Anda di halaman 1dari 54

BAHAN AJAR

PENG
ENGANTAR ILMU EKONOM
ONOMI

Disusun Oleh :
BOPA
OPALYON PEDI UTAMA, S.Pt.,
Pt., M
M.Si

PROGR
OGRAM STUDI PETERNAK
RNAKAN
FA
FAKULTAS PERTANIAN
IAN
UNIVE
NIVERSITAS MUARA BUNG
BUNGO
2018
2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi ………………………………………………. 1

1.2 Penggolongan Ilmu Ekonomi ………………………………………… 1

1.3 Sumberdaya dan Komoditi …………………………………………… 2

1.4 Kebutuhan/Keinginan ……………………………………………….. 2

1.5 Barang Ekonomi ……………………………………………….. 3

BAB II MASALAH!MASALAH EKONOMI DAN SITEM PEREKONOMIAN

2.1 Masalah Utama Setiap Perekonomian …………………………………… 6

2.2 Sistem Perekonomian dan Tujuan yang hendak dicapai ……….……… 14

BAB III PERMINTAAN DAN PENAWARAN

3.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran …………………………………… 16

3.1.1. Pengertian Permintaan …………………………………………….. 16

3.1.2. Pengertian Penawaran …………………………………………….. 17

3.2. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran ……………………………... 19

BAB IV ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

4.1 Elastistas Permintaan ………………………………………………. 21

4.2 Elastisitas Penawaran … ………………………………………… 24

4.3 Kegunaan Elastisitas …………………………………………… 25

BAB V PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN

5.1 Perilaku Konsumen ………………………………………………. 26

5.2 Perilaku Produsen …..………………………………………………. 29

BAB VI PENERIMAAN DAN BIAYA PRODUKSI

6.1 Penerimaan ……. ………………………………………………. 31


3

6.2 Biaya Produksi …..………………………………………………. 32

BAB VII POLA USAHA PETERNAKAN

7.1 Pengertian Usaha Peternakan ………………………………………. 37

7.2 Kharakteristik Peternakan …..……………………………………. 38

7.3 Tujuan Mempelajari Usaha Peternakan ………………………….. 39

7.4 Ruang lingkup Usaha Peternakan ………………………………. 39

7.5 Jenis!jenis Usaha Peternakan ………………………………………. 40

7.6 Kharakteristik Peternakan …..……………………………………. 40

BAB VIII ANALISIS FINASIAL USAHA PETERNAKAN

8.1 Motif Berusaha ……. …………………………………………… 42

8.2 Analisis Finansial …..………………………………………………. 43

BAB IX PASAR

9.1 Pengertian Pasar ……. ……………………………………………… 45

9.2 Macam!macam Pasar Ditinjau dari Segi Penjualan …..…………… 45

9.3 Fungsi Pasar ……. ……………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 48


4

Tabel Halaman

2.1. Kemungkinan Produksi Alternatif ………………………………….. 7

2.2. Fungsi Produksi ……………………………………………………. 9

3.1. Skala Permintaan dan Penawaran …………………………………….. 19


5

Gambar Halaman

2.1. Oppurtunity Cost ………………………………………………………… 2

2.2. Kurve Kemungkinan Produksi ………………………………………….. 8

2.3. Fungsi Produksi …………………………………………………………. 10

3.1. Harga Keseimbangan Telur Ayam ………………………………………. 20


6

1.1.

Ekonomi asal kata dari bahasa latin yaitu : OICO yang berarti rumah tangga dan NOMOS
yang berarti peraturan.

Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari setiap kegiatan manusia agar dapat mengatur
anggaran pendapatan dan belanja, baik untuk rumah tangga, individu ataupun negara sehingga
dapat memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan yang maksimal.

Adanya sumber daya /alat pemuas yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia
yang tidak terbatas maka ilmu ekonomi memberrikan pengertian bagaimana memenuhi
kebutuhan dengan sumber daya yang terbatas akan timbul masalah ekonomi.

P.A.Samuelson mengatakan Ilmu Ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang ! orang dan
masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang, untuk menghasilkan berbagai
macam barang dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi sekarang dan si masa datang kepada
berbagai orang dan golongan dalam masyarakat.

Albert L. Meyers dalam bukunya “Grondslagen van de moderne economie”

mengemukakan bahwa: ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan
dan pemuas kebutuhan manusia.

Ilmu Ekonomi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Ekonomi mikro yaitu ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara individu dalam
rangka memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain : analisis biaya, teori
permintaan dan penawaran, elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran, teori
harga, teori produksi dan model!model pasar.
7

2. Ekonomi makro yaitu ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat (negara/bangsa)


dalam memenuhi kebutuhannya. Aspek analisisnya antara lain: pendapatan nasional,
neraca pembayaran, inflasi dan investasi.
Berdasarkan jeniss anlisisnya, ilmu ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Ilmu ekonomi deskriptif yaitu ilmu ekonomi yang memberikan gambaran tentang
kondisi atau keadaan ekonomi yang sebenarnya.
2. Teori ilmu ekonomi didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi pada masyarakat yang
disederhanakan , terutama mengenai sifat!sifat hubungan ekonomi yang
menyederhanakan kondisi ini disebut asumsi.
3. Teori ekonomi aplikasi. Ilmu ini bertujuan menganalisis dan menelaah tentang hal;!hal
yang perlu dilakukan mengenai suatu kejadian dalam perekonomian.
! " # $ % $
Mengapa ilmu ekonomi perlu mempelajari penggunaan sumber daya yang langka?.

Terbatasnya sumber daya/alat pemuas kebutuhan yang langka dibandingkan dengan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas disebabkan karena :

1. Kebutuhan manusia banyak dan beragam (tidak terbatas)


2. Sumber produksi tersedianya terbatas dan mempunyai kegunaan alternatif.
3. Sumber produksi memrlukan proses lebih lanjut sebelum sampai pada tingkat
konsumen akhir.

& % " '


Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dalam bentuk tuntutan untuk
memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia selalu bertolak dari adanya kebutuhan
yang hendak dipenuhi/dipuaskan.

Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang!barang keperlean hidup yang dapat
dinilai dengan uang. Kebutuhan non ekonomi adalah kebutuhan yang tidak dapat dinilai dengan
uang, seperti kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan kebebasan dan lain!lain.
8

Kebutuhan dapat dibedakan /digolongkan atau ditinjau dari beberapa aspek :

1. Menurut Kepentingannya:
a. Kebuthan primer yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi seperti: pangan,
sandang dan papan dll.
b. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang
dapat hidup lebih baik/sejahtera/makmur, seperti: makan lebih baik, pakaian lebih
indah, rumah lebih nyaman, tersedia TV dan telepon.

2. Menurut sifatnya
a. Kebutuhan jasmani/materiaal, seperti: pangan,sandang dan papan.dll.
b. Kebutuhan rokhaniah/spiritual, seperti: hiburan, pendidikan dll
3. Menurut Tujuannya:
a. Kebutuhan Sosial : temopat rekreasi, tempat ibadah dll
b. Kebutuhasn Individual : pakan , sandang, papan, sabun dll
4. Menurut waktunya :
a. Kebutuhan sekarang: yaitu kebutuhan konsumsi yang segera harus dipenuhi.
b. Kebutuhan yang akan datang yaitu: kebutuhan konsumsi untuk dikemudian hari.
Adanya kebutuhan masa depan, mengharuskan orang mersa perlu menyisihkan
sebagian dari pendapatnnya untuk keperluan dikemudian hari (saving is saving
artinya menabung menjamin masa depan).

Semua barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersedianya sangat

terbatas, karena sumber daya ekonomi atau sumber produksi/faktor produksi yang dipergunakan

untuk berproduksi tersedianya juga terbatas. Oleh sebab itu manusia dalam memenuhi

kebutuhannya menghadapi masalah dalam memilih.


9

Barang dalam arti umum adalah semua benda yang mempunyai guna.Guna dalam hal ini adalah

kemampuan barang untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan manusia dan masyarakat (kepuasan

yang diperoleh dalam mengkonsumsi barang). Berguna tidak sama artinya dengan bermanfaat.

Contoh: merokok itu berguna bagi orang tertentu, karena mampu membri kepuasan namun

belum tentu bermanfaat bagi kesehatan.

Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang, barang dapat
dibedakan :

1. Barang bebas adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia
dalam jumlah banyak sehingga dapat diperoleh tanpa ada pengorbanan yang berarti,
yang dapat dinilai dalam uang misalnya: udara, sinar matahari dll.
2. Barang ekonomi adalah semua benda yang mempunyai guna. Benda tersebut tersedia
dalam jumlah yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan ( dengan kata
lain langka). Oleh karena itu, untuk memperolehnya dipetrlukan suatu usaha dan
pengorbanan yang dapat dinilai dlam uang.

Barang!barang ekonomi dapat diklassifikasikan dengan berbagai cara :

a. Menurut pemiliknya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang privat dan
barang publik.

1. Barang privat adalah barang!barang milik perseorangan (sepeda, perabotan rumah


tangga, radio dll).

2. Barang publik adalah barang–barang milik umum/masyarakat (jalan, jembatan, tugu


peringatan dll)

b.Menurut tujuan pemakainnya, barang ekonomi dapat diklarifikasikan menjadi barang


konsumsi dan barang produksi.

1. Barang konsumsi adalah barang!barang yang dapat memuaskan kebutuhan secara


langsung (baju, rokok, sepatu dll).
10

2. Barang produksi adalah barang!barang yang merupakan alat pembantu dalam


proses produksi (mesin!mesin, mobil tangki, batu bata dll).

c.Menurut sifat pemakaiannya barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi:

1. Barang substitusi adalah barang!barang yang dapat saling menggantikan


pemakainnya ( mentega dengan minyak, beras dengan jagung dll).
2. Barang komplementer adalah barang!barang yang pemakaiannya harus bersama!
sama (pipa dengan rokoknya, kamera dengan filmnya dll).
d. Menurut sifatnya, barang ekonomi dapat diklassifikasikan menjadi :
1. Barang konkret adalah barang!barang yang dapat dilihat (meja, rumah, kursi dll).
2. Barang abstrak atau biasanya disebut jasa ( services) adalah barang –barang yang
tidak dapat dilihat (nyanyian, nasihat hukum, nasihat perawatan dokter dll).
11

! ) ! %* * ! ! %* *

2.1. + ' ! ,

Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda tergantung dari sistem
perekonomian mana yang cocok diterapkan dinegaranya. Sesuatu negara ada yang menganut
sistem perekonomian kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan ada pula sistem ekonomi komunis,
dan ada pula yang menganut sistem ekonomi campuran dari beberapa sistem ekonomi tersebut.

Namun, apapun sistem ekonomi yang dianut ada dua hal khusus yang pasti dihadapi.
Kedua hal tersebut antara lain :

A. Keterbatasan sumber!sumber ( )

B. Masalah Kependudukan

A. Keterbatasan Sumber!sumber
Didunia ini sangat sedikit sekali adanya barang!barang bebas ( ) selain udara,
namun lebih banyak merupakan barang langka yang didalam usaha untuk memperolehnya
memerlukan pengorbanan ( ) yang berbunyi : untuk mendapatkan barang yang
langka, orang harus mengorbankan sesuatu lebih dahulu. Barang!barang langka yang merupakan
pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Barang!barang ini tidak seenaknya dapat
diambil dan digunakan, melainkan perlu pengorbanan, lalu didalam penggunaannya bisa
dikombinasikan dengan barang lain yang paling menguntungkan. Dan ini berarti ada masalah
dalam hal pemilihan ( ).

Jika suatu keputusan telah diambil dalam memilih penggunaan suatu barang maka itu akan
berarti hilangnya semua alternatif penggunaan yang lainnya. (prinsip tersebut dikenal sebagai
).

Jadi adalah bahwa untuk mendapatkan tambahan sesuatu barang, sedangkan


sumbernya (uangnya) terbatas, maka ia harus mengorbankan keinginannya untuk mendapatkan
barang lainnya.
12

Gambar 1.1. Opportunity cost

Dengan anggaran yang 10 Rp, seseorang yang ingin menambah konsumsi akan es krim
coklat (2 Rp/biji) harus mengurangi konsumsinya terhadap es krim biasa (Rp 1/biji) jika ia ingin
menambah es krim coklatnya dari 2 menjadi 3, maka ia harus mengurngi konsumsi es krim biasa
dari enam menjadi empat, karena harga es krim coklat dua kali harga es krim biasa. Demikianlah
mengenai pemilihan konsumsi yang berkaitan dengan . Namun sekarang kita
akan membicarakan masalah roduksi.
Dengan sumber!sumber yang terbatas jumlahnya, serta semuanya dipakai sedemikian rupa
sehingga tiada satu yang menganggur maka sesuatu bangsa akan menghadapi soal pemilihan
tentang apa yang harus diproduksinya, atau dengan kombinasi bagaimana suatu barang
diproduksi, sehingga lebih menguntungkan. Sebagai contohnya yaitu senjata dan mentega.

Dengan sumber yang terbatas, maka tidak mungkin untuk menghasilkan mentega maupun
senjata dalam jumlah yang tidak terbatas. Kalau ingin memproduksi salah satu barang tersebut
lebih banyak, maka produksi barang yang lain harus diturunkan. Tabel 1.Kemungkinan Produksi
Alternatif

Kombinasi Senjata (x1000) Mentega (x 1juta kg)


A 15 0
B 14 1
C 12 2
D 8 3
E 5 4
F 0 5
13

Kemungkinan : kombinasi yaitu B, C, D, E selain dari kombinasi ekstren seperti A dan F


disebut sebagai .

Pada gambar 1.2.ditunjukkan bahwa untuk menambah salah satu jenis barang haruslah
dilakukan pergeseran sumber yang semula digunakan untuk menghasilkan barang lainnya.
Demikianlah untuk menambah jumlah mentega yang dihasilkan dari 2 juta menjadi 3 juta kg
maka harus dilakukan pergeseran ( ) sumber sumber yang semula dipakai untuk
menghasilkan senjata sehingga jumlah senjata yang dihasilkan pun berkurang dari 12 ribu
menjadi 9 ribu.

Gambar 1.2. Kurve kemungkianan produksi (production possibility curve)


Gambar tersebut diatas dibuat dengan asumsi

• Sumber!sumber terbatas
• Tingkat teknologi adalah tertentu
• Perekonomian berada dalam keadaan
Dapatlah dikatakan sebenarnya bahwa production possibility curve ini melukiskan tentang
(kelangkaan sumber!sumber), (pemilihan) dan .
dinyatakan oleh daerah yang tak teraih ( ), karena penyediaan sumber!sumber adalah
langka. dinyatakan oleh adanya keharusan untuk memilih salah satu dari setiap titik pada
kurva itu. Sedangkan dinyatakan oleh bentuk kurva yang miring ke kanan
bawah yang artinya untuk meningkatkan salah satu barang maka kita harus menurunkan produksi
barang lainnya.
14

Kurva tersebut diatas terlihat berbentuk cumbung, dan ini sesuai dengan hukum yang
semakin berkurang ( ), yang dikemukakan oleh seorang ahli
ekonomi berkebangsaan Inggris yang bernama David Ricardo (1772!1823). Hukum tersebut
berbunyi :

Apabila input dari suatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang sama pada setiap
satuan waktu tertentu sedangkan input sumber!sumber lain tidak berubah jumlahnya maka hasil
totalnya pun akan senantiasa meningkat, tetapi sesudah suatu titik tertentu, kenaikan output
tambahannya akan senantiasa kian menjadi berkurang.

Tabel 2. Fungsip roduksi.

1 2 3 4 5

Luas tanah Jumlah Total Marginal Average


pekerja product product product
(hektar)
(orang) (kuintal) (kuintal) (kuintal)

4 0 0 ! 0
4 1 15 15 15,0
4 2 34 19 17,0
4 3 48 14 16,0
4 4 60 12 15,0
4 5 62 2 12,4
4 6 62 0 10,3
4 7 60 !2 8,6
15

Titik dimana mencapai maximum disebut


, sedangkan titik dimana ini maksimum, disebut
.

Apabila tabel diatas kita gambarkan, akan didapatkan gambar seperti dibawah ini.

!
"# &
! $

!
%"
#
! '

! $$

&

Gambar 1.3 Fungsi Produksi

! % %
Masalah kependudukan merupakan masalah penting dalam ilmu ekonomi. Hal ini disebabkan
karena penduduk merupakan subyek dari ekonomi yaitu penduduk itulah yang melakukan
produksi dan konsumsi. Dan yang paling penting adalah, penduduk tersebut merupakan sumber
tenaga kerja, human resources, disamping sebagai faktor produksi skill.

Masalah kependudukan erat kaitannya dengan hukum


dimana tenaga kerja sebagai input produksi.
Ilmu kependudukan pertama kali dicetuskan oleh Thomas Robert Malthus (1766!
1834) dalam bukunya , yang diterbitkan pertama kali tahun
1798. Sehingga ia diberi gelar sebagai Bapak Ilmu Penduduk. Salah satu pendapatnya yang
termasyur dalam buku tersebut adalah bahwa penduduk, apabila dibiarkan saja maka jumlahnya
terus berkembang secara deret ukur. (1,2,4,8,16,32,-). dilain pihak alat!alat pemuas kebutuhan
manusia pun berkembang, tetapi melalui jalur deret hitung saja (1,2,3,4,5,-).
16

Dari pandangannya tersebut, Malthus selanjutnya menyatakan bahwa (1) jumlah


penduduk akan selalu bertambah dengan bertambahnya alat!alat pemuat kebutuhan (2) jumlah
penduduk dibatasi oleh tersedia/tidaknya alat!alat pemuas kebutuhan dan (3) perkembangan
jumlah penduduk dapat dihambat dengan dua macam , yakni: (a) , yang
antara lain terdiri dari penyakit, bencana kelaparan, penyakit sampar, malapetaka perang dan
sebagainya dan (b) yang berbentuk penundaan kawin dan .
Program KB disebut sebagai Neo Malthusianisme. Didalam penundaan usia kawin
( ), Malthus menegaskan untuk tidak melakukan perkawinan sebelum
ada kemampuan untuk menanggung beban keluarga.

Walaupun banyak kritik yang ditujukan pada teori Malthus, kebenaran yang terkandung
didalamnya tetaplah tidak dapat dipungkiri dan masih memegang peranan yang penting untuk
memahami persoalan kependudukan, seperti di India, Cina, Indonesia dan tempat lain dimana
keharusan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dan supplai makanan masih
merupakan faktor vital yang sangat penting. Kritik tersebut antara lain :
1. Perbandingan antara kenaikan jumlah penduduk dengan kenaikan jumlah alat!alat
pemuas kebutuhan akhir!akhir ini menunjukkan kenyataan yang sebaliknya dari apa yang
dikemukakan oleh Malthus.
2. Jumlah penduduk tidaklah senantiasa bertambah dengan seluruh kekuatan biologisnya,
akhir!akhir ini tingkat kelahiran menunjukkan tendensi penurunan.
Jumlah kelahiran per tahun
Tingkat kelahiran = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk

Jumlah kematian per tahun


Tingkat kematian = ––––––––––––––––––––––
Jumlah penduduk
17

3. Malthus melupakan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi, memungkinkan


pertumbuhan alat : pemuas kebutuhan lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah
penduduk.

. ' $ $ $ %
Penduduk yang mendiami suatu daerah akan mengambil makanan dari daerah yang
ditempatinya, sedangkan daerah tersebut akan memenuhi kebutuhan penduduknya sesuai
dengan sumber!sumber yang dikandungnya. Untuk itu perlu dipahami mengenai padat
penduduk maksimum ( ) dan padat penduduk optimum (
).
adalah jumlah penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh
suatu daerah tertentu, menurut tingkat hidup yang berlaku disitu serta kebutuhannya akan
barang!barang primer secara minimal. Untuk menentukan apakah
telah tercapai atau belum, maka dilihat apabila hasil produksi rata!rata per orang sudah tidak
lagi mencukupi untuk menopang kebutuhan minimal untuk hidup, maka itu berarti maximum
population sudah terlewati. dapat berubah (meningkat) karena
kemajuan teknologi.

! adalah jumlah penduduk yang paling ideal, dimana hal ini


tercapai apabila output fisik perkapita (per orang) adalah tertinggi. Kenaikan jumlah
penduduk pada daerah/negara yang akan meningkatkan jumlah output
perkapita, jika hal!hal lainnya tidak berubah, dan sebaliknya pada daerah/negara yang
atau .
! tidaklah ditentukan oleh (atau tergantung pada) banyaknya atau
padatnya penduduk. Daerah yang lebih padat mungkin saja Hal ini bisa saja
terjadi sebab adanya perbedaan produktivitas tanah serta tersedianya modal. Begitu pula
suatu daerah yang berada pada keadaan optimum population tidaklah berarti bahwa daerah
tersebut menghasilkan total output yang maksimum.
Jika input tenaga kerja ditambah sedangkan optimum population sudah tercapai maka
akan menurunkan output perkapita walaupun total output mencapai maksimum. Maka
berlaku , hal ini juga akan menciptakan pengangguran
18

terselubung ( ), orang!orangnya disebut disguised unemployed


people (penganggur terelubung).
Ada beberapa cara untuk menghilangkan , yakni :
1. Usaha!usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya dalam bentuk hadiah kepada orang
yang mau kawin dan melahirkan anak.
2. Mengundang imigran
Adapun cara untuk mengurangi overpopulation
1. Produksi atau pemasukan barang!barang modal yang lebih banyak sehingga
produktivitas perkapita meningkat
2. Meurunkan birth rate
3. Mendorong emigrasi

. ' $ $

Jumlah penduduk pada suatu daerah dipengaruhi oleh :

1. Tingkat kelahiran (birth rate)


2. Tingkat kematian (death rate)
3. Perpindahan penduduk (migrasi)
P1 = Po + (CBR – CDR) + (Im – Em)

Dimana :

P1 = jumlah penduduk pada tahun tertentu


P0 = jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.
CBR = Crude birth
adalah banyaknya bayi yang lahir diantara 1000 orang penduduk selama tahun
tertentu, sedangkan BR adalah perbandingan antara jumlah seluruh kelahiran
dengan jumlah penduduk seluruhnya di suatu tahun tertentu.

CDR = Crude death rate


Im = Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah yang diselidiki)

Em = Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam ke luar daerah yang diselidiki tersebut)
19

!+ $ / # $ 0 ,
Sistem ekonomi adalah hubungan antara komponen!komponen ekonomi dengan
kerangka hukum adat yang mengatur bagaimana komponen!komponen tersebut melakukan
kegiatannya. Masing!masing bangsa mempunyai sistem ekonomi yang berbeda dengan
bangsa lain. Setiap sistem yang berlaku merupakan tata cara dalam melangsungkan prose
pilihan ekonomi bagi masyarakat.

Dalam perekonomian dikenal tiga sistem perekonomian:

1. Sistem pasar bebas atau liberalis atau kapitalis


2. Sistem pasar sosialis atau sistem ekonomi perencanaan
3. Sistem campuran.
Sistem pasar bebas mensyaratkan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam
perekonomian. Masyarakat dibiarkan bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bisnisnya,
menurut Adam Smith, hanya masyarakatlah yang paling tahu mengenai kebutuhannya.

Sistem komando atau ekonomi perencanaan dipopulerkan oleh Karl Max , secara tidak
langsung hanya sebagai kritikan terhadap sistem kapitalis. Pada sistem ini campur tangan
pemerintah penuh dalam perekonomian masyarakatnya, menurut Karl Max, bila masyarakat
dibiarkan secara bebas menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnisnya, maka akan terjadi
ketimpangan penguasaan sumber!sumber ekonomi yang kaya terhadap yang miskin.

Sistem ekonomi campuran, pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam


memnuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain pemeritah turut campur tangan dalam perekonomian.
Tujuannya adalah untuk menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat
terhadap sumber daya ekonomi. Campur tangan pemerintah biasanya dalam bentuk:

a. Membuat peraturan atau undang!undang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi
masyarakat.
b. Mendirikan perusahaan!perusahaan negara yang kegiatannya hampir sama dengan kegiatan
usaha swasta.
c. Menetapkan kebijakan!kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Menurut Ace Partadiredja, sebagian besar negara!negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia, mengambil sistem ekonomi campuran, yaitu antara kapitalisme!sosialisme.
20

Pemilikan swasta perseorangan dan oleh negara ini derajatnya berbeda!beda dari negara yang
satu ke negara yang lain, ada yang banyak ada yang sedikit. Mekanisme harga dan pasar bebas
hidup berdampingan dengan perencanaan pusat, propinsi dan kabupaten. Sebagian besar harga
barang, jasa dan faktor produksi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Pemerintah mempengaruhi harga lewat kekuatan permintaan dan penawaran seperti halnya harga
beras, tepung terigu, kopra dan lain!lain. Pada dasarnya sistenm ekonomi yang berlaku didunia
ini beraneka ragam tergantung pada peranan pemerintah di masing!masing negara.
21

3.1. Pengertian Permintaan dan Penawaran

3.1.1. Pengertian Permintaan

Timbulnya permintaan ( ) karena adanya keinginan dari masyarakat untuk dapat


memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi dengan adanya keinginan maka timbullah permintaan
yang dipengaruhi oleh banyaknya barang dan nilai dari pada barang tersebut, nilai disini
diinyatakan dengan harga. Hubungan fungsional terjadi antara jumlah barang dengan harganya.
Hubungan tersebut dapat berlangsung secara lurus atau secara terbalik. Dalam peristiwa
membeli terjadi hubungan fungsional yang bersifat terbalik yang artinya apabila harga barang
naik/harga barang tinggi maka jumlah barang yang dibeli akan berkurang dan sebaliknya apabila
harga turun maka jumlah barang yang dibeli akan bertambah. Dalam hal ini pengertian
permintaan hanya memperhatikan faktor harga barang dan jumlah barang yang diminta, serta
menganggap faktor!faktor selain harga tidak berubah, maka permintaan adalah keseluruhan
jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan tempat
tertentu.

Permintaan adalah jumlah barang yang dibeli pada suatu pasar tertentu dimana pembeli
sanggup mebelinya dengan tingkat harga yang berlaku pada saat itu. Permintaan dipengaruhi
oleh jumlah barang dan tingkat harga, pada tingkat harga tinggi jumlah barang yang dibeli akan
sedikit dan semakin turun harga barang tersebut, jumlah yang dibeli akan semakin bertambah.
Maka timbullah Hukum Permintaan (" # $.

Hukum Permintaan %" # $ adalah:

Semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah yang dibeli


akan semakin kecil, dan semakin turun harga sutu barang
maka jumlah yang dibeli semakin bertambah.
22

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor!faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Faktor!faktor yang mempengaruhi permintaan ( ):

1. Harga barang yang dimaksud


Besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga
barang tersebut. Apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan
naik, sebaliknya bila harga naik jumlah barang yang diminta akan turun.

2. Tingkat pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi permintaan, semakin tinggi pendapatan seseorang atau
masyarakat maka permintaannya akan barang dan jasa semakin banyak.

3. Harga barang lain/substitusi


Misalkan harga daging ayam meningkat, maka jumlah daging ayam yang dibeli akan
berkurang sedangkan jumlah pembelian tempe akan bertambah walaupun harga tempe
tetap.

4. Berubahnya kebiasaan atau selera masyarakat


Apabila selera terhadap suatu barang berubah maka permintaan akan barang tersebut
berubah pula. Misalkan orang bosan makan bakso dan beralih makan mie, berarti
meningkatnya permintaan akan mie karena berubahnya selera sesorang/masyarakat.

5. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasatr
tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Untuk penawaran (supply) berlaku suatu hukum yang
23

menyatakan: semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya
semakin rendah atau turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah yang ditawarkan.

Semakin tinggi harga barang, maka semakin banyak jumlah


barang yang ditawarkan dan sebaliknya semakin rendah atau
turun harga barang tersebut maka semakin sedikit jumlah
barang yang ditawarkan

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor!faktor lain yang memengaruhi penawaran sdelain
harga tidak berubah (ceteris paribus).

Faktor!faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar:

1. Fluktuasi harga!harga di pasar


Apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang dijual menjadi bertambah dan demikian
sebaliknya. semakin tinggi harga barang maka semakin besar jumlah penawaran dan sebaliknya
semakin rendah atau turun harga barang tersebut

2. Berubahnya teknologi!teknologi baru


Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan.
Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang
dan jasa.

Selain itu dengan menggunakan mesin!mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan
akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak.

3. Berubahnya biaya produksi


Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi. Apabila biaya!
biaya produksi meningkat, maka harga barang!barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya
produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan
karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan
meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat
24

% + " $ 2

Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran berhubungan dengan


penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah kegiatan jual beli. Pada
saat terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan tawar!
menawar untuk mencapai kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah,
agar dengan uang yang dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual
menginginkan harga tinggi, dengan harapan dapat keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah
yang menyebabkan adanya tawar menawar.

Analisis permintaan kita kombinasikan dengan analisis penawaran maka akan terbentuk
harga pasar dari pada suatu jenis barang tertentu. Terjadinya suatu kesepakatan dimana penjual
mau melepas barangnya dengan tingkat harga tertentu dan pembeli bersedia membayar barang
tersebut dengan tingkat harga yang telah disepakati, maka akan " ' , +

Tingkat harga yang telah disepakati atau disetujui oleh pihak konsumen dan pihak produsen
disebut harga pasar atau harga keseimbangan atau “

Tabel 3.1. Skala permintaan dan penawaran telur ayam:

Harga telur Jumlah ayam Jumlah telur


ayam (Rp/Kg)
yang dibeli (Qdx) yang dijual (Qsx)

6000 200 600

5000 300 500

4000 400 400

3000 500 300

2000 600 0
25

6000 Surplus SS Bila


digamb
5000
arkan

Titik dalam

4000 Keseimbangan bentuk


grafik
3000
(lihat
2000 Shortage dd hal 16)

1000 Gambar
1.
Harga
0 100 200 300 400 500 600 Jumlah telur ayam Keseim
bangan
Telur
Ayam

Keterangan :

1. Harga pasar disebut juga harga keseimbangan adalajh harga dimana kurve permintaan dan
kurve penawaran berpotongan di titik keseimbangan E.
2. Titik E : jumlah yang ditawarkan (ss) sama dengan jumlah yang diminta (dd)
3. Diatas titik E, ss lebih besar dari dd, atau jumlah yang ditawarkan lebih besar dari jumlah
yang diminta ( ), sehingga harga cenderung turun
4. Dibawah titik E, dd lebih besar dari ss atau jumlah yang diminta lebih besar dari pada jumlah
yang ditawarkan. Harga cenderung naik hal ini disebut
26

3 ! ! ! 1

+ + +,
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perubahan jumlah barang yang dibeli sebagai
akibat berubahnya faktor!faktor yang mempengaruhi perlu diukur satuannya.angka kepekaan
inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai 4+ + + + ( 4+ + + +
, 5
Oleh karena jumlah barang yang dibeli tergantung pada harga, pendapatan sipembeli
dan harga barang yang lain maka ada tiga konsep elastisitas yaitu:
a. Elastisitas harga/elastisitas permintaan
b. Elastisitas pendapatan
c. Elastisitas silang
a. Elastisitas permintaan adalah: berubahnya dari pada jumlah barang yang diminta sebagai
akibat perubahan tingkat harga dari barang yang bersangkutan atau prosentase perubahan
jumlah barang yang diminta dibandingkan dengan prosentase perubahan tingkat harga dari
barang itu sendiri

ED &

ED = : = x

Keterangan:
ED = koefisien elastisitas permintaan
LQ = perubahan jumlah yang dibeli ( Q2 – Q1 )
Q1 = jumlah yang dibeli mula!mula
LP = perubahan harga ( P2 – P1 )
P1 = harga mula!mula
P2 = harga yang baru
Contoh soal elastisitas permintaan:
27

Harga daging ayam Rp. 22.000/kg, jumlah yang diminta 100 kg. Bila harga daging ayam
naik menjadi 25.000 maka jumlah yang diminta turun menjadi 90 kg. hitunglah besarnya
koefisien elastisitas permintaan daging ayam tersebut.
Jawab.
Diketahui : P1 = 22.000
P2 = 25.000
Q1 = 100 kg
Q2 = 90 KG

ED = : = x

ED = x = ! 0.73

ED < 1, jadi sifat permintaan daging ayam tersebut inelastis


Karena hubungan antara jumlah yang dibeli dengan harganya terbalik,maka hasil
perhitungan koefisien elastisitas selalu negatif pada umumnya tanda negatif dihilangkan.
Apabila koefisien elastisnya:
ED > 1 ! Sifat permintaan barangnya adalah elastis
ED < 1 ! Sifat permintaan inelastis
ED = 1 ! Sifat permintaan unitaryelastis
b. Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)
Elastisitas pendapatan menunjukkan hubungan antara berubahnya pendapatan dengan
berubahnya jumlah barang yang dibeli.

Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

Ei = : = x

Ei = Angka elastisitas pendapatan


Q = jumlah yang dibeli mula!mula
28

= perubahan jumlah yang dibeli


= pendapatan mula!mula

Apabila jumlah barang x yang dibeli bertambah dengan bertambahnya pendapatan, maka
barang tersebut termasuk dalam kategori barang normal; barang normal dibedakan menjadi
barang mewah atau barang!barang yang diperlukan.hasil perhitungan angka elastisitas
pendapatan barang normal selalu positif. Apabila jumlah barang x yang dibeli berkurang dengan
bertambahnya pendapata maka barang tersebut termasuk dalam kategori barang inferior, dengan
hasil perhitungan angka elastisitas pendapatannyaselalu negatif.

c. Elastisitas silang ( cross elasticity of demand )


Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang x yang dibeli
dengan berubahnya harga barang yang lain ( barang y)
Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

ECxy = : = x

ECxy = angka elastisitas silang antara barang x dan barang y


Qx = jumah barang x yang dibeli mula!mula
= perubahan jumlah barang x yang dibeli
Py = harga barang y mula!mula
= perubahan harga barang
Apabila kenaikan harga barang y diikuti dengan kenaikan jumlah barang x yang dibeli,
maka kedua barang x dan y tersebut bersifat substitusi (barang pengganti). Hasil perhitungan
koefisien elastisitas silangnya positif ( cxy = +). Kalau kenaikan harga barang y diikuti
berkurangnya jumlah barang x yang dibeli, kedua barang tersebuit bersifat komplementer (saling
melengkapi).Hasil koefisien elastisitas silangnya akan negatif ( cxy = !). Apabila kenaikan
harga barang y tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang x yang dibeli, maka
29

kedua barang x dan y bersifat independen (barang yang tidak saling berhubungan). Hasil
perhitungan koefisien elastis silangnya sama denga nol ( cxy = 0 )

2.2. Elastisitas penawaran


Elastisitas penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumah barang yang
dijual dengan berubahnya harga. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus:

ES : = x

Keterangan:

Es = koefisien elastisitas penawaran


Qx = jumlah barang x yang dijual mula!mula
LQx= perubahan juimlah barang x yang dujual
Px = harga barang x mula!mula
LPx = perubahan harga barang x

Karena hubungan antara barang yang dijual dengan harganya bersifat langsung, maka hasil
perhitungan koefisien elastisitas penawarannya selalu positif.
Contoh soal:
Turunnya harga telur ayam dari Rp 1.000/butir menjadi Rp 900/butir, mengakibatkan
jumlah yang dijual turun dari 8.000 butir menjadi 4.000 butir. Hitunglah angka elastisitas
penawarannya!.

Jawab, angka elastisitas penawarannya:

ES : = x

= x

= 5
30

Angka elastisitas penawaran:


Es >, penawaran elastis
Es <, penawaran inelastis
Es = Penawaran unitary

2.3. Kegunaan elastisitas


Ace Partadiradja, dalam bukunya , dikatakan bahwa pemahaman
elastisitas permintaan akan sesuatu barang berguna untuk:
1) Perumusan kebijaksanaan harga komoditi pertanian.
Masalahnya berkisar sekitar apakah pemerintah harus memberi subsidi harga, dengan
kata lain haruskah ada ketentuan harga tertentu? Apakah harga bahan makanan yang
tinggi akan menaikkan penerimaan dan keuntungan petani?
2) Penetapan upah. Seperti dengan barang!barang, dengan tenaga kerja pun ada permintaan
dan penawaran yang menghubungkan antara upah sebagai harga tenaga kerja dengan
jumlah tenaga kerja yang diminta atas tenaga kerja adalah persentase perubahan jumlah
tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi persentase perubahan upah. Kalau koefisiennya
lebih dari satu, yang berarti elastis, maka setiap penurunan upah akan berakibat kenaikan
jumlah tenaga kerja yang akan diserap oleh berbagai perusahaan.
3) Penetapan cukai.
Haruskah pemerintah mengenakan cukai atas beberapa komoditi per tahun untuk
meningkatkan penerimaan negara?
Cukai yang dikenakan atas komoditi yang sifatnya inelastis seperti tembakau akan
menaikkan penerimaan negara tanpa mengurangi jumlah yang dibeli dalam jumlah yang
berarti. Tapi cukai yang dikenakan atas komoditi yang penting bagi kehidupan golongan
miskin, walaupun permintaannya inelastis, seperti beras, akan memberatkan golongan
miskin ini. Berbagai pertimbangan tentunya harus dimasukkan kedalam perhitungan dan
penetapan kebijaksanaan disamping pertimbangan ekonomi.
31

V. % %* ! * !

5.1. Perilaku Konsumen


Orang yang menkonsumsi barang disebut konsumen, yang menghasilkan barang disebut
produsen. Konsumen adalah orang atau masyarakat yang langsung menikmati barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan pribadi/rumah tangga. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah
kepuasan maksimum.

Produsen merupakan basic determinant yaitu tentang barang apa yang harus dihasilkan, dimana/kapan
dan dengan harga berapaakan ditawarkan kepada konsumen. Ini berarti konsumen adalah rajayang
akan menentukan rarah produksi.

Ketentuan inilah yang berlaku pada era ekonomi terbuka seperti sekarang ini yaitu produksi harus
berorientasi pada pasar (kebutuhan konsumen).

Konsumen dapat dikelompokkan yaitu:

a. Konsumen perorangan
b. Konsumen pemerintah
c. Konsumen saudagar/merchant
Masing-masing kelompok tersebut mempunyai kebiasaan dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi
kebutuhannya/membeli barang-barang kebutuhan. Misalnya kelompok konsumen perorangan dia
membeli barang untuk dipakai memenuhi kebutuhannya, sedangkan kelompok saudagar dia membeli
barang untuk dijual atau diproses lagi melalui proses produksi. Setiap orang selalu berusaha untuk
memenuhi/memuaskan kebutuhan hidupnya .

Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor:

a. Kebutuhan konsurnen, persepsi, karakteristik merek, dan sikap konsumen terhadap alternatif
merek yang digambarkan melalui faktor demografi seperti usia, pendapatan, jabatan, dan juga
melalui faktor psikografi antara lain gaya hidup, kepribadian, sikap dan keyakinan.
32

b. Faktor Lingkungan (Environmental influences)


Dipengaruhi oleh suatu kebudayaan yaitu berupa norma sosial (seperti norma dan nilai-nilai
sosial), face-to-face groups (seperti teman, anggota keluarga dan kelompok referensi)
c. Marketing strategi
Faktor strategi pemasaran merupakan variabel-variabel pemasaran yang terkendali yang diramu
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Variabel
tersebut meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Variabel-variabel tersebut umumnya
disebut dengan marketing mix yang dikembangkan setelah pemasar melakukan segmentasi
pasar, menetapkan pasar sasaran dan memposisikan produk.
Untuk itu barang-barang pemuas kebutuhan harus dihasilkan, hal ini diperlukan bantuan orang lain
yang sanggup dan mampu untuk menghasilkannya, sehingga muncul kegiatan ekonomi yang disebut
kegiatan produksi.

Manusia memerlukan berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Barang dan jasa itu dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat dinilai dengan uang. Proses
kegiatan dalam pengorbanan dimaksud, disebut produksi atau dengan kata lain, produksi adalah segala
kegiatan untuk menambah guna pada suatu barang. Didalam praktek ada bermacam-macam cara untuk
menambah guna/utility sesuatu barang :

a. Guna bentuk/form utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara mengubah bentuk dari
suatu barang. Contoh: tepung dijadikan kue. Kain dijadikan baju, dan lain-lain.
b. Guna tempat/place utility: tambahan guna yang diperoleh dengan jalan memindahkan suatu
barang dari satu tempat ke tempat yang lebih membutuhkan/memerlukan. Contoh: beras dari
petani/di desa dibawa/dijual ke kota (fungsi perantara/pedagang)
c. Guna waktu/time utility: tambahan guna yang diperoleh dengan cara menyimpan suatu barang
pada waktu berlimpah/panen dan men-supply kembali pada saat diperlukan (fungsi
perdagangan/penyimpanan)
d. Guna milik/possession utility: tambahan guna yang diberikan oleh barang kepada si pemakai
sebagai pemilik, artinya barang tersebut akan lebih memberi kepuasan kepada si pemakai yang
sekaligus pemilik.
33

e. Guna jasa/service utility: tambahan guna yang diperoleh dari suatu kegiatan yang berlangsung
bersamaan dengan pemakaian jasa itu, artinya kegiatan produksi dan konsumsi berlangsung
bersamaan. Contoh jasa/pelayanan yang diberikan oleh dokter,guru, dll.
Guna Total dan Guna Marginal

Guna adalah kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia. Guna
total/total utility (GT) adalah jumlah guna yang diperoleh dariunit-unit barang/jasa yang dikonsumsi.

Guna marginal/marginal utility (GM) adalah tambahan guna yang diperoleh karena tambahan per unit
barang/jasa yang dikonsumsi.

Contoh:

Air (dalam –ukuran Guna Total (GT) Guna Marginal


gelas) (GM)

Gelas ke 1 6 6

2 10 4

3 13 3

4 15 2

5 16 1

6 16 0

7 14 -2

Dalam contoh diatas, diambil seorang yang haus/dahaga setelah olahraga maka ia membutuhkan
air minum sebagai barang pemuas. Dia minum berturut-turut dari gelas 1 sampaim ke 7 . Disini tampak
BT dari hasil konsumsi per unit/gelas akan bertambah sampai gelas ke 5, sesudah itu nilai kepuasannya
akan menurun. Akan tetapi GM dari segelas air akan selalu berkurang per unit/gelas air yang diminum
/dikonsumsi. GT terus menaik selama konsumsi ditambah dan sampai pada suatu saat dicapai titik
jenuh/optimum yang terjadi pada saat GM = 0 yaitu pad gelas air yang ke 6. Dari contoh ini dapat
34

disimpulkan bahwa: jika suatu barang yang sama/sejenis dikonsumsi terus menerus, maka tambahan
guna (GM) yang diperoleh akan semakin kecil, dan pada saat tertentu akan mencapai titik kejenuhan
yaitu pada tingkat GM= 0 dan kalau diteruskan lagi maka akan terjadi yaitu GM = negatif, kenyataan ini
dikenal dengan sebutan: Hukum Berkurangnya Guna Marginal/The Law of Diminishing Marginal
Utility.

Dalam kondisi seteris paribus hukum ini berlaku bagi semua orang, dimana saja dan kapan saja.
Kalau proses mencapai kepuasan maksimum dari mengkonsumsi berbagai barang/jasa dikaitkan dengan
kemampuan beli/purchasing power yang tercermin dari jumlah pendapatan seseorang, maka kepuasan
maksimum akan tercapai apabila BM dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk masing-masing barang
dan jasa adalah sama besarnya. Peristiwa ini dinamakan: Hukum meratakan guna marginal setiap
rupiah.

5.2. Perilaku Produsen


Produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Untuk memproduksi
suatubarang dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu:

• Sumber daya alam (tanah)


• Manusia (Tenaga kerja)
• Modal (uang atau alat modal seperti mesin)
• Skill (teknologi)
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan teknis antara hasil
produksi (output) dengan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi (input).

Q = f (X1,X2,X3..............Xn)

Keterangan:

Q : tingkat produksi (output)

X1,X2,X3 ,.....Xn : berbagai input yang digunakan.

Perluasan Produksi
35

Perluasan produksi sangat perlu karena kebutuhan manusia selalu bertambah, hal ini
disebabkan karena:

1. Bertambahnya jumlah penduduk


2. Majunya kebudayaan, penemuan baru di bidang teknologi, dan membaurnya bangsa-bangsa
sehingga terjadi saling mempengaruhi satu bangsa dengan bangsa yang lain. Ini menyebabkan
meningkatnya jumlah kebutuhan/keinginan memperoleh barang/jasa.
Perluasan produksi dapat secara :

a. Ekstensif: yaitu dengan menambah faktor-faktor produksi, seperti menambah pemakaina tanah,
jumlah tenaga kerja, benda-benda modal (pabrik, mesin, dll)
b. Intensif: yaitu dengan meningkatkan produktifitas pemakaian faktor produksi per unitnya.
Contoh per Ha, lahan sebelumnya menghasilkan 2 ton gabah kemudian ditingkatkan menjadi 4
ton gabah per Ha nya, umpama dengan pemupukan, dll.
Dengan perluasan produksi secara ekstensif, dapat berlaku hukum kenaikan hasil yang semakin
berkurang (the law of diminishing return). Hukum ini menyatakan apabila satu macam input ditambah
penggunaannya sedang input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap
tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula akan naik hasilnya (increasing), apabila
input tersebut terus ditambah mula-mula kenaikan hasil berlipat (increasing) kemudian kenaikan hasil
akan semakin berkurang (decreasing) dan selanjutnya negatif (negatif return).

Perluasan produksi secara intensif dapat dilakukan dengan melaksanakan pembagian kerja (division of
labour). Pembagian kerja merupakan pengkhususan atau spesialisasi dalam pekerjaan.
36

3 6 * %!

6.1. PENERIMAAN

Penerimaan ( revenue ) adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen dari penjualan
produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen.

Ada beberapa konsep revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen:

1. Total Revenue (TR)


2. Average Revenue (AR)
3. Marginal Revenue (MR)

1. Total Revenue (TR)= adalah total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya dikalikan harga
barang tersebut .

TR = P X Q

2.Average Revenue (AR) = Yaitu penerimaan produsen per-unit output yang dijual.

AR = TR : Q = = =P

AR = P

3.Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh bertambahnya penjualan setiap
satu unit output.

TRn - TR n-1
37

6.2. Biaya Produksi


Biaya adalah segala pengorbanan yang dipergunakan dalam proses produksi.

Tujuan menetukan biaya dalam proses pr⅞oduksi adalah untuk :

a. Penentuan harga pokok produk secara detail


b. Pengendalian biaya
c.Pengambilan keputusan
Biaya produksi yang diperlukan dalam menghasilkan suatu produk dapat dibedakan menjadi :

1. Biaya tetap (fixed cost/FC) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat tetap dalam
rangka operasional perusahaan, tanpa memperhatikan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap
mesti dikeluarkan walaupun perusahaan belum berproduksi. Contoh : Biaya sewa tanah, biaya
penyusutan gudang, biaya penyusutan kandang dan peralatannya. Jika digambarkan dalam bentuk
diagram cartesius , maka garis biya tetap berupa garis lurus horizontal:
C = Jumlah Biaya Produksi

Q = volume Produksi

2. Biaya variabel (Variable cost/VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan
aktifitas perusahaan. Biaya ini akan berubah seiring dengan aktifitas produksi perusahan. Jika
38

perusahaan tidak melakukan aktifitas maka biaya ini tidak ada. Contoh; bibit, pakan, vaksin dan
obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain.
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variable (VC) berupa garis lurus ke
kanan atas (kemiringan/gradient positif).

Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya
variable.

Biaya Variabel ditinjau dari besar kecilnya perubahan aktivitas perusahaan

• Biaya variabel proporsional, biaya yang berubah sebanding dengan aktifitas perusahaan
• Biaya variabel progresif, biaya variabel yang berubah melebihi dari jumlah peningkatan aktifitas
perusahaan
• Biaya variabel degresif , biaya variabel yang berubah kurang dari aktifitas perusahaan
39

3. Biaya Total (Total Cost/TC)


Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable atau dengan persamaan
matematis sebagai berikut:

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC( Total Cost) adalah biaya total

TFC adalah Total biaya tetap

TVC adalah Total biaya variabel

Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari garis
biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan atas
(kemiringan positif) dengan titik awal titik pada

Titik (0,0)

4. Biaya rata!rata :
AFC yaitu biaya tetap rata!rata =

AVC yaitu biaya variabel rata!rata =

ATC yaitu biaya total rata!rata =


40

5. Marginal cost ( MC )adalah tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sebagai akibat dari
bertambahnya produksi setiap unit output.
TCn - TC n-1

6. BEP ( Break Even Point) /titik impas/titik pulang pokok

Merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah
mendatangkan keuntungan atau mendapat kerugian. Keadaan pulang pokok yaitu keadaan di
mana jumlah penerimaan = jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Atau perusahaan tidak
mendapat untung atau rugi , pada saat TR = TC. Apabila perusahaan bekerja dalam luas produksi
yang lebih kecil daripada volume pada saat pulang pokok maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian.Sebaliknya apabila perusahaan berproduksi lebih tinggi dari pada volume pada
saat pulang pokok maka akan mendapatkan laba.

P.C,R TR= P x Q

π>0 TC=TFC +TVC

BEP (π = 0)

π78

0 Q
41

7. Laba (Keuntungan) Perusahaan

• Adalah kelebihan penghasilan diatas biaya produksi selama satu periode


pemeliharaan
• Merupakan dasar dalam perhitungan pajak
• Pedoman dalam penentuan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan
• Dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi perusahaan .

8. R/C ratio adalah Revenue/cost ratio

Adalah perbandingan penerimaan dengan biaya total, R/C ratio merupakan


salah satu cara dalam menilai kelayakan usaha,

R/C ratio = TR/TC

Nilai R/C ratio :

Nilai R/C ratio > 1 (layak)

Nilai R/C ratio = 1 (Titik impas)

Nilai R/C ratio < 1 ( Tidak layak)

Contoh : Nilai R/C ratio >1 pada peternakan ayam pedaging adalah 1,25.
Artinya setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan, akan mendapatkan
penerimaan sebesar Rp 1,25.
42

3 * ! %

9 + '
Istilah usaha Peternakan akan lebih jelas tertera Pada Undang!Undang Pokok Kehewanan,
Undang!Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang Ketentuan!Ketentuan Pokok Peternakan dan
Kesehatan Hewan, pada Bab I Pasal 1, dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :

1. adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat, perkembang


biakan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai
penghasil bahan!bahan dan jasa!jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
2. adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata
pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada peternakan.
3. + ' adalah pengusahaan /pembudidayaan/
pemeliharaan ternak dengan segala fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.
4. adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan ternak!ternaknya
dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan yang termasuk dalam satu
rumpun.
5. + ' , adalah usaha peternakan yang dilakukan pada tempat tertentu
serta perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak!peternak.
6. % + adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa!bangsa ternak yang dibentuk
dan dikembangkan mula!mula disuatu daerah tertentu.
7. + : $5 adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki persamaan
dalam bentuk morphologis, sifat!sifat fisiologis ddan bentuk anatomis yang karakteristik
untuk tiap!tiap bangsa dan sifat!sifat persamaan ini dapat diturunkan pada generasi
selanjutnya.

Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah
pengertian sekaligus untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN” yang
sering salah dalam penggunaan sehari!hari. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan
sendirinya tidak semua hewan dapat diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang
yang hidup di darat baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan
bahwa hewan adalah ternak dalam arti luas.
43

9 % +

1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia dimana
mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak sebagai obyek,
lahan/tanah sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan analisis
dinamis dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun sampingan
usaha peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik), Perishable (mudah rusak
secara kimiawi dan biologi), Quality variation (Tingkat Variasi yang tinggi dalam
kualitas produk) serta Bulky ( Nilai ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil
utama).
4. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor!faktor produksi usaha peternakan yang
jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh lingkungan yang besar.
5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan teknologi
tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem Ektensif (Modal dan
teknologi rendah/sedikit dengan tenaga kerja tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon
supply rendah sedangkan ektensif respon suplly tinggi.
6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non Ruminansia
(Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).

Dengan demikian ternak!ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat dikelompok kan
menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam (Gallus
domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa (Anser anser)
dan Kalkun (Melegris galopavo).
2. Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type) antara lain Ternak Potong Besar :
Sapi (Bos species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs caballus), Keledai (Equs
asinus), Zebra (Equs hipotigris) dan Unta (Camell dromedarius). Ternak Potong Kecil :
Kambing (Capra species), Domba (Ovis species), Babi (sus species).
44

3. Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah, Kerbau Perah,
Kuda Perah, Kambing Perah dan Unta Perah.
4. Aneka Ternak adalah ternak!ternak yang tidak dalam satu class antara lain : Kelinci
(Lepus cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh (Coturnix coturnix), Bekicot, Walet,
Kodok dll.

9 / , / + ' n
Pengetahuan Usaha Peternakan memberikan landasan teoritis tentang Seni (' ) manajemen
bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian atau peternakan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah disepakati oleh manajer atau keluarga petani/peternak tersebut.
Keputusan tersebut akan menentukasi jenis!jenis usaha peternakan yang akan dikerjakan. Jenis
usaha tersebut menyangkut Karakteristik, macam usaha, input–output produksi, teknologi,
manajemen dan pemasaran.

9& , + '
Secara khusus, ruang lingkup Pengetahuan Usaha Peternakan mencakup telaah jenis atau macam
usaha peternakan yang ada di Indonesia yang didasarkan kegiatan ekonomi di bidang produksi
peternakan yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah
output dikeluarkan oleh produsen. Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi
usaha sapi perah, daging bagi usaha sapi kareman, dan ayam, telur bagi usaha itik dan unggas
lainnya. Sedangkan yang termasuk input adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat!obatan,
peralatan, bahan bakar, tenaga kerja, modal bangunan dan uang.

9( . +)/ + + ' $ $ +
Atas dasar tingkat jumlah produksi, macam teknologi yang dipakai, banyaknya hasil produksi
yang dipasarkan, maka macam usaha Peternakan di Indonesia terdiri dari :

1. $+ dengan ciri!ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi rendah,


Tenaga kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).
2. 0 # $ dengan ciri!ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai
tinggi, Tenaga kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi
perah
45

3. $ dengan ciri!ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi,


Tenaga kerja spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.

Atas dasar Cara pemeliharaan ternak dan manajemen sumberdaya peternakan, maka jenis
usaha peternakan dapat dikelompokkan menjadi :

1. Intensifikasi Usaha Peternakan.


2. Semi Intensif Usaha Peternakan, dan
3. Ekstensifikasi Usaha Peternakan

Berdasarkan macam output suatu usaha peternakan, maka dapat dibedakan menjadi

1. Usaha Peternakan Pembibitan (Breeding Farm)


2. Usaha Peternakan Penggemukkan (Feed Lot)
3. Usaha makanan Ternak
4. Usaha Pengolahan Hasil peternakan
5. Usaha Mesin!mesin Peternakan
6. Usaha Pemasaran Hasil Peternakan

9; + ' / $ / + '
Istilah Manajemen pada umumnya adalah “Manajemen merupakan ilmu tentang upaya manusia
untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif
& efisien”. Unsur!unsur Manajemen terdiri dari 6 M yaitu :

1. Man (Manusia), misal: Tenaga kerja (karyawan, buruh)


2. Material (Barang), misal: Bahan baku, bahan pelengkap, spare part
3. Machine (Mesin)
4. Money (uang/ modal)
5. Method (Metode)
6. Market (pasar)

Adapun Fungsi manajemen adalah Perencanaan (( ), Pengorganisasian (! ) ),


Pengkoordinasian ( ), Pengarahan (# ), Motivasi ( ), Komunikasi
46

( ), Kepemimpinan, Penanggungan Resiko Pengambilan Keputusan (#


) dan Pengawasan / Pengendalian ( )

3 !! ! ! %

< 4 + '

Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan pada motif!motif tertentu. 4 yang
dimaksud adalah suatu dorongan dalam diri manusia yang timbul karena adanya kebutuhan–
kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. = + adalah dorongan psikologis
yang mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu. = adalah orang yang
memberikan dorongan psikologis kepada seseorang untuk mencapai tujuannya.

Teori motivasi:

1. Teori motivasi dari FW Taylor: motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan kepuasan biologis saja.
2. Teori kepuasan Maslow’s (A.H.Maslow): kebutuhan dan kepuasan seseorang adalah
jamak yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis berupa material dan non
material.
3. Teori Motivasi dua faktor dari Herzberg’s:
• Faktor intrinsik: manusia menginginkan ketentraman badaniah dan berlangsung terus
menerus
• Faktor ekstrinsik: manusia ingin merasa sempurna dalam melakukan pekerjaannya
yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
4. Teori kebutuhan Mc Cleland (David Mc Cleland, dkk):
• Kebutuhan akan prestasi: dorongan untuk berprestasi dan mengungguli
• Kebutuhan akan kekuasaan: hasrat untuk lebih memilik power dari yang lain
• Kebutuhan akan afiliasi: hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab
47

Motif berusaha merupakan dorongan dalam diri seorang produsen, agar kegiatan yang
dilaksanakan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Pada dasarnya motif berusaha
itu dapat berupa :

Motif kekuasaan
Motif berprestasi,
Motif sosial
Motif keamanan
Motif status.
Tujuan produsen pada umumnya untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan
nilai–nilai tertentu. Disamping motivasi dari produsen dalam berproduksi adalah mencapai
keuntungan maksimal. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan
hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang
dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di
akui dalam dunia psikologi adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah):

1.Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebaikan (Maslow’s Need Hierarchy Theory) :

• Memberikan info: kebutuhan manusia jamak


• Manusia berpikir dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang akan memberikan
kepuasan
• Kebutuhan manusia berjenjang dengan kedudukan sosial dan ekonominya.

Kelemahannya (Maslow’s Need Hierarchy Theory)

Menurut teori ini kebutuhan manusia bertingkat!tingkat atau hierarkis, tetapi dalam
kenyataannya manusia menginginkan tercapainya sekaligus dan kebutuhan itu merupakan
siklus.
48

< % +

Motivasi produsen dalam berproduksi adalah mencari keuntungan yang sebesar!besarnya


dan efisiensi. Yang dimaksud dengan keuntungan atau laba adalah penerimaan total dikurangi
biaya total (π= TR!TC). Apabila telah dicapai keuntungan total yang maksimum yaitu selisih
antara hasil total dan biaya total adalah jarak yang terbesar maka dikatakan perusahaan tersebut
dalam posisi keseimbangan. Untuk mendapatkan laba maksimum, setiap perusahaan harus
mengatur luas produksinya pada satu tingkat sehingga MR = MC. Selama MR > MC,
keuntungan akan terus bertambah sehingga perusahaan dapat menambah output karena masih
menguntungkan. Apabila MR < MC, berarti penambahan output akan merugikan karena biaya
yang dikeluarkan semakin besar Dalam posisi tersebut tidak ada kecendrungan untuk mengubah
(baik menambah atau mengurangi) luas produksinya. Apabila harga turun sehingga sama dengan
AC, hal ini merupakan keadaan paling baik artinya kerugian perusahaan adalah paling terkecil
tetapi apabila harga turun terus sampai harga sama dengan AVC maka harus dipertimbangkan
untuk menghentikan produksinya sebab keadannya sudah merugi alias bangkrut. Perusahaan
dalam keadaan pulang pokok bilamana total penerimaan sama dengan biaya total (TR = TC),
dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu. dalam keadaan seperti ini pimpinan perusahaan
dapat memilih berbagai kemungkinan kebijaksanaan yang diambil apakah dengan menaikkan
harga barang (total penerimaan meningkat) atau meningkatkan efisiensi penggunaan faktor!
faktor produksi sehingga biaya total dapat ditekan.
< !! !

Dalam usaha peternakan komersial diperlukan peningkatan pola usaha dan skala ekonomis
serta efisiensi dalam manajemen pemeliharaan untuk memperoleh keuntungan atau laba
yang lebih besar. Dengan demikian peternak akan menerapkan prinsip ekonomi yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, dan dapat meningkatkan
kesejahteraan peternak. Analisis finansial dari suatu usaha peternakan bertujuan:

• untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan atau tidak.
• Merupakan suatu informasi bisnis dan menghindari keterlanjuran investasi yang cukup
besar pada usaha–usaha yang ternyata tidak menguntungkan
49

• Sebagai sarana keuangan yang dilengkapi dengan informasi yang sangat dibutuhkan oleh
pihak–pihak lain, seperti lembaga pemberi dana (perbankan) maupun rekanan usaha.
Evaluasinya dengan menggunakan analisis pendapatan/keuntungan ekonomi dengan analisis :

a. Biaya produksi

b Penerimaan

c. BEP (* ( )

d. R/C Ratio
50

> !

? , +

Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual saling bertemu yang didalamnya
terdapat kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan suatu harga. Dalam ilmu
ekonomi yang dinamakan pasar itu tidaklah terbatas pada tempat dimana pembeli dan penjual
saling bertemu. Proses jual beli dapat dilakukan dimana saja walaupun si pembeli dan sipenjual
tidak bertemu, sedangkan pasar dimana pembeli dan penjual tidak ketemu dinamakan pasar
abstrak. Contoh penawaran lewat internet. Pasar dimana pembeli dan penjual saling bertemu
dinamakan pasar nyata contoh pasar Sanglah, pasar Badung.

? 0 @ 0 , + $ / $ + , /

+ , + + ,
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem
perekonomian, karena mengarahkan kepada tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada
jenis pasar lainnya. Pasar persaingan sempurna mempunyai ciri!ciri sebagai berikut:
• Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
• Barang yang diperjual belikan adalah homogen.
• Setiap penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang (price taker).
• Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang diperjualbelikan (perfect
information).
• Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan keluar pasar (no barrier to entry).

Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada


saat MC = MR. Syarat tersebut akan menghasilkan jumlah output produksi optimal, yang akan
membawa perusahaan pada tingkat keuntungan maksimum. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi,
maka perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.

2. + + $ ! ,
Pasar persaingan tidak sempurna dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:. +
, , dengan ciri!ciri sebagai berikut ini:
51

• Hanya terdapat satu perusahaan yang memproduksi suatu barang atau jasa
• Tidak terdapat barang pengganti yang mirip.
• Perusahaan lain sulit atau tidak dapat masuk ke pasar.
• Mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar.

Pasar monopoli menunjukkan suatu keadaan dimana penawaran suatu jenis barang di pasar
dikuasai oleh seorang penjual. Karena satu penjual maka dia mempunyai kemampuan dalam
menentukan harga pasar. Jika seorang monopolis ingin menaikkan harga barang yang
dijualnya maka ia akan mengurangi produk yang dihasilkan, demikian sebaliknya bila ingin
menurunkan harga barang yang dijual, maka jumlah produksinya diperbesar.

Dasar!dasar monopoli:

1. Monopoli karena diberi hak oleh pemerintah

Contoh: Percetakan uang Republik Indonesia (Peruri) di Jakarta.

2.Monopoli yang diperoleh karena penguasaan atas input

Contoh: bauksit sebagai bahan utama pembuatan aluminium.

Jika seseorang memiliki kekuatan untuk mengontrol dengan kuat penawaran bauksit, maka
dengan mudah dia akan memegang monopoli atas aluminium dengan cara menolak untuk
menjual bauksit kepada siapapun yang mau jadi pesaingnya.

" + , +t , dengan ciri utama sebagai berikut:

• Jumlah perusahaan tergolong banyak walaupun tidak sebanyak pada pasar persaingan
sempurna.
• Barang yang diperjual belikan mempunyai kegunaan sama tetapi berbeda corak
(differentiated product).

c. + , yaitu pasar dimana terdapat satu produsen besar dan beberapa produsen yang
lebih kecil dalam pasar yang bersangkutan. Produsen yang besar akan bertindak sebagai price
52

leadership artinya membimbing politik harga dipasar dan produsen lebih kecil akan
mengikuti tindakan produsen yang besar.

? + )4 + +

1. Pasar berfungsi sebagai penentu nilai

Harga merupakan penentu nilai atau pengukur nilai, jadi harga produk ditetapkan
untuk saling disepakati oleh produsen maupun konsumen. Produsen dan konsumen
dapat saling berhubungan , produsen menetapkan jumlah output yang akan dihasilkan,
sedangkan konsumen membelinya sesuai dengan daya belinya.

2.Pasar mengorganisasikan produksi

Metode produksi yang dipergunakan dalam menghasilkan output adalah metode


produksi yang memaksimumkan ratio antara output dengan input, produsen akan
mempergunakan metode produksi paling efisien dan mempunyai produktivitas
tertinggi.

3.Pasar mendistribusikan produk

Semua faktor produksi menerima pembayaran berdasarkan kemampuannya


menghasilkan. Seseorang (baik yang memiliki faktor produksi tenaga kerja maupun
yang memilik ketiga faktor produksi lainnya) yang memiliki faktor produksi yang
paling produktif tentu akan menerima bagian pembayaran yang paling banyak.
53

> DAFTAR PUSTAKA

Ackley, Gardner, 1973. Macroeconomic Theory, diterjemahkan oleh Paul


Sitohang sebagai Teori Ekonomi Makro.Yayasan Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta, 1973.

Iskandar Putong, 2000. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia.

Partadireja Ace, 1985. Pengantar ekonomika, UGM. Edisi ke 4, Yogyakarta


BBFE.

Rahardja Pratama,Mandala Manurung, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Lembaga


Penerbit FEUI, Jakarta.

Rohmad,2012. Diktat Kuliah Ilmu Ekonomi , Jurusan Peternakan Fakultas


Pertanian Universitas Islam Kediri, Kediri Jawa Timur. Samuelson, Paul
A.,1980. Economics, Ninth Edition, International Student,Boston
University

Suherman Rosyidi,2003. Pengantar Teori Ekonomi,pendekatan Teori Ekonomi


Mikro dan Makro. Edisi keenam. Penerbit PT. Raja GrafindoPersada,
Jakarta.

Sugiarto, 2005. Ekonomi Mikro. Gramedia Pustaka, Jakarta

Sukartawi, 2002. Ilmu Usahatani. UI.Press Jakarta.

Sukirno Sadono, 2004. Pengantar teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Sumarni Murti, John Suprihanto, 2003. Pengantar Bisnis, Dasar!dasar Ekonomi


Perusahaan. Penerbit Liberty Yogyakarta.
54

Winardi,1983. Pengantar Ilmu Ekonomi, edisi ke!VI. Tarsito, Bandung.

Wiratmo Masykur, 1992. Ekonomi Manajerial, edisi ke!1. Media Widya Mandala,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai