Anda di halaman 1dari 3

Rasio Aktivitas

Menurut Brigham & Houston (2013), rasio aktivitas atau rasio manajemen aset (asset
management ratio) adalah suatu ukuran untuk melihat seberapa efektif suatu perusahaan
dalam mengelola aset, tentu saja dalam rangka untuk meraih manfaat ekonomiş.
Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui efisiensi organisasi dalam memanfaatkan asetnya
untuk menghasilkan kas dan pendapatan.
Rasio ini digunakan untuk memeriksa tingkat investasi yang dilakukan pada aset dan
pendapatan yang dihasilkannya. Karena alasan ini, rasio aktivitas juga dikenal sebagai rasio
operasi atau analisis rasio perputaran.
Peran rasio aktivitas atau rasio perputaran dalam evaluasi efisiensi bisnis dengan analisis yang
cermat atas persediaan, aset tetap dan piutang.
Rasio ini juga berguna untuk membandingkan bagaimana kinerja perusahaan berdasarkan tren
dari waktu ke waktu dalam analisis pernyataan horizontal atau bagaimana kinerja perusahaan
bersaing dengan kompetitor dalam analisis perusahaan yang sebanding.
Jenis rasio aktivitas dan rumusnya:
1. Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rasio ini  mengukur aktivitas aset dan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
melalui asetnya
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Total Aset Rata-rata
Pada intinya, semakin tinggi rasio ini, semakin baik bagi perusahaan karena ini berarti
dapat menghasilkan lebih banyak penjualan dengan beberapa tingkat aset tertentu.

2. Rasio Perputaran Aset Lancar (Current asset turnover)


Mirip dengan rasio perputaran persediaan, perbedaannya adalah rasio perputaran aset
lancar mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari aset lancarnya,
seperti kas, inventaris, piutang, dll .:
Perputaran Aset Lancar = Penjualan Bersih ÷ Aset Lancar Rata-rata
Nilai yang lebih besar untuk rasio ini lebih disukai karena ini berarti kemampuan
menghasilkan lebih banyak penjualan dari sejumlah aset lancar tertentu.

3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover )


Rasio perputaran modal kerja yang juga dihitung saat melakukan analisis likuiditas dan
memiliki rumus sebagai berikut
Penjualan menjadi Modal Kerja = Penjualan ÷ Modal Kerja Rata-rata
Rasio ini mengukur jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat
penjualan tertentu. Mengingat hal ini, modal kerja yang tinggi kemungkinan besar
mengindikasikan penggunaan modal kerja yang menguntungkan.
4. Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Untuk mengukur berapa kali piutang dapat diubah oleh perusahaan menjadi uang tunai,
kita harus menghitung rasio perputaran piutang. Rasio yang menunjukkan likuiditas
piutang dapat dihitung sebagai berikut:
Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Bersih ÷ Rata-rata Piutang Bersih
Hasil perhitungan dapat disajikan dalam waktu per tahun atau dalam hari. Jika diukur
dalam hitungan kali per tahun, tren penurunan rasio ini akan berdampak negatif bagi
suatu perusahaan, artinya kemampuan mengubah piutang menjadi kas menjadi lebih
rendah.

5. Rasio Perputaran Hutang (Accounts payable turnover)


Ini adalah rasio lain yang dapat digunakan untuk melakukan analisis aktivitas suatu
perusahaan. Berbeda dengan perputaran piutang, rasio ini mengukur berapa kali per
tahun perusahaan membayar hutangnya kepada pemasok (kreditor). 
Rasio perputaran hutang = Harga pokok penjualan ÷ Hutang usaha
Rasio perputaran hutang yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar hutangnya kepada kreditor secara sehat dan teratur.

6. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover)


Rasio ini menunjukkan berapa hari yang biasanya dibutuhkan perusahaan untuk
mengubah persediaan menjadi penjualan. Rumus perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan ÷ Persediaan Rata-rata
Rasio perputaran persediaan yang lebih rendah akan menunjukkan bahwa lebih sedikit
waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi penjualan.
Tren penurunan perputaran persediaan perusahaan umumnya menunjukkan peningkatan
modal kerja.

7. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)


Efisiensi penggunaan kas perusahaan ditunjukkan oleh rasio perputaran kas. Ini
mengukur berapa kali kas perusahaan telah dibelanjakan selama beberapa periode.
Rumus untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
Perputaran Kas = Penjualan ÷ Kas Rata-Rata dan Setara Kas
Biasanya nilai rasio yang tinggi ini dianggap lebih baik, karena hal ini berarti perusahaan
menggunakan kasnya secara efektif dan lebih sering melakukan penyerahan.

Kesimpulan :
Rasio Likuiditas adalah Kemampuan perusahaan dalam membayar setiap kewajibannya
melalui aktiva cukup baik, dengan kewajiban yang selalu menurun artinya perusahaan
tidak selalu melibatkan pihak kreditur untuk pembiayaan setiap kegiatan operasional
perusahaan. Rasio Solvabilitas yaitu Kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-
hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya cukup bagus, artinya perusahaan
mampu mengurangi kewajiban. Rasio Profitabilitas yaitu Kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba cukup baik dengan pertumbuhan pendapatan setiap tahunnya
mengindikasikan bahwa perusahaan dalam performa atau kinerja yang bagus dalam
memperoleh laba. Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui efisiensi organisasi
dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan kas dan pendapatan. Perhitungan
rasio keuangan dalam menyelesaikan permasalahan keuangan dalam suatu perusahaan
sangatlah penting karena rasio keungan dapat menentukan keputusan yang terbaik dan
bijak untuk perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai