Anda di halaman 1dari 8

2018 December, Volume 2 Number 2

Studi Tentang Akreditasi Dalam Meningkatkan Produktivitas


Sekolah
Didin Asopwan

Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Galuh. Jl. R.E Martadinata No. 150
Ciamis 46251 Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

email: didiinasopone@gmail.com

Abstrak – Penelitian ini ingin mengetahui dan mengungkapkan gambaran aktual mengenai akredriasi
sekolah terhadap peningkatan produktivitas Sekolah Menengah Kejuruan Lembaga Pendidikan Swadaya 1
Ciamis. Metode yang digunakan dalam penetian adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Adapun metode yang digunakan adalah desktiftif eksploratif. Data dikumpulkan melalui tiga cara yaitu (1)
wawancara, (2) observasi partisipan dan (3) dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif
dengan alur (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan
dengan cara triangulasi responden, metode dan waktu. Dari temun lapangan ditemukan sebagai berikut
(1)SMK LPS 1 Ciamis telah dapat melaksanakan persiapan, memenuhi instrumen penilaian akreditasi (8 SNP)
dengan baik. (2) Wujud peningkatan produktivitas sekolah di SMK LPS 1 Ciamis terlihat dari kelengkapan
dokumen dan administrasi sebagai intrumen penilaian akreditasi. Sarana prasarana sekolah sudah
memadai, adanya peningkatan prestasi sekolah, dan peningkatan kinerja guru. (3) Tindak lanjut sekolah
ketika visitasi berlangsung apabila ada temuan-temuan yang masih kurang lengkap kalau berhubungan
dengan dokumen atau administrasi,dapat di proses dan dilengkapi langsung oleh tim, tetapi kalau
berhubungan dengan sarana sekolah ada tenggang waktu untuk memperbaiki atau melengkapinya. (4)
Dampak akreditasi terhadap sekolah dilihat dari bukti fisik berupa sarana prasarana yang memadai dan
lengkap, kinerja guru terus meningkat, kepercayaan masyarakat dan pemerintah semakin tinggi.

Kata Kunci: Akreditasi; Produktivitas Sekola; Delapan Standar Nasional Pendidikan

1. Pendahuluan
Pendidikan berfungsi majemuk terutama dalam membangun anak bangsa yang lebih bermutu. Hal tersebut
dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Bab II pasal 3 tentang
Sisdiknas, yang menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Demikian juga pendapat ahli,
(Engkoswara 2004: 5) menyampaikan bahwa “Pendidikan menjadi primadona pembangunan nasional untuk
membina karakter bangsa yang tangguh dan dilandasi nilai-nilai atau budaya Pancasila”. Institusi yang
memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah sekolah. Dewasa ini,
harapan masyarakat terhadap sekolah mengalami perubahan ke arah perhatian mereka pada peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah. Sekolah sebagai institusi pencetak sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan berkualitas harus bekerja secara efektif dan efisien sebagai kriteria produktivitas suatu
organisasi.
Produktivitas sekolah menjadi sangat penting dan suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Karakteristik
sekolah yang produktif dapat dilihat dari bentuk dan sifat organisasi sekolah yang dapat memberikan
peluang berupa peningkatan jumlah dan kualitas kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran. (Mulyasa 2011: 92) mengungkapkan :“Produktivitas dalam dunia pendidikan

Indonesian Journal of Education Management and Administration Review


doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed
2018 December, Volume 2 Number 2 P ISSN : 2620-9616 E ISSN : 2620-9624

berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien”. (Meirawan 2011: 112) berpendapat kriteria sekolah produktif yang
menjadi misi sekolah di antaranya prestasi yang tinggi dan suasana yang menyenangkan. Prestasi dapat
dilihat dari sudut lulusan yang banyak, berkualitas tinggi, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk
menghasilkan produktivitas sekolah yang baik tentu saja ada banyak faktor yang mempengaruhi sekolah,
diantaranya ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, motivasi kerja guru, lingkungan sekolah yang
kondusif, pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang rutin, akreditasi sekolah, dan sebagainya. Dari
beberapa faktor tersebut, penulis memandang faktor akreditasi sekolah merupakan salah satu faktor yang
dominan. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan akreditasi sekolah mencakup berbagai bidang penilaian, yakni
kurikulum dan proses belajar-mengajar, manajemen sekolah, kelembagaan sekolah, sarana dan prasarana,
tenaga pendidik, peserta didik, peran serta masyarakat dan kultur sekolah. Karena mencakup berbagai
komponen itulah maka keberadaan akreditasi sekolah merupakan salah satu faktor yang turut berpengaruh
terhadap meningkatnya produktivitas sekolah.
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM), yang hasilnya
diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh
gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan
mutu pendidikan. Juga untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaran
pendidikan. Sekolah yang diakreditasi meliputi TK, SD, SDLB, SLTP, SMU, dan SMK, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya akreditasi sekolah bagi upaya peningkatan
produktivitas sekolah serta penjaminan mutu sebuah satuan pendidikan. dalam kenyataan di lapangan
bahwa akreditasi sekolah lebih banyak dimaknai untuk memperoleh status dan pengakuan secara formal
saja. Sementara makna sesungguhnya belum banyak diketahui dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
Ini terbukti bahwa produktivitas sekolah akan meningkat ketika akan dilakukan kegiatan akreditasi dengan
menyiapkan seluruh perangkat administrasi sesuai dengan instrument yang ada, sementara setelah
akreditasi berlangsung dan memperoleh sebuah pengakuan maka produktivitas dari komponen sekolah
kembali seperti semula. Hal inilah yang menjadi keprihatinan, maka pada tulisan ini penulis akan
mempelajari tentang akreditasi dalam meningkatkan produktivitas sekolah.

2. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan
dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya metode penelitian. Metode penelitian dapat dijadikan peneliti sebagai acuan dalam melakukan
kegiatan penelitian. Metode penelitian yang tepat akan menghasilkan penelitian yang lebih tepat dan
akurat.
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Mulyana (2003:145) pengertian dari metode penelitian
adalah “Proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban”
Sedangkan Muhadjir (2010:5) berpendapat bahwa “Metode penelitian merupakan prosedur kerja mencari
kebenaran menggunakan alat-alat penelitian”.
Metode penelitian menetukan arah penelitian dan cara analisis data untuk mencari jawaban dari
permasalahan yang diteliti. Sesuai dengan permasalahan dan teori yang telah disusun, peneliti memilih
metode penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan dalam metode kualitatif bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan
memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Moleong (2012:6) yang menyatakan bahwa:”Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Indonesian Journal of Education Management and Administration Review 265


doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed
2018 December, Volume 2 Number 2 P ISSN : 2620-9616 E ISSN : 2620-9624

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


3.1 Hasil Penelitian
Akreditasi adalah proses penilaian dengan indikator tertentu berbasis fakta. Asesor melakukan
pengamatan dan penilaian sesuai realitas, tanpa ada manipulasi (Asman,2011:184). Akreditasi sekolah
adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan kriteria (standar) yang
ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
087/U/2002.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, perlu paparkan untuk menjawab rumusan
masalah mengenai studi tentang akreditasi dalam meningkatkan produktifitas sekolah yang telah dilakukan
oleh SMK LPS 1 Ciamis. Adapun aspek yang dirinci dalam pembahasan ini meliputi persiapan sekolah dalam
menghadapi akreditasi, upaya sekolah memenuhi komponen komponen yang sudah ditetapkankan dalam
instrument akreditasi Sekolah (8 standar penilaian), tindak lanjut Sekolah dari hasil akreditasi, dan dampak
atau perubahan sekolah setelah pelaksanaan akreditasi.
A. Persiapan Sekolah Dalam Menghadapi Akreditasi
Usaha persiapan merupakan kegiatan yang lakukan setelah sekolah menerima informasi secara tertulis yang
menentukan jadwal visitasi akreditasi sekolah untuk mempersiapkan unsur-unsur yang terlibat dalam
akreditasi. Persiapan administrasi harus dipenuhi maksimal 1 minggu sebelum akreditasi, lebih baik lagi bila
2 minggu sebelum pelaksanaan akreditasi semua perangkat administrasi sudah terpenuhi semua.
Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah, BAN-S/M menetapkan jumlah sasaran dan daftar satuan
pendidikan yang akan diakreditasi di setiap provinsi berdasarkan data base BAN-S/M. BAP-S/M melakukan
validasi terhadap data sekolah/madrasah yang akan diakreditasi pada tahun berjalan. Validasi data
dilakukan untuk memastikan bahwa sekolah yang akan diakreditasi memenuhi persyaratan dan memiliki
kesiapan untuk diakreditasi. (a)Diawali dengan pembentukan tim akreditasi yg terdiri atas kepala S/M, guru,
tenaga kependidikan, dan komite S/M, kepala S/M melakukan sosialisasi kegiatan akreditasi kepada warga
S/M. Tim akreditasi sebaiknya disusun dengan cermat berdasarkan kemampuan guru dan staf. Setelah itu,
tim akreditasi mengunduh dan mempelajari dokumen Perangkat akreditasi, (b)Tim akreditasi
mengelompokkan dan mengklasifikasikan data dan dokumen masing-masing standar. Berdasarkan
dokumen yang ada serta sesuai dengan yang ditargetkan pada saat visitasi, tim akreditasi mengisi data isian
akreditasi secara manual. Setelah melakukan pengecekan secara teliti, tim akreditasi mengisi data isian
akreditasi (DIA) secara online pada Sispena-S/M. Pengisian DIA harus dilakukan secara cermat karena
setelah disubmit data tidak bisa diubah lagi, (c)Tim akreditasi selanjutnya mempersiapkan pelaksanaan
visitasi dimulai dari penyusunan bahan tayang profil sekolah yang akan disampaikan oleh kepala S/M.
Dokumen bukti fisik diatur rapi masing-masing standar, diurutkan berdasarkan nomor instrumen secara
sistematis dan mudah disajikan. Sistem check-list yang diumumkan secara periodik di ruang guru bisa
mengurangi kemungkinan friksi internal. Matrik data bukti fisik yang sudah masuk pada panitia dapat juga
ditayangkan pada saat briefing atau rapat dinas, (d)Simulasi penilaian akreditasi baik dilakukan oleh
sekolah. Setidaknya simulasi dilakukan dua kali. Pelaksanan simulasi jangan terlalu dekat dengan
pelaksanan akreditasi agar tim dan semua warga sekolah memiliki waktu memperbaiki dan melengkapi.
Simulasi akreditasi akan efektif jika dilakukan bersama pengawas Pembina terutama pengawas yang
memiliki sertifikat asesor akreditasi dan sesuai jenjangnya. Temuan pada pelaksanan simulasi selanjutnya
ditindak lanjuti untuk disempurnakan, (e)Ciptakan kebersamaan, semangat, kerja keras, ikhlas dalam
menghadapi persiapan akreditasi.
B. Upaya sekolah memenuhi komponen komponen yang sudah ditetapkankan dalam instrument
akreditasi Sekolah
1) Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi terdiri dari : (1) Dokumen KTSP, (2) Ketersedian silabus
untuk setiap mata pelajaran, (3) Tersedianya silabus untuk muatan lokal, konseling dan ekstra kurikuler,
dan pengembangan diri, (4) Tersedianya rancangan untuk internalisasi karakter dan budaya bangsa, (5)

Indonesian Journal of Education Management and Administration Review 266


doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed
2018 December, Volume 2 Number 2 P ISSN : 2620-9616 E ISSN : 2620-9624

Komponen penyusun kurikulum, (6) Mekanisme penyusunan kurikulum, (7) Prinsip pelaksanaan kurikulum,
(8) Beban belajar, (9) Pengesahan oleh pihak yang berwenang (10) Kalender akademik.
2) Standar Proses
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip: (1)Mempertimbangkan perbedaan individu, (2)Berpusat pada
peserta didik, (3)Mengembangkan budaya membaca dan menulis, (4)Menekankan pada keterampilan
aplikatif untuk menghasilkan peserta didik yang kompeten sesuai dengan keahliannya, antara lain
menerapkan teaching factory, (5)Pemberian umpan balik dan tindak lanjut, (6)Keterkaitan dan keterpaduan
antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), penilaian,
dan dan sumber belajar satu keutuhan, dan pembelajaran mata pelajaran umum harus mendukung
pencapaian kompetensi keahlian kejuruan.
3) Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar
Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di bawah ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (1) Pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 28 ayat 1), Yang dimaksud dengan
pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. (2) Kualifikasi
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang – undangan yang
berlaku. (3)Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):(a) Kompetensi pedagogic, (b) Kompetensi kepribadian
(c)Kompetensi professional, (d)Kompetensi sosial. (4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau
sertifikat keahlian. (5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran 5.Standar sarana
dan prasarana
Menurut Soetjipto (2004: 170) sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak
maupun tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang
memungkinkan warga sekolah berkontribusi secara maksimal dalam peningkatkan mutu pendidikan.
Sarana dan prasarana pendidikan bisa disebut dengan fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah merupakan
suatu usaha yang mencerminkan pelaksanaan kurikulum secara lancer sehingga peserta didik
mendapatkan pengalaman belajar dan latihan keterampilan kejuruan yang memadai.
6) Standar pengelolaan
Pengelolaan Pendidikan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar Pengelolaan adalah Standar nasional pendidikan yang
berkaitan dngan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan
pendidikan.

Indonesian Journal of Education Management and Administration Review 267


doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed
2018 December, Volume 2 Number 2 P ISSN : 2620-9616 E ISSN : 2620-9624

Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan
manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan,
dan akuntabilitas. Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen. Sekolah
mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja.
7) Standar pembiayaan
Standar pembiayaan pendidikan adalah biaya minimum yang diperlukan sebuah satuan pendidikan agar
dapat melaksanakan kegiatan pendidikan selama satu tahun. Biaya disini meliputi biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal. Standar pembiayaan diatur dalam Permendiknas no 41 tahun 2007. Di
permendiknas ini diatur biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk setiap satuan pendidikan dan juga
setiap jalur pendidikanya.Biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah (ATS), biaya bahan
dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, biaya daya dan jasa, biaya
transportasi atau perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan siswa atau ekstra
kurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan.
8) Standar penilaian
Penilaian dapat disebut sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar Peserta Didik (Permendikbud No. 66 Tahun 2013). Penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).
C. Tindak lanjut Sekolah dari hasil akreditasi.
Pada hakekatnya, proses tindak lanjut merupakan pemberdayaan pasca akreditasi baik internal maupun
eksternal sekolah, stakeholders, dan pihak-pihak yang peduli terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Menurut Wrihatnolo (2007: 115), pemberdayaan mengandung dua pengertian, yaitu (a) to give power
authority atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (b)
to give ability to atau to enable atau usaha untuk memberi kemampuan atau keberdayaan. Dubois dan
Miley (2007), mengemukakan bahwa pemberdayaan dapat secara pribadi maupun kelompok,
pemberdayaan secara pribadi adalah proses kerja sama antara klien dan pelaksana kerja secara bersama-
sama yang bersifat mutual benefid. Tindak lanjut pasca akreditasi diperlukan pemberdayaan dari internal,
maupun eksternal, diantaranya Instansi vertikal, seperti Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pendidikan JMP,
Volume 1 Nomor 2, Agustus 2012 171 Provinsi, LPMP, dan institusi horizontal, seperti Dewan Pendidikan
Kota, dewan pendidikan provinsi, organisasi provesi, seperti PGRI, maupun lembaga swadaya masyarakat
(LSM) peduli pendidikan.
Model tindak lanjut akreditasi yang selama ini berjalan secara normatif cukup memadai untuk
percepatan pemerataan mutu, terutama pasca akreditasi. Beberapa catatan yang dapat diambil, bila kita
bandingkan kondisi ideal dan kondisi faktual adalah sebagai berikut: (1) perlunya terus digulirkan pasca
menerima hasil akreditasi adalah sistem yang menuntut adanya perbaikan berkesinambungan; (2)
keterlibatan instansi vertikal dan institusi horizontal perlu diperankan dengan optimal untuk mengawal
pemenuhan 8 SNP, dan mendorong meningkatkan kinerja sekolah; (3) perlu ditingkatkan peran BAP SM
dalam rangka melakukan tagihan pemenuhan 8 SNP, sehingga pasca akreditasi masih ada kunjungan ke
sekolah.
D. Dampak terhadap sekolah setelah pelaksanaan akreditasi
Hasil akreditasi suatu lembaga pendidikan mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah sebagai
berikut:(a)Sebagai acuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan rencana pengembangan
sekolah, (b)Bahan masukan untuk pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga sekolah, (c)Pendorong
motivasi peningkatan kualitas sekolah secara gradual. (d)Selain sebagai sekolah yang berkualitas, sekolah
yang terakreditasi ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta
dalam hal moral, dana, tenaga dan profesionalisme.

Indonesian Journal of Education Management and Administration Review 268


doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed
2018 December, Volume 2 Number 2 P ISSN : 2620-9616 E ISSN : 2620-9624

3.2 Pembahasan
A. Persiapan Sekolah Dalam Menghadapi Akreditasi
Usaha persiapan setelah sekolah menerima informasi secara tertulis yang menentukan jadwal visitasi
akreditasi sekolah untuk mempersiapkan unsur-unsur yang terlibat dalam akreditasi. Persiapan administrasi
harus dipenuhi maksimal 1 minggu sebelum akreditasi, lebih baik lagi bila 2 minggu sebelum pelaksanaan
akreditasi semua perangkat administrasi sudah terpenuhi semua.
Hasil penelitian di SMK LPS 1 Ciamis menunjukan bahwa dalam persiapan menghadapi akreditasi
sekolah telah sesuai berdasarkan mekanisme akreditasi Sekolah/Madrasah diantaranya. (a)Diawali dengan
pembentukan tim akreditasi yg terdiri atas kepala S/M, guru, tenaga kependidikan, dan komite S/M, kepala
S/M melakukan sosialisasi kegiatan akreditasi kepada warga S/M. (b)Tim akreditasi mengelompokkan dan
mengklasifikasikan data dan dokumen masing-masing standar. (c)Tim akreditasi selanjutnya
mempersiapkan pelaksanaan visitasi dimulai dari penyusunan bahan tayang profil sekolah yang akan
disampaikan oleh kepala S/M, (d)Simulasi penilaian akreditasi baik dilakukan oleh sekolah, (e)Ciptakan
kebersamaan, semangat, kerja keras, ikhlas dalam menghadapi persiapan akreditasi.
B. Upaya sekolah memenuhi komponen komponen yang sudah ditetapkankan dalam instrument
akreditasi Sekolah
1) Standar Isi
Hasil penelitian di SMK LPS 1 Ciamis menunjukan bahwa semua komponen instrument Standar isi yang
terdiri dari : (1) Dokumen KTSP, (2) Ketersedian silabus untuk setiap mata pelajaran, (3) Tersedianya silabus
untuk muatan lokal, konseling dan ekstra kurikuler, dan pengembangan diri, (4) Tersedianya rancangan
untuk internalisasi karakter dan budaya bangsa, (5) Komponen penyusun kurikulum, (6) Mekanisme
penyusunan kurikulum, (7) Prinsip pelaksanaan kurikulum, (8) Beban belajar, (9) Pengesahan oleh pihak
yang berwenang (10) Kalender akademik telah lengkap.
2) Standar Proses
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Hasil penelitian di SMK LPS 1 Ciamis menunjukan bahwa setiap guru telah
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. Setiap siswa menggunakan buku teks atau buku elektronik (e-
book) untuk semua mata pelajaran. Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap mata pelajaran. Metode
pembelajaran antara lain: ceramah, demonstrasi, diskusi, belajar mandiri, simulasi, curah pendapat, studi
kasus, seminar, tutorial, deduktif, dan induktif. Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan
sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap mata pelajaran. Sumber belajar,
dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
3) Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Hasil penelitian di SMK LPS 1 Ciamis menunjukan bahwa kemampuan peserta didik telah memenuhi
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
dengan banyaknya penghargaan dari berbagai kompetisi serta banyaknya alumni-alumni yang terserap di
dunia usaha dan intansi.
4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Kualifikasi
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogic, (b) Kompetensi kepribadian (c)Kompetensi
profesional, (d)Kompetensi sosial.
Indonesian Journal of Education Management and Administration Review 269
doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed
2018 December, Volume 2 Number 2 P ISSN : 2620-9616 E ISSN : 2620-9624

Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di SMK LPS 1 Ciamis
telah memiliki ijazah atau sertifikat keahlian, berdasarkan kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran.
5) Standar sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang memungkinkan warga sekolah berkontribusi
secara maksimal dalam peningkatkan mutu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan bisa disebut
dengan fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah merupakan suatu usaha yang mencerminkan pelaksanaan
kurikulum secara lancar sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dan latihan
keterampilan kejuruan yang memadai.
Berdasarkan hasil penelitian baik secara observasi maupun dokumentasi di SMK LPS 1 Ciamis
menunjukan bahwa sarana dan prasarana sekolah sudah memadai dan lengkap untuk keberlangsungan
proses belajar mengajar.
6) Standar pengelolaan
Hasil penelitian di SMK LPS 1 Ciamis menunjukan bahwa pengelolaan sekolah telah berdasarkan pada
perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan
sistem informasi manajemen. Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi,
misi, tujuan, dan rencana kerja. Pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi
dan pedoman pengelolaan secara tertulis di bidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran,
pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan Di samping itu
pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya dan lingkungan sekolah, serta melibatkan peran serta
masyarakat.
7) Standar pembiayaan
Standar pembiayaan pendidikan adalah biaya minimum yang diperlukan sebuah satuan pendidikan agar
dapat melaksanakan kegiatan pendidikan selama satu tahun. Biaya disini meliputi biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal. Standar pembiayaan diatur dalam Permendiknas no 41 tahun 2007. Di
permendiknas ini diatur biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk setiap satuan pendidikan dan juga
setiap jalur pendidikanya. Baik yang jalur umum atau jalur berkebutuhan khsusus, UU telah merinci berapa
biaya yang harus ditanggung setiap peserta didik selama setahun agar proses belajar dapat berjalan.
Permendiknas ini mengatur standar biaya nonpersonalia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa SMK LPS 1 Ciamis dalam pembiayaan sekolah yang meliputi: biaya
alat tulis sekolah (ATS), biaya bahan dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan,
biaya daya dan jasa, biaya transportasi atau perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya
pembinaan siswa atau ekstra kurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya
pelaporan telah sesuai dengan RKAS yang di buat setiap awal tahun.
8) Standar penilaian
Hasil penelitian di SMK LPS 1 Ciamis menunjukan bahwa standar penilaian lebih ditekankan pada prinsif-
prisif kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek berupa knowledge, skill dan attitude. Diantara teknik
dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut: Penilaian kompetensi sikap, Penilaian
Kompetensi Pengetahuan, Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi keterampilan
melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
C. Tindak lanjut Sekolah dari hasil akreditasi.
Tindak lanjut pasca akreditasi diperlukan pemberdayaan dari internal, maupun eksternal, model tindak
lanjut akreditasi yang selama ini berjalan secara normatif cukup memadai untuk percepatan pemerataan
mutu, terutama pasca akreditasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa SMK LPS 1 Ciamis setelah selesainya akreditasi selalu
mengevaluasi dengan seluruh unsur sekolah untuk berkomitmen mempertahankan yang sudah baik dan
meningkatkannya supaya pada akreditasi lima tahun kedepan sekolah masih dalam keadaan layak dan baik
dari segi sarana prasarana dan administrasi.

Indonesian Journal of Education Management and Administration Review 270


doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed
2018 December, Volume 2 Number 2 P ISSN : 2620-9616 E ISSN : 2620-9624

D. Dampak terhadap sekolah setelah pelaksanaan akreditasi


Hasil akreditasi suatu lembaga pendidikan mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah sebagai
berikut:(a)Sebagai acuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan rencana pengembangan
sekolah, (b)Bahan masukan untuk pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga sekolah, (c)Pendorong
motivasi peningkatan kualitas sekolah secara gradual. (d)Selain sebagai sekolah yang berkualitas, sekolah
yang terakreditasi ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta
dalam hal moral, dana, tenaga dan profesionalisme.
Dari hasil observasi penelitian menunjukan bahwa SMK LPS 1 Ciamis keadaan data, dokumen, sarana
prasarana sudah lengkap, hal tersebut dikarenakan sebelum dan sesudah akreditasi adanya persiapan dan
hasil yang sangat berpengaruh pada perkembangan sekolah.

4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai studi tentang akreditasi dalam meningkatkan
produktifitas sekolah, maka dapat diambil simpulan bahwa: (1)SMK LPS 1 Ciamis dapat melaksanakan
persiapan, memenuhi instrumen penilaian akreditasi (8 SNP) dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
ketercapaian nilai A. Sehingga dengan ketercapaian nilai A merupakan bentuk meningkatnya produktivitas
sekolah, (2)Wujud peningkatan produktifitas sekolah di SMK LPS 1 Ciamis terlihat dari kelengkapan
dokumen dan administrasi sebagai intrumen penilaian akreditasi. Sarana prasarana sekolah sudah
memadai, adanya peningkatan prestasi sekolah, dan peningkatan kinerja guru. Usaha peningkatan
kinerja guru dilakukan kepala sekolah dengan memberikan pengarahan dan motivasi agar guru
semangat dalam menjalankan tugasnya. Pihak sekolah juga memberikan penghargaan kepada peserta didik
yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik.
Selain itu, dalam menyalurkan lulusannya, sekolah melalui BKK bekerja sama dengan perusahaan atau
intansi agar siswa-siswi yang sudah lulus dapat terserap langsung dengan DU/DI, (3)Tindak lanjut sekolah
setelah akreditasi SMK LPS 1 Ciamis mengevaluasinya dengan seluruh unsur sekolah untuk berkomitmen
mempertahankan yang sudah baik dan meningkatkannya supaya pada akreditasi lima tahun kedepan
sekolah masih dalam keadaan layak dan baik dari segi sarana prasarana dan administrasi dengan komitmen
menuju manajemen mutu sekolah, (4)Dampak akreditasi terhadap sekolah dilihat dari bukti fisik berupa
sarana prasarana yang memadai dan lengkap, kinerja guru terus meningkat, kepercayaan masyarakat dan
pemerintah semakin tinggi, menuju manajemen mutu sekolah yang efisien dan efektif. Hal inilah yang
dikatakan sebagai produktivitas sekolah meningkat.

Daftar Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Bab II pasal 3 tentang Sisdiknas
Engkoswara (2004:5) Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara
Mulyasa (2011).Manajemen Berbasis Sekolah.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soetjipto (2004: 170) Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
Muhadjir (2010:5) Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: PT Rake Sarasia
Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wrihatnolo (2007: 115). Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: Cv Alexmedia Komputindo
_________. 2015. Dokumen Persiapan Untuk Akreditasi. Tersedia :
https://sdn8korleko.blogspot.co.id/2015/12/dokumen-persiapan-untuk-akreditasi.html

Indonesian Journal of Education Management and Administration Review 271


doi : xxxxxx-xxxx-v1n1ed

Anda mungkin juga menyukai