620 2040 1 PB
620 2040 1 PB
Abstrak
Trauma kepala pada anak sering terjadi akibat jatuh, permainan, kecelakaan lalin dan sebab
lainnya. Tidak seluruh trauma kepala berlanjut menyebabkan cedera otak. Sehubungan dengan
hal tersebut dokter wajib mengetahui diagnosis trauma kepala, mengkalsifikasikan agar dapat
ditentukan derajat trauma kepala yang digunakan untuk menentukan tatalaksana dan
meramalkan hasil luaran terutama yang berkaitan dengan masalah tumbuh kembang anak.
Pengamatan jangka panjang pasca trauma kepala harus dilakukan terutama pada trauma
kepala derajat sedang hingga berat untuk mendeteksi secara dini dan berkelanjutan setiap
kelainan perkembangan anak
Head trauma in children are frequent caused by falling, games, traffic accidents and more. Not
all of head trauma continues to be brain injury. According with this, all of doctor must be able
to established the diagnosis and classified head trauma to determine the optimal management
and prognosis especially related with problems of brain development after head trauma. Long-
term follow up should be done especially in severe and moderate head trauma to early
detection any problems about development progress in this child.
42
Trauma Kepala pada Anak: Klasifikasi Hingga Pemantauan jangka Panjang
Erny, Okky Prasetyo, Denny Prasetyo
di usia <14 tahun. Sementara di Australia, otak sehingga trauma kepala yang
menurut Mitra et al (2007), terdapat angka berlanjut menjadi cedera otak merupakan
kejadian 765 dari 100.000 per tahun, proses kronis progresif yang berisiko
dimana 40 % memerlukan tindakan menyebabkan gangguan tumbuh kembang
operasi. Data dari riskesdas tahun 2013 dari berbagai aspek (De Pompei et al,
menunjukkan angka kejadian cedera 2010) berdasarkan hal tersebut perlu
kepala pada anak sekitar 0,5 % populasi pemantauan jangka panjang.
dari angka cidera yang lain.
Menurut Mihic et al (2011), KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
penyebab trauma kepala pada anak- anak Klasifikasi trauma kepala dilakukan
yang terbanyak adalah karena jatuh dan untuk menentukan tatalaksana dan
kecelakaan lalu lintas. Pada usia kurang meramalkan hasil luarannya. Klasifikasi
dari 1 tahun, tersering adalah jatuh dari terdiri dari beberapa jenis tergantung
gendongan, tempat tidur dan tempat aspek yang mendasarinya. Berdasarkan
bermain, trauma kepala ini relatif ringan derajat keberatannya, trauma kepala
dan jarang memerlukan tindakan spesifik. diklasifikasikan menjadi trauma kepala
Trauma kepala yang lebih berat dapat ringan, sedang dan berat. Klasifikasi
disebabkan oleh guncangan pada kepala trauma kepala berdasarkan etiologinya
yang berakibat fatal yang dikenal dengan dibagi menjadi cedera primer dan cedera
Shaken baby syndrome dan kekerasan sekunder. Klasifikasi lain berdasarkan dari
dalam rumah tangga yang dapat tingkat keparahan trauma kepala, adanya
menyebabkan perdarahan subdural dan luka diluar kepala, gangguan kesadaran
membutuhkan penanganan yang spesifik. atau memori pasca trauma, trauma kepala
Pada usia yang lebih besar, insiden jatuh dibagi menurut GCS yang sudah
dari ketinggian ataupun kecelakaan akan dimodifikasi (Malec, 2007).
meningkat.
Perbedaan yang nyata dengan
trauma kepala pada dewasa adalah pada
anak masih terjadi proses perkembangan
43
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
Berdasarkan dari nilai GCS saat kejadian otak pada anak oleh Brasure et al (2012)
akut serta gejala penyerta, maka cedera terbagi menjadi:
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan terjadi sampai setinggi apa, jika
neurologi dan pemeriksaan penunjang jika terseret posisi kepala dimana apakah
diperlukan. jatuh pada posisi kepala dibawah atau
Anamesa yang perlu digali meliputi: tidak.
1. Mekanisme trauma, ketinggian jatuh, 2. Kesadaran anak setelah kejadian
alas saat jatuh dan posisi tubuh saat trauma kepala apakah anak masih
44
Trauma Kepala pada Anak: Klasifikasi Hingga Pemantauan jangka Panjang
Erny, Okky Prasetyo, Denny Prasetyo
45
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
b. Kaku kuduk jika dicurigai terjadi PCV (Packed Cell Volume) terutama pada
kebocoran cairan serebrospinal trauma kepala dengan perdarahan masif.
tetapi terdapat jejas diseputar Kondisi anemia harus diwaspadai
leher maka pemeriksaan mengingat hemoglobin sebagai molekul
meningeal sign dapat dilakukan pengangkut oksigen harus dijaga
ditempat lain misalnya memeriksa kecukupannya untuk mencegah terjadinya
tanda kerniq atau laseque. hipoksia yang akan menyebabkan cedera
6. Pemeriksaan jejas diluar kepala yang otak sekunder akibat kerusakan
berpotensi menyebabkan perdarahan mekanisme autoregulasi pembuluh darah
baik yang nyata atau perdarahan otak yang menyebabkan tekanan darah
internal. diotak akan sangat tergantung pada
7. Pemeriksaan sensorimotor untuk tekanan darah sistemik (Brain Trauma
menilai pergerakan apakah masih Foundation, 2007).
spontan, simetris dan terkoordinasi Keterkaitan antara jumlah lekosit
dengan baik atau tidak. Pemeriksaan darah tepi dengan berbagai penyakit pada
refleks fisiologis, patologis untuk sistem saraf pusat yang berkaitan dengan
menilai keterlibatan parenkim otak. proses inflamasi sudah dievaluasi sejak
tahun 1896. Menghitung rasio Netrofil
PEMERIKSAAN PENUNJANG terhadap limfosit (RNL) adalah salah satu
Pemeriksaan penunjang petanda yang mudah dilakukan. Penelitian
diindikasikan pada trauma kepala derajat secara umum mendapatkan adanya
sedang berat. Pemeriksaan penunjang peningkatan jumlah netrofil yang
meliputi pemeriksaan laboratorium yang besamaan dengan penurunan jumlah
terdiri dari pemeriksaan darah lengkap, limfosit segera setelah terjadi cedera
serum elektrolit, gula darah dan jaringan termasuk pada cedera otak.
S100B/calcium-binding protein B Penelitian sebelumnya juga menemukan
(biomarker yang menunjukkan kerusakan keterkaitan antara RNL dengan cedera
sel otak). Pemeriksaan penunjang lainnya iskemik cerebral (Merlin et al, 2018).
adalah radiologis yang terdiri dari CT Scan Peningkatan jumlah lekosit darah tepi
kepala atau MRI kepala dan pemeriksaan terutama netrofil mengindikasikan terjadi
EEG. respon inflamasi pasca trauma kepala
Pemeriksaan darah lengkap untuk minor pada anak (Rovlias et al, 2001). Hasil
mengevaluasi penurunan kadar Hb dan penelitian tersebut mengesankan bahwa
46
Trauma Kepala pada Anak: Klasifikasi Hingga Pemantauan jangka Panjang
Erny, Okky Prasetyo, Denny Prasetyo
stress karena trauma dapat menyebabkan konsumsi trombosit secara bermakna pada
demarginasi lekosit yang nyata walaupun tempat migrasi lekosit segera setelah
trauma kepala yang terjadi bukan trauma kepala. Hubungan terbalik
tergolong berat. Pada penelitian lanjutan dilaporkan antara jumlah trombosit dan
ditemukan korelasi positif antara lekosit Mean Platelet Volume (MPV) pada kondisi
dan kadar neutrofil dengan derajat fisiologis dan patologis untuk memelihara
keberatan trauma dan skor Acute hemostasis dengan menjaga kestabilan
Ischaemic Stroke (AIS). Rovlias et al jumlah trombosit (Turfan et al, 2013).
melaporkan bahwa pasien dengan trauma Peneliti menekankan bahwa hasil rasio
kepala berat secara bermakna MPV/N untuk identifikasi derajat trauma
menunjukkan peningkatan lekosit secara dapat digunakan sebagai parameter untuk
bermakna dibanding dengan trauma merencanakan tindakan pemeriksaan
kepala derajat sedang – ringan. lanjutan (Berksoy and Anil, 2019).
Peningkatan jumlah lekosit merupakan Komplikasi sistemik terutama
akibat dari peningkatan kortisol dan disebabkan oleh kondisi hipoksemia,
katekolamin yang terjadi pada trauma hipotensi, hipertensi, hiperglikemia dan
kepala dan semakin tinggi jumlah lekosit hipoglikemia [Jeremitsky et al, 2003).
pada saat pasien masuk RS merupakan Diantara komplikasi sekunder tersebut,
presenden keburukan prognosis (Rovlias et hiperglikemia merupakan salah satu hal
al, 2001). yang sering terjadi dan berhubungan
Evaluasi trombosit juga dengan derajat cedera dan hasil luaran
menunjukkan hubungan yang erat dengan pasien [Rovlias and Kotsou, 2000).
derajat trauma kepala, skor GCS, hasil Beberapa penelitian sebelumnya
luaran klinis dan lama tinggal di RS. menunjukkan bahwa hiperglikemia
Validitas trombositopenia digunakan berperan penting dalam mempercepat
sebagai faktor prediktor untuk keburukan keburukan hasil klinis pada trauma kepala.
prognosis setelah trauma kepala dengan Mekanisme yang memicu terjadinya
spesifisitas 77,4%, Odd’s rasio 3,1, risiko hiperglikemia setelah trauma kepala
relatif 2,15 (Kamal et al, 2011). penurunan adalah respon akibat strees fisik, respon
jumlah rata rata trombosit secara paralel inflamasi, diabetes mellitus, disfungsi
terjadi sesuai dengan derajat trauma kelenjar pituitary dan atau hipothalamus,
kepala (Lippi et al, 2013). Hal tersebut pembedahan dan anestesia. Pasien trauma
terjadi akibat karena terjadi peningkatan kepala dengan hiperglikemia memiliki
47
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
48
Trauma Kepala pada Anak: Klasifikasi Hingga Pemantauan jangka Panjang
Erny, Okky Prasetyo, Denny Prasetyo
tersebut dapat digunakan sebagai faktor salah satu pemeriksaan radiologis yang
prediktor keburukan hasil luaran (Berger et masih sering dipakai sampai sekarang.
al, 2010). Pasien cedera kepala berat Penggunaan MRI saat ini lebih banyak
dengan kadar Protein S100B 120 jam pasca digunakan karena menunjukkan hasil yang
trauma yang tinggi, memiliki hasil keluaran lebih sensitif daripada CT scan, namun
yang buruk (Thelin et al, 2017). karena faktor alat dan biaya, CT scan masih
Beberapa modalitas pemeriksaan menjadi alat bantu penegakan diagnosa
pencitraan saat ini banyak dilakukan pada yang utama. CATCH (Canadian Assessment
kasus trauma kepala pada anak misalnya of Tomography for Childhood Head injury)
CT scan Kepala dan MRI Kepala. Tentunya dan PECARN (Pediatric Emergency Care
ada banyak pertimbangan untuk Applied Research Network) adalah
melakukan pemeriksaan tersebut beberapa algoritma yang dipakai untuk
mengingat risiko radiasi yang dapat menentukan penggunaan CT scan pada
mengganggu proses perkembangan otak pasien dengan cedera otak ringan
untuk anak usia < 2 tahun. CT scan adalah
Gambar 1. Panduan pemeriksaan CT scan kepala menurut PECARN pada anak usia < 2 tahun
Gambar 2. Panduan pemeriksaan CT Scan kepala menurut PECARN pada anak usia >2 tahun
49
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
Gambar 3. Indikasi CT Scan kepala merurut Catch rule berdasarkan derajat risiko pada trauma kepala
Kegunaan EEG yang terutama untuk keburukan hasil luaran pada 99.5% pasien
menegakkan diagnosis status epileptikus (Carter and Butt, 2001).
non konvulsivus yang dapat mengikuti
kejadian trauma kepala. Penelitian PENATALAKSANAAN
menunjukkan pada 22% trauma kepala Prinsip penatalaksanaan trauma
dapat terjadi manifestasi klinis kejang kepala adalah stabilisasi tanda vital,
konvulsi maupun non konvuksi (Vespa et mempertahankan tekanan intrakranial
al, 1999, Aquino et al, 2017). Penelitian yang fisiologis dan melakukan koreksi
pada 2012 kasus menunjukkan gambaran defisit elektrolit, dan parameter-parameter
EEG dengan perlambatan yang berat dan dari hasil pemeriksaan darah lengkap serta
supresi pada gelombang delta berkaitan mengevaluasi trauma ditempat lain
dengan keburukan hasil luaran pada 3-6 (Pineda et al, 2013).
bulan pada pasien dengan trauma kepala. Stabilisasi tekanan intrakranial
Meta analisis dari kemampuan EEG sebagai dilakukan disamping untuk tatalaksana
faktor prognostik pada 44 penelitian akut juga untuk mencegah cedera otak
trauma kepala berat dengan mengekslusi sekunder. Cedera otak sekunder terjadi
lesi lokal yang nyata, dilakukan dekompresi akibat hipoperfusi jaringan otak dan
kraniotomi, atau adanya penumpukan menyebabkan penumpukan hasil
cairan subdural dan ekstradural, hasil EEG metabolisme. Hal ini menyebabkan edema
berupa tidak ditemukan somatosensory otak dan meningkatkan tekanan intra
evoke potensial bilateral berkaitan dengan kranial (Kochaneck al, 2012). Adelson et al
50
Trauma Kepala pada Anak: Klasifikasi Hingga Pemantauan jangka Panjang
Erny, Okky Prasetyo, Denny Prasetyo
(2003) mengatakan bahwa cedera kepala semakin ditinggalkan dan saat ini banyak
dengan GCS < 8 perlu mempertimbangkan digunakan cairan yang bersifat hipertonis
pemasangan alat pengukuran tekanan saline. Hipertonis saline juga meningkatkan
intracranial, termasuk bayi dengan ubun- volume di pembuluh darah dengan
ubun yang masih terbuka. Pada penelitian menarik cairan di parenkim otak tetapi
lain menyatakan bahwa menjaga tekanan memiliki efek diuresis yang lebih rendah.
perfusi otak antara 40 mmHg – 65 mmHg Penggunaan terapi hipotermia
penting dilakukan untuk mencegah cedera bertujuan untuk menghindari cedera otak
otak sekunder (Adelson et al, 2003). sekunder akibat peningkatan metabolisme
Terapi konvensional pada cedera otak (Kochaneck et al, 2012).
otak adalah head up 30°, pencegahan Pengembalian suhu tubuh (rewarming)
hipotermia/ hipertermia, analgesia, sedasi, harus dilakukan dengan perlahan (0,5° C -
terapi hyperosmolar, diuretic, dan 1°C) per 3 – 4 jam, karena dapat
intervensi pembedahan lainnya. Head-up mengakibatkan efek rebound pada
30° bertujuan menurunkan tekanan peningkatan tekanan intracranial (Adelson,
intracranial menggunakan prinsip gravitasi. et al, 2005).
Keuntungan lain dari posisi ini adalah Penggunaan barbiturate
meningkatkan venous return dan (phenobarbital, thiopental) dalam dosis
memperbaiki distribusi dari cairan cerebro tinggi dapat menurunkan tekanan
spinal. Beberapa penelitian menunjukkan intracranial, pada saat terapi lain seperti
bahwa posisi horizontal lebih baik untuk pembedahan tidak efektif. (kochanek,
menaikkan tekanan perfusi otak (cerebral 2012) hal tersebut karena barbiturate
perfusion pressure), namun posisi menurunkan demand metabolisme dan
horizontal ini cenderung untuk menurunkan ROS serta lipid peroxide.
meningkatkan tekanan intra kranial, Tetapi karena barbiturat juga menimbulkan
sehingga dapat memicu cedera otak hipotensi, penurunan cardiac output,
sekunder. pemakaian barbiturate biasanya
Penggunaan terapi hyperosmolar digolongkan pada terapi tingkat ke tiga,
mannitol bertujuan menurunkan tekanan apabila terapi –terapi lain dan pembedah
intracranial, tetapi karena menyebabkan tidak bisa dilakukan.
rebound ischemic effect, hipovolemi akibat Terapi hiperventilasi merupakan
diuresis, dan gangguan keseimbangan salah satu tatalaksana awal pada pasien
elektrolit, maka penggunaan mannitol dengan tujuan mencegah hipokarbia
51
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
53
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
gas dilambung karena akan memicu secara umum mengenai kondisi anaknya.
muntah Secara pasti observasi tumbuh kembang
Segera dibawa ke RS jika: wajib dilakukan pasca trauma kepala untuk
Anak tampak lebih banyak tidur dari deteksi dini dan intervensi dini.
kebiasaannya dan lebih sulit
dibangunkan DAFTAR PUSTAKA
Perubahan perilaku yang bermakna Adelson PD, Bratton SL, Carney NA, et al,
misalnya mejadi histeria, marah tanpa 2003. Guidelines for the acute
alasan, atau justru sulit diajak medical management of severe
komunikasi traumatic brain injury in infants,
Muntah tanpa masalah di pencernaan children, and adolescents.
yang terus menerus Chapter 5. Indications for
Kejang baik pada wajah atau anggota intracranial pressure monitoring
gerak in pediatric patients with severe
Keluhan sakit kepala yang memberat traumatic brain injury. Pediatr
disertai dengan kaku pada leher Crit Care Med, 4(3 Suppl): S19-24.
Tampak keluar cairan atau darah dari [PMID:12847341]
telinga, hidung Aquino L, Kang CY, Harada MY, Ko A, Do-
Pada bayi atau anak usia <18 bulan jika Nguyen A, Ley EJ, et al, 2017. Is
normal seperti sedia kala setelah trauma venous and arterial levels of
menyampaikan fakta secara obyektif sesuai severe brain pathology. Clin Chem
gamblang dan mudah dipahami orang tua NaCl/10% dextran-60 versus 20%
54
Trauma Kepala pada Anak: Klasifikasi Hingga Pemantauan jangka Panjang
Erny, Okky Prasetyo, Denny Prasetyo
55
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
56
Trauma Kepala pada Anak: Klasifikasi Hingga Pemantauan jangka Panjang
Erny, Okky Prasetyo, Denny Prasetyo
57
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 8(2) : 42-58, September 2019
Song SS and Lyden P, 2013. Overview of Thelin EP, Nelson DW, Bellander BM, 2017.
therapeutic hypotermia. Curr A review of the clinical utility of
Treat Options Neurol, 14(6): 541- serum S100B protein level in the
548 assessment of traumatic brain
Silvia DV , Linda WX , Juliet N, Christine injury. Act Neurochir, 159:209-25
M, Benjamin JL , Joel K, et al, Turfan M, Erdogan E, Ertas G, Duran M,
2018. Long-term follow-up of Murat SN, Celik E, et al, 2013.
pediatric head trauma patients Usefulness of mean platelet
treated at Mulago National volume for predicting stroke risk
Referral Hospital in Uganda. J of in atrial fibrillation patients.
Neurosurg, 23:1-133. Blood Coagul Fibrinolysis, 24(1):
Suman S, Kumar N, Singh Y, Kumar V, et al, 55–8
2016. Evaluation of serum Vespa PM, Nuwer MR, Nenov V, Ronne-
electrolytes in TBI patients: Engstrom E, Hovda DA, et al,
prospective randomized 1999. Increased incidence and
observational study. J of Anes and impact of nonconvulsive and
Crit Care. 5(3): 1-6 convulsive seizures after
Suskauer SJ, Huisman TA, 2009. traumatic brain injury as detected
Neuroimaging in pediatric by continuous
traumatic brain injury: current electroencephalographic
and future predictors of monitoring. J Neurosurg,
functional outcome. Dev Disabil 91(5):750-60
Res Rev, 15(2): 117-23
58