Bab Ii - Revisi 2
Bab Ii - Revisi 2
LANDASAN TEORI
dirancang untuk menguntungkan diri sendiri dan atau kelompok, dan merugikan
pihak lain. Menurut Subagio, dkk (2013:21) Fraud adalah setiap tindakan tidak
sah yang ditandai dengan tindakan tidak jujur untuk penggelapan atau
(illegal act), yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya
yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar organisasi.
Menurut Amin Widjaja (2016:2) kecurangan (fraud) merupakan suatu istilah yang
umum, dan mencakup segala macam cara yang dapat digunakan dengan kelihatan
tertentu, yang dipilih oleh seorang individu, untuk mendapatkan keuntungan dari
pihak lain dengan melakukan representasi yang salah. Menurut Ayu dan Dewa
9
10
mendapatkan keuntungan secara pribadi dengan merugikan orang lain atau sebuah
Menurut Rozmita (2017:41) tentang fraud, ada tiga kunci elemen utama
penyebab fraud yang disebut dengan fraud triangle. Tiga kunci elemen penyebab
1. Pressure (Tekanan)
lainnya.
2. Opportunity (Peluang)
lemahnya control yang dapat mencegah dan atau mendeteksi perilaku yang
3. Rationalization (Pembenaran)
d. Pelaku berpikir bahwa orang lain juga melakukan, kalau saya tidak
perusahaan namun sulit dideteksi. Karena itu penting bagi perusahaan untuk
(2003) dalam Rozmita (2017:3) karakteristik yang umumnya ada pada setiap
1. Pemalsuan fakta
dapat terjadi pada sebuah perusahaan, dan pada umumnya dapat terjadi karena
1. Lingkungan kerja
3. Pengaruh perilaku
Dari teori fraud triangle yang dikemukakan oleh pendapat ahli diatas
maka dapat disimpulkan bahwa kejadian fraud dipengaruhi karena adanya tekanan
baik di dalam organisasi atau diluar organisasi dalam arti pribadi karyawan
yang wajar, sehingga tidak merasa bersalah ataupun takut untuk mengulangi
Menurut Ayu dan Dewa (2019:36) teori Fraud Scale penyebab terjadinya
sama dengan teori fraud triangle. Dan teori scale ini merupakan teori lanjutan dari
teori Fraud Triangle yang merupakan pengukuran dari teori tersebut. Ada 3 (tiga)
14
fraud rendah. Tujuan teori ini adalah untuk mengukur kemungkinan pelanggaran
etika, kepercayaan dan tanggung jawab. Teori ini berlaku untuk beberapa
keuangan. Sumber tekanan menurut teori ini adalah perkiraan penjualan, laba
manajemen.
Gambar 2.1
Fraud Scale
yaitu Capability. Banyak fraud yang umumnya bernominal besar tidak mungkin
terjadi apabila tidak ada orang tertentu dengan capability (kemampuan) khusus
yang ada dalam perusahaan. Opportunity membuka peluang atau pintu masuk bagi
melakukan fraud. Menurut Ayu dan Dewa (2019:38) Individual capability adalah
sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan besar yang
lingkungan.
terbesar.
16
yang kuat dan keyakinan yang besar bahwa dia tidak akan terdeteksi. Tipe
semua biaya, egois, percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri
gangguan ini percaya bahwa mereka lebih unggul dan cenderung ingin
meyakinkan orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan atau melihat
ke arah lain.
insentif dan rasionalisasi dapat menarik orang ke arah itu tapi seseorang harus
dan untuk mengambil keuntungan dari itu, tidak hanya sekali, tetapi terus
Gambar 2.2
Fraud Diamond
perubahan. Dari awal Cressey mencetuskan teori Fraud Triangle dengan 3 hal
ditambah 1 faktor lagi yaitu capability dan yang terbaru dewasa ini adalah “Fraud
18
kompleks dibanding sebelumnya, serta para pelaku fraud yang kini lebih cerdik
dan mampu mengakses berbagai informasi perusahaan. Hal ini menyebabkan teori
fraud perlu dikembangkan dari fraud triangle menjadi fraud pentagon. Lima (5)
kebijakan tidak berlaku untuknya. Menurut Crowe dalam Ayu dan Dewa
(2019:41), arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa
bahwa kontrol internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.
Horwath (2011) dalam Ayu dan Dewa (2019:41) mengemukakan bahwa ada lima
pengusaha.
Gambar 2.3
Fraud Pentagon
dilakukan
3. Adanya keyakinan atau pengakuan dari pelaku akan tindakan yang salah
tersebut
pengambilan keputusan orang yang dapat akses ke informasi dan akses terhadap
atau fraud selalu ditandai dengan kerugian yang dialami sebuah perusahaan atau
organisasi.
20
antara lain:
terjadi. Akibatnya timbul rasa tidak puas yang memicu tindak fraud
antara bawahan
tingkat yang lebih rendah dengan atasan, staf dan lini mereka
7. Karyawan yakin tingkat tanggung jawab yang ada melampaui uraian tugas
yang sebenarnya
(ekstern), dan melibatkan orang dalam dan orang luar organisasi (kolusi).
pribadi.
yang diberikan
organisasi, seperti:
di kemudian hari.
menggelembungkan harga
pidana khusus, dan kasus perdata. Kasus perdata karena ada pelanggaran
perikatan dan adanya gugatan dari pihak yang merasa dirugikan. Selain
26
Dari pendapat para hali diatas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi fraud
tindakan tersebut yaitu adanya tersangka, korban dan hukum yang diberikan
yaitu:
disalahgunakan.
kasus dari dua skema yang lain. fraud yang dilakukan di skema ini
dilakukan pada :
a. Financial
b. Non-Financial
1) Employment Crendentials
2) Internal Documents
3) External Documents
yaitu:
persediaan
kerja
pemasok pembeli
a. Ada aturan perilaku jujur dan tidak jujur harus didefinisikan dalam
kebijakan organisasi
b. Ada contoh perilaku jujur dari para manajer dan berperilaku seperti
c. Ada aturan sanksi tugas dan jelas bila ada penyimpangan aturan
bagi perilakunya
faktor intern dan ekstern organisasi. Tindakan utama untuk pencegahan fraud
adalah menciptakan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang andal pada
aktivitas organisai, selain masalah moral dan etika kegagalan pencegahan fraud
anggapan bahwa pengendalian intern yang andal atau baik memerlukan biaya
yang mahal baik sumber dana mapun sumber daya lain. Anggapan ini kurang
lingkup atau besar kecilnya organisasi, sesuai dengan salah satu jenis
pengendalian pada suatu organisasi kecil misalnya toko tidak perlu diciptakan
sarana kendali seperti pemisahan fungsi karena masalah biaya yang tidak sesuai
atas aktivitas toko dan pegawainya atau diciptakan pengendalian pengganti lain
tidak yakin ada atau terjadi kecurangan dalam organisasinya, dan kalaupun terjadi
pengendalian dapat terjadi dari pihak manajemen atau dari pihak karyawan. Hal
golongannya.
2. Komitmen
bentuk nilai organisasi maupun aturan perilaku. Metode lain yang bisa
3. Kesadaran Fraud
Dalam hal ini kunci suatu keberhasilan dalam pemberantasan fraud ini
menerus. Hal ini juga bisa digunakan sebagai kendali pencegahan yang
4. Proses Penguatan
5. Pengungkapan Konflik
Pada dasarnya akar dari pemberantasan fraud yang efektif yaitu dengan
fraud yang bisa saja terjadi ada suatu organisasi. Untuk penilaian sendiri
terhadap fraud. Tetapi pada dasarnya fraud ini harus dilaporkan dengan
8. Proses Investigasi
dilakukan investigasi.
9. Tindakan Koreksi
Penetapan secara jelas terkait dengan konsekuensi dan proses yang harus
pemberantasan fraud.
34
pemberantasan fraud.
dan beretika, adapun cara untuk membangun budaya jujur dan beretika
kecurangan
penguatan corporate culture di mana dalam hal ini tidak ada toleransi
d. Konfirmasi ketaatan
untuk mencegah adanya fraud di mana dengan metode triangle ini yaitu
antara lain:
countersign
tetapi hanya pada batas masalah-masalah tertentu saja. Seperti halnya yang
terjadi pada kasus kampanye, maka perlu dilakukan nilai dan budaya anti-
akan berjalan efektif dalam sebuah perusahaan atau instansi jika tidak
diwujudkan. Dalam hal ini banyak cara yang dapat digunakan dalam
kecurangan. Dan tidak lupa dengan teladan dari para pemimpin karena
tindakan atau perilaku yang dianggap sebagai tindakan fraud, dan juga termasuk
tindakan yang menyimpang dan tidak pantas, sehinggan dengan itu menetapkan
fraud
efektif
pemberantasan fraud
kolusi, di mana artinya tidak dilakukan sendiri melainkan dua atau bahkan bisa
lebih. Fraud sendiri dilakukan dengan kecerdasan yang sangat tinggi, maka dari
itu perlu (control) yang ketat dari perusahaan, sehingga siapa pun akan sulit
kecurangan.
1. Pendeteksian
Pengendalian yang baik dan sinyal kecurangan merupakan dua hal yang
b. Pelibatan diri penjaga dan pegawai dalam proses kerja rutin seperti
j. Dokumen seperti buku log, buku harian, dan laporan rutin yang di
ubah
sesuai
2. Pencegahan
Dalam menjaga lingkungan kerja yang etis dan efektif, manajemen perlu
3. Pelaporan
4. Penanganan
41
terbatas saja
ada penyelidikan
menoleransi gosip
tidak terlibat
menentukan seseorang layak atau tidak menjadi karyawan dilihat dari segi
42
oleh seseorang individual terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa dan
keyakinan semua orang dalam suatu organisasi akan nilai-nilai tertentu sehingga
semua orang sadar atau tidak berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.
cenderung untuk juga peduli pada nilai-nilai etika. Oleh karena itu, dalam
perusahaan yang etis, karyawan akan cenderung sungkan memilih perilaku tidak
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku indvidual
yang terbentuk melalui sebuah sikap atau perbuatan ditentukan bagaimana budaya
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
.
1. Dewi Sartika Analisis pengawasan Hasil penelitian dari uji
(2018) sistem kerja, regresi linier berganda
karyawan dalam menunjukkan bahwa
meminimalisasi fraud pengawasan dan sistem
Universitas
pada CV. Citra kerja memiliki pengaruh
Dharmawangsa
Mandiri Raya Medan positif dalam
meminimalisasi fraud.
Pengawasan dan sistem
kerja secara parsial dan
secara simultan
berpengaruh signifikan
dalam meminimalisasi
fraud. Dimana variabel
pengawasan dan sistem
kerja mempengaruhi
fraud sebesar 87,40%,
sedangkan sisanya
sebesar 13,60%
dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini,
seperti sistem
pengendalian intern,
perilaku tidak etis,
jabatan, tekanan dan
lain sebagainya tidak
diteliti dalam penelitian
ini.
2. Ni Putu Emy Pengaruh tekanan, Hasil penelitian
Suryandari, Made Arie kesempatan, menunjukkan bahwa :
Wahyuni, dan Putu rasionalisasi 1) Tekanan berpengaruh
(triangle) dan positif terhadap tindak
Julianto
efektivitas Penerapan kecurangan, 2)
(2019) pengendalian internal Kesempatan
terhadap tindak berpengaruh positif
Universitas kecurangan (fraud) terhadap tindak
Pendidikan Ganesha (Studi Pada LPD Se- kecurangan, 3)
Singaraja, Indonesia Kecamatan Negara) Rasionalisasi
berpengaruh positif
terhadap tindak
kecurangan, 4)
44
Efektivitas penerapan
pengendalian internal
berpengaruh positif
terhadap tindak
kecurangan.
3. Michael Sihombing Analisis Pengaruh Hasil yang ditemukan
dan I Ketut Fraud Triangle adalah tekanan,
Budiartha Terhadap Kecurangan peluang, dan
(2020) Akademik (Academic rasionalisasi
Fraud ) Mahasiswa berpengaruh positif dan
Universitas Udayana, Akuntansi Universitas signifikan terhadap
Indonesia Udayana kecurangan akademik.
model konseptual dari sebuah teori yang memberikan penjelasan logis mengenai
hubungan satu atau beberapa faktor yang berhasil diidentifikasi sebagai faktor
penting untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan teori tersebut
peluang atau kesempatan yang ada, dan pembenaran dalam diri setiap karyawan
yang menjadikan kecurangan itu bukan hal besar. Setelah divisi operasional yakni
staf administrasi yang diberikan tugas dan tanggung jawab oleh GA coordinator
dicari tahu penyebab mengapa itu terjadi dan kendala apa yg dihadapi divisi
melalui aksi kolektif dan lapor dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif.
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran Teoritis
Manajemen Perusahaan
Divisi Personalia
Staf Admin
Kecurangan Karyawan
Penyebab Kendala
1. Komitmen
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
5. Respon
46