Anda di halaman 1dari 10

Lex Crimen Vol. II/No.

2/Apr-Jun/2013

FUNGSI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN Tindak Pidana Korupsi, UU No. 20 Tahun


(LHP) BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31
DALAM KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI1 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Oleh : Margareth Carla Rampengan2 Pidana Korupsi, UU No. 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
ABSTRAK (KPK), UU No. 15 Tahun 2006 tentang
Indonesia adalah Negara hukum yang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), UU No.
berdasarkan Pancasila yang 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan
menggambarkan karakter dari bangsa Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan
Indonesia. Namun, karakter tersebut mulai Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang
terkikis dengan adanya berbagai macam Perbendaharaan Negara dan yang terbaru
pelanggaran disetiap bidangnya seperti Peraturan Presiden Republik Indonesia
Tindak Pidana Korupsi yang merupakan Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
masalah yang harus diberantas dan Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
dibuktikan dengan jelas. Pembuktian Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
adanya kerugian Negara yang dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014.
mengakibatkan korupsi adalah kewenangan Pada kenyataannya, setiap orang atau
dari Badan Pemeriksa Keuangan sesuai siapa saja yang telah terkait kasus korupsi
dengan bunyi pasal 23E ayat (1) Undang- harus mengikuti proses hukum yang
undang Dasar 1945. Badan Pemeriksa berlaku dari mulai penyidikan sampai pada
Keuangan (BPK) merupakan suatu lembaga proses persidangan di Pengadilan Tindak
Negara yang dikhususkan untuk memeriksa Pidana Korupsi dan berusaha untuk
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan membuktikan apa yang sebenarnya terjadi
Negara. Dari pemeriksaan Badan Pemeriksa dalam kasus mereka, apakah mereka
Keuangan tersebut dihasilkan suatu bersalah atau tidak. Seperti contoh kasus
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Laporan korupsi yang dilakukan oleh Gayus
Hasil Pemeriksan (LHP) ini mempunyai Tambunan, Nazarudin dan lain-lain.
fungsi seperti yang tercantum dalam Dalam proses peradilan tindak pidana
Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007 korupsi, untuk menentukan terbukti
Lampiran VI butir 3. Selain itu, Laporan tidaknya terdakwa melakukan tindak
Hasil Pemeriksaan ini juga berfungsi untuk pidana korupsi, perlu dibuktikan unsur
meminimalisir penyalahgunaan keuangan, perbuatan melawan hukum dan
mencegah gejala korupsi dan sebagai alat pembuktian adanya kerugian Negara. Oleh
bukti yang cukup kuat dalam penanganan karena itu, kerugian Negara harus dapat
kasus Tindak Pidana Korupsi. dibuktikan. Satu-satunya lembaga Negara
Kata kunci : Tindak Pidana Korupsi, LHP yang memiliki kewenangan dalam
BPK, Fungsi. menghitung kerugian Negara dalam proses
peradilan tindak pidana korupsi adalah
PENDAHULUAN Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).3
A. Latar Belakang Pengaturan mengenai Badan Pemeriksa
Berbagai macam cara dilakukan Keuangan terdapat pada Pasal 23E ayat (1)
pemerintah untuk memberantas Tindak Undang-undang Dasar 1945 yang
Pidana Korupsi, yaitu dengan adanya UU u v P •l v ZÁ ^µvšµl u u Œ]l•
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan pengelolaan dan tanggung jawab tentang
3
Badan Pemeriksa Keuangan, Februari 2012, Warta
1
Artikel Skripsi BPK, Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa
2
NIM 090711085 Keuangan Republik Indonesia, Jakarta, hlm. 7.

172
keuangan Negara diadakan satu Badan predikat Wajar Tanpa Pengecualian
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan (WTP) dari BPK tetapi kemudian
u v ]Œ]X_ terendus adanya tindak pidana korupsi
Untuk dapat membuktikan adanya di kementerian/lembaga tersebut.
kerugian Negara, dalam pasal 11 huruf c UU Artinya, meski sebuah
No. 15 Tahun 2006 disebutkan bahwa BPK kementerian/lembaga berpredikat WTP,
dapat memberikan keterangan ahli dalam tetap saja terbuka kemungkinan adanya
proses peradilan mengenai kerugian tindak pidana korupsi di
Negara/daerah. Keterangan yang diberikan kementerian/lembaga tersebut. Hal itu
oleh BPK selaku ahli dalam proses peradilan disebabkan BPK mendasarkan penilaian
adalah keterangan berdasarkan Laporan atas kewajaran penyajian keuangan
Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atau Negara sedangkan ada atau tidaknya
berdasarkan penilaian dan perhitungan tindak pidana korupsi merupakan
kerugian Negara yang dilakukan BPK.4 wewenang aparat penegak hukum.
Dalam hal ini hasil pemeriksaan BPK Wakil Ketua Komisi XI Achmad Qosasi
tersebut berupa laporan yang menunjukkan juga mengakui hasil audit BPK bisa saja
bahwa adanya penyimpangan keuangan u vi ] o š µlš] ZµlµuX ^, •]o š uµ v
atau terjadi korupsi yang dilakukan oleh BPK akan mempermudah dan menjadi
pejabat-pejabat Negara dalam instansi ‰]všµ u •µl P] ‰ v P l ZµlµuU^ š P •
mereka. Achsanul.5
Pasal 8 ayat (4) UU No. 15 Tahun 2006
meyebutkan bahwa Laporan BPK dapat B. Perumusan Masalah
dijadikan dasar penyidikan oleh penjabat 1. Bagaimanakah fungsi Laporan Hasil
penyidik yang berwenang sesuai dengan Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa
peraturan perundang-undangan. Namun, Keuangan dalam kasus Tindak Pidana
kadang apa yang terjadi tidak sama dengan Korupsi ?
peraturan yang ada. 2. Apakah penyidik menggunakan Laporan
Berikut pernyataan dan contoh dari Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan
seorang anggota BPK : Pemeriksa Keuangan sebagai alat bukti
Anggota BPK, Ali Masykur Musa, dalam menangani kasus korupsi ?
mengatakan laporan hasil pemeriksaan
BPK harus menjadi salah satu alat bukti C. Metode
bagi penegak hukum dalam melakukan Jenis penelitian yang digunakan adalah
proses hukum.. Dia memberikan contoh yuridis normatif yaitu penelitian hukum
kasus megaskandal Bank Century. Meski yang dilakukan berdasarkan norma dan
temuan BPK menyebutkan dugaan kaidah dari peraturan perundangan. Pada
terjadi pelanggaran, itu tidak menjadi penelitian ini bahan pustaka merupakan
alat bukti hukum dalam proses hukum. data dasar yang dalam ilmu penelitian
Penegak hukum mencari sendiri alat digolongkan sebagai data sekunder.4
bukti kasus Century dan mengabaikan
temuan BPK itu. Menurut dia, saat ini,
dengan merujuk UU BPK, tidak ada
korelasi antara hasil temuan BPK dan 5
http://www.victorynewsmedia.com/berita-10019-
hukum. Karena itu, sah saja ketika temuan-bpk-harus-jadi--alat-bukti-hukum-.html,
sebuah kementerian/lembaga mendapat diunduh tanggal 05/10/2012.
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001.
Penelitian Hukum Normatif. Suatu Tinjauan Singkat,
4
Badan Pemeriksa Keuangan, Op.Cit, hlm. 8 RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal, 24.

173
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

Sumber data yang digunakan oleh pengertian hukum, norma-norma hukum


peneliti terdiri dari 3 (tiga) bahan hukum, dan sistem hukum yang berkaitan dengan
yaitu : penelitian ini. Hal ini sangat berkaitan
1) Bahan hukum primer adalah bahan dengan tugas ilmu hukum normatif
hukum yang sifatnya mengikat berupa (dogmatik) yaitu untuk menelaah,
peraturan perundang-undangan yang mensistemasi, menginterpretasikan dan
berlaku dan ada kaitannya dengan mengevaluasikan hukum posistif yang
permasalahan yang dibahas dalam berlaku bagi pengkajian tentang pokok
penelitian ini. masalah.
2) Bahan hukum sekunder adalah bahan
hukum yang terdiri atas buku-buku teks TINJAUAN PUSTAKA
(textbooks) yang ditulis para ahli hukum A. Sejarah Badan Pemeriksa Keuangan
yang berpengaruh (de herseende leer), (BPK)
jurnal-jurnal hukum, pendapat para Badan Pemeriksa Keuangan berdiri pada
sarjana, kasus-kasus hukum, tanggal 1 Januari 1947 di Magelang dengan
yurisprudensi, dan hasil-hasil simposium ketua R. Soerasno dan masih menggunakan
mutakhir yang berkaitan dengan topik peraturan perundang-undangan yang
penelitian. berlaku bagi Algemene Rekenkamer ( BPK
3) Bahan hukum tersier adalah bahan Hindia Belanda) yaitu Indische
hukum yang memberikan petunjuk atau Comptabiliyeits Wet (ICW) dan Instructie en
penjelas terhadap bahan hukum primer Verdure Bepalingen voor de Algemene
dan bahan hukum sekunder seperti Rekenkamer (IAR). Kemudian pada tahun
kamus, encylopedia, dan lain-lain. 1948, kantor BPK berpindah ke Yogyakarta.
Cara pengumpulan data adalah dengan Tahun 1949 dibentuk Dewan Pengawas
cara mengumpulkan dan memeriksa Keuangan yang bertempat di Bogor.
dokumen-dokumen atau kepustakaan yang Berdasarkan UUDS 1950, Dewan Pengawas
dapat memberikan informasi atau Keuangan digabung dengan Badan
keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti. Pemeriksa Keuangan. Tahun 1959 berlaku
Bahan hukum yang berhubungan dengan kembali UUD 1945 maka BPK kemudian
masalah yang dibahas dipaparkan, berdiri sendiri tanpa penggabungan lagi.
disistematisasi kemudian dianalisis untuk Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI,
menginterpretasikan hukum yang berlaku. ketentuan yang mengaturnya dalam UUD
Dengan cara membaca, mempelajari dan 1945 telah diamandemen. Sebelum
menganalisis berbagai data sekunder yang diamandemen diatur dalam 1 (satu) ayat
berkaitan dengan obyek penelitian. yaitu pasal 23 ayat 5, kemudian dalam
Pengolahan data menggunakan metode perubahan ketiga UUD 1945 dikembangkan
diskriptif analisis artinya data yang menjadi 1 (satu) bab yaitu Bab VIII A pasal
dipergunakan adalah pendekatan kualitatif 23E, 23F, dan 23G dengan 7 (tujuh) ayat.
terhadap data primer dan data sekunder, Untuk menunjang tugasnya, BPK RI
yaitu meliputi isi dan stuktur hukum positif didukung dengan seperangkat Undang-
dimana suatu kegiatan yang dilakukan oleh Undang di bidang Keuangan Negara, yaitu
penulis untuk menentukan isi atau makna UU No.17 Tahun 2003 Tentang keuangan
aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam Negara, UU No.1 Tahun 2004 Tentang
menyelesaikan permasalahan hukum yang Perbendaharaan Negara dan UU No. 15
menjadi objek kajian. Pengkajian deskriptif Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
analitis digunakan untuk menelaah konsep-
konsep yang mencakup pengertian-

174
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Persiden, Gubernur, Bupati/ Walikota
Keuangan Negara.6 sesuai dengan kewenangannya. Setelah itu
hasil dari tindak lanjut hasil pemeriksaan
B. Tugas Dan Wewenang Badan Pemeriksa diberitahukan secara tertulis oleh Presiden,
Keuangan (BPK) Gubernur, Bupati/Walikota kepada BPK dan
Tugas BPK, yaitu memeriksa pengelolaan apabila dalam pemeriksaan ditemukan
dan tanggung jawab keuangan negara yang adanya unsur pidana, BPK melaporkan hasil
dilakukan Pemerintah Pusat/Daerah, Bank tersebut kepada instansi yang berwenang
Indonesia, BUMN/BUMD, Badan Layanan sesuai dengan ketentuan peraturan
umum maupun lembaga atau badan lain perundang-undangan paling lama 1 (satu)
yang mengelola keuangan negara yang bulan sejak diketahui adanya unsur pidana.
pemeriksaan tersebut haruslah Laporan BPK tersebut dijadikan dasar
berdasarkan undang-undang tentang penyidikan oleh pejabat penyidik yang
pemeriksaan dan pengelolaan tanggung berwenang sesuai dengan peraturan
jawab keuangan Negara. Pemeriksaan ini perundang-undangan.
dilakukan oleh akuntan publik berdasarkan Wewenang BPK, yaitu menentukan
ketentuan undang-undang yang hasil objek, merencanakan, melaksanakan
pemeriksaan tersebut wajib disampaikan ke pemeriksaan, menentukan waktu dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). metode pemeriksaan serta menyusun dan
Kemudian Badan Pemeriksa Keuangan menyajikan laporan pemeriksaan; Meminta
(BPK) melakukan pembahasan atas temuan keterangan dan/atau dokumen yang wajib
pemeriksaan dengan objek yang diperiksa diberikan guna pemeriksaan; Melakukan
sesuai dengan standar pemeriksaan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang
keuangan Negara. dan barang milik Negara, di tempat
Setelah itu, Badan Pemeriksa Keuangan pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata
(BPK) menyerahkan hasil pemeriksaan atas usaha keuangan Negara serta pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-
Negara kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai surat, bukti-bukti, rekening Koran,
dengan kewenangannya. Penyerahan itu pertanggungjawaban dan daftar lainnya
dilakukan oleh anggota BPK atau pejabat yang berkaitan dengan pengelolaan
yang ditunjuk dengan tata cara penyerahan keuangan Negara; Menetapkan jenis
diatur bersama oleh BPK dengan masing- dokumen, data serta informasi mengenai
masing lembaga perwakilan. Lembaga- pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
lembaga perwakilan tersebut Negara yang wajib disampaikan kepada
menindaklanjuti hasil pemeriksaan sesuai Badan Pemeriksa Keuangan; Menerapkan
dengan peraturan tata tertib masing- standar pemeriksaan keuangan Negara
masing lembaga perwakilan. Hasil setelah konsultasi dengan pemerintah
pemeriksaan atas pengelolaan dan pusat, pemerintah daerah yang wajib
tanggung jawab keuangan Negara yang digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan
telah diserahkan kepada DPR, DPD dan dan tanggung jawab keuangan Negara;
DPRD dinyatakan terbuka untuk umum. Menetapkan kode etik pemeriksaan
Untuk keperluan tindak lanjut hasil pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
pemeriksaan, BPK juga menyerahkan hasil Negara; Menggunakan tenaga ahli dan/atau
pemeriksaan secara tertulis kepada tenaga pemeriksa di luar badan pemeriksa
keuangan yang bekerja untuk dan atas
6
nama Badan Pemeriksa Keuangan;
http://www.bpk.go.id/web/?page_id=10, diunduh
Membina jabatan fungsional pemeriksa;
tanggal 27/12/2012.

175
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

Memberi pertimbangan atas standar pemeriksaan dengan tujuan tertentu.


akuntansi pemerintahan; Memberi Pemeriksaan keuangan Negara adalah
pertimbangan atas rancangan system pemeriksaan atas laporan keuangan
pengendalian intern pemerintah pusat atau Negara. Pemeriksaan keuangan Negara
pemerintah daerah sebelum ditetapkan bertujuan untuk memberikan keyakinan
oleh pemerintah pusat atau pemerintah yang memadai mengenai laporan
daerah.7 keuangan Negara telah disajikan secara
benar. Penyajian itu mencakup semua hal
C. Pengertian Tindak Pidana Korupsi yang material sesuai dengan prinsip
Kata korupsi berasal dari bahasa latin akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
corruptio atau corruptus. Selanjutnya atau basis akuntansi komprehensif selain
bahwa corruptio itu berasal pula dari kata prinsip akuntansi yang berlaku umum
asal corrumpere, suatu kata Latin yang lebih tersebut. Yang diperiksa adalah Laporan
tua. Dari bahasa Latin itulah turun ke Keuangan yang berasal dari Pemerintah
banyak bahasa Eropa seperti Inggris : Pusat/Pemerintah Daerah, Bank Indonesia,
Corruption, corrupt; Perancis : corrupti on Lembaga Negara Lainnya, Badan Usaha
dan Belanda : corruptie (korruptie). Dari Milik Negara/Daerah, Badan Layanan
bahasa Belanda inilah kata itu turun ke Umum, Badan atau Lembaga lain yang
bahasa Indonesia : korupsi. Arti harfiah dari menyelenggarakan pengelolaan dan
kata itu ialah kebusukan, keburukan, tanggung jawab keuangan Negara.
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan
tidak bermoral, penyimpangan dari atas pengelolaan keuangan Negara yang
kesucian, kata-kata atau ucapan yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi
menghina atau memfitnah.8 dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
Tindak Pidana Korupsi merupakan suatu ekonomis. Dalam melakukan pemeriksaan
tindak pidana yang merugikan keuangan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan
Negara yang bisa dilakukan siapa saja, baik terhadap ketentuan-ketentuan peraturan
masyarakat biasa maupun pejabat perundang-undangan serta pengendalian
pemerintahan. intern. Pemeriksaan kinerja dilakukan
Dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun secara objektif dan sistematik terhadap
1999 terdapat pengertian secara rinci berbagai jenis bukti untuk dapat melakukan
mengenai Tindak Pidana Korupsi. penilaian secara independen atas kinerja
entitas atau program/kegiatan yang
PEMBAHASAN diperiksa. Pemeriksaan dengan tujuan
A. Fungsi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tertentu bertujuan untuk memberikan
BPK Dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi kesimpulan atas suatu hal yang diperiksa.
Ruang lingkup pemeriksaan yang Pemeriksaan tersebut dapat bersifat
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan eksaminasi, reviu atau prosedur yang
berdasarkan Peraturan BPK Nomor 01 disepakati. Pemeriksaan itu meliputi antara
Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang
Keuangan adalah meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan investigatif dan
keuangan negara, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan atas sistem pengendalian
intern.9
7
Muhammad Djafar Saidi, 2011, Hukum Keuangan Untuk memperlancar pelaksanaan
Negara Edisi Revisi, PT. Grafindo Persada, Jakarta, pemeriksaannya, Badan Pemeriksa
hlm. 83
8
Andi Hamzah, 1986, Korupsi di Indonesia Masalah
9
dan Pemecahannya, PT. Gramedia, Jakarta, hlm. 9 Muhammad Djafar Saidi, 2011, Op.Cit, hlm. 96

176
Keuangan dengan Peraturan Nomor 01 adalah pemeriksa di lingkungan aparat
Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan pengawasan intern pemerintah, pemeriksa
Keuangan Negara yang didalamnya tidak dan/atau tenaga ahli lain yang memenuhi
hanya memuat kaidah hukum mengenai persyaratan yang ditentukan oleh Badan
standar pemeriksaan keuangan Negara, Pemeriksa Keuangan.11.
tetapi memuat pula lampiran yang Pemeriksa atau yang sering disebut
merupakan satu kesatuan yang tak auditor terbagi atas beberapa macam, yaitu
terpisahkan didalamnya. Adapun lampiran :
yang terdapat dalam Peraturan Nomor 01 1. Auditor Independen (Akuntan Publik)
Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan 2. Auditor pemerintah (Auditor BPK)
Keuangan Negara adalah sebagai berikut : 3. Auditor Intern
1. Lampiran I, Pendahuluan Standar Pemeriksa wajib membuat atau
Pemeriksaan ; menyusun laporan hasil pemeriksaan
2. Lampiran II, Pernyataan Standar sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
Pemeriksaan 01 Standar Umum ; pemeriksaan yang dilaksanakan.
3. Lampiran III, Pernyataan Standar Dalam kasus tindak pidana korupsi,
Pemeriksaan 02 Standar Pelaksanaan suatu instansi pemerintah atau pejabat
Pemeriksaan Keuangan ; pemerintah dikatakan telah melakukan
4. Lampiran IV, Pernyataan Standar penyelewengan dana yang mengakibatkan
Pemeriksaan 03 Standar Pelaporan kerugian keuangan Negara dapat dilihat
Pemeriksaan Keuangan ; dengan adanya Laporan Hasil Pemeriksaan
5. Lampiran V, Pernyataan Standar (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan. Laporan
Pemeriksaan 04 Standar Pelaksanaan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa
Pemeriksaan Kinerja ; Keuangan tersebut merupakan laporan
6. Lampiran VI, Pernyataan Standar audit Badan Pemeriksa Keuangan yang
Pemeriksaan 05 Standar Pelaporan meliputi pemeriksaan keuangan,
Pemeriksaan Kinerja ; pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan
7. Lampiran VII, Pernyataan Standar dengan tujuan tertentu yang hasil akhirnya
Pemeriksaan 06 Standar Pelaksanaan menyatakan bahwa instansi pemerintah
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu ; atau pejabat pemerintah tersebut telah
8. Lampiran VIII, Pernyataan Standar melakukan penyelewengan dana sehingga
Pemeriksaan 07 Standar Pelaporan mengakibatkan kerugian keuangan Negara
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu ;10 atau tidak
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan
Dalam melaksanakan tugas Pemeriksa Keuangan tersebut memuat
pemeriksaaan, Badan Pemeriksa Keuangan empat jenis opini yang dapat diberikan oleh
dapat menggunakan pemeriksa dan/atau pemeriksa atas nama Badan Pemeriksa
tenaga ahli dari luar Badan Pemeriksa Keuangan setelah melakukan pemeriksaan
Keuangan yang bekerja untuk dan atas adalah sebagai berikut :
nama Badan Pemeriksa Keuangan. Opini terbaik adalah Wajar Tanpa
Pemeriksa. Pemeriksa yang digunakan Pengeculian (Unqualified Opinion), opini ini
ketika Badan Pemeriksa Keuangan tidak diberikan karena auditor meyakini,
memiliki atau tidak cukup memiliki berdasar bukti-bukti audit yang
pemeriksa dan/atau tenaga ahli yang dikumpulkan, laporan keuangan telah
diperlukan dalam suatu pemeriksaan bebas dari kesalahan-kesalahan atau

10 11
Ibid, hlm. 89 Ibid, hlm. 102

177
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

kekeliruan yang material. Laporan dilakukan secara independen objektif dan


keuangan dengan opini WTP merupakan profesional berdasarkan Standar
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat Pemeriksaan yang dituangkan dalam
kewajaran informasi yang disajikan laporan hasil pemeriksaan sebagai
Dalam laporan keuangan (Pasal 1 Ayat l ‰µšµ• v W<X_13
11 UU 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Dengan demikian, sudah jelas bahwa
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Badan Pemeriksa Keuangan haruslah
Keuangan Negara). Dengan kata lain, opini menuangkan hasil pemeriksaannya
WTP merupakan bentuk apresiasi tertinggi kedalam LHP BPK sebagai hasil akhir dari
dalam penilaian pengelolaan laporan kegiatan pemeriksaannya.
keuangan. Dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun
Opini terbaik kedua adalah Wajar 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Keuangan Negara Lampiran VI butir 3,
opini diberikan karena meskipun ada Laporan Hasil Pemeriksaan berfungsi untuk
kekeliruan, namun kesalahan atau :
kekeliruan tersebut secara keseluruhan 1. Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan
tidak mempengaruhi kewajaran laporan kepada pihak yang berwenang
keuangan. berdasarkan peraturan perundang-
Opini paling buruk adalah Tidak Wajar undangan yang berlaku ;
(Adverse Opinion), opini diberikan karena 2. Membuat hasil pemeriksaan terhindar
auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dari kesalahpahaman ;
dikumpulkannya, bahwa laporan keuangan 3. Membuat hasil pemeriksaan sebagai
mengandung banyak sekali kesalahan atau bahan untuk melakukan tindakan
kekeliruan yang material. Artinya, laporan perbaikan oleh instansi terkait, dan ;
keuangan tidak menggambarkan kondisi 4. Memudahkan pemantauan tindak lanjut
keuangan secara benar. untuk menentukan pengaruh tindakan
Opini Tidak Memberikan Pendapat atau perbaikan yang semestinya telah
Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer dilakukan. Kebutuhan untuk
Opinion) tidak bisa diartikan bahwa laporan melaksanakan pertanggungjawaban atas
keuangan sudah benar atau salah. Opini program menghendaki bahwa laporan
diberikan karena auditor tidak bisa hasil pemeriksaan disajikan dalam
meyakini apakah laporan keuangan benar bentuk yang mudah diakses.
atau salah. Ini terjadi karena auditor tidak Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK
bisa memperoleh bukti-bukti yang mempunyai fungsi yang sangat penting
dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan dan dalam kasus Tindak Pidana Korupsi karena
menyatakan apakah laporan sudah melalui Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
disajikan dengan benar atau salah.12 BPK inilah diketahui bahwa suatu instansi
Bab 1 Pasal 1 butir 14 Undang-undang pemerintah teridentifikasi atau telah
Nomor 15 Tahun 2006 mengatakan bahwa : melakukan penyelewengan dana yang
^, •]o ‰ u Œ]l• v o Z Z •]o lZ]Œ Œ] mengakibatkan kerugian keuangan Negara.
proses penilaian kebenaran kepatuhan Selain itu, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
kecermatan kredibilitas dan keandalan BPK ini berfungsi untuk meminimalisir
data/informasi mengenai pengelolaan dan penyalahgunaan keuangan dan mencegah
tanggung jawab keuangan Negara yang gejala korupsi seerta sebagai suatu alat
12
13
http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/w Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15
tpSUAEDY.pdf , dinduh tanggal 24/01/2013. Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

178
bukti yang sangat kuat dalam memecahkan instansi dan kepangkatan seorang pejabat
suatu kasus Tindak Pidana Korupsi. penyidik. Bertitik tolak dari ketentuan
Pasal 6
B. Penggunaan LHP BPK Oleh Penyidik Dimaksud, yang berhak diangkat
Dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi sebagai penjabat penyidik :
Tahap awal dari proses penanganan 1. Pejabat Penyidik Polri
perkara pidana dimulai dengan pelaporan 2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil
yang bisa dilakukan oleh korban, saksi atau Dalam kasus tindak pidana korupsi alat
siapa saja yang mengetahui bahwa ada bukti yang digunakan kurang lebih sama
tindak kejahatan kemudian penyelidikan seperti kasus tindak pidana biasa seperti
dan penyidikan yang dilakukan di tingkat yang tercantum dalam Pasal 184 KUHAP,
kepolisian kemudian dilanjutkan dengan diantaranya keterangan saksi, keterangan
penuntutan di kejaksaan dan akhirnya ahli, surat, petunjuk, dan keterangan
pemeriksaan di sidang pengadilan hingga terdakwa. Dalam hal ini, alat bukti yang
pelaksanaan putusan pengadilan. dapat digunakan dan memudahkan
Pada tindakan penyelidikan penekanan penyidik dalam penanganan kasus Tindak
diletakkan pad š]v l v ^u v Œ] v Pidana Korupsi adalah Laporan Hasil
u v uµl v_ • •µ šµ ‰ Œ]•š]Á Ç vP Pemeriksaan (LHP) BPK.
dianggap atau diduga sebagai tindak Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK ini
pidana. Pada penyidikan, titik berat dapat dikategorikan sebagai alat bukti surat
tekanannya diletakkan pada tindakan karena berdasarkan pengertiannya, surat
^u v Œ] • Œš u vPµu‰µol v µlš]_ ialah segala sesuatu yang memuat tanda-
supaya tindak pidana yang ditemukan tanda bacaan yang dimaksudkan untuk
dapat menjadi terang, serta agar dapat mencurahkan isi hati atau untuk
menemukan dan menentukan pelakunya. menyampaikan buah pikiran seseorang dan
Dari penjelasan dimaksud hampir tidak ada dipergunakan sebagai bahan pembuktian.
perbedaan makna keduanya. Antara Dengan demikian, segala sesuatu yang tidak
penyelidikan dan penyidikan adalah dua memuat tanda-tanda bacaan, tetap tidak
fase tindakan yang berwujud satu. Antara mengandung buah pikiran, tidaklah
keduanya saling berkaitan dan isi-mengisi termasuk dalam pengertian alat bukti
guna dapat diselesaikan pemeriksaan suatu tertulis atau surat. 14
peristiwa pidana. Sedangkan dalam Kamus Umum Politik
Penyidik berdasarkan Pasal 1 butir 1 & Hukum, pengertian surat : 1). Sesuatu
KUHAP adalah : yang ditulis ; yang tertulis ; tulisan dalam
^ W i š ‰}o]•] E P Œ Z ‰µ o]l lembaran kertas ; 2). Kertas berisi tulisan
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil yang diketik atau dicetak (tentang berbagai
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh hal atau keterangan seperti yang dimaksud
undang-undang untuk melakukan oleh pembuatnya).15
penyidikan. Dan diperinci lagi dalam Pasal 6 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK
KUHAP. Disamping itu, terdapat lagi Pasal dapat dikategorikan ke dalam alat bukti
10 KUHAP yang mengatur tentang adanya
penyidik pembantu. 14
Alfitra, 2012, Hukum Pembuktian dalam Beracara
Untuk mengetahui siapa yang dimaksud Pidana, Perdata dan Korupsi di Indonesia, Raih Asa
dengan orang yang berhak sebagai penyidik Sukses, Jakarta, hlm. 86
15
ditinjau dari segi instansi maupun Telly Sumbu, Merry E. Kalalo, Engelin R.
kepangkatan, ditegaskan dalam Pasal 6 Palandeng, Johny Lumolos, 2010, Kamus Umum
Politik & Hukum, Jala Permata Aksara, Jakarta, hlm.
KUHAP. Dalam pasal tersebut ditentukan
761.

179
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

surat karena dalam Laporan Hasil dijadikan dasar penyidikan oleh penyidik
Pemeriksaan (LHP) BPK tersebut baik sesuai dengan bunyi Pasal 8 ayat (4)
dengan opini Wajar Tanpa Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006
Pengecualian (WTP), Wajar Dengan tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Pengecualian (WDP), Tidak Wajar
maupun Pernyataan Menolak B. Saran
Memberikan Opini terdapat pernyataan 1. Sebaiknya Laporan Hasil Pemeriksaan
tertulis beserta tanda baca seperti yang (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan ini
ada dalam pengertian surat. dibuat lebih terbuka untuk umum agar
Seperti yang tercantum dalam Pasal 8 masyarakat juga dapat melihat langsung
ayat (3) Undang-undang Nomor 15 hasil dari pemeriksaan Badan Pemeriksa
Tahun 2006 yang berbunyi : Keuangan, contohnya dengan cara
^ ‰ ]o o u ‰ u Œ]l• v ]š uµl v mempublikasikannya secara detail dan
unsur pidana BPK melaporkan hal tersebut terinci lewat media elektronik.
kepada instansi yang berwenang sesuai 2. Sebaiknya jika dalam Laporan Hasil
dengan ketentuan peraturan perundang- Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa
undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak Keuangan ini sudah menunjukkan ada
diketahui adanya unsur pidana tersebut. gejala-gejala yang tidak sesuai dengan
Selanjutnya dalam Pasal 8 ayat (4), peraturan perundang-undangan dalam
berbunyi : hal ini terindentifikasi Tindak Pidana
^> ‰}Œ v W< • P ]u v ]u l•µ Korupsi maka dapat langsung dijadikan
dalam pasal 3 dijadikan dasar penyidikan dasar dalam penyidikan oleh penyidik
oleh pejabat penyidik yang berwenang yang berwenang tanpa berlama-lama
sesuai dengan peraturan perundang- lagi dengan mengabaikan temuan ini
µv vP vX_ sehinggga penyidik hanya tinggal
Instansi yang terkait dengan pelaporan mencari bukti pendukung lainnya.
Badan Pemeriksa Keuangan adalah
kepolisian, kejaksaan atau Komisi DAFTAR PUSTAKA
Pemberantasan Korupsi (KPK). Alfitra, Sh. MH, 2012, Hukum Pembuktian
PENUTUP dalam Beracara Pidana, Perdata dan
A. Kesimpulan Korupsi di Indonesia, Jakarta : Raih Asa
1. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sebagai Sukses.
hasil akhir dari proses pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, Februari 2012,
Badan Pemeriksa Keuangan sangat Warta BPK, Jakarta : Sekretariat Jenderal
penting dalam penanganan kasus Tindak Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Pidana Korupsi karena LHP BPK ini Indonesia
dengan opini-opini didalamnya, yaitu Hamzah, Andi, Prof. Dr. jur, 1986, Korupsi
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar di Indonesia Masalah dan
Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Pemecahannya, Jakarta : PT. Gramedia.
Wajar maupun Menolak Memberikan Soekanto, Soerjono & Mamudji, Sri, 2001,
Pendapat dapat berfungsi untuk Penelitian Hukum Normatif. Suatu
meminimalisir penyalahgunaan Tinjauan Singkat, Jakarta : Raja Grafindo
keuangan dan mencegah gejala korupsi. Persada.
2. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) ini Saidi, Muhammad Djafar, Prof. Dr. SH, MH,
dapat berfungsi sebagai alat bukti surat 2011, Hukum Keuangan Negara, Edisi
yang cukup kuat dalam penanganan Revisi, Jakarta : PT. Grafindo Persada.
kasus Tindak Pidana Korupsi dan dapat

180
Telly Sumbu, Merry E. Kalalo, Engelin R.
Palandeng, Johny Lumolos, 2010, Kamus
Umum Politik & Hukum, Jala Permata
Aksara, Jakarta, hlm. 761
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan
http://www.victorynewsmedia.com/berita-
10019-temuan-bpk-harus-jadi--alat-
bukti-hukum-.html, diunduh tanggal
05/10/2012.
http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dok
umen/wtpSUAEDY.pdf, diunduh tanggal
24/01/2013.

181

Anda mungkin juga menyukai