Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343374362

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LARVA Spodoptera litura


TERHADAP APLIKASI EKSTRAK DAUN Sphagneticola trilobata

Article  in  Jurnal Agro · August 2020


DOI: 10.15575/7409

CITATIONS READS

0 292

2 authors:

Efrin Firmansyah Selvy Isnaeni


Perjuangan University 12 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   
21 PUBLICATIONS   26 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Efrin Firmansyah on 15 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Agro 7(1), 2020

PENGARUH APLIKASI EKSTRAK KASAR DAUN Sphagneticola trilobata TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LARVA Spodoptera litura

THE EFFECTS OF Sphagneticola trilobata LEAF CRUDE EXTRACT APPLICATION ON


GROWTH AND DEVELOPMENT OF Spodoptera litura LARVA

Efrin Firmansyah* dan Selvy Isnaeni

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Perjuangan Tasikmalaya


Jl. Pembela Tanah Air (PETA) No 177 Kota Tasikmalaya

*
Korespondensi : efrinfirmansyah@unper.ac.id

Diterima : 18 Januari 2020 / Disetujui: 02 Juli 2020

ABSTRAK

Spodoptera litura merupakan serangga polifag yang menyerang banyak komoditas tanaman
budidaya. Pengendalian dengan menggunakan insektisida nabati merupakan upaya yang
dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif penggunaan insektisida kimia sintetik.
Tumbuhan S. trilobata diketahui memiliki potensi untuk dijadikan sebagai i nse kti si da nabati
untuk mengendalikan S. litura. Aktivitas insektisida tidak hanya ditunjukkan oleh tingkat
mortalitas dan penghambatan makan, suatu ekstrak tumbuhan dapat pula memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari serangga sasaran sehingga dapat dikembangkan
menjadi insektisida nabati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
aplikasi ekstrak kasar daun S. trilobata terhadap pertumbuhan dan perkembangan larva S.
litura. Penelitian terdiri dari tahap pemeliharaan serangga, ekstraksi bagian tumbuhan, dan uji
hayati serta analisis fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kasar daun S. trilobata
yang diaplikasikan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan larva S. litura namun ti dak
memengaruhi ukuran panjang dan berat pupa yang terbentuk. Hasil analisis fitokimia
menunjukkan ekstrak daun S. trilobata mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder
diantaranya alkaloid, triterpenoid, steroid, flavonoid, tanin dan saponin.

Kata kunci: Insektisida nabati, IPPS, Sphagnticola trilobata.

ABSTRACT

Spodoptera litura is a polyphagous insect that attacks many commodities of crops. Control
using plant-based insecticides is an effort made to minimize the negative effe cts of using
synthetic insecticides. S. trilobata plant is known to have potential as plant-based insecti cides
to control S. litura. The effectiveness of an insecticide is not only demonstrated by the level of
mortality and feeding inhibition activity, a plant extract can also affect the growth and
development of the target insect so that it can be developed into a botanical insecti cide. The
purpose of this study was to determine the effect of S. trilobata leaf crude extract appli cati on
on growth and development of S. litura larva. The study stages consisted of insect rearing,
extraction of plant parts, bioassay and phytochemical screening. The results showed that S.
trilobata leaf extract which was applied affected the growth and

ISSN : 2407-7933 92

Cyte this as: Firmansyah, E. & Isnaeni, S. (2020). Pengaruh aplikasi ekstrak kasar daun
Sphagneticola trilobata terhadap pertumbuhan dan perkembangan larva Spodoptera litura.
Jurnal Agro, 7(1), 92-101. https://doi.org/10.15575/7409
Jurnal Agro 7(1), 2020

development of S. litura larvae but did not affect the length and weight of the pupae forme d.
The results of phytochemical analysis showed that S. trilobata leaf extract contained several
secondary metabolite compounds including alkaloids, triterpenoids, steroids, flavonoids,
tannins and saponins.

Keywords: botanical insecticide, IGR, Sphagnticola trilobata.

PENDAHULUAN upaya pengendalian yang diharapkan dapat


mengendalikan hama tanpa menimbulkan
Spodoptera litura merupakan salah satu gejala kejadian-kejadian negatif tersebut.
serangga yang tersebar di Asia Selatan, Sphagneticola trilobata merupakan
Oceania dan Asia Tenggara termasuk species tumbuhan famili Asteraceae.
Indonesia. Serangga ini merupakan Berperan sebagai tanaman hias namun juga
serangga polifag yang menjadi hama karena dapat menjadi gulma karena pertumbuhan
dapat memakan lebih dari 40 famili dan perkembangannya yang relatif cepat
tumbuhan termasuk tanaman-tanaman serta memiliki alelopati yang dapat
dengan nilai ekonomi tinggi. Beberapa menghambat pertumbuhan tumbuhan di
famili tanaman yang menjadi inang dari sektiranya (Chengxu et al., 2011). Salah satu
serangga ini diantaranya adalah tanaman hasil penelitian menunjukkan keberadaan
famili Brassicaceae, Cucurbitaceae, tumbuhan ini pada suatu areal dapat
Fabaceae, Malvaceae, Poaceae, dan mendominasi tumbuhan yang lain
Solanaceae. Larva S. Litura merupakan (Firmansyah & Pusparani, 2019b).
pemakan daun tanaman yang dapat Peneltian tentang pemanfaatan
menyebabkan kerusakan yang berat pada tumbuhan gulma sebagai insektisida nabati
daun (defoliasi), bahkan pada populasi yang telah banyak dilakukan termasuk penelitian
melimpah serangga ini tidak hanya tentang potensi gulma S. trilobata sebagai
menyerang daun tetapi juga menyerang bahan insektisida nabati (Khater & El-
hampir seluruh bagian tanaman (Bragard et Shafiey, 2015; Pushpalatha et al., 2015;
al., 2019) Yogantara et al., Sritamin, 2017). Hasil
Pengendalian S. litura di pertanaman penelitian Junhirun et al. (2012)
masih mengandalkan pengendalian berbasis menunjukkan ekstrak S. trilobata memiliki
senyawa kimia baik penggunaan insektisida efek toksik pada larva Plutella xylostella
sintetik maupun insektisida nabati. instar II. Sementara hasil penelitian Cheng
Penggunaan insektisida sintetik yang et al. (2014) menunjukkan minyak atsiri dari
berkesinambungan telah diketahui S. trilobata mampu mengendalikan
mengakibatkan beberapa kejadian seperti beberapa hama gudang yaitu Tribolium
resistensi hama terhadap senyawa castaneum, Sitophilus zeamais dan
insektisida, resurjensi atau ledakan populasi Callosobruchus chinensis. Hasil penelitian
hama karena berkurangnya musuh alami, Firmansyah & Pusparani (2019a)
munculnya hama sekunder hingga masalah menunjukkan ekstrak metanol daun S.
residu insektisida yang meningkat seiring trilobata memiliki daya racun pada larva S.
dengan peningkatan penggunaannya. litura dengan nilai mortalitas 72% pada
Penggunaan insektisida nabati merupakan konsentrasi 5%. Pada konsentrasi yang

93
sama pemberian ekstrak daun S. trilobata imago diberi pakan larutan madu 10 % dan
dapat menghambat aktivitas makan larva disediakan daun brokoli sebagai media
sebesar 76,12%. tempat peneluran. Telur-telur yang telah
Pengaruh pemberian suatu insektisida diletakkan imago selanjutnya dipeliharan
nabati pada serangga dapat terlihat secara hingga larva siap digunakan untuk
langsung melalui keterjadian kematian pengujian.
serangga sasaran. Namun dampak lain yang Ekstraksi tumbuhan. Bahan tumbuhan
sama-sama memengaruhi serangga sasaran yang digunakan pada penelitian ini adalah
dapat juga diketahui melalui berbagai bagian daun S. trilobata. Bahan tumbuhan
pengamatan, seperti penghambatan makan, didapatkan dari lahan di sekitar kampus
penghambatan peneluran dan Universitas Perjuangan Tasikmalaya.
penghambatan perkembangan serangga. Ekstraksi daun dilakukan dengan metode
Tujuan penelitian ini adalah untuk maserasi menggunakan metanol untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak mendapatkan ekstrak kasar. Daun dipotong
daun S. trilobata terhadap pertumbuhan menjadi bagian-bagian kecil untuk
dan perkembangan larva S. litura. mempercepat proses pengeringan,
dikeringanginkan selama tujuh hari dan
BAHAN DAN METODE dihaluskan menggunakan blender hingga
menjadi serbuk. Serbuk diayak dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan saringan berjalin 1 mm (250 mesh),
Juni 2019 – November 2019 di laboratorium kemudian direndam dengan metanol (1:10.
Universitas Perjuangan Tasikmalaya. w/v) selama 48 jam. Perendaman diulang
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan beberapa kali hingga rendaman terlihat
diantaranya pemeliharaan serangga, bening. Larutan hasil perendaman disaring
ekstraksi tumbuhan, dan uji hayati dengan menggunakan corong Buchner yang
(bioassay) dengan menggunakan rancangan dialasi kertas saring Whatman. Hasil
acak lengkap (RAL) non-faktorial. saringan diuapkan dengan menggunakan
Pemeliharaan larva. Larva S. litura rotary evaporator pada suhu 50oC dan
dipelihara pada kotak plastik pemeliharaan tekanan 240 milibar sehingga diperoleh
(30 cm x 25 cm x 7cm) dengan diberi pakan ekstrak kasar. Ekstrak disimpan dalam
daun brokoli bebas pestisida. Larva S. litura lemari es dengan suhu 4oC hingga saat
yang akan memasuki fase pupa dipindahkan digunakan.
pada kotak plastik khusus untuk tempat Uji hayati. Ekstrak daun dibuat dengan
berpupa, kotak plastik dialasi dengan serbuk beberapa konsentrasi yaitu 0,0% (kontrol);
kayu yang telah disterilkan kemudian 0,1%; 0,5%; 1,0%; 3,0% dan 5,0%. Larutan
ditutup dengan kertas buram. Larva-larva ekstrak dibuat dengan metode pengenceran
diletakkan di atas kertas buram dan dengan berseri (serial dilution). Pembuatan larutan
sendirinya larva masuk ke bawah (serbuk ekstrak dibuat dengan cara mencampurkan
kayu) ketika akan berpupa. Pupa yang tel ah ekstrak daun dengan aquades ditambah
terbentuk sempurna kemudian dipindahkan dengan pelarut metanol dan pengemulsi
ke tempat khusus pemeliharaan imago Tween-80 masing-masing 1,0% dan 0,2%.
berupa tabung plastik berdiameter 20 cm Uji hayati dilakukan untuk melihat aktivitas
dan tinggi 50 cm. setelah pupa menetas daya hambat ekstrak daun S. trilobata

94
terhadap pertumbuhan dan perkembangan dibutuhkan pupa-pupa untuk berkembang
larva S. litura dengan metode celup daun. menjadi imago dicatat.
Larva instar II yang akan diuji diukur Analisis fitokimia. senyawa metabolit
panjangnya dengan menggunakan alat ukur sekunder yang terkandung di dalam ekstrak
panjang sebelum dimasukkan ke dalam daun S. trilobata dilaksanakan dengan
cawan petri dan diberi pakan daun brokoli metode kualitatif (Syafitri et al., 2014)
yang telah dicelupkan ke dalam ekstrak Anallisis data. Data hasil pengamatan
sesuai perlakuan. Sebanyak 30 larva yang dianalisis ANOVA non-faktorial. Apabila
bertahan hidup pada hari ke enam setelah hasil analisis berpengaruh nyata dilakukan
aplikasi ekstrak pada masing-masing uji lanjut Duncan dengan α 5%.
perlakuan dipelihara secara individu pada
tabung plastik (satu larva dalam satu
tabung). Variable yang diamati adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
panjang dan berat larva pada hari ke tujuh,
Pengaruh Ekstrak Daun S. trilobata
lama waktu perubahan larva menjadi pupa,
panjang dan berat pupa, serta lama waktu terhadap Panjang, Berat Larva dan Lama
perubahan pupa menjadi imago. Perkembangan Larva menjadi Pupa.
Pengukuran panjang dan berat larva Panjang larva instar II yang digunakan
dilakukan pada hari ke tujuh untuk melihat pada pengujian ini rata-rata adalah 4,36 ±
0,39 mm. Pada hari ke tujuh setelah
pengaruh pemberian ekstrak terhadap
panjang dan berat larva. Pengamatan aplikasi, larva kembali diukur panjang dan
selanjutnya adalah mengamati proses beratnya. Konsentrasi ekstrak daun S.
perkembangan larva menjadi pupa (lama trilobata berpengaruh nyata terhadap
hari dicatat). Setelah memasuki stadia larva panjang dan berat larva serta lama
perkembangan larva menjadi pupa (Tabel
instar akhir, tempat pemeliharaan dialasi
serbuk gergaji sebagai media untuk 1).
berpupa. Pengamatan waktu yang

Tabel 1. Pengaruh Ekstrak Kasar Daun S. trilobata Terhadap Panjang, Berat Larva Dan Lama
Perkembangan Larva Menjadi Pupa

Konsentrasi ekstrak Lama perkembangan


daun (%) Panjang larva (cm) Berat larva (g) larva-pupa (hari)
0,0 (kontrol) 2,725 a 0,432 a 22,1 a
0,1 2,583 ab 0,418 a 22,4 a
0,5 2,375 bc 0,417 a 22,4 a
1,0 2,417 bc 0,312 bc 23,4 b
3,0 2,292 c 0,276 c 24,1 c
5,0 2,267 c 0,325 bc 24,1 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
pengaruh tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan semakin terhambat baik panjang maupun beratnya.


tinggi ekstrak yang diberikan Selain itu pemberian ekstrak daun S.
mengakibatkan pertumbuhan larva trilobata dapat menghambat

95
perkembangan larva menjadi pupa. pada larva S. litura tidak memberikan
Mengakibatkan proses pembentukan pupa pengaruh yang nyata pada ukuran pupa
menjadi lebih lama dibandingkan dengan yang terbentuk baik panjang maupun
kontrol. beratnya. Hal tersebut dapat dimungkinkan
karena setiap larva yang berhasil memasuki
Pengaruh Ekstrak Daun S. trilobata stadia pupa memiliki kemampuan yang
terhadap Panjang, Berat Pupa dan Lama sama untuk bermetamorfosis, sehingga
Perkembangan Pupa menjadi Imago. pupa yang terbentuk memiliki ukuran yang
Pengaruh pemberian ekstrak daun S. relatif sama. Namun demikian pengaruh
trilobata pada larva S. litura selanjutnya ekstrak daun S. trilobata terlihat pada lama
diamati pada stadia pupa denga mengukur perkembangan pupa menjadi imago. Hasil
panjang dan berat pupa pada setiap pengamatan menunjukkan pada
perlakuan dan diamati perkembangan pupa konsentrasi 3,0% dan 5,0% ekstrak,
hingga menjadi seerangga dewasa atau mengakibatkan perkembangan pupa-imago
imago. Data pengaruh pemeberian ekstrak menjadi lebih lama dibandingkan kontrol
daun S. trilobata terhadap perkembangan dan 3 perlakuan lainnya.
pupa tersaji pada Tabel 2.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ekstrak daun S. trilobata yang diaplikasikan

Tabel 2. Pengaruh Ekstrak Kasar Daun S. trilobata Terhadap Panjang, Berat Pupa Dan Lama
Perkembangan Pupa Menjadi Imago

Konsentrasi ekstrak Panjang pupa Berat pupa Lama perkembangan


daun (%) (mm) (g) pupa-imago (hari)
0,0 (kontrol) 9,664 a 0,206 a 28,57 a
0,1 9,291 a 0,185 a 28,86 a
0,5 8,300 a 0,161 a 29,00 a
1,0 9,073 a 0,179 a 29,43 ab
3,0 8,155 a 0,179 a 29,86 b
5,0 7,936 a 0,171 a 30,57 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
pengaruh tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan kematian


individu S. litura masih terjadi selama waktu
pengamatan. Kematian yang terjadi pada
larva instar lanjut ditunjukkan dengan larva
yang mengalami kegagalan pada proses
ganti kulit, yang mengakibatkan larva tidak
dapat berkembang menjadi instar yang
lebih besar dan mati (Gambar 1). Ga mbar 1. La rva ya ng mengalami kega g a la n g a n ti
kul it a tau perubahan instar

96
Tabel 3. Hasil Analisis Fitokimia Ekstrak
Kasar Daun S. trilobata
Uji Fitokimia Hasil
Alkaloid (pereaksi
++
Dragendorf)
Alkaloid (pereaksi Wagner) ++
Alkaloid (pereaksi Meyer) ++
Triterpenoid, Steroid ++
Flavonoid ++
Flavonoid (leukoantosianin) -
Ga mbar 2. La rva ya ng ti da k b erha s il b erk emba n g Saponin ++
menjadi pupa ya ng sempurna Tanin ++
Polifenol -
Keterangan : ++ positif mengandung senyawa
Selanjutnya larva yang sudah memasuki yang diuji. – negatif mengandung senyawa
prepupa dapat mengalami kegagalan yang diuji.
pembentukan pupa, sehingga hanya
Keberadaan senyawa metabolit
sebagian tubuhnya yang tersklerotisasi
sekunder pada ekstrak daun S. trilobata
menjadi pupa (Gambar 2).
sebagaimana disajikan pada Tabel 3. dapat
menjadi penguat alasan terjadinya berbagai
Analisis Fitokimia
Analisis fitokimia dilakukan untuk penghambatan pertumbuhan dan
mengetahui kandungan senyawa metabol it perkembangan yang terjadi pada larva S.
sekunder yang dimiliki ekstrak daun S. litura. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
trilobata. Senyawa metabolit sekunder yang diberikan mengakibatkan tingkat
biasanya dimanfaatkan tumbuhan untuk penghambatan pertumbuhan dan
membangun ketahanan tubuh tumbuhan perkembangan yang tinggi pula
dari serangan Organisme Pengganggu sebagaimana disajikan pada Tabel 1 dan 2.
Tanamn (OPT). Tumbuhan dapat merespon Hal tersebut dimungkinkan karena
serangan OPT dalam beberapa keadaan terjadinya akumulasi senyawa metabolit
ketahanan tubuh, mulai dari rentan, kebal, sekunder yang lebih banyak pada
hingga toleran. Keberadaan senyawa konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi.
metabolit sekunder merupakan salah satu Pertumbuhan dan perkembangan
indikasi adanya mekanisme ketahanan serangga dipengaruhi dan diatur oleh
tubuh yang terjadi di dalam tubuh hormon Juvenil. Hormon ini hanya
tumbuhan. Sehingga apabila senyawa dibutuhkan dalam waktu dan jumlah
metabolit sekunder tersebut bersinggungan tertentu untuk dapat mendukung
dengan OPT secara langsung, dapat pertumbuhan dan perkembangan serangga
memengaruhi pertumbuhan dan secara normal. Ketidaksesuaian jumlah
perkembangan biologis dari OPT tersebut. hormon yang dibutuhkan dengan kondisi
Hasil analisis fitokimia pada ekstrak fisiologis serangga dapat mengakibatkan
daun S. trilobata menunjukkan terdapat gangguan bagi kehidupan serangga itu
beberapa senyawa metabolit sekunder yang sendiri (Trisyono, 2014).
terkandung di dalam ekstrak seperti tersaji Kematian-kematian pada larva
pada Tabel 3. diantaranya dapat terjadi karena gagalnya

97
larva melakukan aktivitas molting atau ganti sebaggai precursor hormon ekdison.
kulit (Gambar 1). Kejadian tersebut dapat Menurunnya kadar sterol karena saponin
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yang terkandung dalam ekstrak daun S.
terjadi ketidaksesuaian hormon penunjang trilobata diduga menjadi penyebab
pertumbuhan dengan kondisi fisiologis terjadinya kegagalan ekdisis pada proses
larva. Ketidaksesuaian tersebut dapat molting hingga serangga mengalami
disebabkan oleh pemberian ekstrak daun kematian.
tanaman yang memiliki senyawa metaboli t Kematian pada serangga dapat pula
sekunder. Hasil penelitian menunjukkan terjadi karena adanya gangguan pada syaraf
ekstrak daun S. trilobata memiliki beberapa larva serangga. Flavonoid dan alkaloid
senyawa metabolit sekunder sebagaimana diketahui memiliki efek mengganggu syaraf
tersaji pada Tabel 3. dan sistem pernafasan pada serangga yang
Senyawa tanin, saponin dan flavonoid dapat pula mengakibatkan kematian pada
yang terkandung dalam ekstrak tumbuhan serangga selain kematian karena kegagalan
dapat berperan sebagai antibakteri dan proses molting. Tanin diketauhi pula
dapat dimanfaatkan sebagai larvisida atau merupakan senyawa metabolit sekunder
racun untuk mengendalikan larva serangga yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan
(Balekar et al., 2014). Sebagaimana hasil perkembangan serangga (Husain & Kumar,
penelitian Suantini & Harwiningtias (2014) 2015)
yang menunjukkan efek larvisida ekstrak Gangguan yang terjadi pada
daun S. trilobata pada larva nyamuk. perkembangan larva dapat berupa
Menurut Muta’ali & Purwani (2015) kematian pada larva sebelum memasuki
saponin merupakan salah satu senyawa stadia pupa, kematian pada larva instar
yang dapat mengganggu proses ekdisis. akhir sebelum memasuki stadia pupa, l arva
Ekdisis merupakan proses mengelupasnya berkembang menjadi pupa yang tidak
eksokutikula lama dari kutikula yang baru. normal, kemudian mati, dan larva berhasil
Proses ini terjadi sebagai bagian dari prose s membentuk pupa sempurna namun tidak
ganti kulit atau proses perpindahan instar berhasil menjadi imago dan mati pada
larva, proses perpidahan stadia larva-pupa stadia pupa.
atau pupa-imago. Pada Gambar 1 Terlihat
eksokutikula (kutikula bagian terluar) yang Tabel 4. Pengaruh Ekstrak Kasar Daun S.
merupakan bagian dari kutikula lama trilobata Terhadap Keberhasilan
serangga telah mengalami apolisis, namun Perkembangan Larva Menjadi
Imago S. litura
proses ekdisis tidak berjalan sempurna
hingga tidak terjadi proses sklerotisasi Konsentrasi Σlarva Σimago %imago
5,0% 30 7 23,3
hingga tidak mengalami ganti kulit yang
3,0% 30 10 33,3
sempurna dan mati. Keberadaan kandungan
1,0% 30 14 46,7
saponin pada ekstrak kasar daun S. trilobata
0,5% 30 15 50,0
yang diaplikasikan menjadi penyebab
0,1% 30 18 60,0
terhambatnya proses ekdisis tersebut.
Kontrol 30 23 76,7
Menurut Nugroho, Setyaningrum,
Wintoko & Kurniawan (2011) saponin dapat Pada Tabel 4 disajikan data pengaruh
mengikat sterol yang yang memiliki peran
pemberian ekstrak daun dengan berbagai

98
konsentrasi terhadap keberhasilan pupa yang terbentuk tidak seluruhnya
perkembangan larva sampai menjadi imago. berhasil berkembang menjadi imago. Ada
Hasil penelitian ini menunjukkan semakin beberapa pupa yang berhasil terbentuk
tinggi konsentrasi ekstrak daun S. trilobata namun tidak berkembang menjadi imago.
yang diaplikasikan mengakibatkan Penjelasan tersebut mengindikasikan
persentase imago yang terbentuk semakin bahwa ekstrak daun S. trilobata yang
kecil. Pada perakuan kontrol yang tidak diberikan pada larva S. litura memiliki sifat
diberi perlakuan ekstrak daun S. trilobata, penghambat pertumbuhan dan
dari seluruh larva yang dipelihara hanya perkembangan serangga (insect growth
terbentuk imago sebanyak 76,6%. regulator). Sehingga perlu dilakukan
Keberhasilan perkembangan larva S. litura penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
hingga menjadi imago, tidak hanya potensi ekstrak daun S. trilobata sebagai
dipengaruhi oleh aplikasi suatu insektisi da, insektisida penghambat pertumbuhan dan
terdapat aspek lingkungan yang turut perkembangan serangga (IPPS).
memengaruhi keberhasilan perkembangan
sampai pada tahap imago, seperti suhu dan SIMPULAN
kelembapan yang diperlukan untuk setiap
stadia perkembangan yang memang tidak 1. Aplikasi ekstrak daun S. triobata pada
diamati pada penelitian ini. larva S. litura berpengaruh terhadap
Kejadian kematian pada larva karena pertumbuhan larva meliputi panjang
larva gagal berkembang menjadi pupa dan berat larva dan lama
terjadi selama pengamatan. Kematian pada perkembangan larva menjadi pupa
stadia antara larva-pupa juga terjadi seperti serta lama perkembangan pupa
pada Gambar 2 (larva gagal berpupa). menjadi imago. Namun tidak
Kejadian tersebut dimungkinkan karena berpengaruh terhadap ukuran pupa
ekstrak daun S. trilobata yang diaplikasikan baik panjang maupun beratnya.
memiliki sifat penghambat pertumbuhan 2. Ekstrak daun S. trilobata berpengaruh
dan perkembangan larva S. litura. Trisyono, terhadap pebentukan imago S. litura.
(2014) menjelaskan bahwa suatu senyawa 3. Ekstrak daun S. trilobata mengandung
yang memiliki karakteristik sebagai beberapa senyawa metabolit sekunder
insektisida penghambat pertumbuhan dan diantaranya alkaloid, triterpenoid,
perkembangan serangga (IPPS) dapat steroid, flavonoid, tanin dan saponin.
memunculkan malformasi bentuk serangga.
Salah satunya terbentuknya gabungan UCAPAN TERIMAKASIH
morfologi larva dan pupa.
Penulis mengucapkan terimakasih
Sebagaimana hasil peneliltian ini yang
kepada Universitas Perjuangan Tasikmalaya
ditunjukkan pada Gambar 2, bagian anterior yang telah membiayai kegiatan penelitian
serangga masih berbentuk larva, kepala melalui hibah internal LPPM tahun 2018/19
lengkap dengan tungkai sementara bagian dengan skema Penelitian Unggulan Program
posterior telah mengalami proses molting Studi (PUPS) dengan No.Kontrak
menjadi bentuk pupa. Sehingga morfologi 218/ST/LP2M/UP/08/2019.
yang terbentuk adalah gabungan dariada
morfologi larva dan pupa. Selain itu, pupa-

99
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1179/1/012132
Husain, N., & Kumar, A. (2015). Original
Balekar, N., Nakpheng, T., & Srichana, T.
Research Article Comparative Study of
(2014). Wedelia trilobata L .: A
Phytochemical Constituents in Fl owe r
Phytochemical and Pharmacological
of Wedelia trilobata , Achyranthes
Review. Chiang Mai J. Sci., 41(3), 590–
aspera and Chrysanthemum from Durg
605.
District of. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci,
Bragard, C., Dehnen-schmutz, K., Serio, F.
4(4), 150–156.
Di, Gonthier, P., Anton, J., Miret, J., …
Junhirun, P., Pluempanupat, W., &
Zappal, L. (2019). Pest categorisation
Bullangpoti, V. (2012). Toxicological
of Spodoptera litura. EFSA Journal,
study of Wedelia trilobata
17(June),1-35.
(Asteraceae) extracts as alternative
https://doi.org/10.2903/j.efsa.2019.57
control strategies for Plutella xylostella
65
(Lepidoptera: Plutellidae). Commun
Cheng, D. Y., RuiYu, L., LinLin, Y., Hui, Z.,
Agric Appl Biol Sci., 77(4), 721–725.
QiuYan, Z., & Zhen, Q. (2014).
Khater, K. S., & El-Shafiey, S. N. (2015).
Insecticidal activities and chemical
Insecticidal Effect of Essential Oils
constituents of essential oils from
from Two Aromatic Plants Against
alien invasive plants Solidago
Tribolium castaneum ( Herbst ), (
canadensis and Wedelia trilobata.
Coleoptera : Te .... Egyptian Journal of
Journal of Guangxi Normal University -
Biological Pest Control, 25(1), 129–
Natural Science Edition, 32(1), 122–
134.
129.
Muta’ali, R., & Purwani, K. I. (2015).
Chengxu, W., Mingxing, Z., Xuhui, C., & Bo,
Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (
Q. (2011). Procedia Engineering
Pluchea indica ) terhadap Mortalitas
Review on Allelopathy of Exotic
dan Perkembangan Larva Spodoptera
Invasive Plants . Engineering 00
litura F . JURNAL SAINS DAN SENI ITS,
(2011, 18(2011), 240–246.
4(2), 2–5.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2011
Nugroho, A., Setyaningrum, E., Wintoko, R.,
.11.038
& Kurniawan, B. (2011). Pengaruh
Firmansyah, E., & Pusparani, S. (2019a). The
Ekstrak Buah Mahkota Dewa ( Phaleria
Potential Leaf Extract of Sphagneticola
macrocarpa ) Terhadap
trilobata as Botanical Insecticide To
Perkemabangan Larva Aedes aegypti
Control Spodoptera litura Larvae.
Instar III. Jurnal Universitas Lampung
Musamus Journal of Agrotechnology
ISSN 2337 -3776., 9–17.
Research (MJAR), II(I), 13–19.
Pushpalatha, E., Aiswarya, D., & Sharihan, E.
Firmansyah, E., & Pusparani, S. (2019b).
K. (2015). Larvicidal Activity of A Few
Weed vegetation analysis in
Indigenous Plant Extracts on Culex
Universitas Perjuangan of Tasikmalaya
pipiens (Diptera : Culicidae). WORLD
Weed vegetation analysis in
JOURNAL OF PHARMACY AND
Universitas Perjuangan of Tasikmalaya.
PHARMACEUTICAL SCIENCES, 4(11),
Journal of Physics: Conf. Series 1179,
880–885.
1179(2019), 1–6.

100
Suantini, I. A. A., & Harwiningtias, N. (2014). Mada University Press.
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Seruni ( Yogantara, A. A. G. G., Wijaya, I. N., &
Wedelia biflora ) sebagai Larvasida Sritamin, M. (2017). Pengaruh
Nyamuk. Pharmauho, 1(1), 1–3. Beberapa Jenis Ekstrak Daun Gulma
Syafitri, N. E., Bintang, M., & Falah, S. terhadap Biologi Ulat Krop Kubis (
(2014). Kandungan Fitokimia , Total Crocidolomia pavonana F .) di
Fenol , dan Total Flavonoid Ekstrak Laboratorium. E-Jurnal
Buah. Current Biochemistry, 1(3), 105– Agroekoteknologi Tropika, 6(4), 370–
115. 377.
Trisyono, Y. A. (2014). Insektisida
Pengganggu Pertumbuhan dan
Perkembangan Serangga. Gadjah

101

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai