Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH PENYULUHAN
NAMA : Syaifudin
NRP : 57216113974
PRODI : Penyuluhan Perikanan
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Mojokerto, 12 Desember
2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyuluhan
B. Penyuluhan dalam Konteks Perubahan Berencana
C. Pembangunan Perikanan Di Indonesia
D.Permasalahan Pembangunan Perikanan Di Indonesia
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perikanan
F. Karakteristik Undang-undang Perikanan
G. Perlunya Kebijakan dan Strategi yang Tepat
H.Pembangunan Perikanan memerlukan Penyuluhan
I. Pembangunan Perikanan Wajib Berbasis Ekosistem
J. Pembangunan Perikanan Wajib Berbasis Penelitian
K. Pembangunan Perikanan melalui Kewilayahan
L. Peran Wanita Nelayan dalam Pembangunan Perikanan
M. Revitalisasi Perikanan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penyuluhan ?
2. Bagaimana posisi penyuluhan dalam konteks perubahan berencana ?
3. Bagaimana pembangunan perikanan di Indonesia beserta permasalahannya ?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perikanan ?
5. Apa karakteristik undang-undang perikanan di Indonesia ?
6. Apa manfaat kebijakan dan strategi yang tepat ?
7. Apakah pembangunan perikanan memerlukan penyuluhan ?
8. Apa peran wanita nelayan dalam pembangunan perikanan ?
9. Bagaimana revitalisasi perikanan di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Penyuluhan.
2. Untuk mengetahui posisi penyuluhan dalam konteks perubahan berencana.
3. Untuk mengetahui pembangunan perikanan di Indonesia beserta permasalahannya.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perikanan.
5. Untuk mengetahui karakteristik undang-undang perikanan di Indonesia.
6. Untuk mengetahui manfaat kebijakan dan strategi yang tepat.
7. Untuk mengetahui peran penyuluhan pembangunan perikanan.
8. Untuk mengetahui peran wanita nelayan dalam pembangunan perikanan.
9. Untuk mengetahui revitalisasi perikanan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan yang mengandung prosesbelajar
mengajar. Agar proses belajar-mengajar berlangsung dengan efektif danefisien,
diperlukan suasana belajar-mengajar yang tepat.
Metoda Penyuluhan adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan
oleh penyuluh kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung
maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau, dan mampu menggunakan inovasi
baru.
Teknik penyuluhan dapat didefinisikan sebagai keputusan-keputusanyang dibuat oleh
sumber atau penyuluh dalam memilih serta menata simbol danisi pesan menentukan
pilihan cara, dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian
pesan. Metoda Penyuluhan tidak lain adalah suasana belajar mengajar yangdiciptakan
oleh sumber belajar (dengan partisipasi dari peserta belajar) untuk merangsang dan
mengarahkan kegiatan belajar (Leagens, 1960). Sebagai seorang penyuluh (agen
pembaharu), kita harus dapat menentukan pilihan method mengajarkan apa yang
harus dipakai dalam suatukegiatan pendidikan penyuluhan. Karena ada berbagai
metoda yang biasa digunakan dalam penyuluhan pertanian (Sukandar W, 1978).
Penentuan method pengajaran apa yang akan digunakan dalam suatukegiatan
pendidikan penyuluhan, hendaknya dilakukan dengan memperhatikan karakteristik-
karakteristik pada warga belajar. Hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan
dalam bidang ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan-perbedaan cara belajar
dikalangan warga belajar penyuluh, yang menyebabkanada cara-cara mengajar
tertentu yang lebih menarik bagi kelompok – kelompokwarga belajar tertentu.
Ada 2 kelompok warga belajar yang dapat mengambil manfaat yang lebih
besar dari
1. Pendekatan Visual (gambar),
2. Pengalaman – pengalaman verbal (mendengar dan membaca). Ada lagi aktivitas-
aktivitas fisikal dan manipulasi obyek-obyek pembantu belajar, pertimbangan
dalam memilih metode.
secara berkelanjutan.
Arah kebijakan pembangunan kelautan meliputi beberapa aspek antara lain
bidang perikanan, perhubungan laut, pertambangan laut, pariwisata bahari, bangunan
kelautan, industri maritim dan jasa kelautan.
⮚ Pendekatan kebijakan
Sumberdaya laut Indonesia bila dikelola dengan baik, akan dapat
menjadikannya sebagai penyumbang perekonomian negara yang besar, gambaran
sektor kelautan dan kehidupan nelayan Indonesia seharusnya tidak seburuk apa yang
seperti terjadi saat ini. Ini mengingat, sebagai negara maritim yang tiga per empat
berupa laut (5,8 juta km2), kaya akan sumber daya (resources) baik hayati maupun
non hayati, Indonesia memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi
kekuatan riil bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Situasi yang kontras antara kondisi sektor kelautan dan kehidupan nelayan
Indonesia saat ini dengan potensi kelautan Indonesia, sesungguhnya tidak lain
disebabkan oleh buruknya tata kelola (bad governance) atas laut Indonesia. Penyebab
dari kurang mantapnya tata kelola kelautan Indonesia ini antara lain berasal dari
sistem pembangunan kelautan Indonesia yang tidak bebas dari praktek-praktek
gambling, spekulatif, tidak aspiratif, kurang koordinasi antar lintas sektor, pengelola
yang tidak amanah, dan lain sebagainya.
Disamping itu, kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan negara sejak
Orde Baru hingga saat ini, ternyata tidak mengalami perubahan yang berarti.
Kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan, tampaknya masih dibangun dengan
konsep yang masih mengekploitir sumberdaya perikanan dan kelautan untuk
mengejar pertumbuhan ekonomi sebagai sasaran utama, sementara aspek pemerataan
dan keadilan, serta kesejahtetaan dan peningkatan taraf hidup pelaku utama perikanan
dan kelautan (nelayan) menduduki peringkat yang kurang mendapat penekanan. Hal
ini dicirikan oleh permasalahan pembangunan perikanan dan kelautan kebanyakan
masih menghadapi persoalan yang bersifat klasik dari tahun ke tahun sampai saat ini.
Penekanan pembangunan perikanan dan kelautan kepada eksploitasi
sumberdaya laut yang dilakukan secara besar-besaran secara belum merata
mengakibatkan penurunan kualitas ekosistem lingkungan. Walaupun penurunan
kualitas ekosistem laut juga diakibatkan pengelolaan di darat (misal: pembuangan
limbah, dan sedimentasi). Eksploitasi besar-besaran sehingga membawa akibat pada
penurunan kualitas ekosistem lingkungan, tetapi belum mampu mengangkat harkat,
martabat, dan kesejahteraan pelaku utama sektor kelautan, yakni nelayan. Ironisnya
lagi penurunan kualitas lingkungan akibat eksploitasi secara terus menerus dan besar-
besaran di beberapa lokasi perairan, tetapi di perairan lainnya malah terjadi illegal
fishing yang dilakukan oleh kapal-kapal asing.
Berdasarkan realitas di atas, maka perlu adanya perubahan yang radikal di
dalam kebijakan pembangunan sektor perikanan dan kelautan di masa mendatang.
Pendekatan pembangunan yang sentralistik, mengutamakan materi dengan ukuran
utama peningkatan pendapatan perkapita, mengabaikan kesejahteraan pelaku utama
sektor perikanan dan kelautan adalah hal yang tidak boleh dilanjutkan. Ini mengingat,
pendekatan yang demikian ini telah melecehkan manusia dan menganggap modal
sebagai sumber utama pertumbuhan dengan konsekuensi yang amat merugikan dan
menjauhkan bangsa dari pencapaian tujuan kemerdekaan. Pendekatan perumusan
kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia dapat didekati dengan:
a. visi kebijakan pembangunan kelautan harus dilandasi oleh semangat rasa syukur
kita terhadap Allah SWT atas karunia sumber daya (resources) perikanan dan
kelautan yang begitu besar kepada bangsa Indonesia. Sebagai perwujudan rasa syukur
atas karunia Ilahi ini, maka perlu menempatkan prioritas pertama pada peningkatan
taraf hidup nelayan sebagai pelaku utama pembangunan sektor perikanan dan
kelautan.
b. tuntutan dikembangkan tata kelola yang baik (good governance) atas perikanan
dan kelautan Indonesia di masa mendatang. Dan sebagai perwujudan untuk
mengembangkan good governance tersebut, perlu adanya upaya mewujudkan sistem
pembangunan perikanan dan kelautan Indonesia yang direncanakan dan ditata secara
menyeluruh dan terpadu dengan dukungan regulasi, pedoman teknis dan standar
operasional kerja yang akomodatif, jelas dan kondusif, bebas dari praktek spekulatif,
serta menempatkan para pengelola ekonomi yang amanah, jujur, dan kompenten.
c. pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia perlu dikembangkan dengan
pendekatan bersifat kelembagaan yang holistik dan komprehensif. Ini berarti tujuan
dan nilai-nilai dasar operasional dari kegiatan-kegiatan pembangunan bertumpu pada
manusia termasuk nilai-nilai moral yang dianut. Semua kelembagaan pembangunan
Indonesia yang bergerak di semua sektor dan daerah perlu melaksanakan transformasi
diri secepat mungkin sehingga mampu mengemban tugas membawa seluruh bangsa
ke suatu trayektori perkembangan yang akan menyelesaikan masalah struktural
seperti korupsi, pengangguran, dan kemiskinan; dan sekaligus menempatkan bangsa
ini ke suatu posisi yang penuh daya saing, bermartabat, dan kuat secara moral,
ekonomi dan sosial. Ini berarti, transformasi itu secara horisontal perlu menyeluruh;
tidak bisa menyangkut hanya satu atau beberapa bidang saja seperti ekonomi saja,
atau hukum saja, politik saja, atau hukum dan ekonomi saja.
⮚ Perumusan kebijakan
Kesejahteraan merupakan kata kunci sekaligus tujuan utama dari kebijakan
yang diformulasikan, Kesejahteraan nelayan dapat dicapai apabila aspek-aspek
(sumberdaya manusia, permodalan, sosial, sumberdaya alam, fisik sarana dan
prasarana) mengalami perningkatan yang semakin besar dirasakan oleh nelayan.
Hubungan kelima aspek dalam mewujudkan kesejahteraan nelayan dapat
divisualisasikan sebagai segi lima sama sisi (pentagonal) yang berubah dari ukuran
kecil ke ukuran yang lebih besar.
Peningkatan kesejahteraan nelayan indonesia. Pembangunan kelautan dan
perikanan yang dilakukan haruslah mampu meningkatkan kesejahteraan para nelayan
sebagai aktor utama pembangunan tersebut. Menyusun undang-undang perlindungan
petani dan nelayan.Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pengelolaan
sumberdaya kelautan dan perikanan sering kali sangat merugikan nelayan sebagai
pelaku utamanya. Semakin menurunnya generasi muda yang mau meneruskan profesi
sebagai nelayan telah banyak dialami di berbagai lokasi. Penguatan kelembagaan
nelayan di tingkat lokal sampai nasional. Pemasalahan nelayan yang telah banyak
dibicarakan dalam berbagai forum diskusi atau seminar yang dilakukan oleh berbagai
lembaga belumlah menunjukkan dampak signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan kaum nelayan. Bahkan keberadaan lembaga atau organisasi yang
mengatas namakan perjuangan nelayan sering digunakan untuk berbagai kepentingan
politik atau untuk mendapatkan garapan proyek yang manfaatnya tidak dirasakan
oleh nelayan itu sendiri. Lembaga yang terbentuk diarahkan berfungsi sebagai
intermediasi, memfasilitasi terjalinnya jalinan koordinasi, komunikasi, dan informasi
antara masyarakat nelayan dengan:
a. Sesama nelayan, Pemerintah, parlemen dan instansi terkait, Lembaga investasi
dan permodalan, Lembaga pendidikan dan pelatihan, Media informasi public.
b. Pelaksanaan desentralisasi pembangunan sektor perikanan dan kelautan.
Desentralisasi sektor perikanan dan kelautan ini memiliki dua dimensi kebijakan yang
sangat penting. Pertama, Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk membina
para nelayan di daerahnya. Artinya, jika selama ini tanggung jawab untuk membina
para nelayan berada pada Pemerintah Pusat, maka sejalan dengan desentralisasi
sektor perikanan dan kelautan ini, kewajiban tersebut seharusnya dibebankan pada
Pemerintah Daerah. Hal ini masih ditandai dengan program-program pembinaan,
pendampingan, dan pemberdayaan nelayan sebagian besar berasal dari Pemerintah
Pusat. Kedua, Pemerintah Daerah diberikan wewenang yang utuh untuk membangun
sektor perikanan dan kelautannya sesuai dengan keunggulan komparatif dan
kompetitif yang dimiliki oleh daerah bersangkutan. Dengan demikian, campur tangan
pembangunan subsektoral oleh Pemerintah Pusat, sebagaimana pada era Orde Baru,
seharusnya sudah ditinggalkan. Hal ini juga diharapkan akan meningkatnya
pemerataan pembangunan di sektor perikanan dan kelautan
c. Kebijakan permodalan bagi sektor perikanan dan pelautan. Urgensi Pendirian
Bank Petani dan Nelayan Perlu bagi Indonesia untuk memiliki bank petani dan
nelayan. Tujuan dari pendirian Bank Petani dan Nelayan ini adalah untuk melayani
para petani dan nelayan kita dalam memudahkan akses modal. Kalangan perbankan
beranggapan untuk menanamkan investasi ke sektor perikanan memiliki faktor resiko
yang tinggi.
d. Penataan struktur pasar dan lingkungan usaha penataan struktur dan lingkungan
usaha, melalui: Memperkuat dan membangun praktek usaha dan perdagangan yang
adil dan sehat, tidak membiarkan terjadinya praktek-praktek monopoli, oligopoli,
kartel, dan bentuk-bentuk usaha yang tidak sehat lainnya, Memperkuat perundang-
undangan di bidang persaingan usaha yang sehat (Anti Monopoli) sehingga bisa
menjamin akses yang sama kepada para pelaku usaha. Penegakan hukum (law
enforcement) yang atas peraturan perundang-undangan di bidang persaingan usaha
yang sehat (Anti Monopoli). Mengkaji ulang seluruh tataniaga dan pemberian hak-
hak eksklusif seperti hak distribusi komoditi tertentu yang kontra produktif terhadap
perkembangan UMKM. Tidak mengandalkan dan menggantungkan penjualan secara
ekspor saja, tetapi juga mengarahkan penjualan produk perikanan ke dalam negeri
untuk pencapaian target pemenuhan konsumsi ikan rakyat Indonesia dari 21,7
kg/kapita/tahun (tahun 2000) menjadi 30 kg/kapita/tahun.
e. Kebijakan pengembangan sektor perikanan dan sektor industri yang terpadu.
Pembangunan di sektor kelautan dan perikanan, tidak boleh dipandang sebagai hanya
sebagai cara untuk menghilangkan kemiskinan dan pengangguran. Namun, lebih dari
itu, karena sektor kelautan dan perikanan merupakan basis perekonomian nasional,
maka sudah sewajarnya jika sektor perikanan dan kelautan ini dikembangkan menjadi
sektor unggulan dalam kancah perdagangan internasional.
f. Kebijakan di bidang birokrasi, kelembagaan, serta penanganan masalah korupsi.
Dengan birokrasi yang tidak efektif dan tidak efisien akan sangat sulit untuk
mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat Indonesia. Pembangunan kelautan
dan perikanan yang dilaksanakan melihat bahwa reformasi birokrasi harus mencakup
transformasi kultur birokrasi yang feodal menjadi kreatif dan inovatif, restrukturisasi
dan perampingan birokrasi, perbaikan sistem kompensasi dan insentif termasuk
alokasi anggaran rutin yang lebih proporsional, pelaksanaan sistem punishment, dan
perbaikan sistem recruitment. Pembangunan kelautan dan perikanan yang
dilaksanakan juga melihat bahwa kelembagaan peradilan di Indonesia, terutama
kelembagaan di bidang penanganan korupsi masih sangat lemah. Oleh karena itu,
Pembangunan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan dipandang perlu diadakan
kelembagaan peradilan yang secara khusus mengurusi masalah penanganan kasus-
kasus korupsi.
g. Pemeliharaan dan peningkatan daya dukung serta kualitas lingkungan.
Pembangunan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan haruslah membawa manfaat
pada masyarakat setempat atau keuntungan tertentu bagi keuangan publik lokal dan
nasional serta memperhatikan aspek kelestarian lingkungan sehingga senantiasa
terjamin kelangsungannya (sustainable).
A. Kesimpulan
B. Saran
Menurut saya, untuk membangun pembangunan perikanan di Indonesia kita
harus mencetak penyuluh-penyuluh yang hebat, agar para nelayan termotivasi untuk
melakukan apa yang telah disuluhkan oleh para penyuluh. Selain itu, pemerintah juga
harus turun tangan untuk memberikan bantuan semacam alat tangkap atau sebagainya
kepada para nelayan agar lebih memperbaiki namanya di mata masyarakat. Penulis
juga berharap kepada para pembaca agar memberikan saran dan kritikannya kepada
penulis agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://infohukum.kkp.go.id/files_kepmen/KEP%2054%20MEN%202011.pdf
http://journal.ipb.ac.id/index.php/bulekokan/article/viewFile/2489/1478
http://www.scribd.com/doc/73309248/Penyuluhan-Kelompok-3