Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KALIMAT AKTIF DAN BAHASA BAKU

DOSEN PENGAJAR : RIKA RAHMAWATI, M.Pd


JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
SEMESTER : 1 (GANJIL)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
IRFAN RIJALUL HANIF : 1101211056
ASMAN : 1101211047
AHMAD SUTIAWAN : 1101211091
MUCHAMMAD ARYA RIZKY ANDIKA : 1101211068
SYARIFUDIN : 1101211087
MUHLAS HAYATUL BAQO : 1101211016
ANGGA YUDA PERMANA : 1101211017

FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS BANTEN JAYA
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yg berjudul “Kalimat Aktif
dan Bahasa Baku”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
makalah ini. Serta pembaca dapat mengetahui tentang kalimat aktif dan bahasa baku.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari makalah ini

Kami sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak pihak yg telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Serang, 26 Oktober 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………….….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………….....................1

1.3 Tujuan penelitian……………………………………………………………..................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran kalimat aktif dalam kehidupan sehari-hari…………………………………....…2

2.2 Definisi dan fungsi bahasa baku …………………………………………….…….......5

2.3 Proses terbentuknya bahasa baku....................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...…….8

3.2 Saran…………………………………………………………………………….….….8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….……..…...…….9

iii
1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kalimat merupakan satuan bahasa yang berbentuk kata atau suatu rangkaian
kata yang dapat menyatakan arti yang lengkap dan dapat berdiri sendiri. Selain itu,
kalimat juga dapat diartikan sebagai satuan bahasa paling terkecil yang menyatakan
isi pikiran yang disampaikan dengan cara tertulis atau lisan. Ketika diungkapkan
dengan

Cara lisan, kalimat dapat di sampai dengan keras atau lembut, suara yang naik
atau turun, dan lain sebagainya.

2.1 Rumusan Masalah

a. Apa peran kalimat aktif dalam kehidupan sehari-hari?

b. Apa definisi serta fungsi dari bahasa baku?

c. Bagaimana bahasa baku bisa terbentuk?

2.1 Tujuan Penelitian

a. Dapat mengetahui peran apa saja dalam kehidupan sehari-hari

b. Mengetahui pengertian atau definisi dari bahasa baku

c. Mengetahui proses terbentuknya bahasa baku


2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran kalimat aktif dalam kehidupan sehari-hari

Kalimat aktif dapat diartikan sebagai kalimat yang subjeknya melakukan


aktivitas atau tindakan dan menggunakan kata kerja tertentu dalam aktivitas atau
tindaknnya tersebut. Kalimat ini sangat mudah untuk dipahami karena sebagian besar
dapat ditemukan dalam teks bacaan yang sehari-hari dinikmati.

Keberadaannya sangat berguna mengingat kalimat ini dapat menyampaikan


pesan atau informasi dengan lebih jelas dan lebih tepat kepada penerimanya. Disebut
sebagai kalimat aktif karena subjek dalam kalimat ini hanya dapat melakukan sesuatu
terhadap objek karena adanya sebuah perantara.

a. Ciri-Ciri Kalimat Aktif

1. Imbuhan Me- atau Ber- pada Predikat

Imbuhan me- atau ber- dalam kalimat aktif memiliki peranan yang penting
karena dapat membedakannya dengan kalimat yang lainnya termasuk kalimat pasif.
Imbuhan ini terletak pada predikat kalimat yang menjelaskan atau menerangkan suatu
tindakan yang dilakukan oleh subjek. Predikat dalam kalimat aktif merupakan

kata kerja yang menunjukkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh subjek.
Adanya imbuhan membuat predikat berubah menjadi kata kerja aus. Maksud dari kata
kerja aus adalah kata yang tidak memerlukan imbuhan karena jika diberi imbuhan
maka akan menjadi ambigu dan maknanya tidak ada.

2. Subjek Melakukan Tindakan Secara Langsung

Kalimat aktif menunjukkan bahwa subjek sedang atau telah melakukan


tindakan langsung yang memberikan kemudahan bagi pembaca karena dapat
memahami maksud dari penulis. Dengan hal tersebut, makna yang terkadang dalam
tulisan penulis dapat lebih sempurna disampaikan kepada penerima sehingga dapat
mengurangi perbedaan persepsi.

3. Memiliki Pola SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan) atau SPK


(Subjek- Predikat-Keterangan)
3
Pola subjek diikuti predikat dan objek ditambah dengan keterangan mungkin
tidak asing untuk dikenal karena materi ini dipelajari dalam bahasa Indonesia. Dalam
menulis atau menyampaikan kalimat aktif, tata urutan pola tersebut harus diikuti agar
dapat memberikan informasi yang jelas dan benar. Kalimat aktif dapat berupa SPOK
atau juga berupa SPK, tergantung bagaimana cara penulis atau penyampaian ingin
menyampaikan dalam kalimat tertentu.

b. Jenis-Jenis Kalimat Aktif

1. Kalimat Aktif Transitif

Kalimat ini merupakan kalimat yang memerlukan objek dalam susunan


kalimatnya agar dapat melengkapi rangkaiannya. Dalam penggunaannya, transitif
dapat diubah menjadi pasif dengan cara mengubah kata kerjanya menjadi bentuk
pasif dengan imbuhan. Selain itu, untuk mengubahnya menjadi pasif maka posisi
subjek dengan objek harus ditukar agar susunannya menjadi lebih tepat. Susunan
kalimatnya menjadi subjek-predikat-objek.

2. Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif merupakan kalimat yang merupakan kebalikan dari


transitif, dimana objek merupakan unsur yang tidak diperlukan dalam susunannya.
Sebagai ganti dari hilangnya peran objek, maka kata keterangan atau kata pelengkap
ditambahkan di dalamnya. Kalimatnya dapat dirangkai menjadi subjek-predikat-
keterangan atau pelengkap. Hilangnya posisi objek membuat kalimat ini tidak dapat
diubah menjadi pasif.

3. Kalimat Aktif Semitransitif

Kalimat ini merupakan kalimat yang tidak memerlukan objek dalam rangkaian
kalimat dan hanya bisa diikuti oleh unsur pelengkap saja. Kalimat aktif semitransitif
tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif karena tidak adanya objek di dalamnya.

4. Kalimat Aktif Dwitransitif

Kalimat aktif yang terakhir adalah dwitransitif dimana kalimat ini terbentuk
dari tambahan objek dan pelengkap dalam kalimatnya. Karena adanya objek di
dalamnya, maka dapat diubah menjadi bentuk pasif.

c. Contoh Kalimat Aktif


4
Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif menurut penggolongannya.

1. Kalimat Aktif Transitif

a. Petani Mencangkul Sawah

Petani berposisi sebagai subjek, mencangkul adalah predikat sebagai kata


kerja, sedangkan sawah adalah objek yang dicangkul oleh petani.

b. Monyet makan pisang

Kata monyet merupakan subjek, makan merupakan predikat dan termasuk kata
aus karena tidak memerlukan imbuhan, dan pisang merupakan objek dalam
kalimat di atas.

2.

a. Kerbau berendam di lumpur

Kerbau merupakan subjek, berendam merupakan predikat, dan di lumpur


merupakan kata keterangan yang menunjukkan letak suatu tempat.

b. Atlet itu bertanding dengan semangat

Kata atlet itu merupakan subjek, bertanding merupakan kata predikat, dan
dengan semangat merupakan kata pelengkap.

3. Kalimat Aktif Semitransitif

a. Anak-anak bermain dengan gembira

Kata anak-anak merupakan subjek, bermain merupakan predikat, sedangkan


dengan gembira merupakan pelengkap.

b. Para buruh bekerja sangat giat

Para buruh berposisi sebagai subjek, kata bekerja merupakan kata yang
berposisi sebagai predikat, dan sangat giat merupakan pelengkap.

5. Kalimat Aktif Dwitransitif

a. Ayah membelikan adik sepeda yang baru


5
Kata ayah menunjukkan subjek, membelikan merupakan predikat, kata sepeda
menunjukkan objek, sedangkan kata yang baru merupakan pelengkap.

b. Ibu berbelanja sayur dan daging untuk makan malam

Ibu merupakan kata yang menunjukkan subjek, berbelanja merupakan kata


yang menunjukkan predikat, sayur dan daging merupakan objek, sementara untuk
makan malam merupakan kata pelengkap.

2.2 Definisi dan fungsi bahasa baku

Bahasa baku, disebut juga bahasa standar, adalah bahasa yang mempunyai
nilai komunikatif yang tinggi, yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam
situasi resmi atau dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat oleh
tulisan, ejaan baku, istilah/kosa kata baku tata bahasa baku, serta lafal baku.

Konsep baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk
bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model
oleh masyarakat Indonesia secara luas, terutama dalam dunia pendidikan.

Terdapat empat fungsi bahasa baku, yaitu (1) fungsi pemersatu, (4) fungsi
pemberi kekhasan, (3) fungsi pembawa kewibawaan, dan (4) fungsi sebagai kerangka
acuan. Tiga fungsi pertama disebut fungsi perlambangan atau simbolik, sedangkan
satu fungsi terakhir disebut fungsi objektif.

a) Fungsi pemersatu

Bahasa baku membentuk satu masyarakat bahasa yang mencukupi seluruh


penutur dialek bahasa tersebut. Selain mempermudah proses identifikasi
penutur dengan seluruh anggota kelompok masyarakat penutur bahasa baku
itu.
Fungsi pemersatu dapat dilihat ketika bahasa itu digunakan dalam media
massa, baik cetak maupun elektronik. Bahasa Indonesia ragam tulis dalam
media massa ini memainkan peranan yang sangat menentukan sebagai
pemersatu. Sementara ragam lisan, peranannya dapat terlihat dalam
penggunaan bahasa Indonesia di radio dan televisi.
6
b) Fungsi kekhasan

Fungsi ini akan terlihat ketika bahasa Indonesia dibandingkan dengan


bahasa Melayu yang digunakan  di Malaysia, Singapura, dan Brunei
Darussalam, bahkan dengan bahasa Melayu Riau yang merupakan
induknya, bahasa Indonesia dianggap sudah jauh berbeda. Perbedaan ini
menunjukkan nilai positif terhadap makin mantapnya perasaan kepribadian
nasional masyarakat bahasa di Indonesia

c) Fungsi Pembawa Kewibawaan

Fungsi ini berkaitan dengan usaha seseorang untuk mencapai kesejahteraan


dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku
sendiri. Bahasa Indonesia dijadikan teladan bagi bangsa lain di Asia
Tenggara yang masih memerlukan bahasa modern. Fakta hari ini
menunjukkan bahwa di beberapa tempat penutur mahir berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.

d)  Fungsi Sebagai Kerangka Acuan


Fungsi terakhir ini adalah sebagai kerangka acuan dalam pemakaian bahasa
berdasarkan kodifikasi kaidah dan norma yang jelas. Kaidah dan norma ini
menjadi tolok ukur untuk menilai atau menentukan benar tidaknya
pemakaian bahasa seseorang.

2.3 Proses terbentuknya bahasa baku

Berbicara pembakuan kosakata, dalam KBBI disebutkan pembakuan adalah


‘proses’. Artinya, pembakuan bukanlah hasil kata yang berupa kata baku. Secara
gramatikal,  pembakuan dapat dimaknai langkah menuju kosakata baku. Dengan
begitu, pembakuan dapat dikatakan sebagai tindakan bagaimana sebuah kosakata
dikatakan baku atau tidak.

Pembakuan kosakata tidak terlepas dari penyerapan. Tindakan serap


merupakan langkah yang dilakukan untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia. 7

Penyerapan tidak hanya dilakukan terhadap bahasa asing (bahasa bangsa lain),
tetapi juga dilakukan terhadap bahasa daerah (bahasa daerah yang ada di Indonesia).
Setelah tindakan tersebut dilakukan, kosakata yang bersangkutan digolongkan ke
dalam unsur serapan.

Unsur serapan adalah kata atau istilah yang berasal dari bahasa daerah atau
bahasa asing. Kita tahu bahwa bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
diperkaya oleh bahasa daerah dan bahasa asing.

Hal itu wajar karena semua bahasa akan dipengaruhi oleh bahasa lain selama
bahasa itu masih dipakai sebagai alat komunikasi. Dengan kata lain, tidak ada bahasa
di dunia ini yang steril atau terbebas dari pengaruh bahasa lain selama bahasa itu
masih berfungsi sebagai alat komunikasi.

Setelah pembakuan  selesai, untuk dapat dikatakan kosakata baku harus melalui


tiga aspek. Ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut.

a) Dikodifikasi

Istilah ini merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yang berarti sebagai hal
memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan untuk dijadikan norma di dalam
tata bahasa. Dalam KBBI, kodifikasi  diartikan ‘pencatatan norma yang telah
dihasilkan oleh pembakuan dalam bentuk buku tata bahasa, seperti pedoman lafal,
pedoman ejaan, pedoman pembentukan istilah, atau kamus’.

b) Diterima atau Berterima

Bahasa baku harus diterima  atau berterima di masyarakat umum. Aspek ini


merupakan kelanjutan dari aspek kodifikasi. Dengan penerimaan masyarakat, bahasa
baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat
bahasa baku.

c) Difungsikan atau Dipakai

Kelanjutan dari aspek kedua, kosakata baku difungsikan atau dipakai oleh


masyarakat luas. Hal ini dijadikan model atau acuan oleh masyarakat. Acuan ini
menjadi ukuran yang disepakati secara umum tentang kode bahasa dan kode
pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau pemakaian bahasa tertentu.
8

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa atau kallimat apapun itu sama-sama mempunyai arti dan fungsinya
masing-masing, karena dalam istilah bahasa dan kalimat merupakan suatu kebiasaan
yang dapat kita lakukan dalam berbicara atau mengucapkan suatu kalimat yang aktif
serta bahasa yang baku dalam kehidupan masing.
Kalimat aktif dapat diartikan sebagai kalimat yang subjeknya melakukan
aktivitas atau tindakan dan menggunakan kata kerja tertentu dalam aktivitas atau
tindaknnya tersebut

Bahasa baku, disebut juga bahasa standar yang mempunyai nilai komunikatif
yang tinggi, yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam situasi resmi atau
dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat oleh tulisan, ejaan baku,
istilah/kosa kata baku tata bahasa baku, serta lafal baku.

3.2 Saran

Saran untuk para pembaca agar mampu memahami fungsi dan peran kalimat
aktif dan bahasa baku dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjadikan bahasa serta
kalimat sebagai alat untuk pemersatu bangsa indonesia
9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/kalimat-aktif-dan-kalimat-pasif/
https://bbaceh.kemdikbud.go.id/2020/12/22/pembakuan-kosakata-bahasa-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai