Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Integritas Agama dan Filsafat

Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Lusiana Wulansari, S.P., M.Pd.

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

Ine Aulia Rustanti 202001500031


Miranti Nur Maelina 202001500119
Wildhan Tri Darma Nusantara 202001500091

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Integritas
Agama dan Filsafat” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Filsafat Ilmu sebagai nilai dasar ilmu pengetahuan bagi
para pembaca dan juga bagi para penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lusiana Wulansari, S.P., M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................5

1.3 Tujuan..................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................6

ISI..................................................................................................................................6

2.1 Hakikat Agama....................................................................................................6

2.2 Perbedaan Agama dan Filsafat.............................................................................7

2.3 Integritas Agama, Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.......................10

BAB III........................................................................................................................15

PENUTUP...................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan........................................................................................................15

3.2 Saran..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Agama yang merupakan way of life cukup berpengaruh dalam keseharian


umat manusia. Apalagi agama tidak hanya menjadi lambang kesalihan, melainkan
mendapat tuntutan untuk memecahkan masalah di tengah-tengah masyarakat
secara aktif. Hal tersebut tidak akan pernah akan tercapai jika agama selalu
dipahami dengan pendekatan teologis normatif saja, melainkan perlu digunakan
pendekatan lain yang lebih operasional konseptual, agar masalah-masalah yang
timbul di tengah-tengah masyarakat dapat terpecahkan.
Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi
dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling-pengaruh
antara filsafat dan ilmu. Istilah yang terdapat dalam kepustakaan asing untuk
menyebut bisang pengetahuan ini adalah; philosophy of science (filsafat ilmu),
theory of science (teori ilmu), metascience (ad-ilmu), methodology (metodologi),
dan science of science (ilmu tentang ilmu).
Filsafat sebagai proses berpikir yang sitematis dan radikal juga memiliki
objek material dan objek fomal; agama adalah suatu sistim kepercayaan kepada
Tuhan yang dianut kepada sekelompok manusia dengan selalu mengadakan
interaksi dengan Tuhannya, pokok permasalahan yang dibahas dalam agama
adalah eksistensi Tuhan, manusia dan hubungan antara manusia denagan Tuhan;
Filsafat agama pada hakekatnya adalah pembahasan yang mendalam tentang
dasar agama yang paling pokok adalah tentang Tuhan. Tuhan dibahas tidak saja
dari segi argumentasi tentang eksistensi-Nya, tetapi juga argumentasi orang-orang
yang meragukan dan bahkan yang menolak eksistensinya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep hakikat agama dalam integritas agama dan filsafat?
2. Perbedaan agama dan filsafat
3. Bagaimana integritas agama, filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Memahami konsep hakikat agama dalam integritas agama dan filsafat.
2. Dapat menemukan perbedaan antara agama dan filsafat.
3. Dapat mengetahui integritas agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan.
BAB II

ISI
2.1 HAKIKAT AGAMA

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan Kepada


Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Kata
“agama” berasal dari bahasa Sanskrit “a” yang berarti tidak dan “gam” yang berarti
kacau, jadi tidak kacau. Ter-nyata agama memang mempunyai sifat seperti itu. Dan
kalau untuk kata religi berasal dari bahasa Latin rele-gere yang berarti
mengumpulkan, membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-cara
mengabdi kepada Tuhan dan semua cara itu terkumpul dalam kitab suci yang harus
dibaca oleh para pemeluknya

Agama pada hakekatnya adalah sebuah aturan, undang, membedakan mana


yang baik dan mana yang benar, memberikan batasan, menuntun kehidupan umat
manusia agar sesuai dengan titah, sesuai dengan hakikat manusia itu sendiri terutama
dalam urusan sosial/kemanusiaan.

Persoalan hubungan antara ilmu dan agama muncul pertama kali di Barat pada
Abad Pertengahan, ketika terjadi pertentangan pendapat antara ilmuwan dan
agamawan tentang pusat alam semesta. Ilmuwan berpandangan bahwa pusat alam
semesta adalah matahari (heliosentris), sedangkan agamawan berpandangan bahwa
pusat tersebut adalah bumi (geosentris). Peristiwa itu menandai babak baru
berkembangnya wacana hubungan antara ilmu dan agama secara akademik.

Problem epistemologi yang kemudian berkembang hingga saat ini adalah


terkait dengan diterima atau tidaknya agama sebagai sumber ilmu. Paling tidak ada
tiga sikap terkait dengan hal ini, yaitu
1) upaya memisahkan ilmu dan agama yang dilakukan oleh sekularisme,

2). upaya menggantikan agama dengan ilmu yang dilakukan oleh saintisme, dan

3). upaya untuk menyatukan ilmu dan agama yang dilakukan oleh integralisme.

Problem epistemlogis tersebut kemudian memunculkan pertanyaan ontologis


tentang apa hakikat yang ada itu bersifat material atau imaterial, persoalan ini
berimplikasi pada pertanyaan tentang keberadaan Tuhan. Pertanyaan aksiologis juga
muncul yaitu berkenaan dengan apakah ilmu bebas nilai atau tidak, mengingat begitu
banyak problem alam dan kemanusiaan yang diakibatkan dari berkembangnya ilmu
dan teknologi tersebut. Penelitian ini menjawab dua pertanyaan pokok, yaitu
bagaimana hubungan antara ilmu dan agama, dan bagaimana konsep integrasi ilmu
dan agama dalam perspektif Filsafat Mulla Sadra. Penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan, dengan menggunakan metode analitiko-sintesis, kesinambungan
historis, komparasi, interpretasi dan heuristik. Hasil yang dicapai dari penelitian ini
adalah pertama, ilmu dan agama memiliki empat hubungan, meliputi: konflik,
independen, dialog dan integrasi. Integrasi juga memiliki beberapa tipe, yaitu
integrasi teologis (Ian Barbour)

2.2 PERBEDAAN AGAMA DAN FILSAFAT

 Filsafat dianut manusia kelas elit, yaitu orang-orang yang mempunyai akal
atau kemampuan berpikir cemerlang. Sementara agama dianut oleh kelas
rendah(grassroot), masyarakat kebanyakan. Mereka mengatakan bahwa tidak
heran jika pertumbuhan agama, kehidupan pembawa agama dan kondisi-
kondisi ketika buku-buku agama dituliskan, tidak terlepas dari catatan-catatan
suram. Filsafat tidak mengalami ini, malah kebalikannya.
 Agama diwarisi oleh manusia dari pendahulunya, sementara filsafat diperoleh
dari kegiatan berpikir dan perenungan, yang terkadang bertentangan dengan
keyakinan yang diwariskan.
 Filsafat selalu berevolusi, sementara agama cenderung kepada stagnan, tidak
berkembang. Hal ini wajar karena penganut agama tidak akan mau mengubah
keyakinannya setiap hari atau “mempertanyakan” ulang imannya, lebih-lebih
penganut agama yang mempunyai kitab suci yang diyakini sebagai wahyu
Tuhan.
 Agama tidak terlepas dari manifestasi sosial, berupa perayaan-perayaan,
sebagai tanda keterikatan penganutnya. Ide-ide agama juga butuh kepada
bentuk ritual tertentu, atau lambang-lambang tertentu, sebagai jalan bagi
penganut untuk merenew “perjanjian” keberagamaannya, yang selalu
berpotensi untuk “terlupa” karena kesibukan kehidupan duniawi. Sementera,
filsafat tidak berhajat kepada ritual atau perayaan seperti ini. Karena akidah
filsafat selalu hadir dalam diri seorang filosuf di hampir semua waktu dalam
hidupnya. Filsafat juga tidak butuh kepada simbol tertentu, karena akal tidak
mewajibkan itu, dan kalau ternyata ditemui ada, maka itu adalah sebuah
penyimpangan dalam berfikir filsafat.
 Agama hidup dan berkembang dengan naungan kekuatan atau kekuasaan,
seperti negara/kerajaan. Filsafat hidup dalam alam bebas(tidak terikat).

1. Gambaran umum
a. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan
(mengembarakan atau mengelanakan ) akal budi secara radikal
(mengakar) dan integral, serta universal (mengalam), tidak
merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya
sendiri yang bernama logika.
b. Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam
agama dengan jalan mempertanyakan (mencari jawaban tentang)
berbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci, kodifikasi
firman ilahi untuk manusia
2. Obyek material (lapangan)
a. Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang
ada (realita).
b. Agama dipraktekkan oleh orang yang beriman.
3. Obyek formal (sudut pandangan)
a. Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian
dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan
mendasar.
b. Agama memberikan kejelasan tentang fenomena yang terjadi
4. Cara mendapatkan sesuatu
a. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang
menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, kegunaan
filsafat timbul dari nilainnya.
b. Agama dilakukan dengan melihat sumber-sumber hukum agama
yang terkait yang sudah dipastikan kebenarannya karena
bersumber dari Tuhan.
5. Isi yang dimuat
a. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam
berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari.
b. Agama, memperjelas tentang semua yang terjadi di alam ini bahwa
semua itu adalah kehendak Tuhan yang sudah digariskan oleh
Tuhan.
6. Hal yang ditunjukan
a. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar (primary cause).
b. Agama memberikan kejelasan tentang semua yang terjadi.

2.3 INTEGRITAS AGAMA, FILSAFAT, PENGETHAUAN DAN ILMU


PENGETAHUAN

1. Sepanjang perjalanannya mencari Tuhan, Sebagian besar manusia benar-


benar menemukan Tuhan, Akan tetapi banyak juga yang terlena dalam impian
yang tidak jelas ketika mencoba memaksakan diri untuk menjangkau hakekat
Tuhan yang sesungguhnya. Mereka terlalu jauh mengembara di belantara
metafisisme, sehingga tak sedikit yang masuk ke dalam perangkap
skeptisisme, bahkan ateisme.
2. Banyak filosof yang telah membahas kedua hal tersebut, mulai dari yang
kontra sampai pada yang ingin menyatukan keduanya.Konstribusi filsafat dan
ilmu dalam mengantarkan keimanan kepada Tuhan bukannya tidak ada.
Dalam batas-batas tertentu, filsafat dan ilmu bisa mendukung berbagai bukti
kebenaran eksistensi dan kekuasaan Tuhan yang telah banyak diungkap oleh
agama.
bagaimana mempertemukan agama sebagai wahyu Tuhan dengan
filsafat sebagai hasil ciptaan dan pikiran manusia. Permasalahan ini
muncul ketika kebenaran agama harus dipertemukan dengan kebenaran
filsafat yang berlandaskan pemikiran dan logika manusia.
3. Para filosof yang mempercayai bahwa agama adalah suatu kebenaran yang
tidak dapat diragukan, dan mereka menghormati nilai-nilai serta prinsip-
prinsipnya. Namun mereka juga percaya akan keluhuran dan orisinalitas
filsafat. Mereka melihat filsafat sebagai kebenaran yang tak diragukan, dan
oleh karenanya, mereka tidak ingin mengorbankan filsafat karena agama dan
tidak ingin membunuh agama demi filsafat.
4. Agama merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan dan semua
cara itu terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Di sisi lain kata religi
berasal dari religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang
mempunyai sifat mengikat bagi manusia.Seorang yang beragama tetap terikat
dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama.
5. Agama pada umumnya merupakan (1) satu sistem credo (tata keimanan atau
tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia; (2) satu
sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu;
(3) satu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata
peribadatan.
6. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk
memahami (mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral hakikat
yang ada: (a) Hakekat Tuhan; (b) hakekat alam semesta; (c) hakekat manusia;
serta sikap manusia termasuk sebagai konsekuensi daripada faham
(pemahamnnya) tersebut.
7. Filsafat diwajibkan pula oleh Al-Qur’an agar manusia dapat mengagumi karya
tuhan dalam persada dunia.Sedangkan menurut Aristoteles mengatakan
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang didalammya
terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan
estetika.
8. Hal yang menyebabkan manusia berfilsafat karena dirangsang oleh:
ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan kejadian-kejadian
atau peristiwa-peristiwa yang dialami manusia dalam kehidupannya.
9. Berfikir filsafat perlu dipahami karakteristik yang menyertainya, pertama,
adalah sifat menyeluruh artinya seorang ilmuan tidak puas lagi mengenal ilmu
hanya dari segi pandang ilmu sendiri, tetapi melihat hakekat ilmu dalam
konstalasi pengetahuan yang lainnya, kedua, sifat mendasar, artinya bahwa
seorang yang berfikir filsafat tidak sekedar melihat ke atas, tapi juga mampu
membongkar tempat berpijak secara fundamental, dan ciri ketiga, sifat
spekulatif, bahwa untuk dapat mengambil suatu kebenaran kita perlu
spekulasi. Dari serangkaian spekulasi ini kita dapat memilih buah pikiran
yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan
pengetahuan.
Apakah filsafat itu sebagai ilmu pengetahuan dan bagaimana bentuk dan
sifatnya?
10. Kebenaran filsafat itu dapat diukur menurut kondisi yang pasti dimiliki oleh
ilmu pengetahuan pada umumya, yang meliputi obyek (sasaran studi), metode
(cara atau jalannya studi), sistem (cara-cara kerja sebagai penunjang jalannya
metode) dan kebenaran ilmiah (obyektif dan dapat diukur baik secara rasional
maupun empiris).
11. Ilmu = kerja sama otak-tangan. Jelaslah betapa inherennya (berhbungan ketat)
ilmu dengan fakta, yaitu fakta yang dialami. Fakta yang belum ditafsirkan jadi
bersifat murni, disebut data. Data inilah yang dihimpun oleh riset dan atau
data eksperimen. Sedangkan pelukisan, penjelasannya, dan kesimpulannya
jadi tugas pikiran.Riset dan eksperimen adalah kerja tangan. Berpikir adalah
kerja otak, karena itu ilmu merupakan hasil kerja sama otak dan tangan.
Pengetahuan, hasil dari kerja panca indra, sedangkan filsafat hasil dari kerja
berfikir saja.
12. Ilmu adalah pengetahuan yang pasti, sistematis, metodik, ilmiah, dan mencaup
kebenaran umum mengenai objek studi.Sedangkan pengetahun adalah sesuatu
yang menjelaskan tentang adanya sesuatu hal yang diperoleh secara biasa atau
seharihari melalui pengalaman (empiris), kesadaran (intuisi), informasi, dan
sebagainya.
13. Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu dan merupakan hasil proses dari
uaha manusia. Beranjak dari pada pengetahuan adalah kebenaran, dan
kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupannya manusia dapat
memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
14. Ilmu pengetahuan sendiri mempunyai pengertian sebagai hasil usaha
pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistematika mengenai
kenyataan, struktur, pembagian, bagianbagian dan hukum-hukum tentang hal
ikhwal yang diselidikinya.
15. Dilihat dari proses dan latar belakangnya dari filsafat dan Syari’at itu sendiri.
Syari’at adalah ajaran langsung dari Tuhan dengan doktrin-doktrin agama
yang sifatnya hukum up-down, sedangkan filsafat murni hasil ulah pikir
manusia.
16. Mengidentikkan agama dengan enjoyment dan filsafat dengan contemplation.
Kedua istilah ini dapat dipahami dengan contoh: Seorang laki-laki mencintai
perempuan, rasa cinta itu dinamai dengan enjoyment, sedangkan pemikiran
tentang rasa cinta itu disebut contemplation. Agama berawal dari keyakinan,
sedangkan filsafat berawal dari mempertanyakan sesuatu.
17. Agama dimulai dari keyakinan yang kemudian dilanjutkan dengan mencari
argumentasi untuk memperkuat keyakinan itu, (ya`taqidu tsumma yastadillu),
sedangkan filsafat berawal dari mencari-cari argumen dan bukti- bukti yang
kuat dan kemudian timbul-lah keyakinannya (yastadillu tsumma ya`taqidu).
18. Perbedaan lain antara agama dan filsafat adalah bahwa agama banyak
hubunannya dengan hati, sedangkan filsafat banyak hubungannya dengan
pikiran yang dingin dan tenang.
19. Dalam filsafat agama pembahasan ditujukan kepada dasar setiap agama,
pembaasan teologi ditujukan pada dasar-dasar agama tertentu. Dengan
demikin terdapatlah teologi Islam, teologi Kristen, teologi Yahudi dan
sebagainya.
20. Pertentangan ilmu dan filsafat pada umumnya menunjukkan pada
kecenderungan atau titik penekanan, dan bukan pada penekanan yang
mutlak.Ilmu lebih menekankan kebenaran yang bersifat logis dan
objektif.Filsafat bersifat radikal dan subjektif.Ilmu bisa berjalan mengadakan
penelitian, selama objeknya sudah dapat diindera, dianalisis dan
dieksperimen, maka berhentilah ilmu sampai disitu. Sedangkan filsafat justru
mulai bekerja ketika ilmu sudah tidak bisa berbicara apa-apa tentang suatu
subjek.
21. Bedanya filsafat dengan ilmu-ilmu lain diantaranya:
a. Filsafat menyelidiki, serta memikirkan seluruh alam kenyataan dan
menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama lain.
b. Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab akibat tetapi
menyelidiki hakikatnya sekaligus.
c. Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya, dari
mana asalnya & hendak kemana perginya.
“Saya berpendapat bahwa semua spekulasi yang benar dalam dunia
sains bersumber dari rasa relegius yang dalam, dan tanpa perasaan
tersebut spekulasi itu tidak akan menghasilkan apa-apa”. Sebuah
hubungan sebagaimana yang tergambar dalam metaforanya: “Sains
tanpa agama lumpuh, agama tanpa sains buta”. (Einstein)
22. Ilmu, filsafat ataupun agama bertujuan sekurang-kurangnya berurusan dengan
hal yang sama yaitu kebenaran. Namun titik perbedaannya terletak pada
sumbernya, ilmu dan filsafat bersumber pada ra’yu (akal) manusia.Sedangkan
agama bersumberkan wahyu.Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan
jalan penyelidikan (research), pengalaman (empiris) dan percobaan
(eksperimen) sebagai batu ujian.
23. Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positive, kebenaran filsafat
adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara
empiris, riset dan eksperimental).Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran
filsafat kedua-duanya nisbi (relatif). Sedangkan kebenaran agama bersifat
mutlak (absolut) karena agama adalah wahyu yang diturunkan Allah.Baik
ilmu maupun filsafat dimulai dengan sikap sanksi dan tidak
percaya.Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya atau iman.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Filsafat ialah “ilmu istimewa” yang mencoba menjawab masalah-masalah


yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang biasa, karena masalah-masalah
tersebut diluar atau diatas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Dan ilmu anaknya
filsafat dimana lahirnya ilmu sebagai hasil usaha pemahaman manusia yang disusun
dalam suatu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan
hukum-hukum tentang hal ikhwal yang diselidikinya (alam, manusia, dan juga
agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu
pengindraanya, yang kebenaranya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.
Agama menjadi titik akhir dari suatu perjalanan jauh manusia dalam mencari
kepuasan hidup yang tidak bisa didapatkan dalam filsafat dan ilmu yang akan
memberikan pemahaman moral terhadap ilmu penegtahuan yang dilahirkann dari
filsafat untuk menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan mannusia.

3.2 SARAN

Dalam memperoleh ilmu pengetahuan tentunya memerlukan usaha hingga


menemukan suatu kebenaran ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan yang kita
peroleh itu tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita jika kita memanfaatkan
ilmu itu sesuai dengan kebenarann yang pasti oleh agama yang merupakan
pengetahuan yang mutlak atau wahyu dari Tuhan. Untuk itu kita sebagai seorang
yang berpendidikan yang telah memperoleh  berbagai ilmu pengetahuan perlu juga
mengetahuai penegtahuan akan agama sehingga suatu kebenaran yang kita cara dapt
kita temukan dengan baik. Dan pemahaman akan filsafat, ilmu dan agama
bahwasanya sama-sama memilki tujuan yang sama yaitu mencari kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=hakikat+agama+secara+filsafat&oq=hakikat+agama+secara+fil&aqs=chrome.3.69
i57j33i22i29i30l3.19610j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/sls/article/download/1396/1354

http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/49272

https://www.kompasiana.com/deny_goler/55123dd9a333115e56ba81aa/antara-
filsafat-dan-agama?page=all#:~:text=Agama%20diwarisi%20oleh%20manusia
%20dari,cenderung%20kepada%20stagnan%2C%20tidak%20berkembang.

https://ceritabersama-tati.blogspot.com/2012/12/persamaan-dan-perbedaan-antara-
filsafat.html

http://novretman.blogspot.com/2016/12/agama-dan-filsafat-ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai