14. MOCH. NUR HUDA (216410030) 29. ZEISVA A (216410059)
15. NOVIKA AYU P (216410034) 30. DITA PUTRI C (216410060)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga rencana TAK ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga rencana TAK ini dapat berjalan dengan lancer
tanpa suatu halangan apapun. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi rencana TAK agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam rencana TAK ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan rencana TAK ini.

Blitar, November 2021

Tim Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
I. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
II. Topik.....................................................................................................1
III. Tujuan...................................................................................................2
IV. Indikasi Terapi Okupasi .......................................................................2
V. Proses Seleksi........................................................................................3
VI. Sasaran Kegiatan...................................................................................3
VII. Tempat..................................................................................................3
VIII. Waktu....................................................................................................3
IX. Metode Dan Alat Bantu........................................................................3
X. Uraian Struktur Kelompok....................................................................4
XI. Langkah-Langkah.................................................................................5
XII. Penutup.................................................................................................7

ii
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
penurunan kemampuan fisik, mental dan social secara bertahap sampai tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa
yang kurang menyenangkan.
Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli terhadap
lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berminat dengan sexual dan
tidak berguna bagi masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua usia lanjut yang
mencapai kematangan, kemantapan dan produktivitas mental dan material pada
usia lanjut.
Oleh karena itu perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi
klien lanjut usia dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa,
rendah diri, rasa keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang
dideritanya. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak
kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan
dan ketenangan para klien lanjut usia.
Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat
beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas
dan lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia adalah
terapiokupasi (keterampilan ) mode perawatan yang dirancang untuk membantu
individu menjalani kehidupan yang lebih produktif dan mandiri. Bentuk terapi
berfokus pada meningkatkan keterampilan hidup yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baikTerapi okupasi dimulai dengan
membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa aman dan membuat lanjut usia
merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu luang luangnya.

II. TOPIK
Terapi Massage

1
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi massage : klien mampu mengurangi rasa
nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi massage (pijat punggung, kepala, dan ekstremitas
atas dan bawah )selama 45 menit diharapkan klien dapat:
a. Mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kualitas tidur pada lansia.
b. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan
kecemasan.
c. Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang
dihadapi.
d. Mengubah perilaku.
e. Sebagai kegiatan yang menyenangkan.
3. Tujuan Hari Ini
a. Klien dapat meningkatkan interaksi social dengan orang lain.
b. Menurunkan atau mengurangi kejenuhan dengan kegiatan rutinitas.
c. Klien dapat mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan
emosional yang dihadapi.
d. Klien mendapatkan kegiatan yang menyenangkan.
e. Klien dapat merasakan rileks setelah dilakukan massage.
f. Klien dapat meningkatkan kualitas tidur.
IV. INDIKASI TERAPI OKUPASI
Dilakukan pada lanjut usia dengan kondisi:
1. Lansia yang masih bisa bergerak dan sehat secara fisik.
2. Gangguan emosi dan perilaku.
3. Stres dan kecemasan.

V. PROSES SELEKSI
Seleksi dilakukan oleh terapis selama pengkajian dan observasi serta wawancara
dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik, psikososial, masalah emosional,
spiritual, pengkajian fungsional klien yaitu KATZ indeks, BARTHEL indeks,

2
pengkajian status mental gerontik yaitu SPSMQ dan MMSE serta pengkajian
keseimbanagan.

VI. SASARAN KEGIATAN


Semua klien perempuan dan laki-laki yang dapat melakukan aktivitas secara
mandiri

VII. TEMPAT
Ruang berkumpul (aula UPT PSTW Blitar)

VIII. WAKTU
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 November 2021
Jam : 13.30-14.15 WIB

IX. METODE DAN ALAT BANTU


Metode
Dinamika kelompok.
Alat Bantu:
1. Handscoon
2. Balsem atau GPU
3. Cream Cusson baby
X. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
Pengorganisasian:
1. Leader: Ika Ayu Trisna Wardani
a. Membuka acara
b. Memimpin kegiatan.
c. Memotivasi peserta.
d. Menjelaskan tujuan terapi massage.
e. Menjelaskan langkah-langkah terapi massage
f. Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi massage
g. Menutup acara

3
2. Co-Leader : Usfatun Khasanah
Tugas :
a. Mendampingi dan membantu Leader menjalankan tugasnya.
b. Mengambil alih tugas Leader jika Leader pasif.
3. Fasilitator : Ainun Dyah Pitaloka, Tri Wahyu, Elcy O, Bagas Tri Waluyo,
Yunita Nur Aini, Abdullah Nor Abadi, Tri Susanti
Tugas :
a. Mempertahankan keikutsertaan klien
b. Memfasilitasi dan memotivasi klien untuk ikut berpartisipasi dalam
jalannya kegiatan massage
4. Observer : Hanifa Eka Oktavia, Nurjannah Fatimah Dewi
Tugas :
a. Mencatat anggota yang pasif/aktif, respon verbal dan non verbal, kejadian
penting selama terapi massage.
b. Mengidentifikasi issue penting selama terapi massage
c. Memberika umpan balik selama proses kegiatan dari mulai persiapan
sampai selesai.
5. Dokumentasi : Yuliatin, Nurul Dwi Pramitasari, Desiyanti Warayaan,
XI. LANGKAH-LANGKAH
1. PERSIAPAN
Klien diatur sesuai tempat duduk
2. FASE ORIENTASI ( 5 menit)
a. Leader membuka acara.
b. Melakukan perkenalan (terapis dan klien).
c. Leader menyampaikan tujuan terapi massage
d. Leader membuat validasi kontrak.
e. Co-Leader membaca tata tertib.
f. Leader di bantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi
masage
3. FASE KERJA (30 menit)
Pelaksanaan terapi massage

4
a. Leader memimpin peserta dan terapis untuk mengikuti terapi yang
dicontohkan leader
b. Kemudian fasilitator menyiapkan alat yang digunakan untuk terapi
c. kemudian klien duduk dan mengikuti penjelasan leader mengenai
tujuan massage
d. Fasilitator melakukan pemijatan kepada klien yang mengikuti TAK
e. Leader membuat kesimpulan dan observer menilai jalannya TAK
4. FASE TERMINASI (10 menit)
a. Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi
massage
b. Leader menanyakan / melakukan evaluasi materi.
c. Leader memberikan tugas/rencana tindak lanjut.
d. Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
e. Leader menutup acara.
5. PERILAKU YANG DIHARAPKAN
a. Persiapan:
1) Fasilitator
 Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi
massage dilakukan.
 Mengatur setting tempat/ruangan untuk terapi massage.
2) Lansia:
 Siap untuk mengikuti terapi massage
 Mengetahui aturan terapi massage
 Hadir 10 menit sebelum terapi dimulai.
b. Proses
1) Terapis
 Melaksanakan terapi massage sampai dengan selesai.
 Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
2) Lansia
 Mengikuti terapimassage sampai dengan selesai.
 Klien aktif mengikuti terapi massage dengan semangat.

5
c. Hasil
1) Fasilitator
Menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi saat
acara
2) Lansia
Mengungkapkan rasa rileks dan lebih santai.
6. TATA TERTIB
a. Peserta bersedia mengikuti terapi massage.
b. Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai.
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi
d. Perserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan.
e. Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan
bicara setelah dipersilahkan.
f. Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta
g. Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih
dahulu kepada pemimpin acara.
7. PROGRAM ANTISIPASI.
a. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,
fasilitator mengingatkan dan mengarahkan.
b. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan.
c. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi massage selesai, fasilitator
membimbingnya agar menyelesaikan terapi
d. Bila leader bloking maka co-leader yang mengambil jalan acara

XII. PENUTUP.
Demikian proposal terapi massage ini kami susun sebagai media penuntun
dalam pelaksanaan terapi modalitas yang akan dilaksanakan di PSTW ( panti
sosial tresna werdha). Besar harapan kami agar terapi massage ini berjalan dengan
lancar dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, terutama lansia.
Atas kerjasama yang baik dan dukungannya kami mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai