DISUSUN OLEH :
NIM :12521089
YOGYAKARTA
2014
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
a. Kesimpulan ................................................................. 14
b. Saran ................................................................. 14
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll disamping memberikan
dampak positif namun disisi lain akan memberikan dampak negatif dimana salah satunya
berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun
di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya
penularan penyakit. Diperkirakan pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan industri
dan kendaraan bermotor akan meningkat 2 kali pada tahun 2000 dari kondisi tahun 1990 dan
10 kali pada tahun 2020.
Secara umum terdapat 8 parameter pencemar udara yaitu, debu, NH3, Pb, CO, SO2,
hidrokarbon, NOX, dan H2S, yang secara bersamaan maupun sendiri-sendiri memiliki potensi
bahaya bagi lingkungan, yang meliputi dampak bagi kesehatan masyarakat, hewan, tanaman
maupun bagi material (benda) seperti bangunan, logam dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan membahas lebih spesifik tentang penyebab pencemaran yang
disebabkan oleh Gas SO2 (sulfur dioksida), merupakan gas polutan yang banyak dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung unsur belerang seperti minyak, gas,
batubara, maupun kokas. Disamping SO2, pembakaran ini juga menghasilkan gas SO3, yang
secara bersama-sama dengan gas SO2 lebih dikenal sebagai gas SOx (sulfur oksida )
B. RUMUSAN MASALAH
1.1. Apa itu pencemaran udara ?
1.2. Apakah yang dimaksud pencemaran udara akibat Belerang Oksida (SOx)
1.3. Bagaimana sifat dan karakteristik SOx ?
1.4. Apa yang menjadi sumber pencemaran SOx?
1.5. Apa dampak pencemaran udara akibat gas Belerang oksida (SOx) ?
1.6. Bagaimana cara mencegah pencemaran udara akibat gas Belerang Oksida (SOx) ?
C. TUJUAN
2.1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksung dengan pencemaran udara .
2.2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud pencemaran udara akibat Belerang
Oksida (SOx)?.
2.3. Untuk mengetahui sifat dan karakteristik Belerang Oksida (SOx) .
2.4. Untuk mengetahui sumber pencemaran SOx.
2.5. Untuk mengetahui dampak pencemaran udara akibat Be;erang oksida (SOx).
2.6. Untuk mengetahui cara mencegah pencemaran gas Belerang Oksida ( SOx) .
2
BAB II
PEMBAHASAN
Polutan adalah zat atau bahan yang menyebapkan terjadinya polusi. Suatu zat disebut
polutan, bila keberadaanya disuatu lingkungan dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup. Contoh : karbondioksida dengan kadar 0,032 % dapat memberikan dampak
merusak. Dengan kata lain suatu zat dapat disebut polutan apabila :
3
b) Pencemaran Udara Akibat Belerang Oksida (SOX)
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3
yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar,
sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada
diudara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah
bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses
perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun
karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx menimbulkan
gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm
menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium
baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Jadi dalam hal ini yang
dominan adalah gas SO2. Namun demikian gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang
ada diudara dan kemudian membentuk gas SO3 melalui reaksi berikut :
( )
Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan
pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa
mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti
PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak
dihasilkan SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada
proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus
menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor logam.
Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :
Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar,
penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung dari keadaan meteorologi dan geografi
4
setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx menjadi asam
sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh
sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa
(terutama di Jerman) karena banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan
pemakaian batu bara maupun minyak bumi di negeri itu.
Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini
sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Sebagaimana O3,
pencemar sekunder yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan
terdeposisi jauh dari sumbernya. SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir
semua material mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih
yang mengandung metal seperti alumunium, tembaga,seng,timbal dan besi. Di daerah
perkotaan, yang menjadi sumper sulfur utama adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik,
terutama yang menggunakan batu bara ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga
gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel dan industri-industri yang menggunakan
bahan bakar batu bara dan minyak mentah.
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk
gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan
keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang
tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen
yang tidak reaktif.
5
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk
sulfur oksida, tetapi jumlah relative masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen
yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang
terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Mekanisme pembentukan SOx dapat
dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat
rendah. Jika konsentrasi uap air sangatrendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3
dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4) dengan reaksi
sebagai berikut :
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4. Tetapi
jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini
menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya. Setelah berada
diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-
proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh
beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum
sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam
hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin
dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.
SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun
karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx menimbulkan
gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm
6
menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau. Konsentrasi gas SO2 diudara akan
mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar
antara 0,3 – 1 ppm.
Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan
pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa
mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti
PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak
dihasilkan SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada
proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus
menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor logam.
Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :
Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar,
penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung dari keadaan meteorologi dan geografi
setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx menjadi asam
sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh
sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa
(terutama di Jerman) karena banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan
pemakaian batu bara maupun minyak bumi di negeri itu.
7
Gambar 4. Emisi Sulfur Dioksida dari Gunung Berapi
Meskipun sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin hadir pada
beberapa tempat, sumber antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung
sulfur, mendominasi daerah perkotaan. Ini termasuk :
Pola paparan dan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim yang
signifikan, bergantung pada sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan pola
penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, dimana berlangsung untuk beberapa hari selama musim
dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika penyebaran terbatas, masih terjadi pada banyak
bagian dunia dimana batu bara digunakan untuk tempat pemanasan. Sumber daerah biasanya
mendominasi pada beberapa peristiwa, hasil pada pola homogen konsentrasi dan
paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai
hasil pengasapan, penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan
bervariasi secara substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca. Variabel
sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada keadaan tertentu, khususnya untuk
sumber lokal.
1. Kesehatan Manusia
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada
tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia
adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan
8
terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif
iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan
terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem
pernafasankadiovaskular.Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap
kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah.
Dalam bentuk gas, SO2 dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang menyebabkan
timbulnya kesulitan bernafas, terutama pada kelompok orang yang sensitive seperti orang
berpenyakit asma, anak-anak dan lansia. SO2 juga mampu bereaksi dengan senyawa kimia
lain membentuk partikel sulfat yang jika terhirup dapat terakumulasi di paru-paru dan
menyebabkan kesulitan bernapas, penyakit pernapasan, dan bahkan kematian (EPA, 2007).
Emisi gas SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan
tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”),
yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan
sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan
9
mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan
menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara
langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
3. Hewan
4. Tumbuhan
Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi
dapat membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang daun
rusak. Secara kronis SO2 menyebabkan terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman ini akan
diperparah dengan kenaikan kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah menjadi asam
sulfat. Oleh karena itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh SO2 yang cukup tinggi,
tanaman akan rusak oleh aerosol asam sulfat.
10
Pada dasarnya ekosistem darat tumbuhan mudah terpengaruh. Perbedaan dalam
kerentanan pada berbagai spesies tanaman yang berbeda telah didokumentasi dengan baik.
Hal ini konsisten dengan adanya beragam spesies tanaman dari pusat kota dan daerah
industri, sedangkan spesies yang samadekat dengan daerah perbatasan. Kerentanan selalu
mencerminkan perbedandalam faktor genetik, umur, atau keadaan fisiologis. Tidak hanya
adanyaperbedaan antara spesies tetapi seringkali terdapat keragaman antara genotiftanaman.
Dalam sejumlah kasus terjadi seleksi genetik didalam beberapa komunitas tanaman alamiah
terhadap daya tahan pencemaran atmosfer.Pengaruh sulfur dioksida dan presipitasi asam
paling nyata dan buruk dalam ekosistem hutan yang berbatasan dengan peleburan atau
beberapa sumber pusat pencemaran lainnya. Sejalan dengan penelitian lainnya, spesies lumut
bertambah dan diversivitas meningkat dengan meningkatnya jarak dari gedung dibandingkan
dengan sisi arus angin naik. Jenis pepohonan tertentu, sweet birch dan pinus putih, diketahui
paling rentan terhadap pencemaran atmosfer.
5. Material
Kerusakan juga dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur, batu
pualam, dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek dari kerusakan ini akan tampak pada
penampilannya, integritas struktur, dan umur dari gedung tersebut. Kerusakan oleh
pencemaran SO2 juga dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur, batu
pualam, dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek dari kerusakan ini akan tampak pada
penampilannya, integritas struktur, dan umur dari gedung tersebut. Ancaman serius juga
dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat
merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan
yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
11
f. Upaya mencegah pencemaran udara Belerang Oksida (SOx)
12
Untuk menjernihkan golongan Belerang dipergunakan copper oksid atau kapur
dicampur arang.
Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel dapat dilakukan
melalui enam konsep.
1. “Membersihkan” (Scrubbing). Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan.
Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.
2. Menggunakan filter. Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada
permukaan filter. Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat
semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan dengan
pembersihan gas dan filter polutan partikel.
3. Mempergunakan presipitasi elektrostatik. Cara ini berbeda dengan cara mekanis
lainnya, sebab langsung ke butir-butir partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang
diberi aliran listrik sehingga presipitator yang akan mempresipitasikan polutan
partikel dan ditampung di dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang
telah dibersihkan.
4. Mempergunakan kolektor mekanis. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan
tenaga kinetis atau kombinasi keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai
kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai siklon.
5. Program langit biru. Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik
pencemaran udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan
yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu: Pertama,
mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar disel dan premium pembakarannya
kurang sempurna sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru,
hal ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang
memberikan hasil pembakaran lebih baik. Kedua, mengubah mesin kendaraan. Mesin
dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas. Ketiga, memasang
alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.
6. Menggalakan penanaman pohon. Mempertahankan paru-paru kota dengan
memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal
pencemaran. Sebab tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan
melepaskan oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan
kehadiran oksigen.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan
(unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan).
2. Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas
SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak
mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. SOx mempunyai ciri
bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat
oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya.
3. Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang
digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya.
4. Jenis-jenis pencemaran udara menurut bentuk : gas, pertikel. Menurut tempat :
ruangan (indoor), udara bebas (outdoor). Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia,
anetesia, toksis. Menurut asal : primer, sekunder
5. Sumber pencemaran udara yaitu: kegiatan manusia, sumber alami, kebocoran
tangki klor, dan lain-lain
6. Pencemran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kesehatan tanaman,
dapat menyebabkan hujan asam, efek ruma kaca, kerusakan lapisan ozon, dan
sebagainya.
7. Ada lima dasar dalam mencegah atau memperbaiki pencemaran udara berbentuk
gas yaitu: absorbsi, adsorbsi, kondensasi, pembakaran, dan reaksi kimia.
B. SARAN
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya
kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara,
misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak asap, tidak
membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri,
dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://htotechno.blogspot.com/2014/06/makalah-pencemaran-udara-lengkap.html /
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/dampak-pencemaran-udara-oleh-
belerang-oksida-sox/ (di akses sabtu 6 Desember 2014 pukul 10.42)
http://ahmadchem.blogspot.com/2009/11/dampak-pencemaran-so2.html)
https://airpollution8.wordpress.com/2013/02/23/sulfur-dioksida/
http://pengen-tau.weebly.com/sulfur-dioksida.html
http://amrul99.blogspot.com/2013/04/pencemaran-gas-so2.html
http://pollutiononmyearth.weebly.com/uploads/1/7/5/6/17565209/polusi-udara.pdf
https://putraprabu.wordpress.com/tag/partikel/
(http://ahmadchem.blogspot.com/2009/11/dampak-pencemaran-so2.html)
15